Share

BAB 5: Rahasia Busuk Teo Andersen

Author: Geanna Kim
last update Last Updated: 2024-12-09 21:15:55

Teo tidak menyangka insiden semalam akan menjadi viral di media sosial. Kini semua media sosial dipenuhi tagar yang merujuk pada insiden di acara peluncuran film itu. Sejak semalam, ada ribuan unggahan yang diposting oleh para penggemarnya. Tak jarang, orang biasa pun ikut memanas-manaskan insiden ini.

Ketika dirinya terjaga di pagi buta, Teo menemukan video yang diunggahnya dengan akun anonim masih memuncaki peringkat trending di media sosial. Meski wajahnya masih terasa kaku dan tubuhnya penuh luka, tapi Teo rasa itu sepadan dengan kesuksesan rencananya.

Ya, Teo memang ingin menghancurkan orang-orang busuk itu dengan caranya sendiri.

“Sayang, kau sudah bangun?” tanya Julia dari balik pintu yang terbuka perlahan.

Teo cepat-cepat menarik diri dari kasur, tetapi rasa nyeri di punggung menahannya. Rasa sakit itu membuatnya duduk bertumpu di kasur. Julia yang melihat pemandangan itu seketika berlari menghampiri Teo. Pengawal pribadi Teo hanya bisa terkesima melihat pasangan ini tiba-tiba harmonis, terutama saat Teo merangkul Julia yang khawatir melihatnya.

“Tidak biasanya Tuan Teo seperti ini,” gumam si pengawal itu.

Teo tidak sengaja mendengarnya. Ia pun tersenyum cerah tanpa melepaskan rangkulannya di bahu Julia.

“Manusia juga bisa berubah, Nick,” katanya seraya bangkit dengan agak tertatih-tatih. “Apa kau sudah membuat janji dengan dokter?”

“Tentu saja sudah, Tuan,” kata Nick agak gugup. “Janji temunya 2 jam lagi. Mungkin Anda sebaiknya bersiap-siap dari sekarang.”

“Ya, aku harus cepat-cepat memeriksakan diriku, Nick. Pekerjaanku sudah menanti,” sahut Teo yang kini beranjak ke sudut ruangan, tempat 3 lemari besar berisi pakaian mewah dan jas bermerek rancangan desainer Italia.

Omong-omong, selama hidup menjadi Aaron Montes, dirinya tak pernah mengenakan semua barang mewah ini. Betapa beruntungnya hidup seorang Teo Andersen. Mata Teo bahkan tidak dapat beralih dari lemari kaca di tengah ruangan. Lemari berukuran pendek dengan kaca di segala sisi itu memamerkan deretan arloji mewah. Teo yakin harganya mencapai ratusan miliar. Teo Andersen benar-benar kaya.

“Sayang, bukankah kau harus istirahat total hari ini?” tanya Julia sembari mengelus pundak Teo. “Kau tidak boleh pergi ke studio. Dokter pasti tidak memberi izin.”

“Tidak, sayang. Aku benar-benar harus pergi ke studioku,” tolak Teo dengan lembut.

Namun, seketika ia langsung teringat pada Jake Arthur. Laki-laki necis itu pasti memarahinya dan mengungkit-ungkit statusnya sebagai tangan kanan Teo Andersen. Lama-lama, dirinya muak dengan sosok Jake yang angkuh.

“Jake pasti menungguku,” kata Teo dengan lesu. “Dia pasti meminta penjelasanku atas semua yang terjadi semalam.”

Julia tidak sanggup mengeluarkan kata-kata setelah Teo mengatakan hal menyakitkan itu. Ini tak mungkin terjadi dalam pernikahannya. Julia mungkin sedang bermimpi. Mustahil sosok Teo yang dingin itu mendadak berpihak penuh padanya.

“Jangan sedih, Julia. Aku yang salah dan aku akan memperbaiki semuanya.” Teo tersenyum lembut, senyum yang tanpa terduga sanggup meluluhkan hati Julia.

Julia merasa pipinya memanas. Ribuan kupu-kupu seolah terbang keluar dari perutnya. Ini tak mungkin. Ia jatuh cinta pada Teo Andersen yang gemar memukulinya. Bukan cinta yang naif, tapi cinta yang sungguh tulus.

