Di dalam bangsal VIP. Dinding berwarna merah muda tampak terang dan ceria.Ariel masih lemah, dia berbaring sambil menatap Annika. Untuk pertama kalinya Ariel merasa cemas. "Mama, apakah aku bakal meninggal?"Annika sedih mendengar pertanyaan Annika, tetapi dia harus tetap tegar. Jika Annika juga menunjukkan kesedihannya, Ariel bisa putus asa."Nggak, tidak akan!" Annika tersenyum lembut.Ariel masih lemah, dia memeluk tangan Annika sambil berkata, "Kenapa aku nggak boleh sekolah kayak teman-teman yang lain? Kalau Papa dan Mama melahirkan adik laki-laki, dia harus sehat, ya! Mama harus melahirkan adik yang ganteng. Kalau Ariel nggak ada, Mama dan Papa masih punya adik kecil yang ganteng."Entah dari mana Ariel belajar berbicara seperti ini. Emosi Annika langsung meledak, dia meminta Shinta untuk menjaga Ariel, lalu bangkit berdiri dan berlari keluar.Annika harus menenangkan diri. Kalau tidak, dia bisa gila.Zakki menahan Annika, lalu membawanya ke ruang pribadi. Cahaya matahari dan ai
"Aku tidak bisa melakukannya! Annika dan Ariel sama pentingnya bagiku. Apalagi, aku sudah banyak menyakiti Annika."Zakki terdiam sejenak, dia mengepalkan tangan dan memberanikan diri untuk berkata, "Aku tahu kamu masih menyukai Annika. Sebenarnya, Annika juga pernah menyukaimu ...."Jony menyela ucapannya, "Kamu yakin ikhlas?"Zakki tersenyum kecut. Kemudian dia membalikkan badan secara perlahan, lalu menatap Jony dan menjawab, "Dulu aku hanya memedulikan diri sendiri dan kekuasan. Bagiku, istri dan anak cuma aksesori. Aku tidak pernah menyangka, suatu hari nanti aku akan menggunakan nyawaku sendiri untuk menyelamatkan anakku. Padahal anak tinggal dilahirkan lagi, bukan?""Tapi Annika yang bersusah payah melahirkan Ariel. Aku sangat mencintai dia." Zakki tidak menjelaskan "dia" yang dimaksud, entah Annika atau Ariel?Jony tidak banyak bertanya, dia juga tidak menghalangi keputusan Zakki. Bagaimanapun Zakki sudah membuat keputusan, Jony tidak berhak melarangnya.Jony dapat melihat kese
Tiga hari kemudian, Ariel sudah diizinkan pulang. Mereka kembali ke Vila Kusnadi.Selama satu bulan ini mereka hidup dengan bahagia. Mereka merawat Ariel bersama-sama. sesekali Zakki mengajak Annika ke acara sosial, mereka tampil seperti sepasang suami istri sungguhan.Zakki maupun Annika tidak pernah membahas luka maupun kenangan buruk mereka.Mereka berusaha melupakan semua yang sudah terjadi, mungkin waktu mereka untuk bersama sudah tidak lama.Zakki mengatakan akan sering lembut, tetapi setiap malam dia selalu pulang sebelum Ariel tidur. Zakki memandikan Ariel, lalu menggendongnya dan membacakan cerita. Ariel mendengar cerita yang dibacakan Zakki sampai tertidur.Setelah Ariel tidur, Zakki pergi ke ruang kerja untuk membereskan pekerjaannya. Seringkali, dia baru selesai bekerja sekitar pukul1 atau 2 pagi. Saat Zakki kembali ke kamar, Annika dan Ariel sudah tidur.Setiap berbaring di samping Annika dan Ariel, Zakki merasa sangat bahagia. Dia sudah cukup puas dengna hidupnya sekarang
Segala cinta dan benci seketika sirna.Sejak dipertemukan kembali, ini adalah pertama kalinya Annika berinisiatif.Annika inisiatif memeluk Zakki, mereka mengobrol layaknya pasangan suami istri. "Sania dan Faisal akan menikah akhir tahun. Mestinya kondisi Ariel sudah pulih, aku bisa membawanya ke Kota Aruma untuk menghadiri pernikahan mereka. Aku lagi memikirkan hadiah untuk pernikahan mereka."Zakki tidak menjawab, dia mengusap lembut rambut Annika yang panjang dan berkeringatan. Zakki hanya ingin menikmati kedamaian ini.Annika juga tidak mau merusak suasana, dia kembali bertanya dengan gugup, "Kamu ... nggak mau datang? Aku dengar dari Sania, katanya kamu dan Faisal ada kerja sama?"Zakki menatap Annika. "Kamu mau aku ikut?"Annika tidak menjawab secara gamblang. Dia menatap wajah tampan Zakki dan malah membahas Melisa, "Melisa juga diundang, dia dan Faisal lumayan akrab. Aku dengar, Kevin mau rujuk, tapi Melisa nggak menolak ...."Tiba-tiba Annika tidak melanjutkan ceritanya dan te
