Zakki beberapa bertanya kepada dokter, apakah Annika pernah menyatakan berubah pikiran? Namun dokter mengatakan tidak, keputusan Annika untuk bercerai sudah bulat.Zakki selalu kecewa setiap mendapatkan jawaban yang sama.Tak terasa, festival musim semi telah tiba.Malam sebelum perayaan festival, Zakki meminta pelayan menyiapkan pangsit untuk Annika. Dia juga mengirimkan beberapa foto Ariel kepada Annika.Zakki berpikir, Annika pasti senang melihat wajah putrinya.Makan malam selalu diadakan di wastu Keluarga Ruslan. Hanya saja, suasana malam ini terasa lebih sepi. Lily sudah tiada, Annika juga tidak berada di rumah ....Meskipun tidak meriah, Dian kelihatan sangat bahagia.Kediaman Keluarga Ruslan dihiasi lampion berwarna-warni. Kalau dilihat-lihat, dekorasi rumah lebih meriah daripada tahun-tahun sebelumnya. Orang luar akan mengira kalau Keluarga Ruslan sedang menyiapkan acara besar.Sesampainya di wastu, Zakki yang menggendong Ariel sontak mengerutkan alis.Pelayan menjelaskan, "Ny
Zakki tidak ingin memberikan harapan palsu kepada Chika. Zakki baru bisa menerima wanita lain setelah resmi menceraikan Annika.Zakki tidak mencintai Chika, dia hanya perlu mencari wanita yang tepat untuk merawat Ariel.Di perjalanan pulang, Zakki menggendong Ariel sambil merenungkan beberapa hal.Ketika mobil sampai di depan rumah, sopir menginjak rem secara mendadak hingga membuat Ariel menangis.Zakki menenangkan putrinya sambil bertanya, "Ada apa?"Sopir mengenali wanita yang mengadang jalannya. Sopir pun menoleh dan menjawab Zakki, "Nona Yunita tiba-tiba muncul, dia sudah tidak sayang nyawa, ya? Pak, tunggu sebentar. Biar aku cek."Zakki berpikir sebentar, lalu menyerahkan Ariel kepada perawat. "Biar aku yang menghadapi dia."Yunita menatap Zakki dengan penuh harap. Yunita tahu, malam ini Chika pergi ke wastu Keluarga Ruslan. Chika adalah satu-satunya menantu yang direstui Dian, makanya Yunita panik.Yunita bergegas datang untuk menemui Zakki. Yunita memanfaatkan hubungan Zakki da
Pada malam festival musim semi, seluruh anggota Keluarga barani diundang ke vila.Mereka semua tampak gelisah, tidak ada yang bisa menebak isi pikiran Zakki.Namun Elina sangat percaya diri, dia berkata, "Pak Zakki pasti merindukan Shilla. Untuk membalas budi kita, mungkin dia mau memberikan kita angpao. Kita tinggal terima saja."Tidak habis pikir, padahal Elina baru kehilangan putrinya, tetapi yang ada di pikirannya cuma uang saja.Harry memarahi Elina, "Kamu memang nggak punya hati nurani! Isi otakmu hanya uang."Ketika Elina hendak balas memarahi suaminya, dia melihat Dania yang beranjak turun dari tangga.Sikap Elina sontak berubah 180 derajat, dia tersenyum sambil menyapa Dania, "Bu Dania, aku terharu banget Pak Zakki masih mengingat kami. Aku jadi tidak enak."Sikap Dania tidak seramah sebelumnya. Dia menjawab dengan nada bicara yang dingin, "Pak Zakki menunggu kalian di ruang kerja."Seluruh anggota Keluarga Barani tersentak, bahkan Elina pun kehilangan kepercayaan diri. Ketika
Zakki menjawab dengan ekspresi datar, "Terserah kamu, yang tidak ada yang mati.""Baik." Dania mengangguk.Dania menatap Zakki pergi menuruni tangga. Tak berapa lama, terdengar suara mobil yang beranjak pergi.Dania tahu, Zakki pasti pergi menjemput Annika.Dania meneteskan air mata haru, akhirnya Annika kembali ........Malam ini jalanan ditutupi salju lebat.Zakki menempuh perjalanan panjang hingga akhirnya tiba di sanitarium. Bangun yang didirikan menggunakan bata merah tampak menyeramkan.Sesaat memasuki halaman, Zakki tidak menemukan tanda-tanda keberadaan orang. Dia hanya melihat setumpuk salju tebal yang menutupi jalan setapak.Zakki merasa ada yang janggal. Dia bergegas keluar dari mobil dan berlari ke dalam sanitarium. Dia berlari terhuyung-huyung hingga jatuh sampai beberapa kali.Terdapat pintu tambahan yang digembok. Zakki melihat pangsit yang dikirimkannya untuk Annika malah dimakan orang lain. Meja dan piring berserakan di lantai pertama, bahkan foto Ariel pun diletakkan
