Selesai melampiaskan hasratnya, Joe berbaring di samping dan bernapas dengan terengah-engah. Sekujur tubuhnya berkeringat, tetapi ekspresinya dipenuhi kepuasan.Sesaat kemudian, Joe yang sudah lebih tenang berbalik dan bertanya kepada istrinya, "Nggak enak ya?"Marcella tampak meringkuk dan membelakangi Joe. Dia memeluk tubuhnya sendiri. Bahunya yang putih bergetar sedikit. Beberapa detik kemudian, dia baru membalas, "Bukan begitu."Joe beristirahat sejenak. Setelah merasa berenergi kembali, dia menginginkannya lagi. Begitu Joe menyentuh bahu Marcella, wanita itu langsung menghindar dan berujar, "Rasanya agak sakit."Marcella tidak memberi Joe kesempatan untuk bertanya. Dia turun dari ranjang dan segera pergi ke kamar mandi. Di belakang, Joe hanya menatapnya dan merasa tidak ada yang menarik. Hubungan badan seperti ini memang harus atas dasar suka sama suka.Joe tidak bodoh. Dia tentu tahu Marcella tidak menginginkannya. Dia tidak memaksa dan mengambil jubah mandi untuk pergi ke kamar
Begitu mendengar Joe memanggilnya dengan sebutan formal, jantung Gibson sontak berdetak kencang. Bagaimanapun, dia telah lama berkecimpung di dunia bisnis.Gibson pun mulai memikirkan alasan Joe tiba-tiba mencarinya. Apa mungkin dugaannya salah? Joe sebenarnya peduli pada Marcella?Gibson segera menyanjung, "Joe, kenapa memanggilku Pak Gibson? Kamu jelas-jelas memanggilku ayah 2 hari yang lalu!'Joe tidak peduli pada sanjungan ini. Dia langsung berbicara ke intinya, "Kudengar kamu menampar istriku waktu dia pulang? Pak Gibson, aku nggak peduli kamu mau gimana bersikap di rumahmu.""Tapi, Marcella istriku. Marganya telah berubah. Apa hakmu menamparnya? Kamu merasa bisnismu terlalu lancar atau merasa aku mudah ditindas?"Gibson ingin membantah, tetapi Joe tidak memberinya kesempatan apa pun. Joe segera mengakhiri panggilan, juga tidak menjawab panggilan Gibson. Karena hari masih pagi, dia memeriksa dokumen dan mencari penanggung jawab perusahaan di Kota Aruma.Setelah menyelesaikan peker
Joe tidak membahas tentang insiden hari itu. Dia juga tidak berbasa-basi dengan Marcella. Dia menyuruh Marcella mandi dan sarapan karena mereka akan pergi ke rumah Keluarga Chandra nanti. Selain itu, mereka akan pergi membeli hadiah bersama.Marcella teringat bahwa hari ini adalah hari Alaia pulang ke rumahnya setelah menikah. Dia pun termangu. Namun, dia tidak akan bersaing dengan Alaia.Marcella hanya tersenyum dan pergi mandi. Ketika turun, Joe sudah menunggunya di ruang makan. Dia memegang segelas kopi sambil membaca koran.Mantel berwarna gelap digantung di atas kursi. Joe mengenakan kemeja putih. Penampilannya ini sungguh enak dipandang.Ketika Marcella mendekat, Joe melipat koran dan meliriknya. Dia melihat Marcella mengenakan gaun Chonel yang sama dengan hari pertemuan mereka. Sepertinya, pakaian bermereknya memang tidak banyak.Sorot mata Joe tampak mendalam. Dia berujar, "Sekarang masih pagi. Aku akan menemanimu jalan-jalan nanti."Mungkin karena kegagalan hubungannya dengan
Anak? Marcella tertegun. Dia teringat mereka tidak memakai kondom saat berhubungan badan. Jelas sekali, Joe memang menginginkan anak.Ketika membayar, Joe berkata dengan perlahan, "Kalau bisa, aku mau 2 anak. Yang pertama laki-laki, yang kedua perempuan."Marcella terdiam. Sesaat kemudian, Joe berbalik dan menatap Marcella sambil bertanya, "Kenapa? Apa ada masalah?"Marcella menunduk. Setelah memberanikan diri, dia baru mendongak dan bertanya balik, "Gimana kalau aku nggak bisa melahirkan anak laki-laki?"Ibu Marcella tidak punya anak laki-laki, bahkan mengalami distosia saat melahirkannya. Setelah itu, ibunya tidak bisa melahirkan lagi dan harus melewati kehidupan yang menyedihkan. Marcella tentu khawatir dirinya mengalami hal yang sama. Dia khawatir Joe membencinya.Joe menatapnya sambil tersenyum tipis, lalu menyahut, "Anak perempuan juga bagus. Lagian, masih ada Ivander yang bisa memberi Keluarga Chandra keturunan."Marcella merasa lega. Saat ini, staf toko Chonel mengeluarkan bebe
