TRAGEDI CINTA BUNGA
Penulis : David KhanzBagian : 40Episode : Kematian MendadakWarsih bergegas meninggalkan dermaga dengan raut wajah sendu menahan tangis.“Warsih, tunggu!” seru Mahmud dari dalam saung, tapi tidak berusaha untuk mengejar. Dia memandangi sosok perempuan itu dengan tatapan penuh rasa penyesalan. ‘Yaa Tuhan … apa yang baru saja aku lakukan?’ tanyanya kemudian pada diri sendiri. ‘Sialan, ini terlalu cepat! Mengapa aku bisa sebodoh ini?’Mahmud menyesal, karena merasa terlalu cepat dia mengungkapkan perasaannya terhadap Warsih. Lantas berpikir, mengapa tidak bisa bersabar untuk masa sebentar? Setidaknya hingga sosok yang dimaksud, berkenan untuk mulai akrab dan mau kembali dekat.“Sial! Sial!” rutuk Mahmud sambil memukul-mukul tiang saung. Kemudian kembali memandang kemana arah Warsih pergi. Perempuan tersebut sudah menjauh dengan langkah yang terburu-buru.TidTRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 41Episode : Ketika Dua Hati BerbicaraSetelah kematian Sukatna, Mahmud semakin menaruh perhatian pada Warsih. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya. Namun sejauh itu pula, kerap mendapatkan penolakan keras dari perempuan tersebut.“Karena hal ini kamu sampai tega melakukan sesuatu pada suami saya, begitu?” Warsih menatap tajam laki-laki yang sudah berulangkali mendatanginya itu. Karena kebencian yang ada, rasa hormat pun seketika memudar. Tidak lagi menyebut Mahmud dengan sapaan ‘Juragan’ sebagaimana sebelumnya.“Melakukan sesuatu apa maksudmu, Warsih? Kamu menuduh aku yang telah mencelakai suamimu? Seperti itukah?” Mahmud tersentak heran. “Demi Allah, Warsih! Jujur saja, walaupun aku masih berharap padamu, tidak secuil pun di dalam pikiranku untuk menghendaki kematian suamimu itu. Demi Allah!”Semakin geram Warsih mendengar balasan yang dis
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 42Episode : Misteri Kematian WarsihDiam-diam setelah pertemuan Warsih dan Sumiarsih sebelumnya, janda mendiang Sukatna tersebut menyanggupi untuk menerima kehadiran Mahmud, walaupun jawaban yang diberikan oleh ibu kandung Syaiful itu masih tersamar dan menggantung.“Berikan aku waktu untuk berpikir terlebih dahulu, Kang,” pinta Warsih kala itu dengan sikap dan tutur kata yang jauh berbeda. “Karena aku merasa, ini bukan persoalan gampang dan butuh pemikiran matang.”Mahmud memperhatikan serta menilai, jika Warsih kini sudah mulai melunak. Kemudian berangan-angan bila di kemudian waktu, impiannya akan terwujud untuk segera menikahi perempuan tersebut.“Ya, aku pahami itu, Warsih. Tenang saja, aku tidak akan memaksakan kehendak diri kalau kamu memang belum siap untuk menentukan jawaban. Aku akan menunggu,” balas Mahmud sedikit berlega hati.Setelah itu, lelaki tersebu
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 43Episode : Karma Dari Istri TercintaKematian Warsih yang secara mendadak dan melalui jalan sesat, terus menimbulkan pertanyaan besar di dalam hati Mahmud. Dia belum sepenuhnya meyakini kebenaran, jika perempuan yang pernah dikasihinya tersebut, mati karena disebabkan bunuh diri. Maka dari itu, diam-diam melakukan penyelidikan sendiri yang dibantu oleh sosok orang kepercayaan, yakni Dillah.Pertama-tama yang didatangi adalah ibu-ibu yang ikut mengurus jenazah Warsih. Dari mereka sedikit demi sedikit kabar pun terkuak.“Waktu saya memandikan mendiang Nyai Warsih, saya tidak melihat tanda-tanda yang mencurigakan, Juragan,” kata salah seorang dari mereka. “Terkecuali … ya, itu tadi … seperti yang Juragan katakan.”Mahmud dan Dillah saling berpandangan usai mendengarkan penuturan dari pihak saksi tersebut.“Ini jelas bukan sebuah
