Annika berkata sambil tersenyum, “Kalau begitu, aku wakili pelayan kami berterima kasih atas keroyalanmu. Sebagai gantinya ... aku akan membayar makanan Nona Ratna dan Tuan Zakki malam ini. Silakan nikmati makanan kalian.”Seusai berbicara, Annika pun berjalan pergi. Namun, Ratna masih merasa tidak senang. Setelah sesaat, dia baru tersadar dan bertanya, “Zakki ... kok dia kenal kita?”Zakki masih menatap ke arah Annika pergi, lalu menjawab dengan ekspresi datar, “Dia itu mantan istriku.”Begitu mendengar jawaban Zakki, Ratna pun tercengang....Keran berwarna emas dan bergaya barat di dalam kamar mandi tidak berhenti mengalirkan air. Di depan keran itu, Annika menepuk-nepuk dadanya dengan pelan. Sampai sekarang, jantungnya masih berdegup kencang. Meskipun sudah mempersiapkan diri, dia masih tetap merasa lemas begitu berhadapan dengan Zakki.Seluruh kenangan buruk dari masa lalu juga tidak berhenti berputar di benak Annika sehingga dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menenangkan
Dalam perjalanan pulang, hujan mulai turun. Zakki menyalakan penyeka kaca dan memandang lampu kota di luar mobilnya yang terlihat kabur akibat tertutup hujan. Malam ini pun berangsur-angsur menjadi dingin.Setelah melaju sekitar 5 menit, Zakki melihat ada sebuah mobil Masurati putih yang mogok di pinggir jalan. Seorang wanita sedang memegang payung dan berdiri di depan kap mobil yang terbuka. Setelah mengamati mesinnya sejenak, dia pun naik kembali ke mobil ....Wanita itu ternyata adalah Annika. Jadi, Zakki pun memperlambat laju mobilnya dan berhenti di samping. Dia menatap Annika dalam diam dengan dihalangi dua jendela mobil.Saat ini, Annika tampak tidak berdaya dan sedang mencari sesuatu di dalam mobil. Dia seharusnya mencari kartu nama seseorang ....Beberapa saat kemudian, Annika mendongak dan baru menyadari keberadaan Zakki. Mereka pun bertemu pandang, tetapi tidak ada yang berbicara. Mereka sepertinya sedang memikirkan kembali perpisahan menyakitkan mereka beberapa tahun yang l
Setengah jam kemudian, Zakki menghentikan mobilnya di luar apartemen Annika. Saat ini, hujan masih turun dengan deras ....Suasana di dalam mobil terasa agak ambigu. Bagaimanapun juga, mereka dulunya adalah suami istri yang pernah menghabiskan banyak malam romantis dan juga melakukan hal gila bersama. Kenangan-kenangan itu bukanlah ingatan yang bisa terhapuskan dengan begitu saja.“Terima kasih sudah mengantarku pulang. Aku pamit dulu ya,” ujar Annika dengan santai. Baru saja dia hendak melepaskan sabuk pengamannya, Zakki malah menahan pergelangan tangannya. Dia pun berkata dengan agak marah, “Zakki, lepaskan aku!”Zakki menatap Annika dengan penuh arti. Hanya seorang wanita dewasa yang mampu memahami maksud tatapan itu. Itu adalah tatapan penuh hasrat pria terhadap seorang wanita.Napas Annika pun menjadi agak kacau. Dia mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Zakki, tetapi tidak berhasil. Tangan Zakki yang besar mampu menahan pergelangan tangannya yang kurus dengan mudah. Namun, Zak
Setelah mendengar kata-kata Ariel, Annika pun merasa sangat sedih. Dia melepaskan jaketnya, lalu duduk di sisi Ariel dan mengelus kepalanya sambil bertanya dengan lembut, “Kalau begitu, apa Ariel ada minum obat dengan patuh?”Annika menyalakan lampu meja agar bisa menerangi kamar ini.Ariel membenamkan kepalanya di bantal dengan lemah. Dia memiliki wajah yang cerah, juga rambut dan mata berwarna hitam yang membuatnya terlihat sangat cantik. Kemudian, dia menjawab dengan lemah, “Nenek sudah menyuapiku makan obat. Obatnya agak pahit.”Annika mengelus pipi Ariel dengan sedih sambil menghiburnya, “Nanti kalau sudah operasi, Ariel nggak akan mimisan atau minum obat lagi.”Ariel pun mengangguk dengan patuh. Dia bersandar di pelukan Annika dan berkata dengan manja, “Mama ... aku rindu sama Papa. Pembantu rumah kita bilang aku akan segera bertemu Papa, apa itu benar? Dia juga bilang Mama dan Papa mau melahirkan seorang adik laki-laki lagi.”Mendengar ucapan Ariel, Annika pun tertegun. Dia sege
