Sopir tidak menyahut dan hanya menyerahkannya kepada bawahan Keluarga Orlando. Sally bergegas keluar saat mendengar suara di luar. Begitu keluar, dia langsung melihat putrinya sedang memegang pipi sendiri.Jelas sekali, Gibson menampar Marcella. Ekspresi Sally sontak menjadi masam. Dia terkekeh-kekeh kepada Gibson dan berkata, "Selvy bekerja keras di perusahaan karena kamu. Sekarang Marcella menikah dengan anggota Keluarga Chandra sesuai keinginanmu. Kamu masih merasa nggak puas?""Ayam betina sekalipun butuh beberapa bulan sebelum bertelur. Gibson, kamu kira aku nggak tahu pikiranmu? Kamu merasa dirimu rugi memiliki Selvy dan Marcella. Kamu cuma memedulikan anak haram wanita simpananmu.""Kamu memanfaatkan Selvy dan Marcella untuk memperoleh kekayaan dan kemuliaan. Asal kamu tahu, selama aku masih hidup, jangan harap anak haram itu bisa masuk ke keluarga ini!"Gibson tentu merasa kesal karena kebusukannya terbongkar. Dia bertanya, "Apa kamu nggak bisa menahan diri kalau ada orang luar
Malam hari, Selvy masuk ke kamar adiknya. Marcella masih belum tidur. Dia duduk di depan meja sambil menyulam waru landak. Itu adalah sulaman yang diinginkan museum nasional. Demi sulaman ini, Marcella telah bekerja keras selama 2 tahun.Selvy berdiri di depan pintu sambil memandang adiknya. Dia membawakan obat untuk Marcella. Dia sering menyaksikan Marcella menyulam seperti ini. Dia tahu Marcella akan menyulam setiap kali merasa sedih. Mungkin dengan menyulam, Marcella baru bisa merasakan kedamaian.Ketika Marcella berhenti menyulam, Selvy baru berjalan masuk. Dia menarik adiknya ke sofa, lalu mengamati wajahnya. Terlihat sedikit bekas merah di pipi Marcella yang lembut.Selvy yang begitu kuat sampai berkaca-kaca melihatnya. Dia membantu Marcella mengoles obat dan bergumam, "Marcella, lain kali jangan pulang kalau nggak ada aku di rumah. Lupakan saja tradisi itu. Kalau si tua bangka itu nggak senang, suruh dia mati saja.""Kak," panggil Marcella seraya terisak-isak.Selvy merasa tidak
Dulu, tempat ini adalah rumah Joe dan Alaia. Sekarang, Joe hanya bisa mengenang masa lalu.Vila ini sudah kosong untuk waktu yang lama, tetapi selalu ada pelayan yang datang untuk beberes. Tidak ada sedikit pun debu di dalam. Bahkan, semua pakaian dan barang-barang Alaia tertata rapi.Joe mengambil sebuah buku, lalu membaca kalimat di atasnya, "Hubungan yang singkat justru lebih mendalam daripada berbagai perasaan di dunia."Malam ini, Joe mengenang kekasih lamanya. Dia tidak akan menyangka bahwa api cinta yang pernah ada di hati Marcella telah padam malam ini. Kini di hati Marcella, Joe bukan suaminya, melainkan seorang pria yang tidak pernah bisa digapainya.Langit berangsur terang. Joe terbangun dari tidurnya. Hari ini adalah hari pernikahan Alaia.Hari ketiganya, Joe baru pulang ke Kota Brata. Joe dan Marcella baru menikah, tetapi dia tidak bisa merasakan kehangatan apa pun saat mobilnya tiba di depan vila. Vila ini tampak sepi. Joe hanya bisa mencium aroma masakan dari dapur.Pela
Mungkin karena panggilan ini terlalu lembut, Marcella pun tertegun sesaat. Dia mendongak dan menatap Joe cukup lama sebelum tersenyum tipis. "Kamu sudah pulang?"Marcella tidak terdengar menyalahkan Joe ataupun mengeluh. Jika bersikap manja, dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Dia pun tidak akan menuntut Joe untuk memperlakukannya dengan sangat baik. Yang jelas, dia akan mempertahankan hubungan ini sebisa mungkin.Joe menghampiri, lalu menjulurkan tangan untuk menyentuh sulaman itu. Dia cukup takjub dengan keterampilan Marcella ini. Dia bertanya, "Kamu seharusnya sudah mempelajarinya selama bertahun-tahun, 'kan? Siapa gurumu?""Nama guruku Nida," jawab Marcella sambil mengangguk.Nida adalah ahli sulam terkenal di dalam negeri. Reputasinya tidak perlu diragukan lagi. Joe sontak tersenyum dan memuji, "Pantas saja, sulamanmu begitu indah."Setelah merenung sejenak, Joe berkata, "Aku nggak sempat menemanimu pulang hari itu karena terlalu terburu-buru. Omong-omong, ada proyek yan
