Air berhenti mengalir. Joe membuka pintu kamar mandi dan menghampiri Marcella. Jubah mandi Joe terbuka sedikit. Rambutnya agak basah. Bahkan, terlihat tetesan air yang menetes dari dagunya dan mengalir ke dadanya yang kekar.Joe menyeka rambutnya sambil menatap istrinya lekat-lekat. Marcella tidak terbiasa melakukannya di tempat yang terang. Itu sebabnya, Joe hanya menyalakan lampu yang redup. Cahaya lembut yang mengenai kulit putih Marcella membuatnya terlihat sangat memikat.Dinilai dari sudut pandang pria, kehidupan pernikahan mereka sebenarnya sangat harmonis. Meskipun istrinya bukan yang tercantik, Marcella memiliki tubuh yang seksi. Joe sangat menyukai reaksi dan ekspresinya saat bercinta. Itu sebabnya, pernikahan ini tidak termasuk membosankan.Selain itu, Marcella adalah wanita yang lembut, penurut, dan disiplin. Bisa dibilang, dia adalah sosok yang sempurna.Joe menyeka rambutnya hingga kering. Setelah melempar handuknya, dia menghampiri ranjang dan menindih istrinya. Dunia se
Anak laki-laki? Tebersit kesedihan dalam hati Marcella. Dia tidak ingin melihat ibunya sedih, jadi hanya mengiakannya.Karena akan menginap di rumahnya, Marcella pun menelepon Joe pada pukul 4 sore. Dia memberi tahu Joe tentang rencananya dan berkata, "Hendri nggak perlu repot-repot datang kemari besok pagi. Aku akan menyuruh sopir keluargaku mengantarku."Di ruang kantor Presdir Grup Chandra, Joe memegang ponsel mendengarkan istrinya sambil memeriksa dokumen di meja. Dia merasa tidak ada masalah lagi, jadi menandatanganinya dan menyerahkannya kepada Tasya."Fotokopi dokumen ini dan bagikan kepada para staf," instruksi Joe. Tasya tidak langsung pergi. Dia bertanya dengan lirih, "Malam ini ada pesta akhir tahun di perusahaan. Apa Bu Marcella akan hadir?"Joe telah mengakhiri panggilannya. Dia menyahut sambil tersenyum tipis, "Marcella menginap di rumah keluarganya. Lain kali saja."Tasya pun tidak berbicara lagi. Dia keluar dengan membawa dokumen itu. Setelah Tasya pergi, Joe bersandar
Marcella diam-diam mengamati. Ternyata tadi malam adalah pesta akhir tahun Grup Chandra, tetapi Joe tidak menyebutkannya sama sekali di telepon .... Sepertinya Joe memang tidak berniat mengundangnya.Marcella pun teringat dengan satu dialog dari televisi .... "Ternyata aku yang nggak pantas!"Dalam hatinya, Marcella merasa sedikit tidak nyaman. Meskipun pernikahan mereka tidak didasarkan pada cinta, suaminya malah dicium oleh seorang artis wanita di depan umum.Berita tersebut bahkan sampai muncul di koran. Jelas, itu merupakan bentuk ketidakhormatan dan pengabaian terhadap istri. Jika tidak, mana mungkin berita semacam itu bisa muncul? Bagaimanapun, tim humas Grup Chandra tidak bisa diremehkan.Namun, Marcella hanya merasa sedikit tidak nyaman saja. Terhadap hubungan pernikahan ini, dia tidak berani berharap terlalu banyak. Dia hanya merasa sedikit kecewa, sungguh hanya sedikit.Marcella melipat koran itu, lalu samar-samar mendengar rekan-rekannya bergosip dengan suara kecil. Mereka s
Pasangan suami istri itu makan malam dalam keheningan yang luar biasa. Pembantu rumah mencoba mencairkan suasana dengan beberapa lelucon, tetapi pasangan muda itu tidak menunjukkan senyuman. Itu sebabnya, mereka tidak berani berbicara lebih banyak.Saat hampir selesai makan, Joe meletakkan sumpitnya. Dia menatap istrinya sambil berucap pelan, "Itu difoto sama wartawan. Tadi malam, nggak terjadi apa-apa. Artis wanita itu nggak bakal diundang lagi sama perusahaan."Marcella tahu, ini adalah penjelasan Joe. Dia percaya pada kata-kata Joe. Sebab pada posisinya, dia tidak perlu berbohong kepada istrinya. Hanya saja, penjelasan tanpa perasaan ini dilontarkan Joe untuk istrinya, bukan secara khusus kepada Marcella.Wanita itu memahami hal ini dengan jelas. Dia hanya mengangguk pelan. Marcella tidak menyebut sedikit pun tentang dirinya yang tidak diundang. Dia bersikap sangat pengertian tanpa menanyakan apa pun.Joe sangat puas dengan istrinya yang bijaksana. Baginya, masalah ini sudah berlalu
