“Cabul sialan!” Skyla mengumpat sembari mengusap bibirnya dengan kuat. Ini adalah pertama kalinya ia mengalami penghinaan seperti ini.
Meski ia bukan putri dari orang paling kaya di dunia, tapi ia adalah putri dari pengusaha yang sangat disegani di benua ini. Oleh sebab itu hanya beberapa orang tertentu yang berani bersikap kurang ajar padanya, tapi juga tidak sampai menghinanya seperti ini.
Bertemu dengan Shael adalah kutukan baginya, ia berharap bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan bajingan itu lagi. Bahkan jika mereka ada di gedung bertingkat, ia akan melompat terjun agar tidak bersinggungan dengan pria mesum itu.
Dua pengawal yang mencari Skyla segera menghampiri Skyla, mereka sangat lega karena menemukan Skyla.
“Nona, syukurlah Anda baik-baik saja.”
Skyla memelototi pengawalnya. Ia ingin berteriak bahwa ia baru saja mengalami pelecehan. Namun, ia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri. Cukup ia dan orang-orang di ruangan itu saja yang tahu.
“Pulang!”
“Baik, Nona.”
Skyla ditemani oleh dua pengawalnya keluar dari bar dan masuk ke dalam mobil mewahnya.
Di dalam ruangan di bar, Shael sekarang sedang minum bersama dengan ketiga temannya. Suasana hatinya begitu baik.
“Gadis itu seperti landak.” Reviano berkata pada Shael.
“Ya, dia terlihat seperti landak yang akan menyakiti siapa saja dengan durinya.” Shael tersenyum kecil. “Dia tampak seperti Shea ketika masih remaja.”
Ketika teman Shael tiba-tiba hening. Bukannya mereka tidak menyadari tentang hal ini, tapi mereka memilih untuk tidak membicarakannya karena Shea adalah bagian paling menyakitkan di hidup Shael.
Tidak hanya sikapnya, wajah wanita muda itu juga cukup mirip dengan Shea.
Mereka mengerti bahwa Shael tampaknya menyukai wanita itu karena memiliki beberapa kemiripan dengan Shea yang sudah tiada.
**
Pagi ini Skyla pergi ke kampusnya dengan perasaan yang tidak terlalu bahagia. Ia masih memikirkan penghinaan semalam.
Saat ia sampai di parkiran, ia disambut oleh Richelle.
“Bagaiman keadaan Bibi Chloe?” tanya Skyla.
“Ibu baik-baik saja. Dia terlalu banyak bekerja, jadi akhirnya tidak sadarkan diri.”
“Syukurlah kalau begitu, aku merasa tenang sekarang.”
“Ayo masuk, satu minggu ini akan menjadi hari yang baik karena Alessa akan menjadi pelayanmu.” Richelle sangat bersemangat.
Richelle adalah gadis yang cuek dan tidak suka mencari masalah sebelumnya, tapi kali ini ia benar-benar sangat menunggu Alessa menjadi pelayan Skyla.
Selama ini Alessa selalu saja mencari masalah dengan Skyla padahal Skyla tidak pernah memulai duluan perkelahian dengan wanita itu.
Alessa sangat iri pada Skyla karena Skyla menjadi pusat perhatian di kampus. Skyla adalah ratu kampus, ada begitu banyak laki-laki yang menyukainya. Ia begitu popular, hampir setiap laki-laki di kampus itu mengenalnya bahkan meski mereka berbeda jurusan sekali pun.
Selain itu Skyla juga berasal dari keluarga kelas atas, di mana Alessa tidak bisa menekan Skyla untuk memuaskan kecemburuannya.
Skyla tersenyum kecil. “Mari aku pikirkan, apa yang harus aku perintahkan pada pelayan baruku.”
“Membersihkan sepatu?” Richelle memberikan ide pada Skyla.
Alessa adalah wanita angkuh yang sering menindas orang lain yang berada di bawahnya. Menumpahkan makanan, membersihkan sepatu atau hal lainnya, Alessa sudah pernah melakukan hal itu pada banyak mahasiswi di kampus.
Selama ini Skyla tidak begitu peduli, itu bukan urusannya. Seseorang harus membela dirinya sendiri agar tidak ditindas. Skyla adalah tipe orang yang tidak akan pernah mengharapkan bantuan orang lain.
