Share

Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia
Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia
Penulis: Geanna Kim

BAB 1: Tubuh Baru

Penulis: Geanna Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 21:13:28

Hampir seperti mimpi buruk, Aaron Montes tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Aaron Montes terduduk di atas tempat tidurnya, lengkap dengan selimut yang menutupi kakinya.  Matanya memandang lurus ke arah cermin di meja rias yang ada di depan ranjang yang didudukinya. Di balik jendela, matahari belum muncul, tetapi wajahnya sudah tampak begitu kusut seperti baru saja menghadapi satu juta masalah.

Sekarang, Aaron baru percaya tentang teori yang mengatakan bahwa jiwa manusia bisa berpindah ke tubuh orang lain setelah mengalaminya sendiri. Ya, ia kembali ke tahun 2014, tepatnya 10 tahun yang lalu.

Pemilik tubuh sebelumnya, Teo Andersen, adalah seorang artis ternama, penyanyi sekaligus produser musik yang telah memiliki label rekaman sendiri. Teo bahkan berhasil melahirkan banyak penyanyi berbakat. Ia juga sukses melebarkan sayapnya untuk membuka bisnis klub malam kelas eksekutif.

Teo dengan nama keluarga Andersen dikenal sebagai sosok yang sangat inspiratif, karya-karyanya sangat besar. Bahkan, bisa dipastikan seluruh masyarakat Eldorisia mengenalnya. Bukan hanya karena lagu-lagunya yang enak didengar atau film yang dibintanginya sangat bagus, tetapi juga karena kepribadiannya yang sangat baik di mata khalayak.

Teo selalu bersikap loyal kepada para penggemarnya. Bahkan, ia sering terlibat dalam berbagai acara sosial. Ditambah, tahun lalu ia baru saja menikahi dewi perfilman Eldorisia yang mana hubungan mereka benar-benar mendapat restu dari para penggemarnya.

Bisa dikatakan, di usia yang baru menginjak 29 tahun ini, hidupnya telah mendekati kata sempurna.

Saat larut dalam pikiran yang dipenuhi kebingungan ini, suara lembut seorang wanita berhasil membuyarkan lamunan Aaron.

“Sayang, kau sudah bangun? Ma-maafkan aku, aku akan segera menyiapkan sarapan untukmu.”

Mata Aaron terbelalak melihat sosok wanita yang ada di sampingnya. Wanita itu memakai gaun tidur sutra berwarna putih gading, wajahnya polos khas orang bangun tidur, tetapi percayalah itu justru membuat wajahnya benar-benar sangat menawan.

Gila, Julia Emaline, sang dewi perfilman ini memang benar-benar memiliki wajah seperti bidadari. Beruntung sekali Teo bisa menikahi wanita ini.

Aaron bergerak mendekati Julia sambil mengulurkan tangannya perlahan. Namun, Julia justru tampak semakin ketakutan.

“Sa-sayang, jangan pukul aku. Tolong maafkan aku, semalam aku memang pulang terlambat karena proses shooting lebih lama, aku minta maaf tidak memberitahumu karena semalam kau sudah tidur,” ucap Julia dengan suara bergetar. Tangannya meremas selimut yang menutupi kakinya sambil menundukkan kepala.

“Memukul? Siapa yang ingin memukulmu?” Aaron merasa aneh.

Orang gila mana yang akan memukul dewi perfilman Eldorisia?

“Kau tidak akan memukulku?” tanya Julia dengan penuh kewaspadaan, tatapan matanya penuh dengan harapan.

Aaron menggelengkan kepalanya, tampak seperti orang yang tak memiliki salah apapun.

“Aku hanya ingin memeluk istri cantikku. Lagipula, kenapa juga aku harus memukul istriku sendiri,” ucap Aaron yang mencoba mulai berperan sebagai Teo.

Mendengar ucapan itu, pipi Julia tampak memerah.

Ingatlah bahwa ini adalah kali pertama Teo memujinya dan memanggilnya sebagai istrinya secara pribadi, di belakang kamera media dan di belakang para penggemar.

Namun, dibalik rasa terkejutnya, Julia juga tak bisa menyembunyikan rasa was-was yang ada di hatinya. Takut kalau-kalau suaminya memiliki niat lain.

