Melisa menyetujui usul Annika. Dia berkata kepada pelayan, "Itu saja pesanannya. Tamu yang satu lagi akan tiba sebentar lagi, makanannya boleh langsung disajikan."Pelayan pun mengangguk mengiakan. Setelah hanya tersisa mereka berdua di dalam ruangan, Melisa berkata, "Sebelum kemari, aku dengar suamiku bilang Jeremy bertengkar hebat dengan calon istrinya demi temanmu itu. Pada malam pertunangannya, dia bahkan mengundang banyak selebritas. Orang tuanya sampai marah besar!"Melisa menghela napas, lalu meneruskan, "Sebenarnya, semua pria sama saja. Mereka mengaku rela mati untukmu sekarang, tapi ujung-ujungnya akan bosan. Nggak ada gunanya berharap pada pria, lebih baik kita menghasilkan uang sendiri."Hati Annika sontak sakit mendengarnya. Dia teringat pada Sania yang kehilangan pendengarannya dan begitu menderita, tetapi hanya dibayar dengan uang 100 miliar.Melihat ekspresi Annika ini, Melisa pun tidak melanjutkan lagi. Pelayan yang masuk untuk menyajikan membuat suasana menjadi lebih
Annika menjadi murung mendengarnya. Dia bergumam, "Zakki, kalau benar seperti ini, hubungan kita nggak akan menjadi begini."Annika merasa malu sehingga tidak berbicara lagi. Dia mengambil tasnya dan ingin pergi. Akan tetapi, Zakki sontak mencondongkan badan dan menahan tangannya sambil berkata, "Temani aku makan."Annika menggeleng sembari menimpali, "Zakki, kamu nggak seharusnya berinvestasi untukku. Kamu makan saja, aku pulang dulu."Zakki tetap menahannya. Tatapannya menjadi suram. Sesaat kemudian, dia seperti telah memikirkan semuanya dengan cermat sehingga mengambil jasnya dan berkata, "Aku akan mengantarmu pulang."Zakki selalu bersikap tegas. Dia membawa Annika keluar dari ruang privat, lalu keduanya berjalan ke tempat parkir. Zakki membuka pintu mobil dan terlihat gumpalan putih di samping kursi pengemudi. Itu adalah Meta.Meta meringkuk di jok kulit, tampak tertidur lelap. Begitu mendengar suara, ia mendongak menatap Annika dengan lugu. Dalam sekejap, kesedihan menyelimuti ha
Annika berjalan di jalanan batu yang sempit. Dia mendapati ada banyak pot tanaman di halaman, membuat musim dingin ini tampak hidup seperti musim semi. Di sebuah pintu yang terbuat dari marmer, terlihat pula lukisan yang dilukis oleh ibunya saat masih hidup.Sementara itu, ruang tamu telah direnovasi. Gaya ruangan ini masih sama, tetapi semua furniturnya diganti dengan yang baru, termasuk karpet. Di belakang sofa, terlihat sebuah mural yang luar biasa besar. Bintang berkelap-kelip. Pada malam musim panas, Annika yang masih kecil tidur nyenyak di dalam tenda kecil.Sesudah mengamati cukup lama, Annika baru pergi dengan mata berkaca-kaca. Salju menjadi makin lebat, terlihat seperti bulu-bulu yang jatuh dari langit malam.....Setelah Annika pergi, Zakki kembali ke ruang privat dan menyantap makanan sendiri dengan ekspresi datar. Tidak berselang lama, Dania datang untuk mencarinya.Begitu masuk, Dania menyerahkan sebuah laporan dan berkata, "Ini hasil analisis terbaru dari dokter, asisten
Zakki mengakhiri panggilan, lalu duduk di atas sofa. Dia memandang hujan lebat di luar sambil membayangkan Annika juga bersandar di sini bersamanya .... Zakki tentu saja bisa pergi menemui Annika sekarang dan mendapatkan wanita ini beserta hatinya lagi.Jika tidak ada halangan, dia bisa mendapatkan Annika kembali malam ini. Annika akan melingkarkan lengannya di leher Zakki dan menerima sentuhan darinya seperti dulu, hanya karena Annika mencintai Zakki.Namun, Zakki sama sekali tidak pergi. Menurutnya, dia tidak perlu melakukan ini. Selain itu, dia juga berpikir bahwa dirinya sudah mendapatkan Annika sekali lagi. Di sisi lain, Annika terjebak lagi dalam hubungan ini secara fisik maupun perasaan ....Pada malam sunyi yang diiringi suara hujan, pelayan mengetuk pintu ruang kerja Zakki sembari menyampaikan, "Tuan, ada seorang pria dari Keluarga Barani yang datang mencari Tuan. Dia bilang ingin bertemu dengan Tuan."Pria dari Keluarga Barani .... Zakki menebak bahwa pria itu adalah Harry.