Saat keduanya melangkah, sebuah mobil sport edisi terbatas berwarna merah melintas dan berhenti di parkiran. Dua orang keluar dari sana, pria dan wanita.
“Kapan kau berencana untuk memutuskan pertunanganmu dengannya, Skyla?” Richelle menatap ke pria yang tidak lain adalah tunangan Skyla, Xander Abraham.
Sejujurnya Skyla juga sudah muak dengan pertunangannya dengan Xander. Mereka tidak cocok sama sekali, selain itu Xander menyukai Zeanne. Mereka sudah bersama sejak berada di sekolah menengah.
Hanya saja orangtua Xander tidak menyukai Zeanne yang merupakan anak tidak sah. Oleh sebab itu orangtua Xander yang merupakan sahabat orangtua Skyla menjodohkan Skyla dengan Xander.
Pertunangan mereka telah berlangsung selama tiga tahun, tapi baik Skyla maupun Xander tidak berusaha untuk mendekatkan diri satu sama lain.
Di mata Xander, Skyla adalah wanita arogan yang beberapa kali mencoba mengintimdasi Zeanne. Sementara di mata Skyla, Xander hanyalah seorang pria bodoh yang terjerat dengan wanita licik seperti Zeanne.
Skyla juga sudah muak dengan pertunangannya dengan Xander. Ia menjadi bahan lelucon karena Xander yang membuat seolah ia adalah orang ketiga di hubungannya dengan Zeanne padahal Xander sendirilah yang tidak bisa memperjuangkan perasaannya.
Namun, meski muak ia juga tidak memiliki niat untuk memutuskan hubungan dengan Xander. Di kota ini tidak ada pria yang lebih baik dari Xander.
Skyla tidak peduli tentang cinta. Di kalangan atas, cinta tidak terlalu penting. Jika ia menikah dengan Xander, ia hanya perlu berkompromi dengan pria itu.
Jika Xander ingin membesarkan Zeanne di luar, ia hanya perlu membiarkan Zeanne terus menjadi simpanan seperti yang dilakukan oleh ibu Zeanne.
Skyla tumbuh sebagai pewaris, ia sangat kompetitif dan juga ambisius. Ia hanya memikirkan keuntungan yang ada di depan matanya, tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang bersifat emosional.
Zeanne segera memeluk tangan Xander seolah wanita itu memiliki trauma terhadap Skyla. Dari status, jelas Kyla sangat tinggi dan tidak akan pernah bisa disamakan oleh Zeanne. Jadi, wajar jika terlihat Skyla menindas Zeanne yang berada di bawahnya.
Skyla mendengkus, ia benar-benar melihat Zeanne yang selalu memasang wajah rapuh. Benar, setiap pria ingin melindungi wanita rapuh dan menyedihkan seperti itu, termasuk Xander yang bodoh.
Skyla tidak begitu peduli pada Xander dan Zeanne, pemandangan seperti ini sudah menjadi sangat biasa di depannya. Jadi, ia hanya meneruskan langkahnya. Tidak ada rasa sakit hati sama sekali.
“Aku tidak akan mundur dari pertunangan hanya karena wanita menjijikan seperti itu, Richelle.” Skyla menjawab sembari melangkah dengan percaya diri.
Mereka berdua berada beberapa langkah di depan Xander dan Zeanne.
Xander menepuk tangan Zeanne dengan lembut. Ia meyakinkan wanitanya bahwa tidak akan ada yang bisa menindasnya lagi sekalipun Skyla.
Mereka berempat masuk ke dalam kelas yang sama, duduk di tempat masing-masing.
Terakhir, Alessa datang bersama dengan dua sahabatnya.
“Alessa, aku kira kau tidak akan datang hari ini.” Skyla menatap Alessa mengejek.
Alessa sangat ingin menampar wajah angkuh Skyla. Ia benar-benar tidak ingin masuk hari ini, tapi jika ia tidak masuk maka Skyla akan terus menerus mengejeknya.
Sekarang ia hanya perlu pergi ke Xander dan mengadu pada Xander tentang apa yang terjadi. Ia ingin Xander semakin tidak menyukai Skyla.
