Tiga hari kemudian, Ariel sudah diizinkan pulang. Mereka kembali ke Vila Kusnadi.Selama satu bulan ini mereka hidup dengan bahagia. Mereka merawat Ariel bersama-sama. sesekali Zakki mengajak Annika ke acara sosial, mereka tampil seperti sepasang suami istri sungguhan.Zakki maupun Annika tidak pernah membahas luka maupun kenangan buruk mereka.Mereka berusaha melupakan semua yang sudah terjadi, mungkin waktu mereka untuk bersama sudah tidak lama.Zakki mengatakan akan sering lembut, tetapi setiap malam dia selalu pulang sebelum Ariel tidur. Zakki memandikan Ariel, lalu menggendongnya dan membacakan cerita. Ariel mendengar cerita yang dibacakan Zakki sampai tertidur.Setelah Ariel tidur, Zakki pergi ke ruang kerja untuk membereskan pekerjaannya. Seringkali, dia baru selesai bekerja sekitar pukul1 atau 2 pagi. Saat Zakki kembali ke kamar, Annika dan Ariel sudah tidur.Setiap berbaring di samping Annika dan Ariel, Zakki merasa sangat bahagia. Dia sudah cukup puas dengna hidupnya sekarang
Segala cinta dan benci seketika sirna.Sejak dipertemukan kembali, ini adalah pertama kalinya Annika berinisiatif.Annika inisiatif memeluk Zakki, mereka mengobrol layaknya pasangan suami istri. "Sania dan Faisal akan menikah akhir tahun. Mestinya kondisi Ariel sudah pulih, aku bisa membawanya ke Kota Aruma untuk menghadiri pernikahan mereka. Aku lagi memikirkan hadiah untuk pernikahan mereka."Zakki tidak menjawab, dia mengusap lembut rambut Annika yang panjang dan berkeringatan. Zakki hanya ingin menikmati kedamaian ini.Annika juga tidak mau merusak suasana, dia kembali bertanya dengan gugup, "Kamu ... nggak mau datang? Aku dengar dari Sania, katanya kamu dan Faisal ada kerja sama?"Zakki menatap Annika. "Kamu mau aku ikut?"Annika tidak menjawab secara gamblang. Dia menatap wajah tampan Zakki dan malah membahas Melisa, "Melisa juga diundang, dia dan Faisal lumayan akrab. Aku dengar, Kevin mau rujuk, tapi Melisa nggak menolak ...."Tiba-tiba Annika tidak melanjutkan ceritanya dan te
"Sebentar, aku rebus air panas."Zakki tidak menolak, dia memperhatikan Raditya yang beranjak ke dapur. Gerakan Raditya agak kaku, mungkin karena angin malam, sesekali dia batuh-batuk."Kenapa tidak ke dokter?" tanya Zakki.Raditya kaget, lalu menjawab, "Penyakit biasa, sudah tua. Bukan masalah besar, kok. Minum obat juga sembuh."Zakki tahu bahwa Raditya berbohong. Dilihat dari kondisinya, Raditya sudah lama sakit.Zakki tidak lanjut bertanya, dia mengambil sebuah buku dan membuka halaman demi halamannya.Setelah air matang, Raditya menyeduhkan segelas teh murah dan memberikannya kepada Zakki. Raditya terlihat gugup, dia tersenyum kecut sambil berkata, "Maaf, di rumahku tidak ada apa-apa."Zakki hanya menyeruput seteguk teh.Raditya tahu kalau Zakki tidak menyukai rasa tehnya. Kemudian Raditya duduk dan menanyakan kabar Ariel.Zakki menjawab, "Besok Ariel akan menjalani operasi. Sebentar lagi kondisinya pulih."Raditya senang mendengarnya, dia tulus ikut senang. "Syukurlah, yang penti
Zakki beranjak ke tempat tidur sambil tersenyum lembut. "Aku ada urusan sebentar. Kenapa? Mimpi buruk?"Annika menatap Zakki dengan tegang. Annika tidak menceritakan mimpi buruknya, dia merasa tidak terlalu baik untuk dibahas.Setelah Zakki berbaring di samping, Annika berinisiatif menggenggam telapak tangannya. Kehangatan tubuh Zakki perlahan menenangkan Annika.Biasanya mimpi adalah kebalikan, tidak akan menjadi kenyataan. Itu hanya mimpi.Di saat Annika hampir terlelap, samar-samar dia mendengar Zakki yang berbisik di telinganya, "Kalau kita punya anak laki-laki, beri dia nama Jose Ruslan ...."....Saat bangun di pagi hari, Annika memikirkan bisikan yang dilontarkan Zakki. Annika yakin, itu pasti hanya mimpi."Jangan tegang." Zakki berusaha menenangkan Annika.Annika tidak bisa tenang, dia merasakan firasat yang buruk, sepertinya akan terjadi sesuatu. Perasaan ini semakin kuat, dia ketakutan sampai menggenggam telapak tangan Ariel.Ariel melakukan pemeriksaan sebelum operasi dimula
