Share

Bab 152

Setelah kembali ke Kota Brata, Annika langsung mengemudikan mobilnya ke pemakaman dari bandara. Saat ini adalah awal musim dingin, angin sejuk bertiup sepoi-sepoi. Dia mengenakan mantel hitam, memegang seikat bunga daisy yang merupakan bunga favorit ibunya. Dia berdiri di tengah terpaan angin sambil menatap foto wajah ibunya yang tersenyum bahagia di batu nisan.

Ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil.

Dalam ingatan Annika, ibunya lembut dan penuh kasih, serta sangat mencintai ayahnya. Dulu, saat suara mobil ayahnya terdengar di halaman Vila Kusnadi di sore hari, ibunya akan turun untuk menyambut ayahnya. Ayahnya akan mencium ibunya, lalu memeluk Annika sambil berkata, "Apakah Annika merindukan Ayah?"

"Annika rindu sama Ayah! Aku mau ikut Ayah pergi menjemput Kakak pulang sekolah."

"Oke, kita jemput kakakmu pulang, jangan ganggu ibumu melukis ya," balas ayahnya.

....

Annika yang masih kecil duduk di dalam mobil berwarna hitam. Dia melihat ibunya melalui jendela belakang, ibunya berdiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status