Share

Talitha VS Tere

Untuk sejenak, aku terdiam, membiarkan kata-kata yang barusan Widodo lontarkan menggantung di udara. Suasana terasa canggung dan penuh keraguan. Aku mencoba tersenyum kecil, berharap bisa mengurangi ketegangan di antara kami.

"Aku baik-baik saja, Mas. Mas nggak perlu khawatir. Pekerjaanku di sini bukan pekerjaan yang berisiko tinggi seperti Mas," kataku, mencoba terdengar meyakinkan.

Widodo mengangguk pelan, meski aku bisa melihat jelas bahwa pikirannya masih bergelayut di tempat lain. Matanya menatap jauh ke depan, seolah memikirkan sesuatu yang lebih dalam, lebih berat. Entah dia sedang memikirkan diriku, kehidupanku, atau mungkin beban hidupnya sendiri. Hanya dia yang tahu apa yang benar-benar sedang berkecamuk dalam pikirannya.

Kami kembali terdiam, hanya ditemani suara angin sore yang berhembus pelan, diselingi suara kendaraan yang sesekali lewat di jalan depan rumah. Aku menatap ke langit yang mulai berwarna oranye tua, menandakan hari sudah hampir usai.

Adzan maghrib berkumanda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status