Kemesraan pun berakhir. Di kamar tidur, hanya ada secercah cahaya remang. Di udara, masih tersisa aroma samar dari hubungan pria dan wanita.Joe berbaring untuk menenangkan diri. Dadanya yang berotot penuh dengan butiran keringat. Itu menunjukkan betapa keras usahanya tadi.Setelah agak tenang, Joe berbalik untuk memandang istrinya. Dia berucap pelan tentang hal pribadi suami istri, "Sudah beberapa waktu, kenapa belum hamil juga?"Joe mengelus perut istrinya yang rata dengan lembut. Dia sangat ingin memiliki seorang anak.Marcella masih terengah-engah. Mendengar kata-kata suaminya, dia membuka matanya dan menatap langit-langit yang gelap.Marcella menahan rasa pedih di matanya, lalu menjawab, "Mungkin belum waktunya.""Mungkin," ucap Joe yang menerima penjelasan itu. Dia mengajak istrinya mandi bersama agar menghemat waktu, tetapi Marcella menolak. Dia mengatakan bahwa dia tidak terbiasa mandi bersama.Joe tidak memaksa. Mereka berdua mandi secara terpisah di kamar mandi utama dan kama
Joe memicingkan matanya sedikit. Dia melihat istrinya sedang berbicara dengan seorang pria tampan di bawah pohon beringin. Ekspresinya tampak sangat santai, berbeda dengan saat dia berinteraksi dengan suaminya.Pria itu tampak sangat lembut dan kelihatannya bukan guru biasa. Selain itu, tatapannya terhadap Marcella juga terlihat penuh makna. Sorot matanya memancarkan kekaguman yang tidak bisa disembunyikan.Sesama pria memang lebih mengerti isi hati satu sama lain. Orang yang rela berbincang dengan wanita lain di cuaca sedingin ini di luar ruangan, sudah pasti menyimpan maksud tertentu. Joe tidak bisa menoleransi hal tersebut. Tanpa berniat memberi mereka waktu untuk berinteraksi lebih lama lagi, dia pun berjalan dengan langkah besar ke arah kedua orang itu."Marcella," panggilnya setelah berada di dekat mereka.Marcella menoleh dan melihat Joe dengan tertegun. Jelas sekali, dia tidak menyangka bahwa Joe akan datang untuk menjemputnya pulang kerja. Setelah beberapa saat kemudian, Joe m
"Lebih baik apa?" tanya Joe.Joe mengelus setirnya dengan pelan. Reaksinya terlihat santai dan wajah tampannya tidak menunjukkan emosi apa pun. Dia hanya menatap istrinya dengan tenang dan meneruskan pertanyaannya, "Lebih baik cerai? Supaya kamu bisa sama Nanda itu?"Ucapannya memang cukup membuat sakit hati.Marcella membuka pintu mobil dan hendak turun, tetapi pergelangan tangannya ditahan oleh seseorang. Dia menoleh pada Joe dengan mata berkaca-kaca. Dibandingkan dengan Marcella, reaksi Joe tampak jauh lebih tenang."Kamu marah?" tanya Joe. Jarang sekali dia berbicara seperti ini pada istrinya.Selama ini, mereka selalu saling menghormati satu sama lain. Namun, seorang artis, seorang wakil kepala sekolah, dan sekotak pil kecil berhasil menghancurkan hubungan mereka yang harmonis. Ternyata mereka bisa bertengkar, marah, dan cemburu seperti pasangan biasa pada umumnya. Meski semua itu lebih dominan karena alasan status mereka.Marcella adalah Nyonya Chandra. Joe tidak akan mengizinkan
Joe menerima tas yang berisi pesanannya, lalu mengangguk tanpa ekspresi dan membawa Marcella menuju lift. Di belakang mereka, beberapa karyawan Grup Chandra saling berbisik."Kukira dia bawa artis itu.""Sama.""Kalau dipikir-pikir, benar juga! Pak Joe baru menikah, wajar saja kalau masih mesra. Tapi siapa tahu ke depannya gimana?"....Tentu saja, obrolan yang tidak pantas ini tidak terdengar oleh Joe dan Marcella.Di dalam lift khusus presidential suite.Kantong tas yang berisikan kondom ukuran XXL terjatuh di lantai ....Punggung Marcella menempel pada dinding lift dengan Joe yang berdiri di hadapannya. Tubuh Joe yang tinggi, menjulang menutupi dirinya. Marcella hanya perlu mengangkat kepala sedikit untuk menyentuh dagu Joe.Joe memandangnya dari atas dengan tatapan yang dalam dan penuh hasrat. Marcella ingin mengalihkan pandangannya karena tidak tahan ditatap seperti itu oleh Joe. Namun, pria itu tidak mengizinkannya. Joe memegang dagu Marcella dengan pelan, kemudian menjatuhkan bi
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se