Share

Pesona Gavin

Tanpa kusadari, Gavin bergerak lebih cepat, menghimpit tubuhku ke tembok di belakangku. Ruangan terasa semakin sempit, meski hanya ada kami berdua di koridor itu.

“Mau ke mana buru-buru?” tanya Gavin dengan nada dingin, hampir seperti sebuah perintah. Tatapannya penuh intensitas, memaku tubuhku di tempat.

Aku berusaha menenangkan diri, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Ke kamar Prince, Tuan," jawabku, suaraku nyaris bergetar.

Dia menatapku lebih dalam, mata liarnya yang menelusuri wajahku hingga rasanya seperti menyelami pikiranku. "Kenapa? Kamu takut sama saya?" bisiknya, nadanya rendah namun menggoda, seperti permainan yang hanya dia tahu aturannya.

Jantungku berdegup kencang, terasa berat di dalam dada. Tapi bukan rasa takut yang menguasai pikiranku saat ini. Aku tidak merasa takut sama sekali. Justru sebaliknya—aku takut bahwa pesona Gavin sedang menyeretku dalam arah yang berbeda, bahwa sesuatu di dalam diriku perlahan-lahan mulai goyah. Keringat yang menetes dari tubuhnya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status