Zakki tidak tidur semalaman.Darah di kamar mandi sudah dibersihkan, tetapi aroma darah yang samar kembali mengingatkannya pada insiden yang terjadi beberapa jam lalu.Alhasil, pernikahan Zakki dan Annika sudah tidak bisa diselamatkan.Ariel menangis sepanjang malam. Setelah usaha panjang, akhirnya Zakki berhasil menenangkan Ariel, lalu menyerahkannya kepada perawat yang mengasuh.Malam terasa sunyi. Zakki beranjak ke ruang kerja dan duduk di sofa sambil merokok. Asap rokok menyelimuti ruangan, pandangannya tampak kabur.Zakki merenungkan semua kenangan bersama Annika. Bagi Annika, ruang kerja ini menyimpan terlalu banyak kenangan pahit.Zakki mempermalukan Annika di ruangan ini. Dia juga pernah menampar Annika karena masalah piringan hitam. Sejak saat itu, sikap Annika langsung berubah drastis.Jika dipikir-pikir, semua jadi seperti ini gara-gara tamparan yang dilayangkan Zakki.Zakki ingin menahan Annika, tetapi kenyataan seolah tidak mengizinkan. Seperti yang dikatakan Dian, Zakki m
Annika tahu betapa kejamnya Zakki. Pernikahan ini memberikan Annika banyak pelajaran berharga.Kenapa Annika menyetujui syarat yang diberikan? Tentu saja demi Ariel.Kondisi Annika tidak cocok untuk merawat anak. Seiring pertumbuhan Ariel, dia pasti akan ketakutan kalau mengetahui kondisi ibunya.Annika tidak ingin Ariel hidup dalam ketakutan. Anak kecil lebih gampang trauma, Annika tidak mau menciptakan kenangan buruk di dalam hidup Ariel.Orang tua mana yang tidak mencintai anaknya? Semua orang tua pasti ingin menjamin masa depan anak-anaknya.Pergi ke sanitarium ada pertaruhan besar. Dian tidak mungkin melepaskannya begitu saja, tetapi demi Ariel, Annika bersedia menghadapi risikonya."Baik," jawab Annika dengan suara gemetaran.Annika tidak mau menatap Zakki, dia tidak mau melihat ekspresi kejam Zakki.Annika tidak mau mengenang masa-masa pernikahannya bersama Zakki. Meskipun Annika telah mengorbankan masa mudanya untuk mencintai Zakki dan mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan Arie
Sejak kepergian Annika, Zakki selalu merasa gelisah.Zakki tidak bisa tidur nyenyak, dia selalu memimpikan Annika. Zakki memimpikan masa-masa indah pernikahan mereka. Dia hanya mau mengingat kenangan indah, dengan begitu perasaannya terasa lebih baik.Zakki tidak pernah menjenguk Annika. Dokter mengatakan bahwa Annika sangat kooperatif. Setiap hari, dia meluangkan waktu untuk berjalan-jalan dan menulis kaligrafi. Emosinya cukup stabil, perkembangan kondisinya sangat bagus.Zakki lega, yang penting Annika sehat.....Belakangan ini Ariel sering menangis. Sepertinya dia merindukan Annika, mereka sudah berpisah beberapa hari.Zakki selalu mengasuh Ariel setiap malam, lalu membawanya ke kantor saat pagi hari. Ada Dania yang membantu Zakki merawat Ariel.Dania menyusui Ariel dengan sabar. "Anak-anak membutuhkan sosok ibu. Ariel bisa sakit kalau terus-terusan dibiarkan menangis.""Zakki ...." Dania memberanikan diri untuk bicara, "Sebaiknya bawa Annika pulang, Ariel membutuhkannya."Dania ad
Yunita merasa sangat malu.Zakki mengusir Yunita. Jika dia tidak mau pergi, Zakki akan memanggil petugas keamanan untuk menyeretnya pergi."Aku tahu, kamu masih mencintai Annika," kata Yunita sambil berlinang air mata.Mana mungkin Zakki membicarakan masalah pernikahannya kepada Yunita? Zakki memanggil Dania untuk mengusir sekaligus memberikan pelajaran kepada Yunita.Meskipun telah diusir, Yunita masih bingung kenapa Zakki menolaknya? Yunita adalah adik sepupu Shilla, dia juga memiliki wajah yang mirip dengan Annika.Dania memencet tombol lift sambil berkata dengan ekspresi datar. "Yunita, jangan suka main api, hati-hati terbakar. Kalau Pak Zakki memang menginginkan kamu, dia pasti sudah melakukannya sejak awal. Apakah kamu cantik? Tidak! Kecantikanmu tidak sebanding dengan Annika. Kamu berbakat? Tidak juga. Kamu masih terlalu kecil dan bergantung pada Pak Zakki. Kalau Pak Zakki menyukaimu, dia pasti sudah menjadikanmu simpanan. Coba kamu pikir, memangnya Pak Zakki pernah menghubungim