Teo sendiri semakin geram saat ia melihat Julia bertingkah malu-malu. Suara batin Aaron sibuk mengutuk nama Teo Andersen. Setelah kejadian di pagi ini, Teo yakin bahwa dirinya dikirim ke masa sepuluh tahun lalu untuk menyingkap rahasia busuk Teo Andersen. Setelah insiden semalam membuatnya tertidur penuh kesakitan, Aaron yakin tentang satu hal.

Ada banyak rahasia busuk yang disembunyikan di balik klub itu. Rahasia itu tenggelam jauh ke dasar yang sangat kelam.

Teo harus mencari apa rahasia itu dan mengungkapnya kepada dunia. Meski harus bertaruh nyawa, ia akan melakukan hal gila ini demi menuntaskan misinya dan menyelamatkan Julia.

Teo masih memikirkan beberapa rencana sampai ia tidak menikmati perjalanannya menuju rumah sakit. Julia yang menemaninya tidak bicara apa-apa. Wanita itu berpikir suaminya sedang kewalahan menghadapi penderitaanya.

Di sisi lain, seluruh atensi Teo sebenarnya masih teralihkan pada sederet rencana gilanya. Bahkan, saat ia akhirnya diantar oleh Nick ke studio, Teo masih bungkam dengan kepalanya yang terasa penuh.

“Anda akan baik-baik saja, Tuan?” Nick tetap bertanya untuk yang kesekian kali meski tahu Teo akan menanggapi dengan jawaban yang sama. “Hubungi saya jika ada keadaan darurat.”

“Terima kasih, Nick. Aku tidak yakin Jake akan membunuhku,” kata Teo mencoba bergurau, tapi Nick malah memasang muka serius.

Faktanya, kekhawatiran Nick memang sia-sia. Jake tidak membunuhnya. Pria berperawakan tinggi dan besar itu hanya memasang muka marah saat tiba di studionya. Begitu menjatuhkan diri di sofa, Jake langsung melepasnya jasnya, melemparnya ke lantai, dan menyilangkan dua tangan di depan dada. Sudah berkali-kali Jake melakukan gerakan itu saat mereka bertemu di klub. Mungkin itu tanda khas Jake Arthur ketika marah.

“Bagaimana kondisimu? Kau sehat? Kau tampak bugar setelah menyebabkan kekacauan di hari yang sangat penting bagiku.” Jake mulai menyindir. “Ah, itu seharusnya hari yang sangat penting bagimu juga, Teo. Iblis apa yang membuatmu seperti ini?”

“Bukankah orang-orang eksekutif itu adalah iblis?” Teo berbalik menyerang Jake. “Mereka menginginkan layanan dari seorang wanita bersuami. Aku melakukan kesalahan, tapi aku tak melanggar batas moral lebih jauh.”

Jake termenung mendengar ucapan Teo. Ia bahkan tidak punya kata-kata sindiran lag untuk dikatakan. Suaranya seketika menguap ke udara dan hilang.

“Aku benar, ‘kan” tanya Teo yang masih berbaik hati mengambil segelas wine untuk Jake.

“Kau gila,” desis Jake. “Kau benar-benar gila. Semua rencana kita hancur gara-gara ulahmu!”

Jake menyambar gelas berisi wine dari tangan Teo dan melemparnya ke lantai. Gelas kaca itu pecah berkeping-keping. Dengan hentakan keras dari Jake, kepingan kacanya terlontar dan mengenai wajah Teo.

“Kita sudah menyusun banyak rencana, Teo! Kita akan menjadikan klub itu menjadi pusat dari bisnis prostitusi dan perdagangan manusia terbesar di negara ini!” Jake berteriak dengan lantang, tak peduli dengan wajah Teo yang berubah datar.

Jake menumpukan kedua tangannya yang gemetar karena menahan marah di pinggang. Teo masih diam dengan wajah datar. Namun, pikirannya berkelana jauh ke depan. Betapa busuk rencana Teo Andersen dan Jake Arthur. 

