Wajah Annika makin memerah. Dia menahan laci agar Zakki tidak bisa melihatnya. Annika berujar, "Bukan apa-apa, aku baru beli parfum baru. Tadi, aku membuka bungkusannya.""Oh," sahut Zakki. Namun, dia malah bersikap aneh dan berucap, "Coba kamu semprot ke tubuhmu, aku ingin mencium aromanya. Bukannya wanita suka memakai parfum sebelum tidur?"Nada bicara Zakki sangat menggoda sehingga sulit ditolak. Annika tidak mampu melawan Zakki. Kemudian, Zakki membuka laci, di dalamnya memang ada sebotol parfum.Zakki mengambil parfum itu dan menyemprotkannya di belakang telinga Annika. Sementara itu, Annika gemetaran. Zakki memegang bahu Annika dan menempelkan wajahnya di leher Annika. Zakki berkomentar dengan suara serak, "Parfumnya memang wangi."Annika gemetaran dan berkata, "Zakki."Zakki tersenyum dan menimpali, "Kamu lagi datang bulan, jangan menggodaku."Kemudian, Zakki melihat buku harian itu. Sebelum Annika sempat menghentikannya, Zakki sudah mengambil buku harian tersebut dan membukanya
Setelah Dania selesai bicara, Zakki menyahut, "Aku akan segera ke sana." Namun, dia tidak langsung pergi. Zakki membelai wajah Annika, tetapi saat ini kulit Annika terasa dingin. Zakki berucap, "Aku pergi ke rumah sakit sebentar, kamu tidur dulu."Annika tidak menanggapi perkataan Zakki. Kemudian, Zakki mengambil jaket di tempat tidur dan memakainya. Dia berbalik dan membelai wajah Annika sejenak sebelum pergi.Setelah Zakki pergi, Annika baru mengembuskan napas lega. Untung saja, Dania menelepon dan Zakki pergi karena Shilla sakit. Kalau tidak, mungkin Annika akan benar-benar terlena dalam kelembutan Zakki dan merasa dilema lagi.Annika turun dari meja rias, lalu melihat kartu nama dan buku harian itu. Annika menyimpan kedua barang itu dengan baik. Semua momen masa muda Annika tertulis di dalam buku harian ini. Saat Annika membenci Zakki, dia juga tidak berniat untuk membuang buku hariannya.....Ketika Zakki sampai di Rumah Sakit Sejahtera, Shilla masih diselamatkan oleh dokter. Harr
Saat Zakki hendak berbicara, pintu ruang operasi dibuka. Dokter berjalan keluar, lalu mengembuskan napas lega dan menjelaskan, "Setelah melakukan bilas lambung, pasien sudah melewati masa kritis. Tuan Zakki, ini malapraktik medis, kami pasti akan membantu penyelidikan polisi. Tuan Zakki tenang saja."Ekspresi Zakki sangat datar. Dia berpesan kepada Dania, "Kamu urus dulu prosedurnya, besok pagi pindahkan Shilla ke Rumah Sakit Ruslan."Dania yang tampak kelelahan mengangguk. Kemudian, Elina berujar, "Tuan Zakki, apa kamu nggak menemani Shilla? Dia baru berhasil diselamatkan, dia butuh ditemani oleh Tuan Zakki."Dania menegur, "Pak Zakki bukan dokter!" Elina tidak berani berbicara lagi.Zakki memandang Jony, lalu tersenyum dan berkata, "Aku datang terlalu buru-buru sehingga nggak sempat menghibur Annika. Saat ini, dia mungkin marah kepadaku. Tapi, Kak Jony tenang saja, sekarang aku akan pulang untuk menemaninya."Zakki melihat jam dan melanjutkan, "Masih ada 7 jam sebelum pagi, aku rasa
Keesokan paginya, Annika tidak ada di sampingnya saat Zakki bangun. Zakki mengira Annika ada di ruang pakaian, jadi dia langsung berjalan ke ruangan itu. Pakaian yang akan dikenakan Zakki hari ini sudah digantung, jam tangan dan tali pinggang juga sudah disiapkan. Namun, Annika tidak ada di ruangan itu.Zakki mengira mungkin Annika sedang sarapan di lantai 1. Setelah selesai mandi, Zakki mengganti baju dan turun ke lantai bawah. Di ruang makan, pelayan sedang menyajikan croissant yang baru dipanggang dan kopi yang biasa diminum Zakki di atas meja. Koran juga harus diletakkan di sebelah kiri dan semua ini adalah pesan Annika.Melihat Zakki turun, pelayan pun menyapanya dengan hormat. Zakki duduk, lalu membaca koran dan bertanya, "Di mana Annika?"Pelayan tertegun sejenak, lalu menjawab, "Nyonya sudah keluar pagi-pagi. Sepertinya, Nyonya pulang ke rumah keluarganya dan dia bilang mau menginap beberapa hari."Zakki berucap, "Oke." Kemudian, dia mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. Zakk