“Pipimu seperti kepiting rebus, lucu sekali.” Aaron kembali mengulurkan tangannya ke arah wajah Julia, tetapi wanita itu justru tampak menghindar.

“Kenapa kau menghindar? Aku hanya ingin mengusap pipimu,” ucap Aaron dengan agak kesal. Pasalnya, sebelumnya ia ingin memeluk Julia, tetapi wanita itu juga menghindar. “Tunggu, kepada rahangmu memar? Apa ada yang memukulmu? Apa itu yang membuatmu mengira aku akan memukulmu?”

Wajah Aaron tampak agak serius. Di kepalanya, penuh dengan pertanyaan.

“I-itu karena kemarin kau tak sengaja jatuh saat shooting,” jawab Julia dengan suara yang cukup pelan, seolah ia takut akan salah bicara.

“Kau jatuh? Bagaimana bisa? Apa tak ada yang menjagamu di lokasi? Di mana managermu?” Aaron langsung menarik Julia ke dalam dekapannya. Dalam hatinya, ia benar-benar mengutuk orang-orang yang tak bisa menjaga dewi perfilman ini dengan baik. “Kalau managermu tak bisa menjagamu, aku akan mencarikan manager baru yang lebih pecus.”

Rentetan pertanyaan dan tindakan itu justru membuat Julia semakin merasa aneh.

Memar itu kan karena kemarin sore Teo memukulnya, bagaimana bisa sekarang ia malah bertanya hal bodoh itu?

Namun, Julia juga tak bisa berbohong kalau pelukan seperti inilah yang telah lama ia inginkan.

Di pikiran Aaron kembali muncul acara pernikahan Teo dengan Julia yang saat itu sangat menggemparkan dunia hiburan. Hampir semua saluran televisi menyiarkan acara pernikahan mereka. Bahkan, mereka dinobatkan sebagai pasangan surga oleh para penggemar mereka karena keduanya memang sangat cocok.

Meskipun masih menjadi tanda tanya besar juga mengapa jiwanya bisa masuk ke dalam tubuh ini dan mengapa harus Teo sang artis papan atas itu, tetapi ia juga tak bisa mengelak kalau mungkin ini akan menjadi perjalanan baru yang berwarna baginya.

Mungkin, dengan segala pengetahuannya tentang kekurangan dan kelebihan dunia hiburan negeri ini sebagai kritikus seni yang berbakat, ia bisa membuat nama Teo menjadi semakin tinggi dan membawa banyak pengaruh bagi dunia hiburan negeri ini. Lagipula, ia juga yakin kalau tak akan ada orang yang menolak jika ditawari untuk bertukar tubuh dengan Teo yang memiliki kehidupan sempurna ini.

“A-aku akan menyiapkan sarapan untukmu,” ucap Julia sambil melepas pelukan itu perlahan.

Tanpa menunggu persetujuan suaminya, Julia telah berjanak dengan cepat. Ia buru-buru turun dari ranjang dengan perasaan campur aduk.

Aaron tak berusaha mencegah langkah Julia, ia juga masih dipenuhi dengan kebingungan.

Namun, sebelum Julia benar-benar melangkah, Aaron menyadari bahwa di lengan dan punggung wanita itu ada beberapa luka memar, mirip dengan yang ada di rahangnya.

Aaron merasakan kemarahan yang meledak-ledak dalam dirinya. Ketika ia bercermin, kemarahan itu semakin besar.

Apa benar-benar ada orang gila yang berani memukul dewi perfilman Eldorisia?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sylus wife
awokoskwokaowk orang gak ada otak mah, dewi perfiliman juga gak lepas dari KDRT
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   BAB 2: Teo Baru