“Aku bukan pengecut.”
“Nah, aku suka mendengar kata-katamu.” Skyla tersenyum sombong.
Alessa segera pergi ke Xander. “Xander, semalam Skyla mencium seorang pria di bar.”
Suara Alessa cukup besar, jadi banyak orang yang mendengarnya.
Skyla tidak terkejut jika Alessa akan mengadu seperti ini. Alessa adalah wanita yang licik, jadi dia tidak ingin hancur sendirian tanpa membawa orang lain.
Xander melihat ke arah Skyla. Selain sombong dan suka menindas Zeanne, di mata Xander, Skyla juga wanita yang bisa terbang dari satu pria ke pria lainnya.
Ia mendengar ada begitu banyak pria yang menyatakan cinta pada Skyla. Hal itu membuat Skyla begitu bangga dan sombong seolah dia adalah yang paling menarik di dunia ini.
Skyla tertawa kecil. Alessa sendiri yang memulainya, jadi ia tidak keberatan bermain dengan Alessa.
“Apa yang Alessa katakan memang benar. Aku mencium seorang pria di bar semalam.” Skyla tidak mengelak. Kenapa ia harus mengelak? Xander bukannya orang suci yang menghargai pertunangan di antara mereka. “Alessa memberiku taruhan, yang kalah akan menjadi pelayan yang menang selama satu minggu. Taruhannya adalah aku harus mencium siapapun yang masuk ke bar. Dan ya aku melakukannya. Aku tidak akan kalah dari orang lain, apalagi Alessa. Jadi, selama satu minggu ini Alessa akan menjadi pelayanku.” Skyla mengatakannya dengan jelas dan penuh kebanggaan.
Wajah Alessa berubah menjadi jelek, Skyla benar-benar tahu cara mempermalukannya.
“Xander, Skyla sangat suka mengintimidasi orang lain.”
“Alessa, jangan konyol. Kau yang memberikan taruhan, Skyla menang, jadi kau harus menerima konsekuensinya.” Richelle kali ini yang bicara untuk Skyla.
“Daripada mengeluh pada Xander, lebih baik kau melakukan tugas pertamamu. Sepatuku kotor, bersihkan!” Skyla tidak akan mengasihani wanita seperti Alessa.
“Jangan keterlaluan, Skyla!”
“Tidak mau?” Skyla bersuara dengan acuh tak acuh. “Alessa, jika kau tidak sanggup maka jangan membuat taruhan. Kau tidak lebih dari seorang pengecut!”
“Tutup mulutmu, Jalang!” Alessa menggeram marah.
“Tidak apa-apa jika kau tidak mau melakukannya. Semua orang di kelas ini sudah tahu bahwa kau adalah pengecut!”
Meski Skyla sangat sulit didekati, tapi ia juga tidak pernah menindas orang lain seperti yang dilakukan oleh Alessa. Teman-teman dikelasnya tidak begitu menyukainya karena mereka menganggap Skyla yang memandang remeh orang lain, tapi mereka jauh lebih tidak menyukai Alessa yang suka menindas orang lain.
Sekarang pandangan merendahkan pada Alessa. Jenis tatapan yang dibenci oleh Alessa yang merasa dirinya tinggi.
“Skyla, aku pasti akan membalasmu!” Alessa kemudian keluar dari kelas. Ia tidak akan mampu menghadapi semua teman di kelasnya yang sekarang memandangnya rendah.
Richelle mendengkus kasar. “Wanita sialan itu hanya ingin menang, jika kau kalah dia pasti akan menjadikanmu pelayannya dan mempermalukanmu.”
Skyla tersenyum kecil. “Aku tidak akan pernah kalah dari orang lain, Richelle. Aku adalah Skyla, aku ditakdirkan untuk selalu berada di atas.”
