Jendela mobil setengah terbuka, Annika bisa melihat wajah Zakki yang bermartabat.Dia mengenakan setelan hitam dan putih. Dia tampak seperti baru saja keluar dari suatu acara formal. Zakki terlihat sangat nyaman, ini membuat Annika makin malu.Di tengah hujan di malam hari, dua pasang mata saling menatap.Bibir Annika gemetar kedinginan.Tangannya memegang biola erat-erat, dia tahu bahwa semua ini adalah ulah Zakki.Saat ini, Annika hanya perlu menyerah dan masuk ke dalam mobil.Dia bisa mendapatkan selimut bersih dan air panas. Dia tidak perlu pergi ke mal untuk tampil besok pagi. Dia akan bangun di tempat tidur yang mewah dan empuk. Dia bisa menjadi Nyonya Ruslan yang sama seperti sebelumnya.Akan tetapi, bukan itu yang dia inginkan!Annika berdiri di tengah hujan dan menatapnya tanpa mengatakan apa pun.Hujan makin deras hingga membasahi bulu mata dan mengaburkan pandangan satu sama lain.Dalam waktu semenit, dia menutupi kepalanya dengan satu tangan dan berlari ke depan di tengah h
Annika berlari kembali ke rumah kontrakannya.Shinta sedang menunggu dengan cemas di bawah sambil memegang payung."Bibi Shinta, kenapa kamu ada di sini?"Setelah kembali ke rumah, Shinta mengambil handuk dan mengeringkan rambut Annika. "Aku merasa khawatir, jadi aku ke sini. Hujannya sangat deras ... kenapa kamu nggak naik taksi?"Annika berkata dengan ringan, "Hujannya nggak terlalu deras."Shinta menyuruh Annika untuk mandi. Sambil menunggu Annika selesai mandi, Shinta memanaskan sup.Saat Annika sedang minum sup, Shinta bertanya dengan ragu-ragu, "Bagaimana kabarmu dan Zakki?"Annika berhenti sejenak.Dia kembali meminum sup tersebut dan berbisik, "Dia menolak untuk bercerai! Aku belum menemukan orang yang bisa menangani kasus perceraian untuk saat ini, tapi aku sudah mengajukan permohonan pisah, paling lama dua tahun .... Aku bisa berpisah dengannya meskipun dia menolak."Shinta tidak mengatakan apa-apa lagi.Dia memberikan obat pada Annika. Ketika dia melihat luka di ujung jari A
Annika merasa ini terlalu dekat baginya.Saat dia hendak menolak, Jony mengeluarkan kotak makan dari kursi penumpang depan. "Ibuku membuat pangsit dengan isian seledri favoritmu. Aku mau memberikannya padamu.""Bibi masih ingat!" ujar Annika agak malu.Jony tersenyum lembut, dia mencondongkan tubuh ke depan dan membuka pintu kursi penumpang depan. "Masuklah, kebetulan aku sedang dalam perjalanan."Annika tidak bisa menolak lagi.Dia masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya: "Maaf jadi merepotkan."Jony memegang kemudi dengan kedua tangan dan menoleh ke arah Annika yang sedang memegang kotak makan. "Buka dan makanlah kalau kamu lapar. Makanannya masih panas."Annika tidak ingin terlihat terlalu dekat dengan Jony. Selain itu, dia takut mengotori mobilnya, jadi dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku akan makan di rumah saja."Jony tidak memaksanya dan menginjak pedal gas dengan lembut. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Makan di rumah juga tetap enak!"BMV putih itu me
Zakki telah menikah dengannya selama tiga tahun.Zakki tahu bagaimana cara membuat Annika tersentuh, nyaman, dan lemas.Pasangan itu bergelut di koridor tua yang gelap.Mereka adalah orang yang berpendidikan. Annika adalah wanita terhormat dari keluarga terkenal. Zakki juga biasanya tidak menyukai lingkungan yang kotor.Namun saat ini, Zakki tidak peduli.Zakki hanya ingin membuat Annika pingsan, menangis dalam pelukannya, lalu tanpa sadar memanggil namanya dengan suara lemah dan serak ….Annika hampir pingsan. "Tidak! Aku tidak akan melakukannya!"Suaranya yang serak dan gemetar makin membangkitkan nafsu pria itu untuk menyiksanya.Setiap kali dia memberontak, tubuhnya ditekan oleh Zakki. Annika diperlakukan dengan sangat kasar dan memalukan. Zakki mencondongkan tubuhnya ke telinga Annika dan berbisik,"Apa kamu tahu siapa dia?""Apa kamu nggak sadar kalau dia mirip denganku? Kamu mau mencari penggantiku?"…Zakki sudah paham dengan tubuh Annika dan tekniknya adalah yang terbaik.Anni
