Share

Susu Tumpah

Suasana di ruang makan terasa sedikit tegang, namun ada kehangatan yang tidak bisa diabaikan. Aku menyerahkan mangkuk makanan kepada Sus Wulan yang menyambutnya dengan anggukan singkat, lalu segera beralih untuk melanjutkan tugasnya.

"Terima kasih, Ratih," ucap Sus Wulan dengan nada datar, namun matanya memancarkan kelelahan yang tidak bisa disembunyikan. Aku hanya bisa tersenyum kecil sebelum melangkah menuju halaman tengah, mencari udara segar untuk menenangkan pikiranku yang kacau.

Di luar, angin malam berhembus lembut, membawa aroma rumput basah dan bunga melati yang bermekaran. Aku menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara malam memasuki paru-paruku. Rasanya begitu menenangkan, mengusir sebagian dari kekhawatiran yang sempat menggantung di benakku.

"Ratih," suara lembut dan familiar memanggilku dari belakang. Aku menoleh dan mendapati Devan berdiri di ambang pintu, menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Ya, Tuan?" balasku, mencoba menyem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status