Zakki masih memedulikan Annika, dia pun lanjut berbicara dengan suara serak, "Saat bersamaku dulu, kamu tidak pernah kelihatan sebahagia sekarang."Matahari mulai terbenam di ufuk barat.Lampu di dalam rumah menyala terang. Annika berdiri di tempat, dia tampak nyaman dan santai.Kemudian Annika menatap Zakki dan menjawab, "Karena kita tidak sepadan. Sejak kita menikah, kedudukan kita tidak pernah setara. Setiap hari aku harus menghadapi suamiku yang dingin. Aku nggak tahu ucapan apa yang membuatnya kesal, aku nggak tahu sudah melakukan kesalahan apa sampai dia tega mengacuhkanku selama seminggu penuh. Wanita mana yang tidak tertekan menjalani pernikahan seperti itu?""Mulai sekarang aku akan lebih menghormati dan menghargaimu." Zakki mengangguk tegas.Annika tersenyum. "Apa gunanya?"Annika menggendong Ariel dari pelukan Zakki sambil berkata, "Kamu sudah melihat Ariel, hari juga sudah malam. Maaf, aku nggak bisa mengantarmu turun."Di saat bersamaan, Shinta keluar dari dapur dan menyaj
Begitu selesai bicara, bibir Annika langsung dibungkam.Mungkin karena tertekan atau perasaan terancam setelah mengetahui Yoyok menghubungi Annika, Zakki kehilangan akal sehatnya dan melahap bibir merah Annika.Walaupun tubuh bertautan dan lidah saling berpadu, mereka cuma bisa merasakan sakit di sela ciuman yang panas ini.Setelah beberapa saat, akhirnya Zakki melepaskan ciumannya.Annika yang marah pun melayangkan tamparan ke wajah Zakki. Namun Zakki tidak marah, dia malah bersandar di pundak Annika sambil terengah-engah.Dari jarak sedekat ini, Annika dapat mencium aroma rokok yang bercampur dengan embusan napas Zakki.Annika berusaha mendorong Zakki, tetapi tenaganya tidak sebanding. Zakki memeluk erat Annika, jantungnya berdegup sangat kencang."Annika, aku menyukaimu," Zakki berbisik di telinga Annika.Zakki menyukai Annika. Sejak awal sampai akhir, Zakki hanya menyukai Annika seorang.Sekarang bukan waktu yang tepat, hanya saja Zakki yang tidak sabaran langsung menyatakan perasa
Zakki tidak mau mendengar omong kosongnya.Zakki menatapnya seperti orang asing dan mengingatkannya secara frontal, "Aku tidak tertarik padamu. Kamu mengerti maksudku, 'kan?"Yunita menangis, bibirnya bergetar hebat. Entah kenapa, tenggorokannya terasa seperti dicekik.Zakki menutup kaca jendela dan beranjak pergi.Yunita berdiri di bawah lampu jalan sambil berlinang air mata. Dia berjongkok dan hanya bisa memeluk dirinya sendiri.Yunita merasa sangat malu.....Zakki kembali ke rumah.Sesampainya di rumah, dia berjalan masuk sambil memijat keningnya sendiri. Dia tampak kelelahan.Pelayan mengambil mantel yang dilepaskan Zakki sambil berkata, "Ini hari kelima belas festival musim semi. Kami sudah menyiapkan onde-onde yang dimasak dengan arak beras."Onde-onde yang dimasak arak beras? Zakki mengerutkan alis.Tanpa pikir panjang, pelayan langsung berkata, "Nyonya Annika sangat suka. Setiap hari kelima belas festival, Nyonya selalu meminta kami membuatnya. Tuan lupa?"Zakki tersenyum keci
Zakki kehilangan kontrol diri, dia menatap meja rapat hingga tercengang.Setelah beberapa saat, Zakki bertanya, "Dia ke mana?""Kota Aruma," jawab Dania.Kota Aruma ....Seingat Zakki, Faisal tinggal di Kota Aruma. Faisal menyukai Annika, dia pernah mendekatinya.Zakki mengangkat kepalanya, dia berusaha mengontrol suaranya yang gemetaran dan berkata kepada para pemegang saham perusahaan, "Maaf, rapat ditunda setengah jam."Orang-orang mulai berbisik kepada satu sama lain. Zakki sangat gila bekerja, tidak ada hal di dunia ini yang bisa membuatnya mengesampingkan pekerjaan.Setelah Zakki pergi, salah seolah pemegang saham berkata, "Pas Bu Annika pergi. Selain Bu Annika, tidak ada orang lain yang bisa membuat Pak Zakki panik."Seorang pemegang saham lama menghela napas. "Pak Zakki hebat membangun perusahaan, tapi tidak pintar mengurus rumah tangga."....Zakki berdiri di depan jendela ruangannya, dia berusaha menghubungi Annika, tetapi panggilannya tidak tersambung.Zakki mengeluarkan seb