Richelle tidak bisa membantah yang dikatakan oleh sahabatnya, nyatanya Skyla memang berada di puncak tertinggi. Dia memiliki segalanya, kecantikan, kecerdasan, kemampuan, latar belakang, tidak akan ada wanita yang begitu sempurna seperti dirinya.
tbc
Hari-hari Skyla berlalu dengan damai, suasana hatinya juga sudah membaik. Ia tidak lagi memikirkan bagaimana ia dilecehkan oleh Shael.Skyla melangkah menuju ke parkiran bersama dengan Richelle, keduanya sudah tidak memiliki jadwal lagi kuliah lagi hari ini.“Sampai jumpa besok, Sky.” Richelle melambaikan tangannya.“Sampai jumpa, Richelle.”Richelle masuk ke dalam mobilnya, wanita itu mengemudi sendiri.Setelahnya Skyla juga masuk ke dalam mobilnya. “Pulang.” Skyla tidak memiliki keinginan untuk berkeliaran di luar hari ini. Ia pikir bersantai di rumah jauh lebih baik daripada bepergian sendirian.“Baik, Nona.” Pengawal Skyla segera melajukan mobil meninggalkan parkiran. Beberapa menit kemudian enam mobil Rolls-Royce Phantoms hitam melaju ke arah mobil Skyla dengan sombong.Mobil Skyla segera berhenti karena jalan mereka telah diblokir.“Apa yang terjadi?” tanya Skyla.“Beberapa mobil memblokir kita, Nona.” Pengawal menjawab. Ini adalah pertama kalinya hal seperti ini terjadi dalam s
Kabar mengenai Alessa yang tidak melakukan tantangan sesuai perjanjian telah menyebar di seluruh kampus. Saat ini Alessa tidak hanya ditatap menggelikan oleh teman-teman satu fakultasnya, tapi juga fakultas lain.Saat Alessa pergi ke mana saja di area kampus, ia akan mendapatkan tatapan mengejek lalu kemudian ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya mulai berbisik-bisik.Beberapa di antara mereka yang memiliki konflik dengan Alessa menyerang Alessa dengan fakta bahwa Alessa adalah wanita pengecut.Alessa sangat marah, ia pergi ke kamar mandi bersama dengan dua temannya.“Alessa, apakah kau baik-baik saja?” tanya salah satu teman Alessa.“Baik-baik saja kepalamu!” marah Alessa. Ia sudah seperti ini dan temannya masih bertanya apakah ia baik-baik saja. Bukankah jawabannya sudah sangat jelas.“Ini semua karena ulah pelacur Skyla!” Alessa menyalahkan Skyla padahal itu semua terjadi karena ulahnya sendiri. Ia yang tidak bisa menepati kata-katanya, tapi ia bersikap seolah ia adalah korban.
“Richelle! Richelle!” Skyla menepuk pipi Richelle dengan pelan.Skyla segera mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi rumah sakit untuk mengirimkan ambulan segera. Dua pengawalnya terluka dan Richelle tidak sadarkan diri.Shael hanya mengamati Skyla yang tampak khawatir, harus Shael akui bahwa mental Skyla benar-benar kuat. Untuk seorang wanita, Skyla tidak jatuh pingsan setelah melihat ada begitu banyak darah di sekitarnya.Ambulan datang, dua pengawal Skyla dan juga Richelle segera dibawa tim medis masuk ke ambulan masing-masing.“Kau ikut denganku!” Shael tidak membiarkan Skyla naik ke ambulan.“Tuan, aku harus menemani temanku di rumah sakit.”“Aku akan membawamu ke sana.”Skyla tidak memiliki pilihan, ia tahu bahwa ia tidak akan bisa melawan pria di depannya.Ia naik ke mobil Shael yang membawanya ke rumah sakit.“Aku baru saja menyelamatkanmu, apakah kau tidak akan mengucapkan terima kasih, Nona Skyla?” Shael memiringkan wajahnya menatap wajah dingin Skyla.Skyla sangat membenci S