“Jangan lupa kalau kita mau membuat klub itu menjadi pusat perdagangan narkoba!” Jake berseru lagi. “Kau benar-benar menghancurkan semuanya! Tiga orang eksekutif itu bersedia berinvestasi jutaan dollar untuk rencana ini, Teo!”

“Narkoba?” Teo tiba-tiba bersuara dan Jake sangat terkejut mendengar ucapan Teo. “Kurasa itu terlalu buruk. Dulu aku pikir rencana kita sangat menjanjikan, tapi kurasa itu sangat tidak manusiawi. Maksudku, kita tidak bisa melakukan ini lebih jauh, Jake.”

“Aku tak habis pikir denganmu,” kata Jake seraya menyeka keringatnya yang bercucuran di kening. “Kita bisa menghasilkan puluhan juta dollar dari rencana ini, Teo!”

“Aku memang tertarik dengan uang, tapi tidak dengan caramu,” sanggah Teo. “Aku berhenti dari rencana ini. Jika kau tidak setuju, kau bisa pulang sekarang.”

Jake benar-benar mati kutu. Ia memandangi Teo dari kepala sampai kaki. Tidak ada yang aneh dari sosok Teo selain isi otaknya.

“Kau sudah pergi ke dokter hari ini, ‘kan?” kata Jake akhirnya menyerah dengan sikap keras kepala Teo. “Jangan hanya memeriksa tulangmu. Aku yakin kepalamu harus dibedah.”

Jake menyambar jasnya di lantai dan meninggalkan studio Teo. Pria itu membantung pintu keras-keras sebelum pergi. Di studio milik keluarga Andersen, Teo mulai lelah menghadapi orang-orang gila di lingkaran pertemanan sang selebritas. Mereka semua tidak punya otak.

“Prostitusi, perdagangan wanita, dan narkoba?” Aaron mendengus marah. “Jika klub berisi sarang pendosa itu dibiarkan, aku yakin sepuluh tahun lagi dampaknya akan menyebar dan memakan banyak korban. Aku yakin inilah alasanku dikirim ke sepuluh tahun yang lalu.”

Teo berjalan memutari studio pribadi keluarga Andersen. Ia berusaha keras menjernihkan pikirannya yang kacau.

“Aku harus menemukan cara. Jika klub itu dibiarkan, bukan tidak mungkin Julia akan ikut terseret ke dalamnya,” kata Teo dengan kemarahan membara dan ia pun mengambil papan tulis usang di gudang.

Dengan penuh tekad, Teo membersihkan papan tulis itu. Ia mulai mencetak foto Jake dan tiga orang eksekutif yang ternyata investor klub.

Teo mulai menulis rencana Jake dan menempel beberapa foto. Ia terus bekerja menyiapkan semua rencananya di papan tulis itu.

Teo tidak peduli pada nyawa atau apa pun. Ia hanya peduli pada hidup dan nyawa Julia. Dan tak lupa dengan takdir di masa depan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
helpi
.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 6: Rencana Besar Teo Andersen

    “Investor klub, Jake Arthur, siapa lagi yang terlibat dalam rencana ini?”Teo memandangi foto Jake di layar ponselnya. Ia tidak menyangka di balik wajah simetris yang tampan bak model itu, Jake Arthur adalah seorang pria yang bengis. Kini Teo kesulitan menebak langkah Jake selanjutnya.Langkah Jake mungkin tidak tertebak. Kenyataan itu yang mendorong Teo menelusuri kamar, membuka semua laci, mengacak-acak isi lemari. Ia harus menemukan “sesuatu” yang dapat menaklukkan Jake. Entah apa barang itu, Teo tidak tahu. Namun, Teo yakin pria sekeji Jake pasti menyimpan rahasia.Dunia hukum yang menyimpan sisi kelam mengajari Teo satu hal: kau harus menggenggam kelemahan dan rahasia lawanmu jika ingin menang.Kini Teo mencari di sela-sela lemari pakaian yang penuh. Semua isinya berhamburan keluar dan memenuhi lantai. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada yang istimewa selain barang-barang mewah dan perhiasan. Saat tengah terpuruk, Teo melihat brankas kecil yang tersembunyi di bagian dalam lemari. Le

