Zakki kehilangan kontrol diri, dia menatap meja rapat hingga tercengang.Setelah beberapa saat, Zakki bertanya, "Dia ke mana?""Kota Aruma," jawab Dania.Kota Aruma ....Seingat Zakki, Faisal tinggal di Kota Aruma. Faisal menyukai Annika, dia pernah mendekatinya.Zakki mengangkat kepalanya, dia berusaha mengontrol suaranya yang gemetaran dan berkata kepada para pemegang saham perusahaan, "Maaf, rapat ditunda setengah jam."Orang-orang mulai berbisik kepada satu sama lain. Zakki sangat gila bekerja, tidak ada hal di dunia ini yang bisa membuatnya mengesampingkan pekerjaan.Setelah Zakki pergi, salah seolah pemegang saham berkata, "Pas Bu Annika pergi. Selain Bu Annika, tidak ada orang lain yang bisa membuat Pak Zakki panik."Seorang pemegang saham lama menghela napas. "Pak Zakki hebat membangun perusahaan, tapi tidak pintar mengurus rumah tangga."....Zakki berdiri di depan jendela ruangannya, dia berusaha menghubungi Annika, tetapi panggilannya tidak tersambung.Zakki mengeluarkan seb
Zakki tidak mencari tahu keberadaan Annika.Seperti yang dikatakannya kepada Dania, Zakki ingin membebaskan Annika, biarkan dia melanjutkan hidup yang diinginkannya.Perlahan-lahan, Zakki mulai terbiasa .... Dia terbiasa hidup tanpa Annika dan Ariel, dia juga terbiasa tanpa mengetahui kabar mereka. Kadang-kadang, Zakki merasa Annika terlalu kejam pergi begitu saja.Waktu berlalu sangat cepat. Musim semi berganti menjadi musim gugur.Bulan Oktober, di ruang presdir Grup Ruslan.Zakki duduk di depan meja kerja, dia sedang membaca beberapa dokumen. Sinar matahari musim gugur pada sore hari memancar menembus jendela dan menerangi wajahnya yang tampan. Tak berapa lama, seseorang datang dan membuka pintu ruangan. Zakki tahu Dania yang datang menemuinya."Jam empat nanti ada janji bermain golf dengan Pak Clayton. Jadwalnya tidak berubah, 'kan?" tanya Zakki.Dania tidak menjawab, dia berjalan menghampiri dan meletakkan sebuah amplop ke atas meja.Zakki melirik amplop yang diberikan. Selang be
Tiga tahun kemudian, di THE ONE, restoran kelas atas yang terletak di pusat kota.Malam ini, Zakki makan malam bersama dengan seorang wanita. Wanita itu adalah seorang wakil presiden direktur dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Zakki. Dia juga merupakan putri tunggal dari bos perusahaan itu. Wanita ini bernama Ratna Sutanto. Ratna sangat tertarik pada Zakki dan sengaja menggunakan alasan kerja untuk mengajaknya keluar makan bersama. Setelah tiba di restoran, Zakki langsung menyadari bahwa suasana di restoran ini sangat romantis. Selain itu, gaun yang dikenakan Ratna juga sangat seksi. Dia pun bisa menebak pikiran Ratna dengan mudah. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya makan sambil mendiskusikan tentang detail kerja sama perusahaan mereka. Dia sama sekali tidak tertarik pada Ratna. Setelah beberapa saat, Ratna pun mulai merasa cemas. Dia mengangkat gelas anggur merahnya, lalu berkata sambil tersenyum menawan, “Berhubung sudah selesai berdiskusi tentang kerja
Annika berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu, aku wakili pelayan kami berterima kasih atas keroyalanmu. Sebagai gantinya ... aku akan membayar makanan Nona Ratna dan Tuan Zakki malam ini. Silakan nikmati makanan kalian.”Seusai berbicara, Annika pun berjalan pergi. Namun, Ratna masih merasa tidak senang. Setelah sesaat, dia baru tersadar dan bertanya, “Zakki ... kok dia kenal kita?”Zakki masih menatap ke arah Annika pergi, lalu menjawab dengan ekspresi datar, “Dia itu mantan istriku.”Begitu mendengar jawaban Zakki, Ratna pun tercengang....Keran berwarna emas dan bergaya barat di dalam kamar mandi tidak berhenti mengalirkan air. Di depan keran itu, Annika menepuk-nepuk dadanya dengan pelan. Sampai sekarang, jantungnya masih berdegup kencang. Meskipun sudah mempersiapkan diri, dia masih tetap merasa lemas begitu berhadapan dengan Zakki.Seluruh kenangan buruk dari masa lalu juga tidak berhenti berputar di benak Annika sehingga dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menenangkan