    Pikiran Aaron berkelana jauh ke belakang.Ini mimpi buruk. Aaron masuk ke dalam tubuh Teo Andersen, sosok yang ternyata tak hanya sekadar bajingan, tetapi juga pencipta skandal terbesar di masa depan.Kebingungan yang terus menyelimuti kepala Aaron, seolah menjadi sebuah beban besar yang terus ia seret. Seingatnya, saat itu ia sedang melarikan diri dari kejaran polisi yang berusaha menangkapnya di peristiwa demonstrasi. Aaron berusaha mengingat dan ia yakin itu dilakukan di depan gedung dewan.Kejadian itu adalah sebuah demonstrasi yang cukup besar dengan mosi utama melengserkan beberapa oknum pelaku korupsi yang kemudian berbuntut pada dunia hiburan karena melibatkan nama-nama artis besar, seperti Teo Andersen, sebagai pemilik klub malam Solar Eclipse.Awalnya memang hanya sebuah kasus kekerasan yang terjadi di klub milik Teo. Namun, insiden yang dikira kecil itu akhirnya melebar. Ketika diselidiki lebih dalam, ternyata ada beberapa kasus yang merujuk pada kasus korupsi di bangku pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   BAB 3: Ambang Teo dan Aaron

    Mungkin jika hanya Julia yang terkejut, Jake tidak akan merasa heran, tetapi Teo juga sama terkejutnya. Itu yang membuat Jake merasa aneh.“Kau kenapa?” Jake menarik satu kursi lalu duduk di sana, matanya masih terus fokus pada ekspresi Teo. Ia meraih satu gelas air minum yang ada di atas meja makan. “Ini kan rencanamu sendiri. Malam itu, kau sendiri yang mengajukan nama Julia kepada orang-orang itu untuk mendapat kontrak dengan mereka.”“Teo, apa itu benar?” tanya Julia dengan suara sedikit bergetar.“Aku tidak tahu … tidak, aku … aku tidak melakukan itu.”Aaron dibuat kebingungan dengan ini semua. Semua ini datang terlalu mendadak bagi Aaron. Terlebih lagi, ia sama sekali tak tahu kalau ternyata sosok Teo yang sangat sempurna di mata semua orang itu ternyata cukup brengsek.Bahkan, ia sebagai orang yang sangat mengikuti perkembangan dunia hiburan dan seluk-beluk tiap artis besar, sama sekali tak menyangka tentang ini semua.“Apa maksudmu? Bahkan, saat itu aku dan Lylia setuju akan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   BAB 4: Mulai Sekarang, Panggil Aku Teo Andersen

    Mata Eric terbelalak kaget.Teo tersenyum jengah.Penampilan orang itu tampak berwibawa dengan topi baret dan kumis tipis di bawah hidung. Sosoknya yang elegan terlihat seperti seniman, kritikus, dan sineas berbakat. Namun, siapa sangka orang itu memesan wanita untuk dipermainkan.“Jangan bergurau, Tuan Teo. Kau membuat kami kehilangan harapan,” kata Bara yang kemudian terkekeh keras.“Tidak. Saya benar-benar serius. Saya membatalkan perjanjian kita.”Gideon mengusap tatanan rambutnya yang sangat rapi. Entah berapa jam ia menghabiskan waktu di salon mewah bersama penata rias khusus hanya untuk merapikan rambutnya. Satu hal yang jelas, ia tampak kecewa.“Jangan main-main, Teo. Bawakan Nona Julia ke sini. Kau tidak ingin acara ini hancur, kan? Jika tidak ingin, segera bawakan wanita itu ke hadapan kami,” gertak Gideon.“Saya tidak bisa melakukannya,” sanggah Teo masih dalam posisi berdiri dan menjaga jarak dari tiga orang busuk ini. “Dunia hiburan tidak seharusnya menyimpan sisi gelap s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   BAB 5: Rahasia Busuk Teo Andersen

    Teo tidak menyangka insiden semalam akan menjadi viral di media sosial. Kini semua media sosial dipenuhi tagar yang merujuk pada insiden di acara peluncuran film itu. Sejak semalam, ada ribuan unggahan yang diposting oleh para penggemarnya. Tak jarang, orang biasa pun ikut memanas-manaskan insiden ini.Ketika dirinya terjaga di pagi buta, Teo menemukan video yang diunggahnya dengan akun anonim masih memuncaki peringkat trending di media sosial. Meski wajahnya masih terasa kaku dan tubuhnya penuh luka, tapi Teo rasa itu sepadan dengan kesuksesan rencananya.Ya, Teo memang ingin menghancurkan orang-orang busuk itu dengan caranya sendiri.“Sayang, kau sudah bangun?” tanya Julia dari balik pintu yang terbuka perlahan.Teo cepat-cepat menarik diri dari kasur, tetapi rasa nyeri di punggung menahannya. Rasa sakit itu membuatnya duduk bertumpu di kasur. Julia yang melihat pemandangan itu seketika berlari menghampiri Teo. Pengawal pribadi Teo hanya bisa terkesima melihat pasangan ini tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 6: Rencana Besar Teo Andersen