    Last Updated : 2024-12-13
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 7: Antara Keselamatan Julia dan Dunia

    Melihat pesan itu, kepala Teo seakan baru saja dihantam meteor. Rencana awal yang telah ia susun, terpaksa harus disusun ulang.Ada banyak hal yang harus ia pertimbangkan saat ini. Bukan hanya masa depan, tetapi juga Julia.“Kau kenapa? Apa ada masalah?” tanya Julia. Wanita itu mendekati Teo yang masih duduk di tepi ranjang dengan tatapan penuh kebingungan yang ditujukan kepadanya.“Aku … aku akan melindungimu. Aku berjanji,” kata Teo dengan penuh keyakinan.Julia mengerutkan dahinya, tak paham dengan maksud ucapan Teo.“Aku tidak melakukan hal yang berbahaya, kau tidak perlu begitu khawatir.” Julia tersenyum manis. Ia ingin mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan Teo, tetapi ia urungkan sebab masih takut dengan perubahan Teo.“Aku akan minta managermu untuk mengirim semua jadwal pekerjaanmu padaku, agar aku bisa memantaumu.” Teo kembali fokus pada ponselnya, mencari nomor manager Julia.“Tidak perlu,” tolak Julia. “Beberapa waktu ke depan, aku hanya akan melakukan syuting di dek

    Last Updated : 2024-12-14
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 8: Solar Eclipse

    Beberapa pegawai klub menyapa dan memberi hormat kepada Teo sejak ia pertama kali menapakkan kakinya di dalam klub. Beberapa pelanggan juga turut menyapanya.Bagaimanapun juga, pesona klub malam kelas eksekutif memang sangat berbeda.Gedung klub ini memiliki 3 lantai. Lantai 1 adalah bar terbuka, terdapat panggung kecil dengan meja DJ di tengah-tengahnya, dan beberapa sofa di sudut-sudut ruangan, tentu saja dengan 1 meja bar terbuka. Lantai 2 berisi ruangan-ruangan yang bersifat lebih pribadi dengan sebuah meja bar yang menyambut di samping tangga. Kemudian, lantai paling atas adalah lantai kerja khusus yang berisi beberapa ruangan. Di tiap lantai, di balik meja bar terdapat tulisan Solar Eclipse dengan lampu berwarna emas.Teo masuk semakin dalam ke sudut Solar Eclipse hingga tiba di sebuah ruang VIP yang berada di sudut lantai 2.Begitu pintu ruangan Teo buka, matanya langsung menangkap sosok Gideon yang telah duduk dengan segelas wine di tangannya.“Pada akhirnya, kau masih tetap m

    Last Updated : 2024-12-14
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 9: Awal dari Tragedi Berdarah di Masa Depan

    “Kau yakin ingin menukar saham dengan wanita itu?” tanya Jake seraya mengerutkan dahi. Sebagai pria yang sudah lama mengenal Teo, Jake sangat terkejut dengan keputusan Teo yang di luar dugaan. Tampaknya Teo benar-benar menganggap wanita sebagai sosok yang berharga. Ini jelas bukan Teo Andersen yang ia kenal.Perkara pemindahan saham itu bukan urusan yang rumit. Teo juga tidak masalah jika Gideon menguasai 35% saham. Pikiran Teo hanya teralihkan memikirkan Natalie Arnie. Ada harga yang harus dibayar mahal dari rencana busuk ini. Demi mengikuti hasrat buruk Gideo, Teo harus mengorbankan seorang wanita tak bersalah dan ia tidak bisa melakukannya.“Tidak masalah buatku,” kata Teo santai, tapi Jake terang saja langsung geram.Sebenarnya Teo jauh lebih geram dari Jake. Mengapa harus Natalie Arnie? Mengapa harus gadis malang itu?Dua pertanyaan itu memenuhi batin Teo hingga dadanya terasa sesak. Pembicaraan Jake dan Gideon perlahan terdengar samar-samar. Pikiran Teo menjelajahi masa depan,

    Last Updated : 2024-12-15
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 10: Rencana Penculikan Julia