Orangtua Skyla telah mengambil keputusan, mereka sepakat mengirim Skyla sekolah ke luar negeri untuk melindungi Skyla dari Shael.Hari ini adalah jadwal keberangkatan Skyla, dan sekarang ia serta orangtuanya dan juga Richelle telah berada di bandara."Skyla, aku akan sangat merindukanmu." Richelle menaatp Skyla dengan mata basah. Ia telah diberitahu oleh Skyla dua hari lalu tentang keputusan orangtua Skyla, hari itu ia sudah banyak menangis karena nanti ia akan kehilangan sahabatnya.Skyla tertawa geli. "Kau terlalu berlebihan, Richelle. Dalam waktu satu bulan lagi kau akan menyusulku.""Tetap saja, satu bulan juga bukan waktu yang singkat." Richelle terbiasa bersama dengan Skyla, tapi ia tidak bisa pindah terburu-buru karena ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtuanya. Juga sebentar lagi neneknya akan berulang tahun, jadi mereka perlu menyiapkan pesta perayaan ulang tahun neneknya.Skyla memeluk Richelle. "Aku akan mengabarimu setelah aku sampai.""Ya, kau harus melakukann
"Nona, silahkan." Ron telah membukakan pintu mobil untuk Skyla.Sore ini Shael tidak ikut menjemput Skyla karena pria itu harus bertemu dengan orangtuanya untuk makan malam bersama."Ayah, Ibu, aku akan sering menghubungi kalian." Skyla menatap orangtuanya yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan kesedihan di wajah mereka.Orangtua Skyla masih tidak bisa melepaskan Skyla, tapi karena putri mereka sudah membuat keputusan mereka hanya bisa meyakini bahwa Skyla akan baik-baik saja."Jaga dirimu baik-baik. Jika terjadi sesuatu kau harus memberitahu Ayah dan Ibu." Tyler tahu bahwa dibandingkan dengan Shael, kekuatannya berada di bawah pria itu. Namun, ia bersedia mati jika putrinya terluka oleh Shael."Ya, Ayah."Setelahnya Skyla masuk ke dalam mobil Shael, lalu kemudian pintu tertutup. Skyla melihat ke arah orangtuanya melalui jendela kaca. Ia bisa melihat ibunya menangis.Mobil mulai melaju, Skyla menghela napas berat. Ini semua karena bajingan gila Shael. Ia tidak pernah ingin mem
Setelah dari kediaman orangtuanya, Shael kembali ke kediamannya sendiri. Pria itu hampir saja lupa bahwa ada makhluk manis di kediamannya saat ini."Di mana, Nona Skyla?" tanyanya pada Alberto."Nona Skyla berada di kamarnya, Tuan.""Apakah dia sudah makan malam?""Sudah, Tuan."Shael kemudian melewati Alberto, ia pergi menuju ke kamar Skyla.Saat ia melihat Skyla sudah tidur, ia memutuskan untuk tidak mengganggu Skyla. Ia hanya mengamati Skyla sejenak lalu kemudian keluar dari kamar wanita itu. Ada senyum kecil di wajah dingin Shael. Skyla benar-benar tidak kenal takut, wanita itu bahkan bisa tidur sangat nyenyak di kediamannya.**Keesokan paginya Skyla bangun dari tidurnya, wanita itu tidak tidur begitu nyenyak semalam. Beberapa kali ia terjaga di tengah malam.Skyla segera membersihkan tubuhnya, ia memakai pakaiannya lalu kemudian merias sedikit wajahnya.Suara ketukan terdengar di telinga Skyla."Masuk!"Pintu kemudian terbuka. Seorang pelayan wanita menghampiri Skyla. "Nona, Tua
Setelah dari rumah sakit, Xander kembali ke universitas. Pria itu akan membuat perhitungan dengan Skyla yang telah mendorong Zeanne dari tangga."Xander, sudahlah tidak perlu membesarkan masalah ini. Lagipula aku tidak mengalami luka serius." Zeanne membujuk Xander seolah hatinya begitu bersih dan pemaaf."Tidak bisa, Zeanne. Selama ini aku selalu memaklumi Skyla yang menindasmu, tapi kali ini dia sudah sangat keterlaluan. Kau tidak mengalami luka serius, tapi kau terluka. Untung saja kepalamu tidak terbentur kuat, jika tidak maka aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu.""Xander, Skyla seperti itu karena aku duluan yang memulai. Aku seharusnya tidak meminta dia untuk membatalkan pertunangan denganmu." Zeanne tidak berbohong pada Xander mengenai dirinya yang memulai. Namun, ia tidak mengatakan yang sebenarnya ketika Xander mengira bahwa Skyla telah mendorongnya."Dia tidak seharusnya mendorongmu!" Xander berkata dengan jengkel. "Hanya karena memiliki status yang tinggi, bukan bera
