"Kenapa membawanya ke sini?" Ace berbisik-bisik pada pria yang baru saja memasukkan semua obat-obatan merah ke dalam kotak untuk diberikan pada Alexa. Memang, menjadi sebuah kebiasaan untuk Harry dan Ace selepas menggunakan sesuatu maka keduanya tak langsung mengembalikan itu kembali pada tempatnya. Mereka akan membiarkannya berserakan di tempat lama. Kalau-kalau masing-masing dari keduanya mulai membutuhkannya, maka mereka akan kalang kabut dan kebakaran jenggot seperti ini. Harry tak ingin Alexa menunggu terlalu lama. Ia sudah berjanji akan mengobati wajah wanita muda itu kalau kau ikut dengannya. Meninggalkan Alexa dengan wajah dan ekspresi seperti itu hanya akan membuat dirinya merasa bersalah saja.
Harry masih ingat dengan pesan sang paman. Ia berkata kalau Alexa adalah tanggung jawab dari si gempal tua sedikit menyebalkan itu. Katanya juga, jika Alexa terluka maka kedudukannya di dalam Joy Group's juga akan menghilang begitu saja. Seiring dengan keselamatan wanita muda
"Jika sudah selesai dengan urusanmu, kemarilah. Aku punya sesuatu yang harus didiskusikan." Pria yang baru saja duduk selepas menyantap mie instan itu kini mulai melambaikan tangannya untuk pria yang masih berdiri dan diam tak bersuara sepatah katapun. Jujur saja, Harry masih belum bisa benar-benar berpikir jernih untuk apa yang dikatakan oleh Alexa padanya. Siapa yang membunuh Alice Lansonia? Dirinya? Tidak! Harry bukan orang bodoh yang bisa dibohongi dengan mudahnya. Ia sudah bertahun-tahun menjadi seorang pengacara, S.E. Association memberikan banyak pengalaman berharga untuk hidup Harry hingga saat ini."Harry ...." Ace kembali memanggil namanya. Mencoba untuk membuat Harry menoleh dan menatap ke arahnya dengan fokus. Bukan lagi Alexa, toh juga selepas wanita itu berkata 'nglantur' sana sini tak tentu arah dan tujuannya dengan diselingi air mata yang jatuh sangat deras, wanita itu kehilangan kesadarannya. Badannya terasa dingin dengan wajah yang mulai
Kepulan asap rokok mulai mengudara. Tatapan mata pria tampan itu terus saja terarah pada danau besar yang ada di depannya. Ia memilih menyendiri, tak ad seorangpun yang menemaninya saat ini. Ia meninggalkan Ace di sana, pria berambut ikal itu masih sibuk mengumpulkan bukti-bukti yang diminta oleh sang paman perihal pria bernama Cristiano Bo Dalbert. Dokter Lim meminta seluruh catatan baik legal maupun ilegal tentang seorang pria tampan berwajah asing yang tiba-tiba saja muncul selepas semua masalah semakin runyam. Parahnya, ia berasal dari tempat yang paling mengerikan di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.Hanya ada satu yang membayangi pikirannya saat ini, perihal seorang pria tua yang tak pantas disebut sebagai manusia. Pria sialan itu membawa pergi ibu dari sang kekasih beberapa tahun yang lalu. Sebab itulah, Harry memutuskan untuk menyetujui apapun yang dikatakan oleh pamannya dan masuk bergabung dalam organisasi gila bernama S.E Association. Ia tak habis p
"Harry ... boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Alexa mulai menyela pria yang ada di sisinya untuk kesekian kalinya. Ia mengabaikan segala kalimat yang muncul dari celah bibir pria yang ada di sisinya itu. Harry tak akan benar-benar bisa mengerti dirinya, begitu juga sebaliknya. Benar kata pepatah, yang mengerti apa kemauan kita dan bagaimana cara kira berpikir untuk melawan dunia adalah diri kita sendiri. Mempercayai orang lain adalah sebuah kesalahan untuk memulai kehancuran dalam hidup. Alexa menerapkan semua itu hingga saat ini. Bahkan pada sang ayahanda, ia tak mau memberikan sebuah kepercayaan. Permintaan Mr. Aric padanya pasal memulai hubungan kerja sama dengan Naxious Luciano pun belum diindahkan olehnya sampai sekarang. Kematian Alice Lansonia, sang kakak, mungkin akan menjadi tolakan terbesar untuk Alexa tak ikut campur ke dalam lingkup bangunan induk Joy Group. Tak ada lagi yang harus dikhawatirkan olehnya, siapa yang akan menyayanginya sekarang? Alice Palace mungkin akan
