"Lantas bagaimana dengan kedua daun telinganya?" Alexa mulai tertarik. Ia menatap dalam-dalam pria yang ada di depannya. Segelas wine berharga mahal diabaikan oleh pria jangkung itu. Harry terus saja fokus menjelaskan semuanya pada Alexa.
"Berlaku hal yang sama. Dua alasan itu harus kita cari tahu untuk menemukan siapa yang sudah membunuhnya."
Alexa kini menghela napasnya. Ia mengangguk ringan mulai mengerti dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Pembunuh Mr. Joe tak berhenti sampai di sini. Teka teki akan terus berlanjut hingga si psikopat menampakkan wajahnya. Mengaku pada dunia bahwa dirinya lah tersangka yang sudah memotong jari jemari Mr. Joe dan membunuh pria satu ini.
"Lalu bagaimana dengan Mr. Lucky?" tanya Alexa kembali menyela. Kali ini dirinya cukup kagum dengan kehebatan analisa yang dilakukan oleh Harry juga Dokter Lim. Dua pria itu benar-benar keren dalam bidangnya.
••• Touch You •••
"Mr. Lucky dibunuh oleh orang ya
Suasana malam yang tenang. Meja besar dengan berbagai menu makanan mewah dan lezat sudah tersaji untuk menjamu tamu istimewa yang datang selepas senja menurunkan kedudukannya dan meminta rembulan dengan indah membuka cahaya kuningnya. Syahdu dirasa selepas tak ada suara yang mengganggu di antara orang-orang penting yang sedang melaksanakan makan malam tak formal, tetapi suasana dan kondisinya terasa begitu formal dan tegang. Luis bukan lagi anak kecil yang akan duduk dengan sopan sembari memakan apapun yang disajikan untuknya. Ia sudah dewasa. Bahkan usianya yang sekarang sudah mantap untuk melangkah ke pelaminan bersama wanita yang dicintainya. Namun, naas! Kisah cintanya bak Romeo and Juliet yang ada di masa lampau. Cinta terhalang oleh keputusan sang ayah untuk tetap menikahi wanitanya, Alice Lansonia.Wanita yang merupakan kakak kandung dari Sherina Alexander Lansonia itu pun enggan menolak apapun yang sedang menimpa dirinya. Ia akan menikah dengan pri
Melodi petikan gitar menjadi sumber pemecah keheningan utama di dalam ruangan. Wanita cantik dengan gaun putih bersih berpita besar di kedua bahunya itu masih saja kokoh menatap segelas red wine yang ada di depannya. Ia tak melirik, apalagi sampai menoleh pada pria tua yang duduk rapi sembari menyilangkan kakinya menatap layar besar yang ada di depannya saat ini. Bukan film dewasa dengan adegan panas yang membangkitkan gairah dan napsu, bukan juga film dokumenter atau film horor dan thriller yang menguji adrenalin. Sebuah laporan penurunan saham Joy Holding's Company terpampang nyata di depannya. Alice memberikan itu untuk sang calon suami, meskipun tak banyak tetapi kasus Mr. Joe hampir saja menenggelamkan perusahaan besar itu. Saham yang dimiliki Alexa hampir saja jatuh dengan nilai rendah yang memalukan. Namun, selepas kasus ini mulai reda dan penyelidikan ditutup, nilai itu kembali naik. Minat masyarakat kembali lagi pada Joy Holding's Company dan segala anak buah perusahaannya.
Sobraine Black Russians menjadi fokus utama untuk sepasang netra elang milik pria jangkung yang baru saja merapatkan kancing bajunya untuk menutup seluruh bagian dadanya dengan sempurna. Pagi ini ia mempunyai sebuah kasus yang harus segera diselesaikan. Bukan hal yang genting, seseorang memanggil dirinya untuk menjadi pengacara umum yang membela kasus seorang gadis cantik yang dilecehkan oleh guru kelasnya sendiri. Harry Tyler Lim akan datang selepas menghabiskan Sobraine Black Russians dan sekaleng alkohol yang ada di depannya itu. Meksipun sesekali matanya bermain dengan kalimat-kalimat yang ada di atas kertas putih di bawah pandangannya itu, tetapi Harry mampu mengedus kehadiran Ace yang berjalan mengarah padanya. Pria itu membawa beberapa hard file yang dikaitkan menjadi satu di ujung kanannya. Melempar itu tepat di depan Harry kemudian memutar kepalanya dengan gerakan ringan untuk memberi isyarat bahwa Harry harus membayar lebih untuk informasi yang didapatkan olehnya pagi ini.