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 44Episode : Keputusan PersidanganTernyata apa yang telah diperkirakan oleh Juragan Mahmud sebelumnya, terbukti kemudian pada hasil kesepakatan musyawarah kampung adat setempat. Bunga dan Syaiful dinyatakan bersalah. Kedua muda-mudi tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, yakni menikah dan diasingkan ke sebuah tempat terpencil.Juragan Mahmud tertunduk lesu usai mendengarkan keputusan itu. Hal yang dikhawatirkannya selama ini pun kini terjadi. Putri semata wayangnya tersebut akan berpisah, tinggal bersama Syaiful setelah melakukan adat pernikahan terlebih dahulu.“Mohon maafkan aku, Mahmud. Aku tidak bisa banyak membantumu kali ini,” kata Abah Targa ketika aula pertemuan musyawarah sudah ditinggal kosong para sesepuh lain. “Hasil keputusan yang telah dinyatakan tadi, semuanya murni atas suara terbanyak. Jadi—”“Memangnya apa
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 45Episode : Wasiat Keramat“Ayah, Bunga ingin ….” Baru saja Bunga hendak berkata pada ayahnya, Juragan Mahmud lekas masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan cepat. “Ayah …?” desah gadis tersebut termangu kemudian. Bunga bergeming di depan ambang pintu kamar ayahnya. Juragan Mahmud sama sekali tidak memberikan respons apa pun.“Sudahlah, Neng. Mungkin Juragan hanya ingin beristirahat saja,” kata Bi Enok langsung menghampiri dan mengajak anak majikannya tersebut untuk berlalu dari sana. “Neng Bunga juga istirahat, ya? Nanti … kalau semuanya sudah tenang kembali, mungkin Juragan sendiri yang akan memanggil Eneng. Insyaa Allah … percayalah pada Bibi.”Sejenak tarikan Bi Enok, seperti ditahan berat. Bunga masih bersikeras untuk menemui dan bicara dengan ayahnya. Sampai akhirnya, dia menurut juga.“Ayo, Neng. Saya antar ke kam
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 46Episode : Akibat Perseteruan Dua DukunSekian tahun berlalu setelah Juragan Sumiarsih memberikan pesan wasiat tersebut, Bi Enok tidak pernah sekalipun melupakannya. Keraguan untuk memenuhi keinginan mendiang majikannya itu, tetap ada. Sampai kemudian bertemu kembali dengan sosok Ki Jambrong di suatu kesempatan.“Kau masih mengenaliku rupanya, Nyai. He-he,” ucap dukun tua tersebut. “Aku memang sengaja menghilang untuk beberapa waktu lamanya. Aku pergi jauh dan mengembara setelah ….”Ki Jambrong mengaku telah membunuh Ki Jerangkong kakaknya. Tepat setelah beberapa hari Ki Darsan dikabarkan telah berhasil dilumpuhkan oleh seorang pemuda biasa, yaitu Mahmud.“Kakakku menduga jika aku turut terlibat dalam peristiwa itu,” imbuh kembali Ki Jambrong mengungkapkan. “Sebab … hanya aku seorang yang mengetahui kelemahan apa yang dimiliki oleh Ki Darsan muridnya itu.”
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 47Episode : Pertemuan Pertama Bunga-SyaifulUsai mendapatkan apa yang dibutuhkan dari Ki Jambrong, Bi Enok pun—diam-diam—segera memberikan isi bungkusan tersebut kepada Bunga. Bukan suatu hal sulit, mengingat dia adalah satu-satunya juru masak di keluarga Juragan Mahmud sejak Juragan Sumiarsih masih hidup dulu. Dengan cara mencampurkan ke dalam sajian makanan khusus, akhirnya rencana wanita tua itu pun berhasil dilaksanakan. Tidak berapa lama setelahnya, sejak kehadiran Syaiful di lingkungan usaha Juragan Mahmud, perlahan-lahan Bunga mulai jatuh hati pada pemuda tersebut. Sampai kemudian, kedua insan muda-mudi itu pun merajut sebuah hubungan dekat.Bunga, gadis cantik yang telah tumbuh dewasa dan pintar, seringkali membantu ayahnya bekerja di dermaga. Di sana pula untuk pertama kalinya dia mengenal Syaiful.“Ini hasil tangkapan ikan saya hari ini, Neng J
TRAGEDI CINTA BUNGAPenulis : David KhanzBagian : 48Episode : Bisikan Hati Abah TargaAbah Targa terdiam di sebuah bangku panjang di depan rumah sambil memandangi lautan membiru nan luas. Menikmati suasana siang itu bertemankan segelas kopi hitam kental serta nyala rokok daun kawung di tangan. Sebentar-sebentar orang tua tersebut melirik-lirik pada satu sosok pemuda yang tengah asyik merapikan jaring jala, tidak seberapa jauh dari keberadaannya. Dia tidak lain adalah Syaiful.“Ehem ….,” dia mendeham sekali di antara sapuan angin pantai yang menerpa.Syaiful menoleh dan sejenak memperhatikan isi gelas—di samping Abah Targa—yang sudah hampir surut tinggal menyisakan ampas hitamnya.“Abah mau aku seduhkan kopi lagi?” tanya pemuda tersebut seraya menjeda sebentar kesibukannya. “Di dapur masih ada sisa kopi dan gula aren sedikit. Rasanya masih cukup untuk diminum berdua.”“Tidak p