Zakki beberapa bertanya kepada dokter, apakah Annika pernah menyatakan berubah pikiran? Namun dokter mengatakan tidak, keputusan Annika untuk bercerai sudah bulat.Zakki selalu kecewa setiap mendapatkan jawaban yang sama.Tak terasa, festival musim semi telah tiba.Malam sebelum perayaan festival, Zakki meminta pelayan menyiapkan pangsit untuk Annika. Dia juga mengirimkan beberapa foto Ariel kepada Annika.Zakki berpikir, Annika pasti senang melihat wajah putrinya.Makan malam selalu diadakan di wastu Keluarga Ruslan. Hanya saja, suasana malam ini terasa lebih sepi. Lily sudah tiada, Annika juga tidak berada di rumah ....Meskipun tidak meriah, Dian kelihatan sangat bahagia.Kediaman Keluarga Ruslan dihiasi lampion berwarna-warni. Kalau dilihat-lihat, dekorasi rumah lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Orang luar akan mengira kalau Keluarga Ruslan sedang menyiapkan acara besar.Sesampainya di wastu, Zakki yang menggendong Ariel sontak mengerutkan alis.Pelayan menjelaskan, "Ny
Zakki tidak ingin memberikan harapan palsu kepada Chika. Zakki baru bisa menerima wanita lain setelah resmi menceraikan Annika.Zakki tidak mencintai Chika, dia hanya perlu mencari wanita yang tepat untuk merawat Ariel.Di perjalanan pulang, Zakki menggendong Ariel sambil merenungkan beberapa hal.Ketika mobil sampai di depan rumah, sopir menginjak rem secara mendadak hingga membuat Ariel menangis.Zakki menenangkan putrinya sambil bertanya, "Ada apa?"Sopir mengenali wanita yang mengadang jalannya. Sopir pun menoleh dan menjawab Zakki, "Nona Yunita tiba-tiba muncul, dia sudah tidak sayang nyawa, ya? Pak, tunggu sebentar. Biar aku cek."Zakki berpikir sebentar, lalu menyerahkan Ariel kepada perawat. "Biar aku yang menghadapi dia."Yunita menatap Zakki dengan penuh harap. Yunita tahu, malam ini Chika pergi ke wastu Keluarga Ruslan. Chika adalah satu-satunya menantu yang direstui Dian, makanya Yunita panik.Yunita bergegas datang untuk menemui Zakki. Yunita memanfaatkan hubungan Zakki da
Pada malam festival musim semi, seluruh anggota Keluarga barani diundang ke vila.Mereka semua tampak gelisah, tidak ada yang bisa menebak isi pikiran Zakki.Namun Elina sangat percaya diri, dia berkata, "Pak Zakki pasti merindukan Shilla. Untuk membalas budi kita, mungkin dia mau memberikan kita angpao. Kita tinggal terima saja."Tidak habis pikir, padahal Elina baru kehilangan putrinya, tetapi yang ada di pikirannya cuma uang saja.Harry memarahi Elina, "Kamu memang nggak punya hati nurani! Isi otakmu hanya uang."Ketika Elina hendak balas memarahi suaminya, dia melihat Dania yang beranjak turun dari tangga.Sikap Elina sontak berubah 180 derajat, dia tersenyum sambil menyapa Dania, "Bu Dania, aku terharu banget Pak Zakki masih mengingat kami. Aku jadi tidak enak."Sikap Dania tidak seramah sebelumnya. Dia menjawab dengan nada bicara yang dingin, "Pak Zakki menunggu kalian di ruang kerja."Seluruh anggota Keluarga Barani tersentak, bahkan Elina pun kehilangan kepercayaan diri. Ketika
Zakki menjawab dengan ekspresi datar, "Terserah kamu, yang tidak ada yang mati.""Baik." Dania mengangguk.Dania menatap Zakki pergi menuruni tangga. Tak berapa lama, terdengar suara mobil yang beranjak pergi.Dania tahu, Zakki pasti pergi menjemput Annika.Dania meneteskan air mata haru, akhirnya Annika kembali ........Malam ini jalanan ditutupi salju lebat.Zakki menempuh perjalanan panjang hingga akhirnya tiba di sanitarium. Bangun yang didirikan menggunakan bata merah tampak menyeramkan.Sesaat memasuki halaman, Zakki tidak menemukan tanda-tanda keberadaan orang. Dia hanya melihat setumpuk salju tebal yang menutupi jalan setapak.Zakki merasa ada yang janggal. Dia bergegas keluar dari mobil dan berlari ke dalam sanitarium. Dia berlari terhuyung-huyung hingga jatuh sampai beberapa kali.Terdapat pintu tambahan yang digembok. Zakki melihat pangsit yang dikirimkannya untuk Annika malah dimakan orang lain. Meja dan piring berserakan di lantai pertama, bahkan foto Ariel pun diletakkan