Kaki Annika terasa lemas saat dia berjalan.Namun, dia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Dia tidak ingin Zakki melihatnya agar situasinya tidak bertambah buruk.Yang terjadi tadi hanyalah sekadar nafsu seksual antara pria dan wanita. Dalam tiga tahun terakhir, Zakki telah melakukan banyak hal memalukan padanya, ini bukan apa-apa.Lagi pula, mereka tidak benar-benar melakukannya!Koridor tua itu masih gelap dan memiliki aura yang tidak enak karena kejadian tadi. Annika mengambil kotak makanan yang jatuh dan biola yang terbengkalai sambil menahan rasa sakit.Dia menyeret tubuhnya yang lelah ke rumah. Ketika dia hendak membuka pintu, dia mendengar suara seseorang. "Annika!"Lampu koridor tiba-tiba menyala.Annika melihat wajah yang tidak asing dan tanpa sadar bergumam, "Sania."Setelah beberapa saat, dia kembali tersadar dan bertanya, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?""Aku tadi pergi ke rumah sakit, Bibi Shinta memberiku alamat sini.”Sania mengangkat dagunya dan berkata,
Annika berkata, "Aku tahu! Zakki yang mengundangnya.""Lalu, yang dimaksud kekasihnya itu adalah Shilla? Annika, kenapa kedua orang itu ada di mana-mana? Kalau bukan karena kecelakaan itu, kamu pasti sudah mengikuti Pak Wito untuk melanjutkan studi di luar negeri. Kamu nggak perlu melayani Zakki!" ujar Sania terkejut.Sania mengisap sebatang rokok untuk menahan rasa terkejutnya."Zakki itu seperti berlian, biaya tidurnya terlalu tinggi!" ujarnya.Dia mengira Annika akan mundur.Sebaliknya, Annika berkata dengan suara pelan, "Pak Wito pernah meneleponku. Dia bilang dia berharap aku bisa belajar di bawah bimbingannya selama empat tahun di Indara."Sania sangat bersemangat hingga mematikan rokoknya."Kalau kamu melewatkan kesempatan ini, aku nggak akan tinggal diam.""Aku tahu," ujar Annika sambil tersenyum tipis.Annika akhirnya merasa lega. Dia membereskan piringnya, mandi, lalu kembali ke tempat tidur.Sania sudah tertidur.Annika berbaring di samping Sania dan menyandarkan kepalanya d
Grup Ruslan.Sekretaris Dania mengetuk pintu. Setelah mendapat persetujuan, dia membuka pintu dan masuk.Zakki sedang menjawab telepon dari Nyonya Dian. Isi percakapannya persis seperti apa yang ingin dilaporkan Sekretaris Dania kepada Zakki."Zakki, kamu mau membiarkan Annika menunjukkan wajahnya seperti itu?""Siapa itu Jeremy?""Ada juga seseorang bernama Sania Lindarto yang reputasinya sangat buruk sehingga Annika tidak boleh bergaul dengannya! Zakki, kamu harus menjaga istrimu."…Zakki berkata dengan santai, "Bu, Annika ingin menceraikanku! Bagaimana aku bisa menjaganya?"Nyonya Dian sangat peduli dengan reputasi Keluarga Ruslan.Nyonya Dian berbicara panjang lebar, tetapi putranya tidak mau mendengarkan. Jadi, Nyonya Dian menutup telepon dengan penuh amarah.Zakki meletakkan ponselnya dan bertanya pada Sekretaris Dania, "Annika pergi ke tempat Jeremy?"Sekretaris Dania baru saja ingin mengatakannya.Tiba-tiba, Dania melihat sebuah kotak beludru di tangan Zakki. Dia mengenali kot
Roy berniat untuk mempersulit Annika, dia berkata sambil tersenyum, "Zakki, Annika juga ada di sini!"Zakki memainkan korek api dan tidak mengatakan apa-apa.Roy yakin bahwa Zakki tidak peduli pada Annika, jadi dia menyapa Annika yang ada di atas panggung. "Annika!"Annika menoleh.Dia tahu bahwa Roy memiliki niat buruk, tetapi Jeremy juga ada di sana, jadi Roy tidak bisa bertindak seenaknya.Ketika Annika datang, Roy menuangkan tiga gelas anggur merah untuknya.Roy berkata dengan sopan, "Annika, aku nggak menyangka akan bertemu denganmu di sini! Saat kamu menikah dengan Zakki, Chika nggak tahu apa-apa dan kehilangan kesabaran. Hari ini aku mau meminta maaf padamu atas namanya!"Roy sering bersosialisasi, apakah dia kuat minum?Dia meminum tiga gelas anggur merah seperti meminum air putih.Setelah minum, dia menatap lurus ke arah Annika. "Annika … sebagai Nyonya Ruslan, kamu nggak akan meremehkanku, 'kan?"Jeremy duduk sambil bertopang dagu.Annika bekerja di tempatnya, jadi dia harus