    “Investor klub, Jake Arthur, siapa lagi yang terlibat dalam rencana ini?”Teo memandangi foto Jake di layar ponselnya. Ia tidak menyangka di balik wajah simetris yang tampan bak model itu, Jake Arthur adalah seorang pria yang bengis. Kini Teo kesulitan menebak langkah Jake selanjutnya.Langkah Jake mungkin tidak tertebak. Kenyataan itu yang mendorong Teo menelusuri kamar, membuka semua laci, mengacak-acak isi lemari. Ia harus menemukan “sesuatu” yang dapat menaklukkan Jake. Entah apa barang itu, Teo tidak tahu. Namun, Teo yakin pria sekeji Jake pasti menyimpan rahasia.Dunia hukum yang menyimpan sisi kelam mengajari Teo satu hal: kau harus menggenggam kelemahan dan rahasia lawanmu jika ingin menang.Kini Teo mencari di sela-sela lemari pakaian yang penuh. Semua isinya berhamburan keluar dan memenuhi lantai. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada yang istimewa selain barang-barang mewah dan perhiasan. Saat tengah terpuruk, Teo melihat brankas kecil yang tersembunyi di bagian dalam lemari. Le

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 7: Antara Keselamatan Julia dan Dunia

    Melihat pesan itu, kepala Teo seakan baru saja dihantam meteor. Rencana awal yang telah ia susun, terpaksa harus disusun ulang.Ada banyak hal yang harus ia pertimbangkan saat ini. Bukan hanya masa depan, tetapi juga Julia.“Kau kenapa? Apa ada masalah?” tanya Julia. Wanita itu mendekati Teo yang masih duduk di tepi ranjang dengan tatapan penuh kebingungan yang ditujukan kepadanya.“Aku … aku akan melindungimu. Aku berjanji,” kata Teo dengan penuh keyakinan.Julia mengerutkan dahinya, tak paham dengan maksud ucapan Teo.“Aku tidak melakukan hal yang berbahaya, kau tidak perlu begitu khawatir.” Julia tersenyum manis. Ia ingin mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan Teo, tetapi ia urungkan sebab masih takut dengan perubahan Teo.“Aku akan minta managermu untuk mengirim semua jadwal pekerjaanmu padaku, agar aku bisa memantaumu.” Teo kembali fokus pada ponselnya, mencari nomor manager Julia.“Tidak perlu,” tolak Julia. “Beberapa waktu ke depan, aku hanya akan melakukan syuting di dek

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 8: Solar Eclipse

    Beberapa pegawai klub menyapa dan memberi hormat kepada Teo sejak ia pertama kali menapakkan kakinya di dalam klub. Beberapa pelanggan juga turut menyapanya.Bagaimanapun juga, pesona klub malam kelas eksekutif memang sangat berbeda.Gedung klub ini memiliki 3 lantai. Lantai 1 adalah bar terbuka, terdapat panggung kecil dengan meja DJ di tengah-tengahnya, dan beberapa sofa di sudut-sudut ruangan, tentu saja dengan 1 meja bar terbuka. Lantai 2 berisi ruangan-ruangan yang bersifat lebih pribadi dengan sebuah meja bar yang menyambut di samping tangga. Kemudian, lantai paling atas adalah lantai kerja khusus yang berisi beberapa ruangan. Di tiap lantai, di balik meja bar terdapat tulisan Solar Eclipse dengan lampu berwarna emas.Teo masuk semakin dalam ke sudut Solar Eclipse hingga tiba di sebuah ruang VIP yang berada di sudut lantai 2.Begitu pintu ruangan Teo buka, matanya langsung menangkap sosok Gideon yang telah duduk dengan segelas wine di tangannya.“Pada akhirnya, kau masih tetap m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 9: Awal dari Tragedi Berdarah di Masa Depan