Larut malam, Dania terkesiap. Sesaat kemudian, dia sadar dan berkata, "Pak Zakki, hanya garis keturunan utama dari Keluarga Ruslan yang bisa menikmati fasilitas bangsal VIP, Shilla .... Kalau Annika tahu, dia pasti marah."Zakki membentaknya, "Lakukan saja apa yang kukatakan!"Dania tentu tidak berani membangkang perintah Zakki. Namun, sebelum menutup telepon, dia berkata, "Pak Zakki, aku rasa kamu akan menyesal nanti."Setelah menutup telepon, Dania mengembuskan napas. Dia bahkan mendongak untuk mencegah air mata mengalir turun. Dari awal hingga akhir, dia tahu betul bagaimana Annika bisa kembali ke sisi Zakki dan betapa kejamnya Zakki pada Annika. Zakki telah berulang kali mengecewakan Annika!Dulu, Dania berpikir bahwa Zakki mencintai Annika. Kini, dia tahu bahwa cinta itu tidak ada apa-apanya di hati Zakki yang keras seperti batu!....Keesokan malam, salju belum kunjung berhenti. Saat keluar dari balai musik, Annika melihat mobil Zakki yang terparkir di luar. Dia pun berhenti. Kep
Rasanya sudah lama sekali Annika tidak kembali ke vila. Setelah memarkir mobil di depan gerbang vila, Zakki menyerahkan mantel pada Annika. Setelah itu, dia menatapnya dalam-dalam seraya berkata, "Saljunya nggak lebat. Ayo jalan-jalan sebentar.""Dia gimana?" tanya Annika, takut Meta akan kedinginan.Zakki melirik Meta sekilas, lalu kembali menatap Annika sambil berkata pelan, "Aku akan menggendongnya, tapi kamu jangan cemburu, ya."Annika mengenakan mantelnya, lalu membuka pintu mobil dan turun. "Aku nggak bakal cemburu!" sahutnya.Zakki terkekeh-kekeh. Kemudian, dia mencondongkan tubuh untuk menggendong Meta. Sambil mengelus kepala anjing kecil itu, dia berbisik, "Ibumu marah, tuh!" Meta menggonggong dua kali sebagai tanggapan.Zakki juga memakai mantelnya, lalu turun mobil sambil menggendong Meta. Dia menutup pintu mobil dengan punggung tangan, lalu segera menyusul Annika dan berjalan bersisian dengannya. Meta berbaring dengan manis dalam dekapan Zakki. Salju perlahan turun ke bumi.
Tubuh Annika telah tenggelam dalam hasrat. Dia merasa tidak aman dan ingin bangun, tetapi malah ditahan oleh Zakki secara lembut. Pria itu mendekati telinga Annika, lalu memiringkan kepalanya untuk mencium kedua mata istrinya yang basah.Kemudian, Zakki berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Ada beberapa hal yang menurutku diperlukan. Nyonya Ruslan, aku ingin menyenangkanmu. Aku ingin membuatmu senang .... Katakan padaku, apa yang harus kulakukan? Sekarang, kamu ingin aku melakukan apa?"Zakki berbicara demikian sambil menggenggam erat tangan istrinya .... Zakki memiliki paras yang tampan dan pandai merayu. Wanita mana yang mampu menahan diri dari pria seperti ini? Apalagi, Annika telah mencintainya selama 6 tahun. Dia sangat mudah ditaklukkan oleh pria itu.Ketika Zakki menciumnya, dia tanpa sadar mengangkat tubuhnya dan merespons ciumannya dengan gemetar. Namun, pria itu malah menjauh sambil tersenyum lembut.Annika telah bergairah sekarang. Dia merangkul leher suaminya dengan
Annika pergi ke rumah sakit untuk menjemput Sania. Setelah sopir memarkir mobil, pintu langsung dibuka seseorang dari luar. Annika terkejut saat mendapati Jeremy berdiri di luar mobil. Di tengah lapangan parkir yang diselimuti salju tipis, sosok pria itu tampak murung.Bertemu Jeremy lagi membuat hati Annika terasa rumit. Jadi, dia hanya duduk dalam diam di mobil.Akhirnya, Jeremy yang pertama angkat suara, "Annika, aku mau ngobrol sebentar denganmu!"....Di sebuah kafe tepi jalan, Annika duduk sambil memandangi pemandangan salju di luar jendela. Dia mengaduk kopi di meja tanpa suara.Jeremy bertanya, "Gimana kabar dia?"Annika tersadar dari lamunan dan menatap Jeremy yang duduk berhadapan dengannya. Seperti biasa, pria itu masih berpakaian necis dan tanpa cacat. Hanya saja, dia tidak menyalakan rokok meski tangannya terus menggenggam kotak rokok. Jeremy tampak sedikit gelisah.Annika menaruh pengaduk dan menyesap kopinya. Tanpa memandang Jeremy, dia perlahan berkata, "Setiap aku meng
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se