"Mate Xavier adalah pria pertama yang mampu meluluhkan hati seorang Sherina Alexander Lansonia. Dia adalah orang pertama yang bisa mendapatkan cinta dari si ambisius gila, Nona Alexa. Mate adalah teman masa muda Nona Alexa. Mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama dan atas di dalam lingkungan sekolah yang sama. Mate adalah pria Rumania yang pindah dari negaranya untuk ikut bersama kedua nenek dan kakeknya selagi kedua orang tuanya pergi ke Sidney. Singkatnya, pria ini harus tinggal bersama seseorang yang bisa memberikan dirinya perhatian berlebih." Ace mulai menjelaskan. Dirinya menarik satu asbak kecil untuk membuang abu rokok yang baru ia isap. Lamat-lamat tatapan itu melirik ke arah Harry yang masih fokus menelisik dokumen yang ada di depannya."Mate menyelingkuhi Nona Alexa. Dia pergi dengan salah satu gadis seusianya kala itu. Nona Alexa patah hati dan membalaskan dendamnya. Parahnya, Mate dikeluarkan dari sekolah karena ulah Nona Alexa. Pria itu dituduh ingin mem
Helaan napas bersama dengan kepulan asap rokok mulai mengudara. Membawa aroma khas sepuntung rokok yang baru saja dibakar ujung tembakaunya. Kini tak ada lagi suara di antara Ace maupun Harry. Pria itu terus memfokuskan tatapan matanya pada secarik kertas berisi riwayat hidup milik Luis Ambrosius. Sungguh mengejutkan. Pria dewasa dengan tubuh kekar yang terlihat bugar itu mempunyai catatan rumah sakit yang cukup banyak. Dirinya berkali-kali masuk ke dalam bangsal orang-orang terpandang untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Alasannya, Luis terluka sebab sebuah cidera yang jatuh di atas tubuh mungilnya kala itu. Fakta mengejutkan yang Harry baca dari seorang narasumber milik Ace adalah Luis merupakan anak yang hidup di bawah tekanan sang ayahanda. Siksa dan dera ia rasakan kala mencoba untuk berbuat seenak dirinya sendiri. Ia selalu mendapat hukuman kalau berlaku salah dan berbicara asal hingga merugikan kedua orang tuanya kala itu. Mr. Gill bukan ayah yang baik. Pria tua itu sam
Sebuah bangunan besar baru saja ditinggalkan oleh wanita muda itu bersama beberapa orang yang mengikuti. Pakaian gelap membungkus tubuhnya dengan riasan yang tak setebal biasanya. Prosesi pemakaman selesai. Jenazah sudah berisitirahat dengan tenang di dalam peti mati itu. Pendeta sudah melaksanakan tugas dengan baik dan para kerabat yang datang sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Siang ini, upacara pemakaman Mr. Joe digelar secara tertutup. Hanya ada beberapa orang yang datang memenuhi undangan untuk mengiringi kepergian pemimpin utama bangunan Joe's Property itu. Suasana duka masih terasa bahkan hingga langkah terakhirnya keluar dari halaman tanah pemakaman di Britania Raya. Mobil mewah berwarna hitam legam identik dengan gaun yang ia kenakan siang ini sudah menunggu dirinya. Di sana seseorang berdiri tepat di sisi pintu mobil untuk menyiapkan diri kalau-kalau Xena datang dan ingin masuk ke dalam mobil.Semilir hawa bayu membelai lembut permukaan kul
Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan sedang. Membelah padatnya jalanan kota kalau siang datang seperti ini. Kota London tak pernah mati oleh aktivitas manusia di dalamnya. Pemandangan yang disuguhkan dengan bangunan-bangunan tinggi yang berjajal di setiap sisi jalan raya menjadi pesona tersendiri untuk kota yang menjadi pusat peradaban manusia di Britania Raya ini. Orang-orang mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing untuk menjemput selembar uang dan secarik kertas penentu masa depan. Tatapan matanya tak pernah absen dari jalanan yang ada di depannya saat ini. Harry duduk di kursi kemudi sedangkan Alexa berada di sampingnya. Pria itu memprotes kalau-kalau Alexa meminta duduk di kursi belakang layaknya bos besar yang sedang dihantarkan oleh supir pribadinya. Harry mengajarkan banyak etika pada wanita congkak itu. Perlahan demi perlahan, Alexa harus mengerti bahwa dunia London bukan hanya pasal pejabat kaya dan orang-orang berdompet tebal saja. Di sisi kota banyak manusia
Sepasang peep toe tegas membentur susunan batu hias yang ada di bawah kakinya. Jalan setapak kecil dengan beberapa lampu hias yang berdiri membentuk lekukan jalan itu menjadi akses utama untuk Alexa kembali ke rumahnya siang ini. Ia akan pergi ke bangunan Joy Holding's Company selepas jam makan siang usia dan semua pegawainya memulai kembali aktivitas yang sempat tertunda. Alexa harus mengganti pakaiannya dan aroma tubuhnya kali ini. Ia tak suka kalau parfum bekas yang dipakai untuk menghadiri pemakaman seseorang diendus oleh orang-orang di sekitarnya nanti. Juga, gaun hitam yang jatuh tepat di atas betisnya itu pun tak pantas kalau dibawa ke dalam bangunan kantor untuk mulai bekerja. Alexa harus pandai menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang ada di sekitar. Ia tak ingin terlihat aneh kalau-kalau ada mata lensa kamera yang menangkap pergerakannya.Wanita muda itu berjalan menaiki satu persatu anak tangga untuk sampai di teras rumahnya. Sejenak kemudian pi
Kapal berlayar. Bukan hubungan dua insan yang bisa saling menyatukan dua rasa yang sama tujuannya. Kapal besar itu membawa banyak kesedihan untuk meninggalkan London. Alexa tak bisa mempertahankan apapun lagi. Bangunannya runtuh, dirinya menjadi buronan dengan kedua orang tua yang sudah mendekam di dalam penjara. Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Pasrah dan terkesan menyerah, tetapi laju kapal ini menjanjikan sebuah kehidupan yang baru.Wanita itu duduk di sisi kapal. Ia menatap laut lepas dengan ombak sedang yang bergulung di depannya. Matanya masih sayu, kakinya sesekali terasa begitu nyeri sebab ia belum mendapatkan pengobatan yang benar-benar layak. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Zia juga Dokter Lim tak bisa banyak membantunya sekarang. Katanya, yang terpenting peluru sudah keluar dari dalam kakinya. Jadi ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang ini.Duduk merenung seorang diri, sebelum akhirnya Harry menghampi
Alexa terus meneteskan air matanya. Ia hanya bisa menatap dengan sayu bangunan besar miliknya yang hancur lebur sebab bom meledak dari atas Puncak Camaraderie. Ia tak menyangka kalau inilah akhir dari kisah hidup Alexa. Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Isak tangis yang keluar bukan hanya sebab menahan rasa sakit yang ada di kaki kirinya, tetapi juga rasa sakit selepas kehilangan semua yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir. Semuanya hancur begitu saja, Mate dan Daniel benar-benar bajingan gila yang tak punya hati. Ia hanya adalah dua pria bodoh yang terlalu larut dalam dendam dan emosinya di masa lalu."Alexa ...." Mate berjongkok. Ia menarik rambut pendek wanita yang ada di depannya. Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat wajah cantik itu menangis tersedu-sedu. Air mata itu mengisyaratkan kemenangan untuk dirinya. "Kau tahu ... dimana Xena dan Wriston meninggal?" tanyanya berbasa-basi. Alexa tak menjawab itu. Ia hany
