"Berhenti!" Annika memerintahkan.Sopir segera menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu menoleh ke belakang sambil bertanya kebingungan, "Ada apa, Nona?"Annika menjawab, "Aku mau cari angin segar. Kamu pulang duluan saja."Sesaat melihat Vila Kusnadi yang berada tak jauh dari sana, sopir langsung mengetahui pikiran Annika. Sopir bertanya dengan sopan, "Nona mau mengunjungi rumah lama? Kalau begitu, aku tunggu di sini saja."Annika tersenyum. "Tidak perlu, nanti aku naik taksi."Walaupun ragu, sopir terpaksa menuruti perintah Annika. Sopir keluar dan membukakan pintu untuk Annika sambil berkata, "Tenang saja, aku tidak akan memberi tahu Tuan Justin."Annika agak kaget, tetapi dia tidak mau menjelaskan apa-apa, lalu mengambil jasnya dan berjalan ke arah Vila Kusnadi.Bulan malam ini sangat indah.Annika berjalan menelusuri jalanan setapak sambil menatap Vila Kusnadi yang tampak menyedihkan.Sesampainya di depan gerbang, Annika mengangkat kepala dan menatap plakat Vila Kusnadi yang terg
Annika memberontak, tetapi dia tidak bisa melepaskan pelukan Zakki.Zakki menggenggam pergelangan Annika dengan menggunakan tangan kirinya. Sorotan mata Zakki tampak gelap dan mengerikan.Annika bingung, apa yang membuat Zakki marah?Beberapa menit kemudian, Zakki melepaskan Annika dan meminta maaf kepadanya. "Maafkan sikapku barusan."Bibir Annika bergetar, kedua kakinya terasa lemas.Di saat bersamaan, ponsel Annika berdering. Annika melirik Zakki, lalu mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam tas.Jeremy? Annika menjawab panggilannya.Jeremy mengajak Annika bertemu, nada bicaranya terdengar sungkan. Katanya, Jeremy mau menyambut kepulangan Annika.Walaupun agak ragu, akhirnya Annika menyetujui ajakan Jeremy.Sesaat Annika menutup teleponnya, Zakki bertanya, "Kamu sering berkomunikasi dengan Jeremy?""Kadang-kadang," jawab Annika dengan singkat.Ketika menatap Zakki, tiba-tiba Annika teringat akan beberapa tahun lalu. Saat itu Annika sedang mengandung Jose, usia kandungannya sekitar
Sopir beranjak keluar dan menutup kembali pintu mobil.Sekarang hanya tersisa Zakki dan Annika di dalam mobil. Ruang yang sempit membuat suasana terasa mencekam, tak ada seorang pun yang bisa melarikan diri.Yang paling menyedihkan, Zakki sudah tidak bisa memiliki wanita yang berada di sampingnya ini.Zakki membuka sedikit jendela mobil. Kemudian dia menatap keluar sambil berbicara dengan lembut, "Kenapa tidak membawa anak-anak pulang? Jose sudah berumur 2 tahun, 'kan?"Meskipun sudah mempersiapkan mental, Annika tetap tidak bisa membendung air matanya. Ternyata Zakki tahu, dia mengetahui semuanya ....Sejak awal, Zakki telah mengetahui kehamilan Annika, dia mengetahui keberadaan Jose. Namun, pada akhirnya Zakki tetap memilih untuk mengacuhkan mereka.Annika mentertawakan dirinya sendiri, benar-benar konyol! Untuk apa selama ini Annika menunggu kedatangan Zakki ke Kota Aruma?Namun Annika hanya bisa memendam semua perasaannya, dia tidak mau menunjukkan sisi rapuhnya di hadapan Zakki.A
Sesampainya di rumah, Annika menutup pintu dan bersandar sambil terengah-engah.Sampai sekarang, kedua kaki Annika masih terasa lemas.Sebelum memutuskan kembali ke Kota Brata, Annika sudah memikirkan semua konsekuensinya. Suatu saat nanti dia pasti akan bertemu dengan Zakki. Hanya saja, Annika tidak menyangka pertemuan mereka terjadi secepat ini.Yang dilakukan Zakki di Vila Kusnadi membuat Annika ketakutan. Firasatnya mengatakan kalau Zakki yang sekarang sangat berbahaya, dia tidak seharusnya kembali ke Kota Brata.Namun apa boleh buat? Jose menderita rinitis yang serius, dia tidak cocok tinggal di Kota Aruma.Setelah termenung cukup lama, Annika baru menyalakan lampu rumah. Sinar lampu menyinari wajah Annika yang tirus, putih, dan cantik.Meskipun sudah memiliki 2 orang anak, Annika masih awet muda, wajahnya sama sekali tidak berubah.Kemudian Annika bangkit berdiri, lalu berjalan ke kulkas untuk mengambil sebotol sampanye. Ini adalah malam yang cocok untuk menikmati alkohol.Ketika