    “Kau yakin ingin menukar saham dengan wanita itu?” tanya Jake seraya mengerutkan dahi. Sebagai pria yang sudah lama mengenal Teo, Jake sangat terkejut dengan keputusan Teo yang di luar dugaan. Tampaknya Teo benar-benar menganggap wanita sebagai sosok yang berharga. Ini jelas bukan Teo Andersen yang ia kenal.Perkara pemindahan saham itu bukan urusan yang rumit. Teo juga tidak masalah jika Gideon menguasai 35% saham. Pikiran Teo hanya teralihkan memikirkan Natalie Arnie. Ada harga yang harus dibayar mahal dari rencana busuk ini. Demi mengikuti hasrat buruk Gideo, Teo harus mengorbankan seorang wanita tak bersalah dan ia tidak bisa melakukannya.“Tidak masalah buatku,” kata Teo santai, tapi Jake terang saja langsung geram.Sebenarnya Teo jauh lebih geram dari Jake. Mengapa harus Natalie Arnie? Mengapa harus gadis malang itu?Dua pertanyaan itu memenuhi batin Teo hingga dadanya terasa sesak. Pembicaraan Jake dan Gideon perlahan terdengar samar-samar. Pikiran Teo menjelajahi masa depan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 39: Keputusan Terberat Jake Arthur

    Kejadian di kantor label rekaman membawa Jake jatuh dalam lembah kegagalan. Serangan mutlak dari Teo meruntuhkan harga dirinya. Jika Jake berani jujur pada dirinya, ia memang menginginkan harta Teo yang lebih banyak dari miliknya. Namun, penculikan Julia didasari kegilaan Teo yang ingin menyimpang dari rencananya di klub Solar Eclipse. Jake harus mendapatkan jawaban dari Julia agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Teo.Akan tetapi, segalanya berubah rumit karena Teo terlibat terlalu dalam. Pria gila itu melakukan hal di luar nalar yang sangat merugikan Jake, bahkan menyerang Jake sebagai pria rakus yang ingin mengeruk harta sahabatnya.Jake merasa ia akan mati di tangan Teo jika kegilaan ini terus berlanjut. Kemarin saja ia melarikan diri tanpa berkata apa-apa setelah Teo menyerangnya. Sekarang ketika Jake berdiri memandang gedung klub Solar Eclipse, ia merasa Teo sengaja mengubahnya menjadi pengecut dan menginjak harga dirinya.“Sialan. Teo Andersen benar-benar pengacau.”

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 38: Rumor yang Akhirnya Menjadi Viral

    Misi yang Nick jalani di Fidoria berjalan mulus sesuai perkiraannya. Nick Rayson memang orang yang tepat untuk misi pencarian Profesor Agasa. Teo tidak lagi terjebak dalam kecemasan sejak mendengar kabar terbaru dari Nick kemarin. Di sisi lain, Samuel yang terus menekannya pun mulai bermurah hati. Ini jelas situasi yang baik sampai Kinan datang dan mengubahnya menjadi badai.“Tuan sudah menonton tayangan berita di televisi?” tanya Kinan yang tanpa mengetuk pintu studio langsung menerobos masuk.Teo yang melihat tingkah Kinan merasa ada yang janggal. Wanita itu biasanya selalu menghormati privasinya. Namun, kali ini Kinan terlihat seperti dikejar pemburu dan tergesa-gesa menanyainya tentang siaran berita.“Apa yang terjadi?” Teo yang bingung hanya bisa mengajukan pertanyaan itu.Kinan berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ruangan studio di kantor label rekaman sangat hening karena hanya ada Teo di sana. Ia seharusnya tengah menyiapkan naskah untuk hadir di sebuah acara. Sam