    Selepas kepergian Teo yang menurutnya sangat tidak sopan, Jake mulai terpikirkan beberapa skenario. Skenario pertama bicara tentang Teo yang mungkin jatuh cinta pada Julia dan tanpa sadar mulai berubah karena pengaruh wanita itu. Skenario ini menjelaskan keanehan yang ia lihat saat Teo berusaha melindungi Natalie Arnie.Skenario kedua bicara tentang kemungkinan kalau Teo berusaha menyimpang dari rencana mereka. Jika skenario kedua ini adalah kebenaran maka Jake akan berada dalam posisi yang mengerikan. Ia tidak akan bisa mengendalikan Teo karena mungkin saja pria itu menusuknya diam-diam dari belakang.Sembari menyesap koktail yang baru saja dihidangkan untuknya, Jake memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk menjinakkan Teo.“Dari mana saja?” tanya Jake saat pria yang menjadi mangsanya itu kembali ke meja.“Aku agak mengantuk,” kata Teo berbohong. “Aku membasuh wajah di wastafel toilet.”“Kau tidak merasa bersalah?” Jake memancing Teo dengan pertanyaan itu, tetapi Teo masih memasang

    Last Updated : 2024-12-17
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 11: Julia Emaline Telah Menghilang

    Setelah kejadian di Solar Eclipse kemarin, Teo dan Jake belum lagi berkomunikasi. Keduanya disibukkan dengan urusan masing-masing. Namun, satu yang pasti, yaitu pemindahan saham yang diminta Gideon sebelumnya telah Teo urus. Hari ini, ia akan mengirim surah itu ke kediaman Gideon.Di samping itu, hubungan Teo dengan Julia juga tampak semakin berkembang. Meskipun dalam sudut hati Julia masih ada sedikit rasa waspada, tetapi wanita itu mencoba untuk mulai menerima perubahan Teo.“Sayang, sore ini setelah aku selesai dengan kegiatanku, aku akan menjemputmu di lokasi syuting,” kata Teo yang masih sibuk bergelut dengan sepotong roti lapis di hadapannya.“Tidak perlu, hari ini aku tidak ada banyak kegiatan. Setelah selesai syuting, aku akan langsung pulang,” jawab Julia yang juga tengah menyiapkan secangkir kopi untuk Teo, sambil mengulas senyum di bibirnya. “Lagipula, bukankah hari ini kau juga ada cukup banyak kegiatan?”“Menjemputmu sebentar tidak akan membuat semua jadwal kegiatanku ber

    Last Updated : 2024-12-17
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 12: Wajah Palsu Jake Arthur

    “Keputusan yang tepat, Teo!” Samuel berseru senang. “Sekarang kau harus menyiapkan diri karena kita tidak boleh terlambat. Acaranya dimulai satu jam lagi dan jalan mungkin akan sedikit macet. Kau tahu sendiri sepadat apa kota ini.Teo tidak berniat mendengarkan celotehan Samuel yang bertele-tele. Ia hanya bergerak cepat menuju ruangan privatnya untuk menyiapkan beberapa barang dan mengemasnya ke dalam tas jinjing. Rasanya memuakkan karena manajernya itu menjadi sangat cerewet di momen seperti ini.Samuel masih sibuk mengingatkan banyak hal kepada Teo di sepanjang perjalanan menuju lokasi syuting acara musik. Teo sendiri tidak menggubrisnya. Ia malah sibuk menggeser layar ponsel dan berkomunikasi dengan Kinan.Kinan mengirimkan banyak pesan yang menceritakan betapa sibuknya para kru dan petugas keamanan di lokasi syuting. Mereka sudah melaporkan kejadian ini ke polisi dan memeriksa para saksi. Dalam waktu singkat pun, satu unit bersenjata dari pos terdekat langsung datang untuk mengama

    Last Updated : 2024-12-17
  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 13: Ruang Rahasia