Sesaat kemudian, desahan seorang pria dewasa yang penuh harat menggema di dalam kamar. Zakki terlihat agak terengah-engah, lalu memiringkan tubuhnya. Dia merasa tubuhnya masih kurang terpuaskan meskipun telah mengeluarkan hasratnya.Benar, Zakki merasa tidak puas dan tubuhnya malah terasa makin lemah. Dia sangat ingin memeluk Annika, juga mendambakan tubuhnya yang putih nan mulus. Dia ingin merasakan kehangatan tubuh Annika hingga seluruh tubuhnya terasa sakit ....Setelah napasnya kembali teratur, Zakki pun turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi....Keesokan paginya, Ariel mimisan lagi. Annika merasa tidak tenang dan membawanya pergi berobat ke dokter kenalan mereka yang direkomendasikan oleh Jony. Dokter itu bernama Cynthia, dia merupakan dokter yang berkarakter baik dan juga memiliki keterampilan medis tinggi. Sejak kembali ke Kota Brata, Ariel selalu mencarinya untuk berobat.Seusai memeriksa Ariel, Cynthia berkata dengan penuh simpati sambil mengelus kepa
Ariel langsung mengenali Zakki. Namun, dia merasa agak kesal karena Zakki tidak pernah ada di sisinya. Dia seharusnya langsung melemparkan diri ke dalam pelukan Zakki, tetapi malah hanya memeluk kaki Annika dengan erat.Zakki menggenggam lengan Ariel, lalu menarik Ariel ke sisinya. Pada akhirnya, dia tidak dapat menahan diri dan memeluk Ariel dengan erat. Ketika mencium bau susu dari tubuh Ariel, dia pun merasa agak terharu .... Saat meninggalkan sisinya, Ariel baru berumur beberapa bulan. Ariel yang dipeluk Zakki merasa agak malu. Namun, yang namanya anak kecil sangat sensitif. Dia bisa merasakan bahwa ayahnya sepertinya sedang menangis ....Ariel memegang wajah Zakki, lalu mengembus matanya yang berlinang air mata sambil berkata, “Aku akan meniup mata Papa yang sakit. Dengan begitu, Papa nggak akan sakit lagi.”Zakki tidak berhenti mengelus tubuh Ariel. Setelah begitu lama tidak bertemu, dia sangat merindukan Ariel. Dia bahkan ingin langsung memasukkan Ariel ke dalam kantongnya ....
Cengkeraman Zakki terasa longgar, tetapi sangat kuat. Annika pun mendongak dan langsung melihat niat yang terkandung dalam tatapannya ....Saat ini, kenangan yang melintasi benak mereka adalah malam-malam yang mereka habiskan bersama. Zakki menahan pergelangan tangan Annika yang ramping dan menindihnya di atas ranjang, lalu menikmati tubuhnya dengan sesuka hatinya. Selain kenangan buruk, yang tersisa di antara mereka sepertinya hanyalah hal-hal mengenai berhubungan intim seperti ini.Annika pun tersenyum sedih, lalu berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Zakki sambil berbisik, “Zakki ....”Zakki tetap menatap Annika dengan tatapan intens dan menjawab dengan suara kecil, “Aku tahu aku sudah melewati batasan. Tapi, aku tidak bisa menahan diri. Annika, aku takut kamu bersama dengannya.”Zakki tahu bahwa Annika tidak ingin menjawab pertanyaannya. Jadi, dia pun tidak bertanya lagi dan mengantar mereka ke mobil.Shanti terlebih dahulu masuk ke mobil bersama Ariel. Saat Annika juga hendak
Kata-kata Zakki membuat Annika berlinang air mata. Annika menutup pintu, lalu mempererat selendang yang sedang dipakainya sambil bergumam, “Buat apa kamu bicarakan semua itu? Semua itu hanyalah masa lalu.”“Kalau begitu, apa yang menarik bagimu?” tanya Zakki dengan tiba-tiba sambil menaruh mainan yang dibelinya untuk Ariel di samping. Saat Annika tidak bereaksi, Zakki pun memerangkapinya di antara tubuhnya dan pintu.Cahaya terang menyinari wajah Annika yang cantik. Zakki menatap wajahnya dengan penuh arti untuk sesaat. Setelah itu, dia memutar tubuh Annika dan memeluk pinggangnya yang ramping dari belakang dengan penuh dominasi. Tangannya juga perlahan-lahan menjalar menuruni tubuh Annika.“Zakki!” seru Annika dengan suara yang agak serak. Tubuhnya gemetar ringan, tetapi dia tidak menghentikan tindakan Zakki. Zakki tentu saja megetahui alasannya. Kali ini, Annika pulang demi tidur dengannya .... Zakki tidak membiarkan Annika melihat ekspresinya. Dia hanya menempelkan tubuhnya ke pung