Saat Zakki kembali ke vila, sudah hampir pukul 23.00. Ketika memasuki vila, seorang pembantu menyambutnya dengan suara rendah, "Tuan sudah pulang. Apakah aku perlu menyiapkan camilan malam?"Zakki melepaskan mantelnya dan membuka dua kancing kemejanya, lalu berkata dengan pelan, "Tolong buatkan bakmi. Di mana Nyonya? Apakah dia sudah tidur?"Pembantu itu mengambil mantelnya sambil menjawab dengan nada lembut, "Nyonya turun untuk makan sedikit malam tadi, lalu berlatih biola sebentar dan nggak turun lagi."Zakki hanya menjawab, "Oke."Setelah pembantu pergi, dia duduk di meja makan dan membuka pintu jendela. Zakki menyalakan sebatang rokok dan menikmatinya perlahan-lahan ....Di dalam kepulan asap yang ringan, Zakki teringat bagaimana Annika selalu menunggunya di rumah sebelumnya. Istrinya itu selalu menyiapkan hidangan atau camilan, lalu berharap dia akan mencicipinya. Meskipun Zakki hanya mencicipi sedikit, itu sudah bisa membuatnya bahagia sepanjang hari.Di masa lalu, meja makan sel
Di masa lalu, Annika jarang pergi ke tempat-tempat itu karena Zakki tidak menyukainya. Kini, dia sudah tidak peduli lagi apakah pria itu menyukainya atau tidak. Annika pun pergi bersama Sania.Musik di bar menggelegar. Sania sangat menikmati suasana di sana hingga menggoyangkan tubuh. Lantaran masa kecilnya yang pahit, Sania selalu menyukai gaya hidup penuh kesenangan seperti ini. Dia bahkan memesan sebotol anggur merah untuk Annika, lalu berkata, "Anggur ini enak dan nggak akan membuatmu mabuk!"Annika menariknya untuk duduk dan bertanya dengan suara pelan, "Kenapa kamu memilih tempat ini?"Annika khawatir tentang Sania. Tidak ada yang tahu bahwa Sania telah kehilangan pendengaran kirinya. Itu adalah ulah orang yang menagih utang kepada orang tuanya ketika dia masih kecil. Meskipun setelah itu, Annika telah memaksa kakaknya mengeluarkan uang untuk mengobati Sania di rumah sakit dengan dokter THT terbaik di seluruh Kota Brata, telinganya tetap tidak dapat disembuhkan.Sania tertegun s
Annika sudah lumayan mabuk. Pada pukul 23.00, dia hendak membayar sebelum pergi. Saat ini, Zakki tampak masuk ke bar.Di malam musim dingin, pria itu mengenakan mantel tipis berwarna hitam. Akan tetapi, kemeja biru bergaris halus di dalamnya memberikan sentuhan yang segar dan justru membuat Zakki terlihat gagah. Mungkin karena gerimis di luar, mantelnya terkena beberapa tetesan air. Ditambah dengan tatapan yang dalam, Zakki pun terlihat seperti datang dari tengah badaiMusik di bar masih saja memekakkan telinga. Mereka saling menatap di antara kerumunan. Zakki menatapnya dalam-dalam, sementara tatapan Annika terlihat dingin.Wanita itu mengenakan blus sutra tipis, dengan rok panjang hitam yang mirip dengan warna mantel Zakki. Hal ini menambahkan sedikit godaan pada penampilan Annika yang biasanya anggun .... Tatapan Zakki pun makin dalam. Setelah beberapa saat, dia berjalan menuju istrinya. Zakki mengambil mantel dari tangan wanita itu dan meletakkannya di pundaknya. Kemudian, pria it
Zakki menggendong Annika ke ranjang. Pakaian, sepatu, dan stoking berserakan di lantai. Annika mabuk sehingga dia merasa agak pusing, dia pun merangkul bahu Zakki. Tiba-tiba, ponsel Annika yang terletak di meja dekat tempat tidur berdering.Annika hendak mengambil ponselnya, tetapi direbut oleh Zakki. Zakki mengira Jony yang mengirim pesan kepada Annika, ternyata Zakki melihat foto profil orang asing. Kelihatannya, orang itu masih muda. Zakki membaca pesan di layar ponsel Annika.[ Kak, apa boleh aku bertemu kamu lagi? ]Ekspresi Zakki sangat muram. Dia menatap Annika sembari bertanya, "Kamu mengenalnya di bar dan meminta nomor teleponnya?"Sebenarnya, Sania yang meminta nomor telepon pemuda itu. Namun, Annika tidak berbicara jujur ataupun menjelaskan.Annika malah merangkul leher Zakki seraya berkata dengan sinis, "Iya, pria muda itu ganteng sekali. Zakki, kamu saja boleh bermesraan dengan Shilla, kenapa aku nggak boleh mencari pria muda ... untuk bersenang-senang? Zakki, kalau kamu n
