Share

Talitha Terancam

Kami tiba di sebuah restoran klasik yang terletak di pusat kota Kediri. Restoran itu memiliki suasana yang elegan dengan meja-meja kayu berlapis kain putih bersih, lampu gantung bergaya vintage yang memberikan cahaya lembut, dan musik jazz yang mengalun pelan di latar belakang. Di luar, suara hiruk-pikuk jalanan kota terasa jauh, seolah ada batas antara dunia luar dan kenyamanan tempat ini.

Talitha, Tuan Edward, Tuan Darius, dan aku duduk di meja besar di sudut ruangan. Hidangan lokal yang lezat, seperti nasi goreng, sate, dan ayam bakar, memenuhi meja, aromanya menggoda selera. Tapi suasana di meja makan terasa agak tegang.

"Litha, kamu harus sering-sering ke sini kalau mau handle pabrik. Kalau nggak, mana bisa?" ujar Tuan Edward, matanya tajam menatap Talitha. Tangannya memegang secangkir kopi, dan suaranya tegas, seolah memberikan peringatan.

Talitha menghela napas, meletakkan garpu dan pisau dengan perlahan di atas piring. "Daddy tahu kan, aku punya anak dan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status