"Mr. Luis Ambrosius, Anda ditangkap atas pembunuhan Mr. Joe Franky. Anda berhak diam atau menyewa pengacara." Sial! Seseorang melaporkan dirinya. Kini bukti ada di depan mata, Luis tak bisa mengelak apapun lagi. Seseorang menyimpan bukti ini dengan cara yang aman selama ini, hingga ia lupa bahwa ada orang lain selain dirinya. Luis bukan orang yang memotong jari jemari milik Mr. Joe, ia hanya membunuh pria itu juga membunuh mata-mata yang dikirimkan oleh Alexa lalu menyayat telinganya. Luis membenci anggota tubuh yang mempunyai dosa. Itu sebabnya ia melakukan hal itu. Ia tak bisa berbicara apapun selepas rekaman video amatir menampilkan betapa kejamnya ia membunuh dua orang sekaligus dalam satu malam. Kiranya, orang inilah yang ada di tempat kejadian malam itu. Ia muncul pada akhirnya. "Kau tak ingin berbicara apapun lagi, Mr. Luis?" Seorang detektif mencoba untuk menggali informasi darinya. Membuat pria yang ada di depannya itu berbicara. Luis sedari tadi han
-Laboratorium BioCell, Dokter Lim, London, Inggris-Suasana riuh, kedatangan beberapa polisi yang cukup mengejutkan Dokter Lim tak bisa dibendung lagi. Semuanya menerobos masuk, tak ada satu ruangan pun yang tak dijamah oleh mereka. Seseorang melaporkan laboratorium ini. Bukan sebab penelitian gila yang mencuat ke permukaan, tetapi sebuah laporan yang mengatakan bahwa ruangan ini menyimpan potongan jari jemari milik Mr. Joe dan seorang bocah malang bernama Daniel Denan Ambrosius. Tentu, itu adalah potongan jari manusia yang ilegal. Tak ada perjanjian untuk menempatkan itu di dalam bangunan Dokter Lim. Sekarang pria itu tahu, mengapa Mr. Cristiano datang waktu itu. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa jarinya masih ada di dalam laboratorium ini. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan bangunan ini.Dokter Lim hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak dan tak bisa berbicara banyak lagi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan dua polisi yang menjaga di belakan
"Pemilik gedung Shan Entertainment ditemukan tewas gantung diri di dalam apartemen pribadinya. Sebuah surat ditinggalkan oleh Nona Xena Alodie Shan terkait dengan beban yang sedang ia tanggung saat ini. Kasusnya masih didalami oleh pihak kepolisian, Nona. Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti untuk saat ini. "Alexa memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Ia memberikan kode pada pria yang ada di sisinya untuk segera membuka pintu mobil. Ia akan pergi menjenguk jenazah si kawan lama.Senja yang buruk, dirinya tak habis pikir jikalau semuanya terjadi begitu cepat. Alexa dan Xena bahkan belum bisa kembali bertemu selepas waktu itu. Percakapan mereka terhenti dan komunikasi mulai putus begitu saja. Ia terkejut, meksipun dasarnya Alexa enggan peduli. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang menimpa Xena, tetapi tetap saja. Bunuh diri? Xena bukan orang bodoh yang akan melakukan itu.&n
"Kepercayaan bisa mengubah orang baik menjadi orang jahat?" Tawa ringan muncul dari celah bibir wanita cantik yang baru saja meletakkan pantatnya di atas kursi. Pandangan wajahnya tak pernah luput dari pria berjenggot tipis yang baru saja mengundangnya untuk datang. Ia terkejut, saat sang kekasih membawanya pergi ke tempat pria asing yang sukses membuat Xena Alodie Shan terperangah tak percaya. Baiklah, jika Mate Xavier masih hidup. Xena menonton berita saat pria itu menjebloskan Alexa ke dalam penjara. Ia juga mulai percaya saat media menyebut dirinya sebagai si jaksa mata satu yang kompeten. Kiranya, mata itulah yang melambangkan bahwa pria ini benar-benar Mate Xavier yang datang dari masa lalu."Lagian, kau benar-benar Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya lagi. Kali ini bukan hanya pria bertubuh kekar yang duduk di sisi meja yang mendapatkan perhatian Xena, tetapi juga sang kekasih. Alexa benar, pria ini dikendalikan oleh seseorang. Wriston tak benar-benar