Zakki masuk ke Rumah Sakit Ruslan saat tengah malam. Dia kehabisan banyak darah. Meskipun sudah menutupinya, dokter bisa menebak bahwa Zakki pasti berhubungan intim sebelum datang ke rumah sakit. Apalagi, Zakki tampak memakai baju dan celananya dengan asal.Dokter tidak bisa berkata-kata. Saat menjahit luka, dokter berdeham dan menjelaskan, "Tuan Zakki, kalau lain kali ada kejadian seperti ini lagi, sebaiknya hentikan dulu aktivitas yang terlalu berat. Kalau lukanya nggak langsung ditangani, nanti bisa bermasalah.""Nggak bisa berhenti," sahut Zakki yang bersandar di sofa. Dia melirik Annika sekilas. Annika malah bersedia menemani Zakki ke rumah sakit, dia pasti berniat mentertawakan Zakki.Annika mengabaikan Zakki, dia melihat pesan di ponselnya. Zakki menebak Annika pasti diam-diam mengobrol dengan pemuda itu.Annika bisa menebak pemikiran Zakki, dia berkomentar, "Nggak semua orang sekotor kamu."Zakki mencibir dan menimpali, "Meskipun aku kotor, kamu juga menikmatinya."Dokter meras
Zakki sedang termenung, dia memikirkan ucapan Annika tadi. Ketika pintu dibuka, Zakki mengira Annika kembali. Jadi, dia langsung bertanya, "Annika, apa di mimpimu ada aku?"Wajah Shilla pucat pasi. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya, Zakki seperti mengungkapkan isi hatinya kepada Annika. Nada bicara Zakki juga sangat lembut. Zakki tidak pernah berbicara seperti itu dengan Shilla.Zakki mendongak karena tidak ada yang menanggapi perkataannya. Dia melihat Shilla. Zakki tampak lelah, lalu dia bersandar dan berujar dengan datar, "Kenapa kamu yang datang? Sekarang sudah malam, cepat kembali ke kamarmu."Shilla merasa sangat sedih. Dia baru memberanikan diri untuk bertanya setelah memandang Zakki untuk beberapa saat, "Apa kamu sangat menyukai Annika?"Zakki tidak menjawab pertanyaan Shilla. Sementara itu, Shilla hampir menangis, tetapi dia berusaha tegar saat berbicara, "Nggak apa-apa, Tuan Zakki. Aku juga merasa senang, tapi alangkah baiknya kalau Nyonya Ruslan juga mencintaimu."
Pintu kamar pasien diketuk, lalu dibuka. Orang yang datang adalah Dian. Meskipun sudah tengah malam, Dian tetap berdandan dengan mewah.Zakki hanya memandang Dian sambil memegang foto itu. Dian yang berdiri di depan pintu melihat foto di tangan Zakki. Zakki adalah putranya, Dian tentu tahu apa yang dipikirkan Zakki saat ini.Dian berkata kepada pelayan, "Kamu tunggu di luar saja."Pelayan merasa ada yang tidak beres, jadi dia langsung keluar dari kamar. Setelah pintu ditutup, Dian duduk di sofa. Dian berasal dari keluarga kaya, suaminya berselingkuh saat dia masih muda. Jadi, Dian selalu bersikap dingin.Di bawah cahaya lampu, ekspresi Dian tampak sangat tegas. Dian memandang Zakki seraya berucap, "Pelayan di rumah bilang, Annika pergi minum-minum di bar dan bertengkar denganmu sampai kamu masuk rumah sakit. Zakki, dia itu istri dari presdir Grup Ruslan, apa pantas dia bersikap seperti ini? Aku nggak bisa menerimanya.Tatapan Zakki sangat muram. Setelah Dian selesai mengeluh, Zakki ber
Di dalam kamar VIP, Zakki tampak frustrasi. Dia membuka album foto di ponselnya dan melihat foto Annika yang sedang berbaring di tempat tidur.Ucapan Dian terngiang-ngiang di benak Zakki. "Zakki, coba kamu ingat kembali. Saat bulan pertama pernikahan kalian, bukannya kamu selalu pulang setiap malam? Apa kamu berani bilang kamu nggak ketagihan?"Zakki tidak bisa menyangkalnya. Foto ini adalah bukti Zakki ketagihan meniduri Annika. Dalam pernikahannya dengan Annika selama 3 tahun, Zakki membenci Annika. Namun, dia terobsesi dengan tubuh Annika.Zakki yang telah menyiksa Annika selama 3 tahun. Di luar masih hujan, Zakki mulai memakai bajunya.....Di tengah hujan, sebuah mobil Rolls-Royce hitam masuk ke halaman vila. Wiper mobil terus bergerak, patung wanita berwarna emas di depan mobil tampak seperti sedang menangis saat dibasahi hujan. Zakki duduk di kursi pengemudi. Semua pelayan di vila sudah tidur sehingga tidak ada yang keluar untuk menyambut kepulangan Zakki. Kemudian, Zakki melih
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se