Mobil beranjak pergi.Zakki tidak berbicara, sesekali dia melirik tangan kanannya. Seandainya tangan dan kakinya sembuh, apakah Zakki masih memiliki keberanian untuk meminta Annika kembali ke pelukannya?Sayangnya, tidak ada "seandainya" di dalam kehidupan nyata..... Keesokan hari, Annika bertemu Jeremy.Awalnya, Annika hanya mau mengobrol sebentar dan pergi. Namun Jeremy memaksa Annika untuk makan bersama."Annika, kita sudah lama nggak ketemu. Masa kamu tega menolak ajakanku?" Jeremy membujuk Annika.Akhirnya, Annika dan Jeremy makan di sebuah restoran mewah. Jeremy tidak menyentuh makanannya, tatapannya terus tertuju kepada Annika.Jeremy tidak memiliki perasaan terhadap Annika, Jeremy hanya merindukan Sania.Annika meletakkan alat makannya secara perlahan, lalu berkata, "Jeremy, aku tahu maksudmu. Kamu mau mencari tahu kabar Sania, 'kan? Em, Faisal sudah meninggal, tapi kamu dan Sania nggak mungkin bisa kembali bersama. Mungkin, ke depan Sania akan menemukan pria lain untuk menda
Jeremy memainkan ponselnya sambil menyeringai dingin. "Tapi aku nggak membawa wanita luar ke rumah."Keitka Evania hendak membela diri, tiba-tiba Jeremy mengeluarkan 10 lembar foto dan melemparkannya ke atas tempat tidur."Perhatikan foto-fotomu yang seksi ini. Pria di setiap lembar foto berbeda-beda. Kalau nggak melihat foto ini, aku nggak tahu bentuk tubuhmu sangat seksi." Jeremy tersenyum menghina.Evania tersentak melihat semua lembaran foto yang dilemparkan.Sesaat tersadar dari lamunan, Evania langsung memohon, "Jeremy, aku merasa hampa. Jangan sampai ayahku tahu foto-foto ini. Dia bisa menghabisiku."Jeremy adalah pria yang kejam. Selama beberapa tahun ini, Jeremy menyiksa batin Evania sampai seperti ini. Dia tidak pernah berbelas kasihan sedikit pun.Karena takut Jeremy tidak mau membantunya, Evania langsung melompat dari tempat tidur, lalu berlutut dan memeluk kaki Jeremy. Evania menggesekkan tubuhnya, dia berusaha menggunakan keseksiannya untuk menggoda Jeremy.Evania bertany
Jeremy memejamkan mata, sebentar lagi Sania akan kembali ke kota ini ........Di dalam toilet restoran.Ketika membahas Faisal, Annika tidak dapat membendung kesedihannya. Bukan hanya karena Faisal adalah suami Sania, tetapi Faisal juga adalah sahabat Annika.Faisal adalah orang yang murah hati dan baik kepada teman-temannya. Saat menerima kabar kecelakaan pesawat, Annika sulit memercayainya.Annika sedih, matanya berkaca-kaca.Di saat bersamaan, Justin menelepon Annika. "Aku menunggumu di parkiran."Justin juga menanyakan bagaimana pertemuannya dengan Jeremy."Kami cuma ngobrol sebentar. Kayaknya dia masih mencintai Sania, tapi aku sudah memperingatinya untuk berhenti mengganggu Sania. Nanti kita bicarakan di mobil." Annika menutup panggilannya.Setelah membasuh dan mengeringkan wajah, Annika tersentak melihat sosok yang berdiri di sampingnya.Yunita? Dia mengenakan pakaian mewah, sepertinya dia menduduki posisi yang cukup tinggi.Setelah dipecat Zakki, Yunita pindah ke perusahaan ko
Ketika Yunita hendak menjawab, dia melihat Zakki yang sedang duduk di kursi roda dan menatanya dari kejauhan.Yunita langsung menciut, dia tidak berani berbicara lebih banyak.Pertama, Yunita takut kalau Zakki akan menghancurkan hidupnya. Yang kedua, Yunita masih mencintai Zakki, dia tidak mau memperkeruh hubungan mereka.Perasaan Yunita terasa berkecamuk. Akhirnya, dia cuma tersenyum sinis kepada Annika. "Kata Shilla, kamu sangat mencintai Pak Zakki. Aku pikir kamu memang tulus mencintainya. Sekarang aku baru sadar, ternyata kamu nggak cukup memahami Pak Zakki. Kamu nggak ada bedanya sama aku, sama-sama dangkal.""Selamat memulai kehidupan baru, semoga kamu dan pacar barumu bahagia.""Semoga kamu menyesal!"...."Memangnya kamu tahu apa soal hubunganku dan Zakki?" Annika menjawab dengan singkat, lalu beranjak pergi.Ketika Annika membalikkan badan, kursi roda yang berada di luar pintu sudah menghilang.Annika merasa ada yang janggal, tetapi dia tetap pergi meninggalkan restoran terseb