Di sisi lain, Zakki melihat ponselnya sambil tersenyum. Dia selalu mendapatkan apa pun yang diinginkan. Jadi, Annika juga akan menjadi miliknya.....Annika berjalan keluar setelah mengakhiri panggilan telepon. Shinta mengamati ekspresi Annika, lalu bertanya, "Kamu bertengkar dengan Zakki, ya?"Annika menggeleng, dia berbicara jujur, "Beberapa hari yang lalu kami memang bertengkar, tapi semalam sikapnya berubah setelah pulang. Bibi Shinta ... aku nggak bisa menebak pemikiran Zakki."Shinta kembali ke kamar, lalu keluar sambil membawa selembar tiket. Shinta mengusap tiket itu dan berucap, "Ini tiket masuk pameran lukisan ibumu sewaktu dia masih hidup. Annika, kalau kamu lagi gundah, pergi jalan-jalan. Nanti malam kamu baru pulang untuk makan, aku akan menyisakan pangsit untukmu."Annika mengambil tiket pameran lukisan ibunya dan terus mengusapnya. Waktu muda, ibunya sangat terkenal di ibu kota. Sayangnya, ibunya mati muda. Ratusan karya ibunya beredar di pasaran dan harga setiap lukisan
Langit senja sangat indah, Annika pulang ke apartemen Keluarga Chandra. Begitu membuka pintu, Annika mendengar suara Zakki yang berbicara dengan lembut, "Dulu saat sekolah di luar negeri, aku memperbaiki pipa air sendiri. Kalau baju kotor, besok pagi tinggal diganti setelah pulang. Bibi Shinta, sama sekali nggak repot."Untuk apa Zakki datang? Annika menutup pintu, lalu melepaskan sepatunya. Shinta mendengar suara di depan pintu, jadi dia memberi tahu Annika, "Zakki sudah datang selama 1 jam, kebetulan pipa air di dapur rusak, jadi Zakki yang memperbaikinya. Apa Zakki datang untuk menjemputmu?"Shinta juga kaget. Biasanya, Zakki tampak sangat arogan, mana mungkin dia pernah melakukan hal seperti ini? Sepertinya semua pria sama saja, kalau ada maunya, mereka pasti rela melakukan apa pun.Annika melepaskan jaketnya dan menyahut, "Malam ini aku tinggal di sini."Shinta yang merasa lega menimpali, "Oke, aku akan memasak dulu. Nanti bicara baik-baik waktu makan dan jangan buat ayahmu emosi.
Zakki memainkan surai panjang Annika dengan jari-jarinya yang ramping. Dia berkata dengan suara yang terdengar seksi, "Uangmu itu hasil bermain biola di tempat Jeremy, ya? Seberapa besar bayarannya, sih? Itu nggak bakal cukup kamu pakai."Annika menyandarkan kepalanya ke bahu Zakki tanpa berkomentar. Uang yang didapat Annika dari bermain biola mungkin memang tidak ada artinya di mata pria itu. Namun, bagi Annika uang itu adalah bukti keberanian dan kerja kerasnya. Meskipun Annika kembali ke sisi Zakki, mulai sekarang dia akan tetap berusaha mengandalkan dirinya sendiri. Annika tidak ingin menggantungkan hidupnya pada Zakki. Dia tidak ingin meminta uang lagi seusai mereka berhubungan intim.Tanpa diberi tahu, Zakki bisa membaca pemikiran Annika. Dia meraih wanita itu ke dalam dekapannya dan memeluknya untuk waktu yang lama.Annika meronta dengan tidak nyaman sambil beralasan bahwa dirinya ingin mandi. Namun, Zakki meraih tangan Annika dan menautkan jari-jari mereka. Dia mendekatkan waj
Zakki menyalakan lampu tidur, lalu duduk dan menatap Annika dalam-dalam. "Menurutmu gimana?" tanyanya balik.Annika tidak punya jawabannya. Zakki tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara berat, "Annika, aku belum pernah mencintai siapa pun, aku juga nggak tahu apa rasanya mencintai seseorang. Tapi, ini pertama kalinya aku memedulikan seorang wanita hingga melepas prinsipku. Aku memedulikanmu hingga mengejarmu ke sini dan memperbaiki pipa air."Zakki diam sejenak, baru melanjutkan, "Apa menurutmu aku cuma menginginkan teman tidur? Annika, kamu tahu sendiri, kalau tujuanku cuma itu, ada banyak wanita cantik yang bisa memuaskanku."Annika membalas, "Aku nggak akan melarangmu."Zakki tertawa kecil. Di bawah temaram lampu, dia terlihat tampan dan penuh pesona. Annika tahu, Zakki bahkan tidak perlu mengeluarkan uang jika ingin mencari wanita cantik sebagai teman tidur.Zakki menyentuh wajah mungil istrin dengan lembut seraya berkata, "Mungkin ini pengaruh usia, aku jadi menginginkan kehidu
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se