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 37: Jadwal yang Berantakan

    Kemunculan Samuel di ambang pintu tidak masuk dalam rencana Teo. Ia tidak menyangka pria itu akan terus mengusiknya sampai ke area privasi. Dengan agak gugup, Teo mengambil foto-foto barang bukti dan memasukkannya ke laci. Seraya mengendurkan otot wajah, ia berbalik dan mulai memasang senyum canggungnya untuk Samuel.“Oh, soal ini? Tentu saja aku ingin tahu perkembangan kasus Julia,” kata Teo membuka alibinya.“Memangnya kau paham?” Samuel bertanya lagi dan Teo mulai jengkel.“Paham atau tidak, aku pikir seorang suami harus bertindak semampunya.” Teo membeberkan apa alasannya kepada Samuel dengan cukup tenang. “Aku sudah menjalani jadwalku dengan baik dan sesuai keinginanmu. Mengapa masih terus menggangguku?”“Ah, maaf kalau kau terganggu,” balas Samuel agak kikuk. “Aku hanya ingin memberikan daftar jadwal untuk pekan ini. Kau harus membacanya agar semua kegiatan berjalan dengan baik. Aku tidak ingin kita mendapat komplain dari klien.”Samuel yang dalam pandangan Teo sudah tidak menaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 36: Kepercayaan yang Runtuh

    “Aku menemukan Profesor Agasa.”Kalimat pembuka dari Nick Rayson melesatkan harapan Teo. Ia baru saja mengunci pintu kamar setelah memeriksa seluruh area rumahnya. Kejadian yang rumit akhir-akhir ini membuat harapan dan kepercayaannya kepada orang-orang seketika goyah.“Apa yang kau temukan di sana, Nick?” tanya Teo yang kini mengintip dari balik tirai jendela di kamarnya, ia khawatir ada orang asing yang mengikutinya.“Profesor Agasa benar-benar ada di Fidoria,” kata Nick melanjutkan. “Aku sempat melihatnya di kantor polisi pusat Fidoria. Namun, ia tampak begitu sibuk. Setelah aku mengamati cukup lama dari luar gedung, aku curiga kalau ia sedang menangani sebuah kasus. Profesor Agasa ditemani oleh beberapa polisi dan aku tidak menemukan celah untuk menemuinya.”Kabar berikutnya bukan hal yang baik. Waktu terus berputar dan situasi mereka sangat sulit. Teo merasa Nick harus mengambil langkah yang lebih berani.“Kita sudah hampir kehabisan waktu.” Teo menimpali ucapan Nick dengan seriu

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 35: Pengkhianatan akan Selalu Terungkap

    “Dan, Nona Julia juga masih memakai syal itu saat di lokasi syuting. Jadi, tidak mungkin kalau tertinggal sebelum pergi ke lokasi,” tambah Kinan.Dua kalimat itu seolah menjadi palu besar yang telah menghantam kepala Aarav. Teo dan Kinan menatapnya dengan cukup dalam, membuatnya merasa semakin terpojok. Meskipun ia masih berusaha untuk terlihat tetap tenang, tetapi pada nyatanya, sorot mata itu tidak bisa berbohong.“Kalau begitu … kalau begitu kemungkinan Jake Arthur memang menghapus jejak sidik jarinya,” kata Aarav segera.Pandangan Teo masih tertuju pada sang Doberman. Ia tampak sedang menyelisik sesuatu yang tersembunyi di kepala Aarav.Padahal, sebelumnya Teo hanya berkata asal tentang Julia yang tidak tahu soal ruangan itu, tapi respon Aarav terasa sedikit berlebihan. Terlebih dengan pernyataan tambahan dari Kinan yang membuat Aarav semakin terlihat seperti kucing yang tertangkap mencuri lauk di dapur.“Atau, mungkin dia memakai sarung tangan sehingga sidik jarinya tidak ada yan

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 34: Kejanggalan Baru

    Rasanya, Jake baru saja disambar petir ketika mendengar ucapan Teo. Bagaimana bisa ia melewatkan hal sekecil itu. Sekarang, ia harus dilanda kebingungan dengan pertanyaan itu.“Itu ….”Belum sempat selesai bicara, ucapan Jake telah dipotong oleh salah satu pihak kepolisian yang bertubuh tinggi. “Maaf, Tuan Teo, tapi di salah satu foto yang diambil oleh penggemar Nona Julia hari itu memang terlihat jelas kalau Nona Julia memakai anting itu.”Polisi itu memberikan selembar foto yang menampakkan Julia dari arah samping dengan anting serupa yang menghiasi telinga kirinya.“Ya, aku melihat foto itu, maka dari itu aku yakin ini adalah anting Julia,” sahut Jake dengan percaya diri. Dalam hatinya, ia merasa cukup lega.Teo menatap kedua orang itu bergantian dengan tatapan yang cukup dalam, kemudian kembali memperhatikan selembar foto di tangannya.“Tuan Teo, sebenarnya pagi ini saya juga menemukan jejak orang mencurigakan ke arah ini dan saya merasa mungkin itu adalah penculik Nona Julia. Say