"Antar aku ke S corp." Skyla perlu bicara dengan ayahnya mengenai apa yang terjadi hari ini. Ia tahu ayahnya pasti akan mendukungnya dalam setiap keputusan yang ia ambil, tapi ia perlu menjelaskan situasinya."Untuk apa pergi ke perusahaan ayahmu?""Aku tidak harus melaporkan apa keperluanku padamu, Tuan Shael." Suasana hati Skyla buruk hari ini, jadi ia tidak bisa bersikap manis pada Shael.Shael bisa merasakan suasana hati Skyla yang buruk, tentu saja. Siapa yang senang mendapatkan tamparan? Jika itu dia, dia pasti akan membunuh orang itu."Antar Nona Skyla ke perusahaan ayahnya.""Baik, Tuan." Sopir segera mengarahkan mobil menuju ke perusahan ayah Skyla."Berhenti di apotik terdekat.""Ya, Tuan."Shael sangat tidak senang dengan bekas tamparan di wajah Skyla.Beberapa waktu kemudian mobil berhenti. Shael keluar dari mobilnya secara pribadi. Ia membeli alat kompres dan juga krim untuk Skyla.Skyla sedang dengan pikirannya sendiri, jadi ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh Shael. I
Selama satu minggu, Skyla dan Shael menghabiskan waktu mereka berdua saja.Saat ini Skyla sedang berdiri di balkon kamar yang langsung menghadap ke laut. Wanita itu menatap jauh ke depan.Udara dingin memeluk tubuh Skyla, tapi itu tidak membuatnya kedinginan melainkan merasa begitu segar.Di kamar, Shael baru saja bangun. Pria itu mendekati Skyla, memeluk Skyla dari belakang. “Selamat pagi, Istriku,” suara Shael terdengar serak. Pria itu memberikan kecupan di pipi Skyla.“Selamat pagi, Suamiku.” Skyla memiringkan wajahnya lalu memberikan ciuman balasan untuk Shael.“Apakah semalam aku menyakitimu?” Shael bertanya lembut.Skyla menggelengkan kepalanya. “Kau tidak menyakitiku sama sekali.”Shael merasa lega, semalam ia kehilangan kendali dan menjadi lebih liar dari malam sebelumnya. “Aku akan membuatkan minuman hangat untuk kita dulu.”“Ya.”Shael melepaskan pelukannya dari tubuh Skyla, ia masuk ke dalam lalu membuat kopi untuk dirinya sendiri dan susu hangat untuk Skyla.“Terima kasih,
Pintu kamar Shael terbuka sesaat suara ketukan terdengar dari sana. Sosok Ron masuk dengan tergesa, wajah pria itu terlihat menyimpan rasa gugup.“Tuan, pihak rumah sakit menghubungi saya dan mengatakan bahwa Nona Skyla mengalami henti jantung.”Shael yang sedang merokok segera mematikan rokoknya. Pria itu bergegas meninggalkan kamarnya. “Pergi ke rumah sakit!”“Baik, Tuan.”Selama dalam perjalanan wajah Shael tampak sangat muram. Skyla tidak boleh meninggalkannya dengan cara seperti ini. Tidak, ini pasti salah! Skyla pasti baik-baik saja. Dia tidak mungkin meninggal. Shael menolak untuk mempercayai bahwa Skyla sudah tiada.Sampai di rumah sakit, Shael segera berlari menuju ke ruang ICU. Pria itu berhenti di depan pintu dan membukanya dengan kasar. Saat pintu terbuka ada ada Tyler dan Zara yang saling berpelukan.Tatapan Shael tertuju pada ranjang, tubuh Skyla yang beberapa hari berbaring di sana ditutupi oleh kain penutup dari atas sampai ke bawah.Shael ingin mendekati Skyla, tapi k
