Share

Bab 1118

Malam hari, Selvy masuk ke kamar adiknya. Marcella masih belum tidur. Dia duduk di depan meja sambil menyulam waru landak. Itu adalah sulaman yang diinginkan museum nasional. Demi sulaman ini, Marcella telah bekerja keras selama 2 tahun.

Selvy berdiri di depan pintu sambil memandang adiknya. Dia membawakan obat untuk Marcella. Dia sering menyaksikan Marcella menyulam seperti ini. Dia tahu Marcella akan menyulam setiap kali merasa sedih. Mungkin dengan menyulam, Marcella baru bisa merasakan kedamaian.

Ketika Marcella berhenti menyulam, Selvy baru berjalan masuk. Dia menarik adiknya ke sofa, lalu mengamati wajahnya. Terlihat sedikit bekas merah di pipi Marcella yang lembut.

Selvy yang begitu kuat sampai berkaca-kaca melihatnya. Dia membantu Marcella mengoles obat dan bergumam, "Marcella, lain kali jangan pulang kalau nggak ada aku di rumah. Lupakan saja tradisi itu. Kalau si tua bangka itu nggak senang, suruh dia mati saja."

"Kak," panggil Marcella seraya terisak-isak.

Selvy merasa tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status