Zakki melepaskan jas yang dikenakan dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Annika.Melalui jas tebal yang diberikan, Zakki bisa merasakan tubuh Annika yang hanya tersisa tulang.Annika tidak memberontak, dia sangat lemah. Dia duduk dan bersandar dengan tenang di dalam mobil. Jas tebak menutupi sebagian wajahnya, dia terlihat seperti mayat hidup.Annika menatap ke arah jendela, dia tidak berbicara. Dia memandang bulan yang bersinar indah di langit, lalu tiba-tiba berkata dengan lembut, "Zakki, selamat merayakan festival musim semi."Zakki sama sekali tidak senang. Dia tahu ini adalah ucapan perpisahan untuknya. Ini adalah tahun terakhir mereka merayakan festival musim semi sebagai sepasang suami istri.Zakki tidak rela melepaskan Annika, dia ingin memperbaiki semua dan memulai dari awal.Mobil berhenti di persimpangan jalan, suasana di dalam mobil sangat hening, hanya terdengar embusan napas Annika yang samar-samar."Maafkan aku. Aku menyesal," kata Zakki dengan suara serak.Zakki ingi
Chika bersandar di mobil sambil menatap hadiah yang dibuang Zakki.Chika tersenyum kecut, sebenarnya Zakki sedang mencari kesempatan yang tepat. Sejak awal, dia tidak pernah berpikir untuk melepaskan Annika.Zakki mencari alasan untuk memperbaiki hubungan rumah tangganya. Dia masih mencintai Annika, dai sangat mencintai Annika ....Apa balasan atas penantian Chika selama ini? Selama bertahun-tahun ini, Zakki hanya mencintai Annika. Chika mentertawakan dirinya sendiri, ternyata dia tidak ada apa-apanya dibandingkan Annika.....Zakki menggendong Annika masuk ke dalam rumah.Pelayan sudah bangun terkejut melihat kondisi Annika. Beberapa pelayan yang tidak tega, bahkan sampai meneteskan air mata."Nyonya, kenapa Anda jadi sekurus ini? Apakah tidak ada yang memberimu makan?" tanya salah seorang pelayan sambil terisak.Kondisi Annika sangat lemah, dia tidak sanggup menjawabnya. Pelayan mengusap air mata Annika yang menetes dari sudut mata. "Nyonya, aku siapkan sup dan telur, ya? Nyonya isti
Tak berapa lama, pelayan datang membawakan makanan. Dia meletakkan semua makanan di atas meja dan berkata dengan mata berkaca-kaca, "Nyonya, makan dulu mumpung masih hangat. Nyonya mau makan apa lagi? Biar aku siapkan."Annika tersenyum lemas. "Terima kasih."Pelayan tidak berani mencampuri urusan rumah tangga majikannya. Dia pun pamit dan pergi.Annika memiliki rencana sendiri. Dia bersandar di sofa sambil menyantap makanannya. Setelah meminum sup ginseng yang lezat, Annika merasa seperti hidup kembali. Hanya saja, dia masih lemas.Annika memegang penyangga kasur bayi sambil menatap Ariel. Kemudian Annika masuk ke ruang ganti untuk mengambil pakaian ganti dan berjalan ke kamar mandi.Namun, tiba-tiba Zakki menahan pergelangan tangannya. "Kondisimu masih lemah, aku bantu mandi."Annika menolak."Aku cuma mau merawatmu, apakah tidak boleh?" Zakki mengerutkan alis.Annika tersenyum. "Zakki, kita sudah bukan suami istri."Pupil Zakki sontak bergetar, sedangkan Annika mengabaikannya dan la
Mata Zakki berkaca-kaca, dia tidak dapat mengontrol perasaannya. Kemudian Zakki memeluk Annika dari belakang dan menempel dagunya di pundak Annika."Annika, berikan aku satu kesempatan lagi. Aku berjanji tidak akan mengecewakanku," pinta Zakki dengan suara gemetar.Annika mematung di tempat, sementara Zakki memutar tubuh Annika dan menatapnya. Mata Zakki tampak memerah, dia ingin sekali mengecup Annika untuk membuktikan bahwa semua ini belum terlambat, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.Akan tetapi, Annika mengulurkan tangan untuk menahan Zakki. Bekas tusukan jarum di tangan Annika bagaikan jurang yang memisahkan mereka.Pupil Zakki bergetar, dia menggenggam erat tangan Annika. Zakki menyerah, dia hanya ingin meminta satu hal terakhir. "Annika, apakah kamu bersedia menyetrika satu kemejaku? Aku suka kemeja yang kamu belikan tempo hari."Di saat bersamaan, terdengar suara bunyi klakson mobil yang berasal dari halaman."Aku sudah mau pergi," jawab Annika.Begitu Annika pergi, dia