Meskipun Annika suka mencari masalah dan ingin bercerai dengan Zakki, Annika tidak akan mengolok-olok tubuh Zakki.Annika sangat lapar.Bubur ikannya sangat harum dan lembut. Setelah Annika menghabiskan makanannya, dia merasa jauh lebih baik.Zakki bersandar di dinding di depan jendela.Cahaya senja yang masuk dari jendela dan menyinari wajahnya membuat raut wajahnya makin tampan dan tegas. Terlebih lagi, rambut Zakki terpangkas rapi dan pakaiannya sangat anggun. Dia benar-benar terlihat seperti orang kaya.Zakki menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak mengisapnya. Dia memegang rokok itu di luar jendela dan membiarkan asap tipis itu tertiup angin malam.Ada juga bau nikotin yang samar-samar di kamar tidur.Bau itu melekat pada tubuh Zakki.Setelah Annika menghabiskan buburnya, Zakki mematikan rokoknya. Zakki menoleh ke arah Annika dan berkata, "Nenek meminta kita berdua pulang untuk menemuinya. Bagaimana menurutmu?"Nenek Zakki sangat baik kepada Annika.Annika tidak tega menyakiti hat
Annika masih bisa berpikir jernih, bagaimana mungkin dia mau melakukan itu?Dia mengulurkan lengannya ke depan dan menggoyangkan kepalanya untuk menghindari ciuman Zakki. Annika berkata dengan lembut, "Zakki, kita nggak boleh melakukan hal seperti ini lagi."Namun saat ini, bagaimana Zakki bisa menahan diri?Zakki mencium bibir merah Annika dan berkata dengan percaya diri, "Kenapa tidak? Nyonya Ruslan, kita masih pasangan sah."Annika berada dalam pelukannya.Zakki sudah menahan diri sepanjang malam kemarin. Sekarang dia tidak akan melepaskan Annika ....Zakki menikmati kehangatan Annika. Dia menundukkan kepalanya dan menatap Annika dengan saksama. Dia memperhatikan bagaimana tangan dan kaki Annika menjadi lemah karena sentuhannya.Semua pria itu buruk, jika seorang wanita memohon belas kasihan, pria itu makin ingin menggertaknya.Zakki tidak terkecuali.Zakki mengangkat tubuh Annika dan mendekapnya. Dia menatap Annika dengan tajam dan menggodanya. "Kamu bilang tidak, tapi tubuhmu sang
Annika tersadar kembali dan mendapati mobil itu berhenti di persimpangan.Di depan, lampu merah menyala.Annika menyingkirkan tangan Zakki dan memalingkan wajahnya. Kemudian, dia berkata dengan nada dingin, "Aku nggak memikirkan apa pun!"Zakki menatap Annika.Dia merasa sedikit tidak nyaman.Dia tiba-tiba teringat masa lalu, ketika dia dan Annika baru saja menikah. Saat itu, Annika baru berusia awal 20-an. Annika sangat mencintainya saat itu. Setiap malam saat Zakki pulang kerja, Annika selalu bergegas turun untuk membantu Zakki membawa tas kerjanya. Mereka berdua saling berbicara tentang masakan malam itu. Selain itu, Annika juga menyiapkan air untuk mandi sebelum tidur.Ketika melakukan hubungan suami istri di malam hari, Zakki sengaja menyakitinya.Annika hanya merona merah, memeluk leher Zakki erat-erat, dan memintanya untuk bersikap lebih lembut.Saat baru menikah, Annika sebenarnya sangat bahagia.Namun lambat laun, Annika tidak lagi tersenyum dan berhenti bertingkah genit denga
Annika melangkah ke lantai atas, tetapi tidak menemukan Shinta di rumah. Annika lantas menelepon Shinta. Usai mendengar bahwa Shinta tidak menelepon ke vila Zakki, dia menutup panggilan. Annika menebak pelayan di vila berbohong demi membantunya.Annika tidak memikirkannya terlalu jauh. Malam ini, dia tidak perlu bekerja. Dia pun segera mandi dan tidur lebih awal. Annika kembali bermimpi tentang kehidupan saat dirinya baru menikah dengan Zakki. Zakki di dalam mimpinya masih memperlakukannya dengan sangat dingin. Pria itu juga selalu terdengar kesal ketika berbicara dengannya.Dering ponsel membangunkan Annika. Dia memeriksa ponselnya. Ternyata itu WhatsApp dari Zakki. Hanya ada beberapa kalimat pendek dalam pesan itu.[ Jangan lupa kalau kita akan mengunjungi Nenek besok. Setelah pulang kerja, aku akan menunggumu di Hotel Harington. ]Bagaimana mungkin Annika lupa? Teringat dengan pertunjukan kembang api yang Zakki berikan bagi Shilla, Annika langsung menerima uang transfer pria itu. Se
