Setelah mendengar kata-kata Ariel, Annika pun merasa sangat sedih. Dia melepaskan jaketnya, lalu duduk di sisi Ariel dan mengelus kepalanya sambil bertanya dengan lembut, “Kalau begitu, apa Ariel ada minum obat dengan patuh?”Annika menyalakan lampu meja agar bisa menerangi kamar ini.Ariel membenamkan kepalanya di bantal dengan lemah. Dia memiliki wajah yang cerah, juga rambut dan mata berwarna hitam yang membuatnya terlihat sangat cantik. Kemudian, dia menjawab dengan lemah, “Nenek sudah menyuapiku makan obat. Obatnya agak pahit.”Annika mengelus pipi Ariel dengan sedih sambil menghiburnya, “Nanti kalau sudah operasi, Ariel nggak akan mimisan atau minum obat lagi.”Ariel pun mengangguk dengan patuh. Dia bersandar di pelukan Annika dan berkata dengan manja, “Mama ... aku rindu sama Papa. Pembantu rumah kita bilang aku akan segera bertemu Papa, apa itu benar? Dia juga bilang Mama dan Papa mau melahirkan seorang adik laki-laki lagi.”Mendengar ucapan Ariel, Annika pun tertegun. Dia sege
Sesaat kemudian, desahan seorang pria dewasa yang penuh harat menggema di dalam kamar. Zakki terlihat agak terengah-engah, lalu memiringkan tubuhnya. Dia merasa tubuhnya masih kurang terpuaskan meskipun telah mengeluarkan hasratnya.Benar, Zakki merasa tidak puas dan tubuhnya malah terasa makin lemah. Dia sangat ingin memeluk Annika, juga mendambakan tubuhnya yang putih nan mulus. Dia ingin merasakan kehangatan tubuh Annika hingga seluruh tubuhnya terasa sakit ....Setelah napasnya kembali teratur, Zakki pun turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi....Keesokan paginya, Ariel mimisan lagi. Annika merasa tidak tenang dan membawanya pergi berobat ke dokter kenalan mereka yang direkomendasikan oleh Jony. Dokter itu bernama Cynthia, dia merupakan dokter yang berkarakter baik dan juga memiliki keterampilan medis tinggi. Sejak kembali ke Kota Brata, Ariel selalu mencarinya untuk berobat.Seusai memeriksa Ariel, Cynthia berkata dengan penuh simpati sambil mengelus kepa
Ariel langsung mengenali Zakki. Namun, dia merasa agak kesal karena Zakki tidak pernah ada di sisinya. Dia seharusnya langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Zakki, tetapi malah hanya memeluk kaki Annika dengan erat.Zakki menggenggam lengan Ariel, lalu menarik Ariel ke sisinya. Pada akhirnya, dia tidak dapat menahan diri dan memeluk Ariel dengan erat. Ketika mencium bau susu dari tubuh Ariel, dia pun merasa agak terharu .... Saat meninggalkan sisinya, Ariel baru berumur beberapa bulan. Ariel yang dipeluk Zakki merasa agak malu. Namun, yang namanya anak kecil sangat sensitif. Dia bisa merasakan bahwa ayahnya sepertinya sedang menangis ....Ariel memegang wajah Zakki, lalu mengembus matanya yang berlinang air mata sambil berkata, “Aku akan meniup mata Papa yang sakit. Dengan begitu, Papa nggak akan sakit lagi.”Zakki tidak berhenti mengelus tubuh Ariel. Setelah begitu lama tidak bertemu, dia sangat merindukan Ariel. Dia bahkan ingin langsung memasukkan Ariel ke dalam kantongnya ....