Dalam perjalanan pulang, hujan mulai turun. Zakki menyalakan penyeka kaca dan memandang lampu kota di luar mobilnya yang terlihat kabur akibat tertutup hujan. Malam ini pun berangsur-angsur menjadi dingin.Setelah melaju sekitar 5 menit, Zakki melihat ada sebuah mobil Masurati putih yang mogok di pinggir jalan. Seorang wanita sedang memegang payung dan berdiri di depan kap mobil yang terbuka. Setelah mengamati mesinnya sejenak, dia pun naik kembali ke mobil ....Wanita itu ternyata adalah Annika. Jadi, Zakki pun memperlambat laju mobilnya dan berhenti di samping. Dia menatap Annika dalam diam dengan dihalangi dua jendela mobil.Saat ini, Annika tampak tidak berdaya dan sedang mencari sesuatu di dalam mobil. Dia seharusnya mencari kartu nama seseorang ....Beberapa saat kemudian, Annika mendongak dan baru menyadari keberadaan Zakki. Mereka pun bertemu pandang, tetapi tidak ada yang berbicara. Mereka sepertinya sedang memikirkan kembali perpisahan menyakitkan mereka beberapa tahun yang l
Setengah jam kemudian, Zakki menghentikan mobilnya di luar apartemen Annika. Saat ini, hujan masih turun dengan deras ....Suasana di dalam mobil terasa agak ambigu. Bagaimanapun juga, mereka dulunya adalah suami istri yang pernah menghabiskan banyak malam romantis dan juga melakukan hal gila bersama. Kenangan-kenangan itu bukanlah ingatan yang bisa terhapuskan dengan begitu saja.“Terima kasih sudah mengantarku pulang. Aku pamit dulu ya,” ujar Annika dengan santai. Baru saja dia hendak melepaskan sabuk pengamannya, Zakki malah menahan pergelangan tangannya. Dia pun berkata dengan agak marah, “Zakki, lepaskan aku!”Zakki menatap Annika dengan penuh arti. Hanya seorang wanita dewasa yang mampu memahami maksud tatapan itu. Itu adalah tatapan penuh hasrat pria terhadap seorang wanita.Napas Annika pun menjadi agak kacau. Dia mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Zakki, tetapi tidak berhasil. Tangan Zakki yang besar mampu menahan pergelangan tangannya yang kurus dengan mudah. Namun, Zak
Setelah mendengar kata-kata Ariel, Annika pun merasa sangat sedih. Dia melepaskan jaketnya, lalu duduk di sisi Ariel dan mengelus kepalanya sambil bertanya dengan lembut, “Kalau begitu, apa Ariel ada minum obat dengan patuh?”Annika menyalakan lampu meja agar bisa menerangi kamar ini.Ariel membenamkan kepalanya di bantal dengan lemah. Dia memiliki wajah yang cerah, juga rambut dan mata berwarna hitam yang membuatnya terlihat sangat cantik. Kemudian, dia menjawab dengan lemah, “Nenek sudah menyuapiku makan obat. Obatnya agak pahit.”Annika mengelus pipi Ariel dengan sedih sambil menghiburnya, “Nanti kalau sudah operasi, Ariel nggak akan mimisan atau minum obat lagi.”Ariel pun mengangguk dengan patuh. Dia bersandar di pelukan Annika dan berkata dengan manja, “Mama ... aku rindu sama Papa. Pembantu rumah kita bilang aku akan segera bertemu Papa, apa itu benar? Dia juga bilang Mama dan Papa mau melahirkan seorang adik laki-laki lagi.”Mendengar ucapan Ariel, Annika pun tertegun. Dia sege
Sesaat kemudian, desahan seorang pria dewasa yang penuh harat menggema di dalam kamar. Zakki terlihat agak terengah-engah, lalu memiringkan tubuhnya. Dia merasa tubuhnya masih kurang terpuaskan meskipun telah mengeluarkan hasratnya.Benar, Zakki merasa tidak puas dan tubuhnya malah terasa makin lemah. Dia sangat ingin memeluk Annika, juga mendambakan tubuhnya yang putih nan mulus. Dia ingin merasakan kehangatan tubuh Annika hingga seluruh tubuhnya terasa sakit ....Setelah napasnya kembali teratur, Zakki pun turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi....Keesokan paginya, Ariel mimisan lagi. Annika merasa tidak tenang dan membawanya pergi berobat ke dokter kenalan mereka yang direkomendasikan oleh Jony. Dokter itu bernama Cynthia, dia merupakan dokter yang berkarakter baik dan juga memiliki keterampilan medis tinggi. Sejak kembali ke Kota Brata, Ariel selalu mencarinya untuk berobat.Seusai memeriksa Ariel, Cynthia berkata dengan penuh simpati sambil mengelus kepa