    Jake yakin jika Teo semakin mencurigainya, pria itu akan mencari Julia ke ruang rahasia ini. Di mana lagi seorang penjahat licik bisa menyembunyikan korban tanpa tercium oleh polisi dan detektif swasta selain di ruangan ini. Ruang rahasia itu tidak hanya tersembunyi dengan baik, tetapi juga terbuat dari lapisan kedap suara yang tebal. Meski Jake menyiksa seseorang di dalamnya, orang-orang yang berada di luar tidak akan mendengar apa-apa. Bisa dibilang, ruangan ini adalah tempat menyimpan rahasia yang sangat sempurna. Jake merasa dirinya jenius karena terpikirkan ruangan ini saat menyiapkan rencana penculikan Julia.Julia, wanita cantik itu tengah menatap Jake dengan mata yang seolah menyalakan api kemarahan. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba disekap di ruangan ini. Terlebih, selama ini, ia baru tahu jika di studio pribadi Teo tersembunyi ruangan semacam ini.Jake berjalan mendekati Julia sembari melonggarkan dari yang terasa begitu mencekik lehernya. Ia menatap J

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 39: Keputusan Terberat Jake Arthur

    Kejadian di kantor label rekaman membawa Jake jatuh dalam lembah kegagalan. Serangan mutlak dari Teo meruntuhkan harga dirinya. Jika Jake berani jujur pada dirinya, ia memang menginginkan harta Teo yang lebih banyak dari miliknya. Namun, penculikan Julia didasari kegilaan Teo yang ingin menyimpang dari rencananya di klub Solar Eclipse. Jake harus mendapatkan jawaban dari Julia agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Teo.Akan tetapi, segalanya berubah rumit karena Teo terlibat terlalu dalam. Pria gila itu melakukan hal di luar nalar yang sangat merugikan Jake, bahkan menyerang Jake sebagai pria rakus yang ingin mengeruk harta sahabatnya.Jake merasa ia akan mati di tangan Teo jika kegilaan ini terus berlanjut. Kemarin saja ia melarikan diri tanpa berkata apa-apa setelah Teo menyerangnya. Sekarang ketika Jake berdiri memandang gedung klub Solar Eclipse, ia merasa Teo sengaja mengubahnya menjadi pengecut dan menginjak harga dirinya.“Sialan. Teo Andersen benar-benar pengacau.”

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 38: Rumor yang Akhirnya Menjadi Viral

    Misi yang Nick jalani di Fidoria berjalan mulus sesuai perkiraannya. Nick Rayson memang orang yang tepat untuk misi pencarian Profesor Agasa. Teo tidak lagi terjebak dalam kecemasan sejak mendengar kabar terbaru dari Nick kemarin. Di sisi lain, Samuel yang terus menekannya pun mulai bermurah hati. Ini jelas situasi yang baik sampai Kinan datang dan mengubahnya menjadi badai.“Tuan sudah menonton tayangan berita di televisi?” tanya Kinan yang tanpa mengetuk pintu studio langsung menerobos masuk.Teo yang melihat tingkah Kinan merasa ada yang janggal. Wanita itu biasanya selalu menghormati privasinya. Namun, kali ini Kinan terlihat seperti dikejar pemburu dan tergesa-gesa menanyainya tentang siaran berita.“Apa yang terjadi?” Teo yang bingung hanya bisa mengajukan pertanyaan itu.Kinan berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ruangan studio di kantor label rekaman sangat hening karena hanya ada Teo di sana. Ia seharusnya tengah menyiapkan naskah untuk hadir di sebuah acara. Sam

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 37: Jadwal yang Berantakan

    Kemunculan Samuel di ambang pintu tidak masuk dalam rencana Teo. Ia tidak menyangka pria itu akan terus mengusiknya sampai ke area privasi. Dengan agak gugup, Teo mengambil foto-foto barang bukti dan memasukkannya ke laci. Seraya mengendurkan otot wajah, ia berbalik dan mulai memasang senyum canggungnya untuk Samuel.“Oh, soal ini? Tentu saja aku ingin tahu perkembangan kasus Julia,” kata Teo membuka alibinya.“Memangnya kau paham?” Samuel bertanya lagi dan Teo mulai jengkel.“Paham atau tidak, aku pikir seorang suami harus bertindak semampunya.” Teo membeberkan apa alasannya kepada Samuel dengan cukup tenang. “Aku sudah menjalani jadwalku dengan baik dan sesuai keinginanmu. Mengapa masih terus menggangguku?”“Ah, maaf kalau kau terganggu,” balas Samuel agak kikuk. “Aku hanya ingin memberikan daftar jadwal untuk pekan ini. Kau harus membacanya agar semua kegiatan berjalan dengan baik. Aku tidak ingin kita mendapat komplain dari klien.”Samuel yang dalam pandangan Teo sudah tidak menaru

