Annika menoleh, tatapannya terlihat tenang.Kemudian Annika menjawabnya dengan nada bicara yang terdengar kelelahan, "Nggak perlu, kakakku nggak sudah pasrah. Zakki, kamu pernah bilang, kita bisa cerai setelah aku melahirkan anakku. Aku nggak minta apa-apa, aku cuma mau mendapatkan hak asuh atas Ariel."Angin malam berembus kencang, Zakki menatapnya dalam kegelapan malam.Dulu, Annika sangat mencintai Zakki. Namun, sekarang semua cintanya telah sirna tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.Suara Zakki terdengar serak, dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyerah. Zakki mengakui kelalaiannya yang sudah menuding Annika. Ternyata, Bi Rini yang menjawab panggilan itu ....Annika tersenyum kecut. "Zakki, apa gunanya menjelaskan semua ini?"Dalam waktu satu malam, Annika kehilangan ayah dan kakaknya sekaligus. Shinta kehilangan suaminya.Malam itu, nyawa Annika hampir melayang, Ariel nyaris tidak bisa dilahirkan dengan selamat. Bagaimana mungkin semua penderitaan itu bisa
Zakki mengangguk dan meminta perawat untuk pergi.Kamar yang tenang ditambahkan sebuah tempat tidur bayi. Ariel sedang tidur, embusan napas dan aroma tubuhnya terasa menenangkan.Sesaat setelah melahirkan, Annika langsung pergi untuk mengurus pemakaman ayahnya. Annika belum sempat memandang wajah anaknya.Hati Annika terasa remuk melihat putri kecilnya yang sedang tertidur pulas. Annika mengandungnya selama 8 bulan. Ketika Annika berjuang melahirkannya, Ariel juga pasti kesakitan.Annika berusaha menahan emosi yang bergejolak agar tidak membangunkan Ariel. Annika hanya mengusap lembut wajah anaknya.Ariel adalah anak yang dilahirkan Annika dengan mempertaruhkan nyawa.Zakki tidak bisa menahan perasaannya, dia memeluk Annika sambil berbisik di telinganya, "Annika, biarkan aku merawat kamu dan anak kita, ya? Kesampingkan dulu masalah kita."Sebelum Annika menjawab, tiba-tiba Ariel terbangun dan menangis.Zakki merangkul pundak Annika. "Dia lapar, berikan asi dulu."Beberapa hari ini, Ari
Selain kesedihan, hanya ada kebencian yang terpancar dari mata Annika.Annika berjuang dari kematian dan kehilangan keluarganya. Bagaimana mungkin dia tidak membenci Zakki?Bagaimana Annika bisa memaafkan Zakki dan tidur di ranjang yang sama seperti tidak terjadi apa-apa?Jika Annika memaafkan Zakki dan hidup dalam gelimang harta yang diberikan, bagaimana Annika mempertanggungjawabkan semuanya pada ayahnya yang sudah meninggal dan kakaknya yang di penjara? Bagaimana Annika mempertanggungjawabkan pada dirinya sendiri yang hampir kehilangan nyawa?Zakki menatap Annika di bawah sinaran cahaya lampu yang terang. "Kita bicarakan nanti, aku siapkan susunya dulu."Zakki menyeduh susu dengan terampil, sama sekali tidak kelihatan kaku. Dia sangat menantikan kelahiran anaknya. Grup Ruslan pernah pengadakan program pelatihan mengasuh anak kepada karyawannya. Sebagai presdir, Zakki sendiri pernah mengikuti pelatihan itu.Saat itu, hubungan Zakki dan Annika sangat buruk, tetapi Zakki tetap menantik
Tenggorokan Zakki bergulir, dia termenung selama beberapa saat.Ketika Zakki kembali ke kamar, dia melihat Annika yang sudah mengenakan pakaian tebal, seperti ingin pergi meninggalkan rumah.Zakki menatap Annika. "Kamu mau pergi?"Annika tidak mengelak. "Aku masih ada urusan. Beberapa hari lagi, aku akan kembali untuk menjenguk Ariel. Begitu semuanya beres, aku bakal membawa Ariel pergi."Mata Zakki memerah, suaranya terdengar agak serak. "Suami dan anakmu ada di sini, kamu pergi ke mana? Annika, kamu mau ke mana?"Suami? Anak?Annika tidak ingin dan tidak memiliki tenaga untuk bertengkar. Dia hanya menatap Zakki dengan tatapan dingin dan sedih, lalu balik bertanya, "Zakki, kamu masih menganggap dirimu seorang suami? Kamu nggak merasa konyol? Kamu lupa, kamu menamparku demi Shilla? Kamu lupa, kamu meninggalkanku ke luar negeri meski aku sudah memohon?""Zakki, apakah kamu bisa mencium bau amis darah di ruangan ini? Malam itu, ruangan ini dipenuhi genangan darah. Darahku mengalir sampai