Keesokan harinya Shael masuk ke dalam ruang ICU, ia menggenggam tangan Skyla dengan lembut, tatapannya ke wajah Skyla begitu sendu.“Skyla, aku tahu kau sangat membenciku karena aku menyakitimu. Bangunlah, jika kau benar-benar tidak ingin melihatku lagi maka aku akan menghilang dari pandanganmu, aku berjanji padamu. Jangan gunakan cara seperti ini untuk tidak melihatku lagi.Putra kita membutuhkanmu. Aku dan orangtuamu bisa memberikan kasih sayang dan semua hal yang terbaik untuknya, tapi cinta dan kasih sayang seorang ibu, kami semua tidak akan bisa memberikannya kecuali dirimu.Skyla, aku sangat mencintaimu. Aku benar-benar minta maaf karena menyakitimu. Aku sangat menyesal. Aku tahu aku sangat salah, jadi tolong jangan menghukumku seperti ini.Jika ingin menghukumku, tidak apa-apa, hukum saja aku, tapi jangan hukum anak kita atau orangtuamu yang menyayangimu.”Dada Shael sangat sesak, sungguh ia bersedia menghilang dari hidup Skyla asal Skyla membuka matanya. Ia lebih baik melihat
“Tuan Shael, Nona Skyla terjatuh dari tangga.” Ron melapor pada Shael.“Apa?!” Shael segera meninggalkan ruang kerjanya dan pergi ke villa Skyla. Pria itu berlari tergesa.Saat pria itu sampai di villa Skyla, Skyla telah digendong oleh salah satu penjaga tempat itu. Shael segera mengambil alih tubuh Skyla dan membawanya menuju ke mobil yang dikemudikan oleh Ron.“Skyla, bertahanlah, kita akan segera sampai ke rumah sakit.” Shael menggenggam tangan Skyla dengan erat. Ia menatap wajah Skyla yang pucat dan menahan kesakitan.“Anakku.” Skyla merintih.“Dia pasti akan baik-baik saja. Dia adalah anak yang kuat dan hebat. Dia pasti akan bertahan,” seru Shael meyakinkan Skyla.Skyla merasa perutnya semakin sakit, darah yang mengalir di pahanya terasa semakin deras. Ia takut, ia takut kehilangan calon anak yang sangat ia cintai.“Jika dokter meminta memilih, maka selamatkan anakku.” Skyla merasa bahwa anaknya lebih berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup.“Apa yang kau bicarakan, Skyla?! Kau
Dua hari berlalu, Skyla pikir Shael akan datang mengganggunya lagi, tapi ternyata pria itu tidak datang lagi.Setelah makan malam, Skyla pergi ke ruang kerjanya. Meski ia berada di luar negeri, ia masih ikut membantu ayahnya di perusahaan.Usai bekerja Skyla pergi ke kamarnya, ia tidak boleh bekerja lembur atau duduk terlalu lama karena itu akan membuat pinggangnya sakit.Dengan perutnya yang besar, Skyla kesulitan untuk tidur terlentang. Dokter juga menganjurkan untuk tidur miring agar Skyla bisa bernapas dengan baik.Skyla memejamkan matanya, beberapa saat kemudian ia sudah tertidur.Satu jam berikutnya, Shael masuk ke kamar Skyla. Ia tidak akan pantas menjadi pemimpin kelompok Vortexia jika hanya menyelinap masuk ke sebuah rumah saja tidak bisa.Shael naik ke atas ranjang dengan hati-hati agar tidak membangunkan, Skyla. Ia kemudian berbaring di sana menghadap Skyla. Pria itu memandangi wajah tenang Skyla. Ia tidak bisa mendatangi Skyla di siang hari karena tidak ingin membuat emosi
Shael dan Shea sedang berada dia atas ranjang untuk tidur. Sejak beberapa bulan lalu kembali bersama, Shael tidak pernah menyentuh Shea lebih dari sekedar pelukan atau kecupan singkat di puncak kepala.Malam ini Shea mencoba untuk mengambil inisiatif. Ia mencium bibir Shael dengan lembut. Awalnya ia bisa merasakan tubuh Shael membeku, tapi kemudian Shael menerima ciumannnya, tapi itu tidak berlangsung lama.“Shea, maafkan aku.” Shael meminta maaf. Ia tidak bisa melanjutkan ciuman itu. Rasa bibir Shea tidak seperti bibir Skyla yang manis.Saat membiarkan Shea menciumnya, Shael ingin tahu bagaimana reaksi tubuhnya, dan ia merasakan penolakan yang cukup kuat.Shea tersenyum lembut. “Tidak apa-apa, Shael. Kita tidak berhubungan lebih dari enam tahun, kau mungkin merasa asing dengan ciumanku.”“Tidurlah duluan, Shea. Aku akan pergi ke ruang kerja.”“Ya.”Shael segera meninggalkan kamarnya. Di ranjang, Shea tersenyum sedih.“Shael, hati, pikiran dan tubuhmu sudah dimiliki oleh Skyla sepenu