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 33: Anting Julia

    Masih tersisa banyak waktu sebelum Teo tiba ke lokasi penyekapan ini. Setelah bersusah payah merancang alibi baru dan menyiapkan TKP palsu, Jake merasa segalanya berjalan begitu cepat dan mulus. Kini ia dikurung rasa bosan yang menyiksa, terutama saat membayangkan wajah Julia yang pucat dan sorot matanya yang putus asa.Jake menggeram marah. Seketika ia teringat betapa keras kepalanya Julia. Wanita itu bertahan dengan semua bungkamnya. Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut wanita itu meski Jake telah melakukan kekerasan. Di sisi lain, situasinya kian runyam karena Teo dan detektif terus melibatkan diri dalam penyelidikan.Jake bukan pria yang pesimis. Namun, ia yakin jika tidak bertindak lebih keras, Teo yang lebih dulu membongkar kedoknya.“Sial! Aku harus menemui wanita jalang itu,” keluh Jake yang kini melangkah lebar-lebar dan meninggalkan lokasi.Ia menyetir dengan dikuasai kegilaan hingga tiba di lokasi asli lebih cepat dari perkiraannya. Di tempat yang tersembunyi itu, Ja

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 32: Penemuan Lokasi Penyekapan

    Jake Arthur menatap bangunan kosong berpagar kawat itu dengan bangga. Ia disergap perasaan bahagia saat orang suruhannya mengirimkan lokasi ini dan mengatakan bahwa rencana mereka akan berhasil. Tentu saja, siapa yang bisa menebak bahwa gudang kosong bekas penyimpanan tepung ini adalah tempat penyekapan Julia Emaline? Para polisi sibuk mengumpulkan bukti dan kesaksian hingga otak mereka yang dangkal tidak akan mengira gudang kecil di pinggiran kota adalah lokasinya.“Perusahaan yang memiliki gudang ini sudah bangkrut sepuluh tahun yang lalu,” kata si orang suruhan begitu Jake tiba. “Lima tahun yang lalu masih ada penjaganya, tapi sekarang sudah tak ada sehingga ini tempat yang ideal.”“Ya, TKP palsu yang sangat ideal,” puji Jake seraya melangkah masuk. “Taruh anting ini di sana. TKP ini harus sempurna.”Orang suruhan itu patuh dan segera mengatur ulang TKP. Sebelum mengemudi ke pinggiran kota yang terpencil, Jake menyempatkan diri menemui Julia di TKP yang asli. Ia mengambil anting ya

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 31: Langkah Baru Jake Arthur

    “Ah, soal itu!” seru Jake sembari menuding wajah Teo yang dingin. “Tadi aku sempat bingung.”Jake berusaha mencari kata-kata yang tepat. Mungkin Jake pikir aktingnya sudah cukup untuk mengalihkan atensi Teo. Namun, Teo bukanlah pria yang naif dan mudah dibodohi. Dari gelagat Jake saja, Teo sudah menebak betapa gugupnya pria iblis itu.“Tadi aku sangat bingung karena kau tiba-tiba mengungkit hal itu,” kata Jake beralasan sembari menyeka keningnya. “Sepertinya aku minum terlalu banyak alkohol sampai merasa bingung.”“Ya, kau memang terlihat sangat bingung,” cibir Teo yang berusaha menahan tawanya. “Jadi, kau pergi ke studio pribadiku?”“Ya, sesekali saja,” kata Jake yang berusaha keras mengatur mimik wajahnya. “Kau tahu sendiri betapa sibuknya aku di klub. Selain bekerja di klub, aku juga harus pergi ke lokasi syuting dan studioku. Setelah itu, aku hanya bisa istirahat di rumahku.”“Semua selebritas memang punya jadwal yang padat,” ujar Teo menanggapi.“Ya, itu sebabnya aku sangat suntu

DMCA.com Protection Status