Annika sudah setengah mabuk.Zakki membawanya ke tempat parkir. Dia membuka pintu penumpang depan dengan satu tangan dan memintanya masuk.Annika tidak mau ….Dia mabuk, tetapi bukan mabuk berat.Annika bersandar di pintu mobil dan mengangkat kepalanya sedikit. Dia membuka bibir merahnya berkata dengan suara seksi, "Zakki, aku nggak mau pulang bersamamu! Kita akan bercerai!"Zakki menatap Annika dan memperhatikan tingkah centilnya ketika dia sedang mabuk.Dia belum pernah melihat Annika seperti ini.Annika mengenakan blus sutra warna sampanye dan rok duyung. Saat ini, Annika memancarkan pesona feminin.Setiap lekuk tubuhnya itu menggoda para pria untuk menyentuh dan memilikinya.Zakki menggertakkan gigi dan berbisik di telinga Annika, "Lihat dirimu sekarang, kamu sama sekali nggak terlihat seperti wanita baik-baik."Annika menatap Zakki.Pandangannya sudah mulai jernih, tetapi kemudian menjadi kabur lagi.Zakki tidak mau berargumen dengan Annika dan mendorongnya ke dalam mobil dengan s
Zakki memegang leher Annika dengan satu tangan dan menekan bagian belakang kepalanya dengan tangan yang lain sehingga mereka berimpitan. Dahi bertemu dahi, hidung bertemu hidung. Bibir tipisnya ... mengembuskan napas panas yang membuat tubuh Annika sedikit gemetar.Annika bingung.Di lubuk hatinya yang terdalam, dia merasa ada yang tidak beres.Dia dan Zakki seharusnya tidak melakukan hal seperti ini ….Ketika emosi Zakki begitu kuat hingga dia tidak bisa mengendalikan diri, Annika berbisik ke telinganya, "Zakki, kapan kita akan bercerai?"Tubuh Zakki sedikit menegang.Zakki mencubit wajah Annika dan menatapnya dengan paksa.Wajah Annika merah merona, dia memancarkan pesona feminin wanita dewasa. Annika menatapnya dan berbisik, "Zakki, apa kamu tahu .... Sebenarnya, aku tidak menyukaimu lagi, tidak lagi!"Dia mengatakannya beberapa kali.Ekspresi Zakki tiba-tiba berubah menjadi suram. Zakki mencubit dagu Annika menatapnya untuk waktu yang lama. "Apa menurutmu aku peduli?" ujar Zakki.D
Langit sudah mulai cerah, Zakki bangun lebih dulu.Dia terbangun karena kepanasan. Memegang sesuatu yang panas di pelukannya membuat jubah mandinya basah kuyup.Ketika Zakki membuka matanya, dia melihat wajah merah Annika yang terlihat tidak normal.Dia menyentuh wajah Annika dan menyadari bahwa tubuh Annika sangat panas!Zakki segera berdiri dan bergegas turun. Dia berkata pada pelayan, "Panggil Dokter Rommy ke sini!""Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya pelayan itu.Zakki sedang berjalan ke lantai atas. Ketika mendengar pelayannya mengatakan itu, dia berhenti sejenak dan berkata, "Bilang saja istriku demam, minta dia datang secepat mungkin."…Setengah jam kemudian, Dokter Rommy bergegas datang.Para pelayan sudah merapikan kamar tidurnya, tidak ada satu pun barang yang mencurigakan.Dokter memeriksa Annika dengan cermat dan berkata, "Demamnya lumayan parah. Aku akan memberinya suntik penurun demam! Selain itu … tubuh Nyonya Ruslan cukup lemah, jadi dia harus memperhatikan nutri
Sekretaris Dania tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya.Dia pernah mengejar Zakki saat masih kuliah.Hanya saja, dia bukan apa-apa jika dibandingkan dengan putri dari keluarga kaya raya.Zakki duduk di seberangnya.Sekretaris Dania tersenyum tipis dan tetap bersikap profesional. "Nyonya Ruslan sudah kembali sekarang, jadi dia akan mengurus semua pekerjaan ini mulai sekarang! Pak Zakki, apa Nyonya Ruslan masih harus melaporkan pemakaian perhiasan dan semua pengeluarannya kepadaku?"Zakki sudah muak dengan topik ini.Annika mengungkit masalah ini ketika dia mengajukan cerai pada Zakki.Ketika melihat Zakki tidak berbicara, Sekretaris Dania mengambil keputusan sendiri dan berkata, "Jangan khawatir, Pak Zakki, aku akan mengaturnya."Zakki menatapnya tanpa mengatakan apa-apa.Dia adalah pria normal. Dia bisa merasakan ketika seorang wanita mengaguminya. Dulu dia tidak peduli karena itu tidak memengaruhi hidupnya.Namun, Sekretaris Dania jelas-jelas telah melewati batas.Zakki berpikir se