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 36: Kepercayaan yang Runtuh

    “Aku menemukan Profesor Agasa.”Kalimat pembuka dari Nick Rayson melesatkan harapan Teo. Ia baru saja mengunci pintu kamar setelah memeriksa seluruh area rumahnya. Kejadian yang rumit akhir-akhir ini membuat harapan dan kepercayaannya kepada orang-orang seketika goyah.“Apa yang kau temukan di sana, Nick?” tanya Teo yang kini mengintip dari balik tirai jendela di kamarnya, ia khawatir ada orang asing yang mengikutinya.“Profesor Agasa benar-benar ada di Fidoria,” kata Nick melanjutkan. “Aku sempat melihatnya di kantor polisi pusat Fidoria. Namun, ia tampak begitu sibuk. Setelah aku mengamati cukup lama dari luar gedung, aku curiga kalau ia sedang menangani sebuah kasus. Profesor Agasa ditemani oleh beberapa polisi dan aku tidak menemukan celah untuk menemuinya.”Kabar berikutnya bukan hal yang baik. Waktu terus berputar dan situasi mereka sangat sulit. Teo merasa Nick harus mengambil langkah yang lebih berani.“Kita sudah hampir kehabisan waktu.” Teo menimpali ucapan Nick dengan seriu

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 35: Pengkhianatan akan Selalu Terungkap

    “Dan, Nona Julia juga masih memakai syal itu saat di lokasi syuting. Jadi, tidak mungkin kalau tertinggal sebelum pergi ke lokasi,” tambah Kinan.Dua kalimat itu seolah menjadi palu besar yang telah menghantam kepala Aarav. Teo dan Kinan menatapnya dengan cukup dalam, membuatnya merasa semakin terpojok. Meskipun ia masih berusaha untuk terlihat tetap tenang, tetapi pada nyatanya, sorot mata itu tidak bisa berbohong.“Kalau begitu … kalau begitu kemungkinan Jake Arthur memang menghapus jejak sidik jarinya,” kata Aarav segera.Pandangan Teo masih tertuju pada sang Doberman. Ia tampak sedang menyelisik sesuatu yang tersembunyi di kepala Aarav.Padahal, sebelumnya Teo hanya berkata asal tentang Julia yang tidak tahu soal ruangan itu, tapi respon Aarav terasa sedikit berlebihan. Terlebih dengan pernyataan tambahan dari Kinan yang membuat Aarav semakin terlihat seperti kucing yang tertangkap mencuri lauk di dapur.“Atau, mungkin dia memakai sarung tangan sehingga sidik jarinya tidak ada yan

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 34: Kejanggalan Baru

    Rasanya, Jake baru saja disambar petir ketika mendengar ucapan Teo. Bagaimana bisa ia melewatkan hal sekecil itu. Sekarang, ia harus dilanda kebingungan dengan pertanyaan itu.“Itu ….”Belum sempat selesai bicara, ucapan Jake telah dipotong oleh salah satu pihak kepolisian yang bertubuh tinggi. “Maaf, Tuan Teo, tapi di salah satu foto yang diambil oleh penggemar Nona Julia hari itu memang terlihat jelas kalau Nona Julia memakai anting itu.”Polisi itu memberikan selembar foto yang menampakkan Julia dari arah samping dengan anting serupa yang menghiasi telinga kirinya.“Ya, aku melihat foto itu, maka dari itu aku yakin ini adalah anting Julia,” sahut Jake dengan percaya diri. Dalam hatinya, ia merasa cukup lega.Teo menatap kedua orang itu bergantian dengan tatapan yang cukup dalam, kemudian kembali memperhatikan selembar foto di tangannya.“Tuan Teo, sebenarnya pagi ini saya juga menemukan jejak orang mencurigakan ke arah ini dan saya merasa mungkin itu adalah penculik Nona Julia. Say