"Sebentar, aku rebus air panas."Zakki tidak menolak, dia memperhatikan Raditya yang beranjak ke dapur. Gerakan Raditya agak kaku, mungkin karena angin malam, sesekali dia batuh-batuk."Kenapa tidak ke dokter?" tanya Zakki.Raditya kaget, lalu menjawab, "Penyakit biasa, sudah tua. Bukan masalah besar, kok. Minum obat juga sembuh."Zakki tahu bahwa Raditya berbohong. Dilihat dari kondisinya, Raditya sudah lama sakit.Zakki tidak lanjut bertanya, dia mengambil sebuah buku dan membuka halaman demi halamannya.Setelah air matang, Raditya menyeduhkan segelas teh murah dan memberikannya kepada Zakki. Raditya terlihat gugup, dia tersenyum kecut sambil berkata, "Maaf, di rumahku tidak ada apa-apa."Zakki hanya menyeruput seteguk teh.Raditya tahu kalau Zakki tidak menyukai rasa tehnya. Kemudian Raditya duduk dan menanyakan kabar Ariel.Zakki menjawab, "Besok Ariel akan menjalani operasi. Sebentar lagi kondisinya pulih."Raditya senang mendengarnya, dia tulus ikut senang. "Syukurlah, yang penti
Zakki beranjak ke tempat tidur sambil tersenyum lembut. "Aku ada urusan sebentar. Kenapa? Mimpi buruk?"Annika menatap Zakki dengan tegang. Annika tidak menceritakan mimpi buruknya, dia merasa tidak terlalu baik untuk dibahas.Setelah Zakki berbaring di samping, Annika berinisiatif menggenggam telapak tangannya. Kehangatan tubuh Zakki perlahan menenangkan Annika.Biasanya mimpi adalah kebalikan, tidak akan menjadi kenyataan. Itu hanya mimpi.Di saat Annika hampir terlelap, samar-samar dia mendengar Zakki yang berbisik di telinganya, "Kalau kita punya anak laki-laki, beri dia nama Jose Ruslan ...."....Saat bangun di pagi hari, Annika memikirkan bisikan yang dilontarkan Zakki. Annika yakin, itu pasti hanya mimpi."Jangan tegang." Zakki berusaha menenangkan Annika.Annika tidak bisa tenang, dia merasakan firasat yang buruk, sepertinya akan terjadi sesuatu. Perasaan ini semakin kuat, dia ketakutan sampai menggenggam telapak tangan Ariel.Ariel melakukan pemeriksaan sebelum operasi dimula
Operasi berlangsung sangat lama. Setelah lika-liku panjang, akhirnya operasi yang berjalan sekitar 16 jam berhasil dilakukan.Hanya saja Zakki belum sadarkan diri. Dia berbaring tenang di atas meja operasi.Zakki tidak tahu bahwa operasi Ariel berjalan lancar, dia tidak tahu bahwa Ariel sudah dibawa ke ruang rawat inap, dia juga tidak tahu apa yang akan terjadi keesokan hari.Zakki hanya bisa pasrah, biar takdir yang menentukan nasibnya.Jony melepaskan masker yang dikenakan, dia tercengang melihat angka yang terpampang pada layar monitor.Tanda vital Zakki sangat lemah, nyawanya bisa melayang kapan saja.Jony adalah seorang dokter, dia sudah terbiasa menghadapi kematian. Namun, kali ini perasaannya berbeda, dia sangat panik.Jony berbisik di telinga Zakki untuk menyemangatinya, "Annika masih menunggumu! Kamu rela pergi begitu saja?"Zakki tidak menjawab.Zakki berbaring tak berdaya, wajahnya pucat seperti tak bernyawa. Tiba-tiba Jony teringat akan segala kenangan dan momen kehidupan Z
Annika berpikir, mungkin terlalu banyak urusan di Kota Handa. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Annika merasa ada yang mengganjal.Zakki sangat menyayangi Ariel. Dia tidak mungkin mengabaikan Ariel demi kepentingan kantor.Masalahnya, Zakki tidak membalas pesan, apalagi menanyakan kabar Ariel. Annika ingin menelepon Zakki, tetapi dia ragu mengingat hubungan mereka sekarang.Akhirnya Annika memutuskan untuk menunggu. Mungkin besok Zakki akan menghubunginya, atau jangan-jangan besok Zakki sudah pulang.....Rumah Sakit Ruslan, ruang perawatan intensif.Zakki berbaring tak berdaya. Dia memberikan hampir setengah sumsum tulang dan plasma untuk menyelamatkan Ariel.Zakki menggunakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Ariel.Sebenarnya jimat yang didapatkannya tidak berguna, yang berguna hanyalah dirinya sendiri. Dulu Zakki pernah bertanya kepada seseorang yang bijaksana, "Apa itu ketulusan?"Orang itu menjawab, "Tulus berarti rela melakukan semuanya tanpa pamrih." Namun, orang itu tidak