Waktu berlalu lagi, tapi bukannya menjadi kabur, kenangan Shael bersama Skyla menjadi semakin pekat dan menyiksa.Shael akhirnya mencoba untuk menghubungi nomor ponsel Skyla, tapi sayangnya nomornya telah dimasukan ke daftar hitam oleh Skyla.Shael akhirnya hanya bisa membuka galeri foto di ponselnya. Ia melihat potret dirinya dan Skyla di sana.“Shael!” suara Shea terdengar oleh Shael. Pria yang baru saja melihat foto Skyla itu segera menyimpan ponselnya di saku.“Ada apa, Shea?”“Apakah pekerjaanmu belum selesai?”“Sudah selesai. Kau ingin tidur?”“Ya.”“Baiklah, ayo ke kamar.” Shael meninggalkan ruang kerjanya dan pergi bersama Shea menuju ke kamarnya.Pasangan itu berbaring di atas ranjang. Shea mendekat ke arah Shael dan masuk ke dalam dekapan pria itu. Baginya dekapan Shael adalah tempat teraman baginya.“Selamat tidur, Shael.”“Selamat tidur, Shea.”Saat Shael memastikan Shea sudah tertidur, pria itu turun dari ranjang dan pergi ke balkon. Ia menyalakan sebatang rokok lalu kemu
Shea masuk ke dalam ruang kerja Shael di Vortexia. Wanita itu memikirkan kembali apa yang dikatakan oleh Ariella.Ia mengangkat wajahnya menatap Shael. “Siapa wanita bernama Skyla itu?”Shael tidak akan menutupi tentang Skyla dari Shea, ia tahu cepat atau lambat Shea pasti akan mendengar mengenai Skyla.“Dia adalah wanita yang memiliki wajah yang mirip denganmu, usianya 21 tahun. Kami menjalin hubungan lebih dari satu tahun. Besok adalah hari pernikahan kami, tapi pernikahan itu batal karena kau kembali.”Shea merasa bersalah. “Maafkan aku, seharusnya aku tidak merusak pernikahan kalian.”“Tidak, ini bukan salahmu, Shea. Aku senang kau kembali.”“Wanita bernama Skyla itu pasti sakit hati, Shael. Dia mungkin membenci kau, tapi akan lebih membenci aku.”“Aku menyakitinya, dia pantas membenciku, tapi kau, Skyla tidak akan membencimu karena kau tidak melakukan kesalahan apapun padanya.” Shael mengenal Skyla cukup baik, wanita itu bukan wanita yang tidak masuk akal.Shea pikir wanita bern
Selamat tinggal…Kata-kata itu terus terngiang di kepala Shael. Dadanya terasa sesak karena kata-kata itu. Bahkan, meski ia tidak mencintai Skyla, ditinggalkan oleh wanita itu tetap saja terasa menyakitkan.“Pergi ke bar Alvaro.”“Baik, Tuan.”Sopir segera melaju menuju ke bar milik Alvaro. Sampai di sana, Shael segera turun dan masuk ke dalam ruangan Alvaro yang diisi oleh beberapa rak yang terdapat berbagai jenis minuman di sana.“Kakak Pertama.” Alvaro segera mendekati Shael yang duduk di sofa.“Berikan aku minuman.”Alvaro memberi isyarat pada asisten pribadinya untuk segera menyiapkan minuman untuk Shael. Pria itu kemudian mengirimkan pesan pada Austin dan Reviano agar segera ke bar miliknya.Shael segera mengisi gelasnya dengan minuman lalu kemudian menenggaknya.“Kakak pertama, apa yang terjadi?” Alvaro menatap wajah Shael yang tampak suram.Shael tidak menjawab, pria itu hanya mengisi minumannya lalu meminumnya.Apakah ini karena Skyla atau Shea? Alvaro menebak-nebak. Sejauh i