Zakki tidak mencari tahu keberadaan Annika.Seperti yang dikatakannya kepada Dania, Zakki ingin membebaskan Annika, biarkan dia melanjutkan hidup yang diinginkannya.Perlahan-lahan, Zakki mulai terbiasa .... Dia terbiasa hidup tanpa Annika dan Ariel, dia juga terbiasa tanpa mengetahui kabar mereka. Kadang-kadang, Zakki merasa Annika terlalu kejam pergi begitu saja.Waktu berlalu sangat cepat. Musim semi berganti menjadi musim gugur.Bulan Oktober, di ruang presdir Grup Ruslan.Zakki duduk di depan meja kerja, dia sedang membaca beberapa dokumen. Sinar matahari musim gugur pada sore hari memancar menembus jendela dan menerangi wajahnya yang tampan. Tak berapa lama, seseorang datang dan membuka pintu ruangan. Zakki tahu Dania yang datang menemuinya."Jam empat nanti ada janji bermain golf dengan Pak Clayton. Jadwalnya tidak berubah, 'kan?" tanya Zakki.Dania tidak menjawab, dia berjalan menghampiri dan meletakkan sebuah amplop ke atas meja.Zakki melirik amplop yang diberikan. Selang be
Tiga tahun kemudian, di THE ONE, restoran kelas atas yang terletak di pusat kota.Malam ini, Zakki makan malam bersama dengan seorang wanita. Wanita itu adalah seorang wakil presiden direktur dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Zakki. Dia juga merupakan putri tunggal dari bos perusahaan itu. Wanita ini bernama Ratna Sutanto. Ratna sangat tertarik pada Zakki dan sengaja menggunakan alasan kerja untuk mengajaknya keluar makan bersama. Setelah tiba di restoran, Zakki langsung menyadari bahwa suasana di restoran ini sangat romantis. Selain itu, gaun yang dikenakan Ratna juga sangat seksi. Dia pun bisa menebak pikiran Ratna dengan mudah. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya makan sambil mendiskusikan tentang detail kerja sama perusahaan mereka. Dia sama sekali tidak tertarik pada Ratna. Setelah beberapa saat, Ratna pun mulai merasa cemas. Dia mengangkat gelas anggur merahnya, lalu berkata sambil tersenyum menawan, “Berhubung sudah selesai berdiskusi tentang kerja
Annika berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu, aku wakili pelayan kami berterima kasih atas keroyalanmu. Sebagai gantinya ... aku akan membayar makanan Nona Ratna dan Tuan Zakki malam ini. Silakan nikmati makanan kalian.”Seusai berbicara, Annika pun berjalan pergi. Namun, Ratna masih merasa tidak senang. Setelah sesaat, dia baru tersadar dan bertanya, “Zakki ... kok dia kenal kita?”Zakki masih menatap ke arah Annika pergi, lalu menjawab dengan ekspresi datar, “Dia itu mantan istriku.”Begitu mendengar jawaban Zakki, Ratna pun tercengang....Keran berwarna emas dan bergaya barat di dalam kamar mandi tidak berhenti mengalirkan air. Di depan keran itu, Annika menepuk-nepuk dadanya dengan pelan. Sampai sekarang, jantungnya masih berdegup kencang. Meskipun sudah mempersiapkan diri, dia masih tetap merasa lemas begitu berhadapan dengan Zakki.Seluruh kenangan buruk dari masa lalu juga tidak berhenti berputar di benak Annika sehingga dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menenangkan
Dalam perjalanan pulang, hujan mulai turun. Zakki menyalakan penyeka kaca dan memandang lampu kota di luar mobilnya yang terlihat kabur akibat tertutup hujan. Malam ini pun berangsur-angsur menjadi dingin.Setelah melaju sekitar 5 menit, Zakki melihat ada sebuah mobil Masurati putih yang mogok di pinggir jalan. Seorang wanita sedang memegang payung dan berdiri di depan kap mobil yang terbuka. Setelah mengamati mesinnya sejenak, dia pun naik kembali ke mobil ....Wanita itu ternyata adalah Annika. Jadi, Zakki pun memperlambat laju mobilnya dan berhenti di samping. Dia menatap Annika dalam diam dengan dihalangi dua jendela mobil.Saat ini, Annika tampak tidak berdaya dan sedang mencari sesuatu di dalam mobil. Dia seharusnya mencari kartu nama seseorang ....Beberapa saat kemudian, Annika mendongak dan baru menyadari keberadaan Zakki. Mereka pun bertemu pandang, tetapi tidak ada yang berbicara. Mereka sepertinya sedang memikirkan kembali perpisahan menyakitkan mereka beberapa tahun yang l