Air berhenti mengalir. Joe membuka pintu kamar mandi dan menghampiri Marcella. Jubah mandi Joe terbuka sedikit. Rambutnya agak basah. Bahkan, terlihat tetesan air yang menetes dari dagunya dan mengalir ke dadanya yang kekar.Joe menyeka rambutnya sambil menatap istrinya lekat-lekat. Marcella tidak terbiasa melakukannya di tempat yang terang. Itu sebabnya, Joe hanya menyalakan lampu yang redup. Cahaya lembut yang mengenai kulit putih Marcella membuatnya terlihat sangat memikat.Dinilai dari sudut pandang pria, kehidupan pernikahan mereka sebenarnya sangat harmonis. Meskipun istrinya bukan yang tercantik, Marcella memiliki tubuh yang seksi. Joe sangat menyukai reaksi dan ekspresinya saat bercinta. Itu sebabnya, pernikahan ini tidak termasuk membosankan.Selain itu, Marcella adalah wanita yang lembut, penurut, dan disiplin. Bisa dibilang, dia adalah sosok yang sempurna.Joe menyeka rambutnya hingga kering. Setelah melempar handuknya, dia menghampiri ranjang dan menindih istrinya. Dunia se
Anak laki-laki? Tebersit kesedihan dalam hati Marcella. Dia tidak ingin melihat ibunya sedih, jadi hanya mengiakannya.Karena akan menginap di rumahnya, Marcella pun menelepon Joe pada pukul 4 sore. Dia memberi tahu Joe tentang rencananya dan berkata, "Hendri nggak perlu repot-repot datang kemari besok pagi. Aku akan menyuruh sopir keluargaku mengantarku."Di ruang kantor Presdir Grup Chandra, Joe memegang ponsel mendengarkan istrinya sambil memeriksa dokumen di meja. Dia merasa tidak ada masalah lagi, jadi menandatanganinya dan menyerahkannya kepada Tasya."Fotokopi dokumen ini dan bagikan kepada para staf," instruksi Joe. Tasya tidak langsung pergi. Dia bertanya dengan lirih, "Malam ini ada pesta akhir tahun di perusahaan. Apa Bu Marcella akan hadir?"Joe telah mengakhiri panggilannya. Dia menyahut sambil tersenyum tipis, "Marcella menginap di rumah keluarganya. Lain kali saja."Tasya pun tidak berbicara lagi. Dia keluar dengan membawa dokumen itu. Setelah Tasya pergi, Joe bersandar
Marcella diam-diam mengamati. Ternyata tadi malam adalah pesta akhir tahun Grup Chandra, tetapi Joe tidak menyebutkannya sama sekali di telepon .... Sepertinya Joe memang tidak berniat mengundangnya.Marcella pun teringat dengan satu dialog dari televisi .... "Ternyata aku yang nggak pantas!"Dalam hatinya, Marcella merasa sedikit tidak nyaman. Meskipun pernikahan mereka tidak didasarkan pada cinta, suaminya malah dicium oleh seorang artis wanita di depan umum.Berita tersebut bahkan sampai muncul di koran. Jelas, itu merupakan bentuk ketidakhormatan dan pengabaian terhadap istri. Jika tidak, mana mungkin berita semacam itu bisa muncul? Bagaimanapun, tim humas Grup Chandra tidak bisa diremehkan.Namun, Marcella hanya merasa sedikit tidak nyaman saja. Terhadap hubungan pernikahan ini, dia tidak berani berharap terlalu banyak. Dia hanya merasa sedikit kecewa, sungguh hanya sedikit.Marcella melipat koran itu, lalu samar-samar mendengar rekan-rekannya bergosip dengan suara kecil. Mereka s
Pasangan suami istri itu makan malam dalam keheningan yang luar biasa. Pembantu rumah mencoba mencairkan suasana dengan beberapa lelucon, tetapi pasangan muda itu tidak menunjukkan senyuman. Itu sebabnya, mereka tidak berani berbicara lebih banyak.Saat hampir selesai makan, Joe meletakkan sumpitnya. Dia menatap istrinya sambil berucap pelan, "Itu difoto sama wartawan. Tadi malam, nggak terjadi apa-apa. Artis wanita itu nggak bakal diundang lagi sama perusahaan."Marcella tahu, ini adalah penjelasan Joe. Dia percaya pada kata-kata Joe. Sebab pada posisinya, dia tidak perlu berbohong kepada istrinya. Hanya saja, penjelasan tanpa perasaan ini dilontarkan Joe untuk istrinya, bukan secara khusus kepada Marcella.Wanita itu memahami hal ini dengan jelas. Dia hanya mengangguk pelan. Marcella tidak menyebut sedikit pun tentang dirinya yang tidak diundang. Dia bersikap sangat pengertian tanpa menanyakan apa pun.Joe sangat puas dengan istrinya yang bijaksana. Baginya, masalah ini sudah berlalu