"Aku datang untuk memberikan sesuatu padamu, Alexa." Harry mengimbuhkan. Pria itu kembali membuat pernyataan yang cukup menyita fokus milik Alexa saat ini. Wanita itu menoleh dan mengarahkan pandangan matanya untuk Harry. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya saat ini."Kau masih ingat dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya dengan ringan. Sukses membuat Alexa sejenak membuka matanya, pria itu membuat seluruh aktivitas milik Alexa terhenti begitu saja."Kakak dari kekasihmu, Luis.""Aku sudah putus dengannya." Alexa menjawab. Kembali melanjutkan aktivitasnya dan beranjak pergi dari posisinya sekarang ini. Ia berjalan kembali ke arah kursi dan meja besar tempatnya mengambil air putih untuk Harry. Ia duduk di sana dengan rapi. Menunggu Harry untuk datang menghampiri dirinya."Ada apa dengan kakak Luis? Kau menemukannya?" kekeh Alexa dengan nada ringan. Menatap ke arah pria yang baru saja duduk dan meletakkan pantatnya di atas kursi. "Sudah aku ka
Tersenyum manis, itulah yang dilakukan oleh Alexa dengan terus menatap ke arah rumah besar yang ada di depannya. Ia puas, bukan puas sebab sudah menyakiti hati wanita hamil yang terlihat malang saat ia menceritakan semuanya. Alexa adalah seorang gadis malang yang punya kisah masa lalu yang buruk. Ibunya adalah seorang selir, mati di tangan raja yang sudah meminangnya. Kakak dan ibu tirinya bersekongkol untuk hidup di atas penderita Alexa dan rasa sakit hatinya. Kisah ia persingkat, Alexa tak mau banyak berbasa-basi hanya untuk memperpanjang kalimat dan durasi berkunjung ke rumah istri Mate Xavier. Hal mengejutkan yang membuat air mata jatuh dari tempat persembunyiannya adalah kala Alexa berkata bahwa Mate adalah pria berengsek yang hampir memperkosa dirinya. Ia juga mengkhianati cinta dan kepercayaan Alexa dengan tidur bersama sahabatnya sendiri, Xena. Kiranya, Alexa punya satu alasan yang jelas mengapa ia menusuk mata Mate dan mendorongnya ke dalam sungai dengan aliran air yang sed
Sobraine Black Russians menjadi fokus pandangan pria gempal yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk bersandar tepat pada sofa besar yang di sisi ruangan. Pandangan matanya fokus menuju tepat ke arah pria muda yang ada di depannya. Harry Tyler Lim datang menyela fokus dan pekerjaan pria tua satu ini. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai fokus pada Harry yang baru saja melemparkan setumpuk kertas yang dikaitkan menjadi satu. Kiranya Harry datang membawa sebuah informasi untuknya. Ekspresi wajah yang tak mendukung, kiranya pria itu sedang memendam amarah yang menggebu-gebu di dalam hatinya saat ini. Harry datang dengan setumpuk dokumen yang berisi beberapa informasi aneh untuknya. Dokter Lim tak tahu apa tujuan dan maksud si ke ponakan datang dengan ekspresi wajah seperti itu."Duduklah, jangan hanya diam saja di sana. Katakan apa yang ingin kau katakan sekarang ini, Harry. Jangan membuatku banyak menunggu." Dokter Lim memprotes, membuat Harry menghentikan sejena