Operasi berlangsung sangat lama. Setelah lika-liku panjang, akhirnya operasi yang berjalan sekitar 16 jam berhasil dilakukan.Hanya saja Zakki belum sadarkan diri. Dia berbaring tenang di atas meja operasi.Zakki tidak tahu bahwa operasi Ariel berjalan lancar, dia tidak tahu bahwa Ariel sudah dibawa ke ruang rawat inap, dia juga tidak tahu apa yang akan terjadi keesokan hari.Zakki hanya bisa pasrah, biar takdir yang menentukan nasibnya.Jony melepaskan masker yang dikenakan, dia tercengang melihat angka yang terpampang pada layar monitor.Tanda vital Zakki sangat lemah, nyawanya bisa melayang kapan saja.Jony adalah seorang dokter, dia sudah terbiasa menghadapi kematian. Namun, kali ini perasaannya berbeda, dia sangat panik.Jony berbisik di telinga Zakki untuk menyemangatinya, "Annika masih menunggumu! Kamu rela pergi begitu saja?"Zakki tidak menjawab.Zakki berbaring tak berdaya, wajahnya pucat seperti tak bernyawa. Tiba-tiba Jony teringat akan segala kenangan dan momen kehidupan Z
Annika berpikir, mungkin terlalu banyak urusan di Kota Handa. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Annika merasa ada yang mengganjal.Zakki sangat menyayangi Ariel. Dia tidak mungkin mengabaikan Ariel demi kepentingan kantor.Masalahnya, Zakki tidak membalas pesan, apalagi menanyakan kabar Ariel. Annika ingin menelepon Zakki, tetapi dia ragu mengingat hubungan mereka sekarang.Akhirnya Annika memutuskan untuk menunggu. Mungkin besok Zakki akan menghubunginya, atau jangan-jangan besok Zakki sudah pulang.....Rumah Sakit Ruslan, ruang perawatan intensif.Zakki berbaring tak berdaya. Dia memberikan hampir setengah sumsum tulang dan plasma untuk menyelamatkan Ariel.Zakki menggunakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Ariel.Sebenarnya jimat yang didapatkannya tidak berguna, yang berguna hanyalah dirinya sendiri. Dulu Zakki pernah bertanya kepada seseorang yang bijaksana, "Apa itu ketulusan?"Orang itu menjawab, "Tulus berarti rela melakukan semuanya tanpa pamrih." Namun, orang itu tidak
Jony langsung memeriksa kondisi Zakki. Nahasnya, hasil pemeriksaan tidak terlalu bagus.Meskipun sudah sadarkan diri, seluruh tubuh Zakki tidak bisa bergerak. Tangan dan kaki Zakki tidak bisa digerakkan, terutama tangan kanannya dinyatakan lumpuh total.Zakki menerima kenyataan ini dengan tenang. Ke depan, Zakki harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda. Dia juga harus belajar menggunakan tangan kiri. Intinya, dia akan hidup sebagai orang cacat.Zakki tidak menyesal, dia berkata dengan tenang, "Ariel adalah anakku, aku melakukan semua ini secara sukarela. Jangan beri tahu Annika, aku bukan suaminya lagi. Annika punya hak untuk mengejar kehidupan yang lebih baik."Jony tidak sanggup mendengarnya, dia membalikkan badan dan pergi.Dian berlutut di samping tempat tidur. Dia menangis sambil memukul dadanya sendiri. "Zakki, untuk apa? Annika sangat mencintaimu. Kalau tahu kondisimu, dia pasti akan memilih untuk tinggal di sisimu."Zakki memejamkan mata, setetes air mata mengalir da
Annika tercengang, dia sempat memikirkan berbagai macam kemungkinan. Hanya saja, dia tidak mengira akhirnya akan jadi seperti ini.Selama hidup bersama, Zakki memperlakukan Annika dengan lembut dan penuh kasih sayang. Zakki bahkan berulang kali mengajak Annika kembali bersama.Annika mengaku, dia memang masih memiliki perasaan terhadap Zakki. Namun Zakki malah mengatakan kalau dia sudah bersama Chika?Mata Annika berkaca-kaca. Akal sehat menyuruhnya untuk segera membawa Ariel pergi. Sayangnya, akal sehat selalu tidak berguna di kala jatuh cinta.Annika tidak percaya, dia ingin mendengarnya langsung dari mulut Zakki.Annika langsung menelepon Zakki. Suara dering telepon berbunyi cukup lama .... Setelah hampir 1 menit, akhirnya Zakki menjawab telepon Annika.Namun Zakki dan Annika diam saja, tidak ada yang membuka pembicaraan. Di ujung telepon, hanya terdengar embusan napas satu sama lain.Akhirnya Annika bertanya, "Serius?""Em, aku sudah bersama dia." Zakki menjawab dengan tegas, "Kamu