Cengkeraman Zakki terasa longgar, tetapi sangat kuat. Annika pun mendongak dan langsung melihat niat yang terkandung dalam tatapannya ....Saat ini, kenangan yang melintasi benak mereka adalah malam-malam yang mereka habiskan bersama. Zakki menahan pergelangan tangan Annika yang ramping dan menindihnya di atas ranjang, lalu menikmati tubuhnya dengan sesuka hatinya. Selain kenangan buruk, yang tersisa di antara mereka sepertinya hanyalah hal-hal mengenai berhubungan intim seperti ini.Annika pun tersenyum sedih, lalu berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Zakki sambil berbisik, “Zakki ....”Zakki tetap menatap Annika dengan tatapan intens dan menjawab dengan suara kecil, “Aku tahu aku sudah melewati batasan. Tapi, aku tidak bisa menahan diri. Annika, aku takut kamu bersama dengannya.”Zakki tahu bahwa Annika tidak ingin menjawab pertanyaannya. Jadi, dia pun tidak bertanya lagi dan mengantar mereka ke mobil.Shanti terlebih dahulu masuk ke mobil bersama Ariel. Saat Annika juga hendak
Kata-kata Zakki membuat Annika berlinang air mata. Annika menutup pintu, lalu mempererat selendang yang sedang dipakainya sambil bergumam, “Buat apa kamu bicarakan semua itu? Semua itu hanyalah masa lalu.”“Kalau begitu, apa yang menarik bagimu?” tanya Zakki dengan tiba-tiba sambil menaruh mainan yang dibelinya untuk Ariel di samping. Saat Annika tidak bereaksi, Zakki pun memerangkapinya di antara tubuhnya dan pintu.Cahaya terang menyinari wajah Annika yang cantik. Zakki menatap wajahnya dengan penuh arti untuk sesaat. Setelah itu, dia memutar tubuh Annika dan memeluk pinggangnya yang ramping dari belakang dengan penuh dominasi. Tangannya juga perlahan-lahan menjalar menuruni tubuh Annika.“Zakki!” seru Annika dengan suara yang agak serak. Tubuhnya gemetar ringan, tetapi dia tidak menghentikan tindakan Zakki. Zakki tentu saja megetahui alasannya. Kali ini, Annika pulang demi tidur dengannya .... Zakki tidak membiarkan Annika melihat ekspresinya. Dia hanya menempelkan tubuhnya ke pung
Tenggorokan Annika pun tercekat hingga dia sama sekali tidak bisa mengucapkan apa-apa ....Melihat tampang Annika, Zakki merasa agak sedih. Dia menempelkan dahinya ke dahi Annika, lalu berbisik, “Annika, asal kamu bersedia, kita bisa memulai semuanya lagi dari awal. Berikanlah aku kesempatan untuk menjagamu dan Ariel .... Oke?”Saat ini, Zakki bersikap sangat rendah diri, seolah-olah perpisahan mereka sebelumnya hanyalah sebatas mimpi.Ketika mereka sedang berbicara, Ariel malah tiba-tiba terbangun, lalu berseru, “Mama!”Ariel yang mengenakan piama berlari keluar dengan memeluk sebuah bantal dan telanjang kaki. Untungnya, apartemen ini cukup hangat. Saat melihat orang tuanya saling berpelukan, dia pun membelalak dan terlihat sangat imut.“Kita lanjutkan saja obrolan ini nanti,” ujar Zakki sambil menatap Annika. Kemudian, dia melepaskan Annika dan berjalan menghampiri Ariel sebelum menggendongnya.Saat ini, waktu baru menunjukkan pukul 8 lewat. Dia merasa Ariel seharusnya sudah lapar da
Annika tidak menjawab pertanyaan itu di hadapan Ariel. Namun, Zakki juga tidak memaksa. Dia mengecilkan suaranya dan berkata, “Jangan bilang itu hanya karena nafsu sesaat. Aku tahu pikiranmu tidak begitu terbuka!”“Orang bisa berubah!” jawab Annika dengan santai.Mendengar jawaban itu, Zakki pun menatap Annika lekat-lekat. Tiba-tiba, dia teringat bahwa Annika sudah berumur 29 tahun dan merupakan seorang wanita dewasa. Selain pria, wanita juga memiliki kebutuhan biologis. Apalagi, Annika juga sudah menyendiri selama bertahun-tahun. Saat merasa kesepian dan ada pria yang memberi perhatian, hal seperti itu bisa terjadi secara alami.Namun, Zakki tidak ingin meneruskan pemikirannya. Harga dirinya tidak mengizinkannya untuk bertanya. Oleh karena itu, suasana di antara mereka pun menjadi dingin. Kemudian, Zakki memusatkan perhatiannnya untuk menjaga Ariel dengan penuh kasih sayang, sedangkan Annika duduk di sofa dan mengurus beberapa masalah pekerjaan melalui ponselnya. Berhubung THE ONE su
“Cucu kandung? Mendapatkannya kembali ....” Zakki mengulang kembali ucapan Dian sambil tersenyum mengejek. Kemudian, Zakki menatap Dian dengan ekspresi yang sangat serius dan melanjutkan, “Apa kamu sudah lupa bagaimana sikapmu terhadap Annika dulu? Kalau aku merebut Ariel, bagaimana dengan Annika? Kamu mau memisahkan ibu dan anak itu? Jangan selalu menginginkan barang yang bukan milikmu. Kamu seharusnya bersyukur karena aku tidak menelantarkanmu di tempat itu seumur hidupmu. Kelak, jangan datang kemari lagi.”Berhubung luka lamanya dikorek, Dian pun memelototi putranya dengan marah. Setelah sesaat, dia tiba-tiba tertawa dan bertanya, “Memangnya kamu pantas datang kemari?”Bagaimanapun juga, Dian adalah ibu kandung Zakki. Dia tentu saja tahu cara apa yang paling bisa melukai putranya.Dia berkata, “Zakki, kamu kira dengan tinggal di sini, lalu belajar menjadi seorang suami dan ayah yang baik, Annika akan memaafkanmu dan kembali ke sisimu?”“Dia tidak akan melupakan semua penderitaannya