Annika tidak memiliki tenaga, dia tidak menjawab pertanyaan Zakki.Efek obat penenang mulai bekerja, Annika pun memejamkan matanya secara perlahan. Annika tampak seperti mayat hidup, dia kurus dan pucat.Zakki mengusap wajah Annika. Tanpa disadari, tetesan air mata bergulir dari sudut matanya.Walaupun sudah tidur, naluri Annika tetap menolak untuk bersentuhan dengan Zakki.Hati Zakki hancur berkeping-keping. Setelah beberapa lama, dia baru bangkit dari tempat tidur dan meninggalkan kamar.....Lampu-lampu menyala terang di lantai satu. Karena anggota Keluarga Ruslan bertambah, para pelayan masih sibuk bekerja. Ada yang menyiapkan makanan, ada yang mencuci pakaian bayi, ada juga yang memotong sayur.Zakki menuruni tangga secara perlahan. Ketika menunduk, samar-samar dia dapat mencium aroma darah di balik karpet yang sudah diganti.Tangan Zakki seketika bergetar. Dia merogoh sebatang rokok dari saku, tetapi tidak menyalakannya.Zakki duduk di sofa ruang tamu. Angin bertiup dari arah jen
Raut wajah Zakki terlihat sangat muram. Setelah terdiam selama beberapa menit, Zakki baru menjawab, "Tidak perlu."Zakki sangat memahami watak Satya. Satya tidak mungkin mengubah keputusannya. Bukannya tidak mau bebas, tetapi dia tidak mau berutang budi kepada Zakki. Dia tidak mau melihat kehidupan Annika yang makin menderita.Melihat semua yang terjadi, Zakki baru sadar bahwa sudah tidak ada kesempatan untuk menebus kesalahannya.Seluruh anggota Keluarga Chandra sangat membenci Zakki. Kalau bisa, mereka ingin segera memutuskan hubungan.Zakki terbang ke Kota Trado pada tengah malam, lalu kembali ke Kota Brata di hari yang sama. Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi.Mobil Rolls Rayce hitam berhenti di belakang sebuah mobil mewah yang berhenti di depan rumah."Tuan, itu mobil mertua Anda," kata sopir yang mengemudi.Sesaat mendengarnya, Zakki langsung membuka mata dan keluar dari mobil."Bibi Shinta," Zakki menyapa.Embun pagi membasahi dedaunan. Beberapa hari baru
Annika baru bangun pada siang hari.Begitu membuka mata, Annika langsung melihat Ariel yang berbaring di sampingnya.Ariel mengenakan pakaian berwarna merah mudah, dia tampak cantik dan menawan. Mata Annika sontak terasa panas, ada perasaan rumit yang bergejolak.Di saat bersamaan, tiba-tiba Ariel menangis kecil. Mungkin karena mencium aroma tubuh ibunya, Ariel menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan ibunya. Hanya saja, dia masih terlalu kecil, dia masih belum bisa membalikkan badan.Meskipun masih lemas, Annika segera membalikkan badan dan berencana untuk menyusui Ariel.Annika baru pertama kali menjadi seorang ibu, gerakannya masih kaku. Dia tidak dapat membuka kancing pakaiannya sendiri.Ariel menangis makin keras, wajahnya mulai memerah.Sebuah telapak tangan yang lebar membantu Annika untuk membuka kancing pakaiannya."Ini pertama kalinya menyusui, mungkin kamu bakal sedikit kesakitan," Zakki berbisik di telinga Annika.Ekspresi Annika terlihat datar, dia tidak menghira
Zakki ingin memeluknya, tetapi Annika malah menghindarinya. "Jangan mendekat! Jangan mendekat!"Suara Annika terdengar seperti kelelahan.Zakki tidak menyadari bahwa Annika mengalami depresi pasca melahirkan. Ayahnya meninggal, kakaknya di penjara, suaminya mengurungnya di rumah dan mendesaknya untuk memaafkan semua yang terjadi. Annika merasa sendirian ....Konyol, benar-benar konyol ....Dulu Zakki dan Annika saling mencintai, tidak disangka semua malah jadi seperti ini.Shinta kebingungan mengetahui Annika yang dikurung dengan penjagaan ketat.Sania telah menggunakan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang keras. Akan tetapi, sampai saat ini dia masih belum bisa bertemu Annika.Sekarang Sania baru menyadari betapa besarnya kekuasaan Zakki.....Karena tidak bisa melarikan diri, Annika tetap mengacuhkan Zakki.Masyarakat mengetahui keretakan rumah tangga Zakki dan Annika.Satu minggu kemudian, Dian datang untuk mengunjungi Ariel. Ariel sangat sehat, Dian sangat menyayangi cucunya