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 33: Anting Julia

    Masih tersisa banyak waktu sebelum Teo tiba ke lokasi penyekapan ini. Setelah bersusah payah merancang alibi baru dan menyiapkan TKP palsu, Jake merasa segalanya berjalan begitu cepat dan mulus. Kini ia dikurung rasa bosan yang menyiksa, terutama saat membayangkan wajah Julia yang pucat dan sorot matanya yang putus asa.Jake menggeram marah. Seketika ia teringat betapa keras kepalanya Julia. Wanita itu bertahan dengan semua bungkamnya. Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut wanita itu meski Jake telah melakukan kekerasan. Di sisi lain, situasinya kian runyam karena Teo dan detektif terus melibatkan diri dalam penyelidikan.Jake bukan pria yang pesimis. Namun, ia yakin jika tidak bertindak lebih keras, Teo yang lebih dulu membongkar kedoknya.“Sial! Aku harus menemui wanita jalang itu,” keluh Jake yang kini melangkah lebar-lebar dan meninggalkan lokasi.Ia menyetir dengan dikuasai kegilaan hingga tiba di lokasi asli lebih cepat dari perkiraannya. Di tempat yang tersembunyi itu, Ja

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 32: Penemuan Lokasi Penyekapan

    Jake Arthur menatap bangunan kosong berpagar kawat itu dengan bangga. Ia disergap perasaan bahagia saat orang suruhannya mengirimkan lokasi ini dan mengatakan bahwa rencana mereka akan berhasil. Tentu saja, siapa yang bisa menebak bahwa gudang kosong bekas penyimpanan tepung ini adalah tempat penyekapan Julia Emaline? Para polisi sibuk mengumpulkan bukti dan kesaksian hingga otak mereka yang dangkal tidak akan mengira gudang kecil di pinggiran kota adalah lokasinya.“Perusahaan yang memiliki gudang ini sudah bangkrut sepuluh tahun yang lalu,” kata si orang suruhan begitu Jake tiba. “Lima tahun yang lalu masih ada penjaganya, tapi sekarang sudah tak ada sehingga ini tempat yang ideal.”“Ya, TKP palsu yang sangat ideal,” puji Jake seraya melangkah masuk. “Taruh anting ini di sana. TKP ini harus sempurna.”Orang suruhan itu patuh dan segera mengatur ulang TKP. Sebelum mengemudi ke pinggiran kota yang terpencil, Jake menyempatkan diri menemui Julia di TKP yang asli. Ia mengambil anting ya

  • Transmigrasi Sang Kritikus Seni Menyelamatkan Dunia   Bab 31: Langkah Baru Jake Arthur

    “Ah, soal itu!” seru Jake sembari menuding wajah Teo yang dingin. “Tadi aku sempat bingung.”Jake berusaha mencari kata-kata yang tepat. Mungkin Jake pikir aktingnya sudah cukup untuk mengalihkan atensi Teo. Namun, Teo bukanlah pria yang naif dan mudah dibodohi. Dari gelagat Jake saja, Teo sudah menebak betapa gugupnya pria iblis itu.“Tadi aku sangat bingung karena kau tiba-tiba mengungkit hal itu,” kata Jake beralasan sembari menyeka keningnya. “Sepertinya aku minum terlalu banyak alkohol sampai merasa bingung.”“Ya, kau memang terlihat sangat bingung,” cibir Teo yang berusaha menahan tawanya. “Jadi, kau pergi ke studio pribadiku?”“Ya, sesekali saja,” kata Jake yang berusaha keras mengatur mimik wajahnya. “Kau tahu sendiri betapa sibuknya aku di klub. Selain bekerja di klub, aku juga harus pergi ke lokasi syuting dan studioku. Setelah itu, aku hanya bisa istirahat di rumahku.”“Semua selebritas memang punya jadwal yang padat,” ujar Teo menanggapi.“Ya, itu sebabnya aku sangat suntu

DMCA.com Protection Status