Annika lumayan terkejut mendengar ucapan Roy. Roy kurang bersahabat dengan Annika karena Chika. Beberapa malam sebelumnya, Roy juga mencari masalah dengannya. Saat ini, pria itu justru menawarkan tumpangan padanya.Annika tanpa sadar curiga bahwa Roy punya maksud buruk. Dia mundur selangkah sambil berkata dengan dingin, "Roy, kamu sudah berjanji nggak akan menggangguku lagi."Roy memandangi Annika. Beberapa saat kemudian, dia berkata pelan, "Ya, aku memang bilang begitu." Usai berkata begitu, dia langsung melajukan Land Rovar hitamnya yang meninggalkan kepulan asap hitam di udara.....Annika mengira masalahnya dengan Roy sudah berakhir. Tak disangka, malam itu dia melihat pria itu lagi di lantai 56 Hotel Harington. Dia tengah bermain kartu bersama Jeremy dan beberapa orang lainnya. Namun, kali ini tidak ada artis atau model muda yang duduk di sebelahnya.Roy mengangkat kepalanya saat Annika naik ke panggung. Gerakan kecil yang tidak mencolok ini dilihat oleh Jeremy. Jeremy melirik ke
"Kamu yang sinting! Jangan lupa, siapa suaminya!" ujar Jeremy.....Saat ini, hanya ada Annika di ruang ganti wanita. Dia telah melepas gaun hitam pendeknya. Tubuhnya yang indah kini hanya dibalut pakaian dalam hitam dan bersinar di bawah pancaran lampu kuning redup.Mendadak, pintu berderit terbuka. Annika tersentak kaget dan segera menutupi dadanya dengan kemeja. Dia lantas berbalik dan mendapati Zakki berdiri di depan pintu. Pria itu tengah memandangnya sambil perlahan-lahan menutup pintu ruang ganti dengan punggung tangan.Annika menggigit bibir bawahnya dan berkata, "Zakki, ini ruang ganti wanita!"Zakki berjalan ke hadapan Annika seolah-olah tidak mendengar ucapannya. Sebelum Annika sempat bereaksi, dia mengambil kemeja dari tangan wanita itu, lalu menekannya ke loker ruang ganti dengan satu tangan. Zakki mengamati wajah Annika di bawah cahaya lampu.Annika tidak terbiasa dengan perlakuan semacam ini. Lapisan keringat muncul di kulit sensitifnya. Dia pun mulai sedikit gemetar.La
Lampu di Kediaman Ruslan masih bersinar terang larut malam itu. Para pelayan sibuk menghidangkan berbagai makanan bernutrisi ke atas meja makan besar. Lily menemani Zakki dan Annika di meja makan.Lily takut cucunya kurang bertenaga di malam hari, jadi dia sengaja meminta koki merebus kura-kura untuk menutrisi tubuhnya. Lily juga meminta semangkuk hidangan penguat yin dan menghidangkannya untuk Annika dengan penuh perhatian.Lily menyunggingkan senyuman dan berujar, "Nenek cukup tahu soal hal-hal ini! Kamu pasti akan hamil malam ini."Walaupun sudah menikah selama tiga tahun, wajah Annika tetap saja merona begitu mendengar ucapan Lily. Apalagi, ada beberapa pelayan yang berdiri di ruang tamu.Zakki melirik Annika, lalu menghibur Lily dengan ekspresi datar, "Kalau begitu, aku harus bekerja keras supaya Nenek bisa menggendong cicit secepat mungkin."Lily tersenyum senang, seolah-olah sudah bisa melihat cicitnya yang menggemaskan melambai padanya. Dia kembali menyajikan semangkuk sup kura
Zakki berkata dengan nada mengejek, "Annika, sekarang kamu jadi begitu murah hati, ya!" Usai berkata begitu, dia meninggalkan Annika dan mandi air dingin.Setelah Zakki keluar dari kamar mandi 10 menit kemudian, dia melihat Annika telah membentangkan selimut tipis di sofa. Wanita itu tampaknya ingin tidur di sana malam ini. Zakki kesal melihatnya. Amarah yang baru saja mereda kembali berkobar. Tanpa banyak pikir, dia menggendong Annika dan melemparnya ke ranjang besar yang empuk. Setelah itu, dia menindih wanita itu di bawahnya.Annika membenamkan wajahnya di bantal. Zakki tidak berniat menyentuh Annika karena amarah masih menyesaki hatinya. Saat dia hendak minggir, ponsel Annika mendadak berdering. Ada notifikasi WhatsApp masuk.Zakki berujar sambil mengernyit, "Sudah semalam ini, siapa yang mengirimimu pesan?"Annika kesakitan karena ditindih barusan. Dia menyahut dengan nada kesal, "Apa pedulimu!"Zakki mendengus sebagai balasan. Sambil menahan bahu kurus Annika dengan satu tangan,