Selesai melampiaskan hasratnya, Joe berbaring di samping dan bernapas dengan terengah-engah. Sekujur tubuhnya berkeringat, tetapi ekspresinya dipenuhi kepuasan.Sesaat kemudian, Joe yang sudah lebih tenang berbalik dan bertanya kepada istrinya, "Nggak enak ya?"Marcella tampak meringkuk dan membelakangi Joe. Dia memeluk tubuhnya sendiri. Bahunya yang putih bergetar sedikit. Beberapa detik kemudian, dia baru membalas, "Bukan begitu."Joe beristirahat sejenak. Setelah merasa berenergi kembali, dia menginginkannya lagi. Begitu Joe menyentuh bahu Marcella, wanita itu langsung menghindar dan berujar, "Rasanya agak sakit."Marcella tidak memberi Joe kesempatan untuk bertanya. Dia turun dari ranjang dan segera pergi ke kamar mandi. Di belakang, Joe hanya menatapnya dan merasa tidak ada yang menarik. Hubungan badan seperti ini memang harus atas dasar suka sama suka.Joe tidak bodoh. Dia tentu tahu Marcella tidak menginginkannya. Dia tidak memaksa dan mengambil jubah mandi untuk pergi ke kamar
Begitu mendengar Joe memanggilnya dengan sebutan formal, jantung Gibson sontak berdetak kencang. Bagaimanapun, dia telah lama berkecimpung di dunia bisnis.Gibson pun mulai memikirkan alasan Joe tiba-tiba mencarinya. Apa mungkin dugaannya salah? Joe sebenarnya peduli pada Marcella?Gibson segera menyanjung, "Joe, kenapa memanggilku Pak Gibson? Kamu jelas-jelas memanggilku ayah 2 hari yang lalu!'Joe tidak peduli pada sanjungan ini. Dia langsung berbicara ke intinya, "Kudengar kamu menampar istriku waktu dia pulang? Pak Gibson, aku nggak peduli kamu mau gimana bersikap di rumahmu.""Tapi, Marcella istriku. Marganya telah berubah. Apa hakmu menamparnya? Kamu merasa bisnismu terlalu lancar atau merasa aku mudah ditindas?"Gibson ingin membantah, tetapi Joe tidak memberinya kesempatan apa pun. Joe segera mengakhiri panggilan, juga tidak menjawab panggilan Gibson. Karena hari masih pagi, dia memeriksa dokumen dan mencari penanggung jawab perusahaan di Kota Aruma.Setelah menyelesaikan peker
Joe tidak membahas tentang insiden hari itu. Dia juga tidak berbasa-basi dengan Marcella. Dia menyuruh Marcella mandi dan sarapan karena mereka akan pergi ke rumah Keluarga Chandra nanti. Selain itu, mereka akan pergi membeli hadiah bersama.Marcella teringat bahwa hari ini adalah hari Alaia pulang ke rumahnya setelah menikah. Dia pun termangu. Namun, dia tidak akan bersaing dengan Alaia.Marcella hanya tersenyum dan pergi mandi. Ketika turun, Joe sudah menunggunya di ruang makan. Dia memegang segelas kopi sambil membaca koran.Mantel berwarna gelap digantung di atas kursi. Joe mengenakan kemeja putih. Penampilannya ini sungguh enak dipandang.Ketika Marcella mendekat, Joe melipat koran dan meliriknya. Dia melihat Marcella mengenakan gaun Chonel yang sama dengan hari pertemuan mereka. Sepertinya, pakaian bermereknya memang tidak banyak.Sorot mata Joe tampak mendalam. Dia berujar, "Sekarang masih pagi. Aku akan menemanimu jalan-jalan nanti."Mungkin karena kegagalan hubungannya dengan
Anak? Marcella tertegun. Dia teringat mereka tidak memakai kondom saat berhubungan badan. Jelas sekali, Joe memang menginginkan anak.Ketika membayar, Joe berkata dengan perlahan, "Kalau bisa, aku mau 2 anak. Yang pertama laki-laki, yang kedua perempuan."Marcella terdiam. Sesaat kemudian, Joe berbalik dan menatap Marcella sambil bertanya, "Kenapa? Apa ada masalah?"Marcella menunduk. Setelah memberanikan diri, dia baru mendongak dan bertanya balik, "Gimana kalau aku nggak bisa melahirkan anak laki-laki?"Ibu Marcella tidak punya anak laki-laki, bahkan mengalami distosia saat melahirkannya. Setelah itu, ibunya tidak bisa melahirkan lagi dan harus melewati kehidupan yang menyedihkan. Marcella tentu khawatir dirinya mengalami hal yang sama. Dia khawatir Joe membencinya.Joe menatapnya sambil tersenyum tipis, lalu menyahut, "Anak perempuan juga bagus. Lagian, masih ada Ivander yang bisa memberi Keluarga Chandra keturunan."Marcella merasa lega. Saat ini, staf toko Chonel mengeluarkan bebe
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se