Kaki Annika terasa lemas saat dia berjalan.Namun, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Dia tidak ingin Zakki melihatnya agar situasinya tidak bertambah buruk.Yang terjadi tadi hanyalah sekadar nafsu seksual antara pria dan wanita. Dalam tiga tahun terakhir, Zakki telah melakukan banyak hal memalukan padanya, ini bukan apa-apa.Lagi pula, mereka tidak benar-benar melakukannya!Koridor tua itu masih gelap dan memiliki aura yang tidak enak karena kejadian tadi. Annika mengambil kotak makanan yang jatuh dan biola yang terbengkalai sambil menahan rasa sakit.Dia menyeret tubuhnya yang lelah ke rumah. Ketika dia hendak membuka pintu, dia mendengar suara seseorang. "Annika!"Lampu koridor tiba-tiba menyala.Annika melihat wajah yang tidak asing dan tanpa sadar bergumam, "Sania."Setelah beberapa saat, dia kembali tersadar dan bertanya, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?""Aku tadi pergi ke rumah sakit, Bibi Shinta memberiku alamat sini.”Sania mengangkat dagunya dan berkata,
Annika berkata, "Aku tahu! Zakki yang mengundangnya.""Lalu, yang dimaksud kekasihnya itu adalah Shilla? Annika, kenapa kedua orang itu ada di mana-mana? Kalau bukan karena kecelakaan itu, kamu pasti sudah mengikuti Pak Wito untuk melanjutkan studi di luar negeri. Kamu nggak perlu melayani Zakki!" ujar Sania terkejut.Sania mengisap sebatang rokok untuk menahan rasa terkejutnya."Zakki itu seperti berlian, biaya tidurnya terlalu tinggi!" ujarnya.Dia mengira Annika akan mundur.Sebaliknya, Annika berkata dengan suara pelan, "Pak Wito pernah meneleponku. Dia bilang dia berharap aku bisa belajar di bawah bimbingannya selama empat tahun di Indara."Sania sangat bersemangat hingga mematikan rokoknya."Kalau kamu melewatkan kesempatan ini, aku nggak akan tinggal diam.""Aku tahu," ujar Annika sambil tersenyum tipis.Annika akhirnya merasa lega. Dia membereskan piringnya, mandi, lalu kembali ke tempat tidur.Sania sudah tertidur.Annika berbaring di samping Sania dan menyandarkan kepalanya d
Grup Ruslan.Sekretaris Dania mengetuk pintu. Setelah mendapat persetujuan, dia membuka pintu dan masuk.Zakki sedang menjawab telepon dari Nyonya Dian. Isi percakapannya persis seperti apa yang ingin dilaporkan Sekretaris Dania kepada Zakki."Zakki, kamu mau membiarkan Annika menunjukkan wajahnya seperti itu?""Siapa itu Jeremy?""Ada juga seseorang bernama Sania Lindarto yang reputasinya sangat buruk sehingga Annika tidak boleh bergaul dengannya! Zakki, kamu harus menjaga istrimu."…Zakki berkata dengan santai, "Bu, Annika ingin menceraikanku! Bagaimana aku bisa menjaganya?"Nyonya Dian sangat peduli dengan reputasi Keluarga Ruslan.Nyonya Dian berbicara panjang lebar, tetapi putranya tidak mau mendengarkan. Jadi, Nyonya Dian menutup telepon dengan penuh amarah.Zakki meletakkan ponselnya dan bertanya pada Sekretaris Dania, "Annika pergi ke tempat Jeremy?"Sekretaris Dania baru saja ingin mengatakannya.Tiba-tiba, Dania melihat sebuah kotak beludru di tangan Zakki. Dia mengenali kot
Roy berniat untuk mempersulit Annika, dia berkata sambil tersenyum, "Zakki, Annika juga ada di sini!"Zakki memainkan korek api dan tidak mengatakan apa-apa.Roy yakin bahwa Zakki tidak peduli pada Annika, jadi dia menyapa Annika yang ada di atas panggung. "Annika!"Annika menoleh.Dia tahu bahwa Roy memiliki niat buruk, tetapi Jeremy juga ada di sana, jadi Roy tidak bisa bertindak seenaknya.Ketika Annika datang, Roy menuangkan tiga gelas anggur merah untuknya.Roy berkata dengan sopan, "Annika, aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini! Saat kamu menikah dengan Zakki, Chika nggak tahu apa-apa dan kehilangan kesabaran. Hari ini aku mau meminta maaf padamu atas namanya!"Roy sering bersosialisasi, apakah dia kuat minum?Dia meminum tiga gelas anggur merah seperti meminum air putih.Setelah minum, dia menatap lurus ke arah Annika. "Annika … sebagai Nyonya Ruslan, kamu nggak akan meremehkanku, 'kan?"Jeremy duduk sambil bertopang dagu.Annika bekerja di tempatnya, jadi dia harus