Sang mentari mulai keluar dari persembunyiannya. Sinarnya agung menyeruak di balik dedaunan hijau yang menjadi payung peneduh untuk pria tua itu. Ia tak sendiri. Seorang pengawal setia duduk sesekali berdiri kalau dipanggil oleh Mr. Aric Joy untuk datang dan mengambilkan sesuatu. Pria itu sedang merenungi apa yang terjadi padanya saat ini. Sang putri tertua meninggal dunia dengan cara yang tak wajar. Keadannya tragis dan mengenaskan. Parahnya lagi, sang putri kedua, Sherina Alexander Lansonia, melihat semua itu dengan sepasang mata telanjang. Hatinya hancur kala Alexa mangkir dari pemakaman sang kakak. Wanita itu menghilang selama satu hari penuh. Ia mencoba untuk menghubungi Mr. Chloe, si pria tua sekretaris pribadi sang putri. Pria itu pun juga enggan berbicara pasal keberadaan Alexa. Katanya, baru kali ini Nona Alexa sulit untuk dihubungi. Bahkan, ia mematikan ponsel dan memutuskan segala bentuk komunikasinya terhadap Mr. Chloe.Mr. Aric tak bisa berbic
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Lampu jalanan tak indah kalau siang datang menyapa. Udara semakin panas. Suasana yang tercipta di kala musim panas datang hanyalah cuaca yang terik dengan tetesan keringat yang membasahi setiap kening dan pelupuk mata. Alexa membuka jendela pintu mobil. Ia membiarkan udara masuk ke dalam mobilnya. Kalau kecepatan yang seperti ini, maka udara akan terasa sedikit sejuk, toh juga ia sudah bosan dengan udara dingin buatan yang keluar dari dari lama AC mobil. Sekali-kali sebelum akhirnya ia harus kembali pada kesibukannya nanti. Mobil ini akan membawa dirinya masuk ke dalam bangunan Joy Holding's Company dan memulai sebuah aktivitas menjadi seorang pemimpin gedung kosmetik terbesar di London. Ia tak lagi bisa bersantai selepas semua yang sudah terjadi."Anda benar-benar tak ingin dihantarkan ke rumah sakit untuk mengobati luka itu, Nona Alexa?" tanyanya dengan ringan. Pria yang duduk di sisi kursi kemudi mulai menoleh ke
Sepasang peep toe melangkah dengan pijakan yang ringan. Membawa tubuh seorang wanita muda untuk datang ke dalam bangunan utama yang agung berdiri di tengah padatnya Kota London. Sambutan hangat diberikan untuk kedatangan si bos besar. Namanya diagungkan dengan segala bentuk prestasi yang tiada duanya. Wanita karier yang 'menampar' banyak laki-laki yang dulu meremehkannya di masa lampau, Sherina Alexander Lansonia adalah si arogan yang punya kekuasaan di sini. Bahkan selepas kematian sang kakak, namanya tak surut sedikitpun meskipun sempat diterpa kabar miring pasal mangkirnya wanita muda itu dari pemakaman Alice Lansonia kemarin.Media memang belum mengerumuni bangunan ini, semuanya belum mendapatkan kepastian kapan Joy Holding's Company kembali beroperasi selepas libur di malam peresmian Puncak Camaraderie kala itu. Jika semua sudah tahu kalau perusahaan ini kembali beroperasi, maka media akan mulai menyerbu Alexa untuk mencecar wanita muda itu dengan rib
Layar besar yang ada di depannya menjadi fokus utama untuk Alexa siang ini. Fokusnya tak bisa benar-benar ia kerahkan untuk adegan rapat yang dibuat oleh pegawainya kemarin. Kabarnya, mereka akan kembali memulai untuk mengembangkan produk yang digadang-gadang akan menjadi citra baru untuk Joy Holding's Company. Kosmetik dengan seluruh harapan wanita yang ada di dalamnya. Perawatan yang pas untuk semua jenis kulit orang-orang Inggris. Mulai dari peremajaan kulit, anti aging, hingga perawatan kulit yang sudah hancur sebab ribuan jerawat datang menghantam permukaannya. Alexa menjanjikan semua kepuasan pelanggan untuk produk terbarunya nanti. Tak akan ada komentar jahat yang menyertai kalau produk ini benar-benar diluncurkan bulan depan."Kami akan memberikan warna kemasan yang lebih cerah sebab ini adalah musim panas, Nona Alexa. Kami berharap produk ini bisa mewakili keceriaan yang ada di musim panas tahun ini. Kami mengembangkan semua bahan dan melakukan uj
"Aku mengalami kecelakaan," ucapnya tiba-tiba. Membaut orang-orang yang ada di sekitar Alexa mulai memandangi satu sama lain. Mencoba untuk memastikan bahwa apa yang didengarnya olehnya juga didengar oleh orang lain. Tak ada yang keliru dalam mendengarkan saat ini. "Itu sebabnya wajah Anda terluka?" tanya seorang wartawan dengan nada ringan. Ia terus saja mendesak Alexa untuk bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kepalanya. Selepas persemian Puncak Camaraderie, pusat mata dunia tak pernah beralih dari wajah bangunan Joy Holding's Company, apapun yang terjadi pada Alexa tentu akan menguras rasa ingin tahu pada awak media. "Aku tak ingin membicarakan pasal kecelakaan itu. Apapun yang terjadi padaku kemarin, adalah hak yang salah sebab terlambat datang ke pemakaman kakakku sendiri." Alexa mulai menunduk wajahnya. Ia memundurkan langkah kaki dan mulai membungkukkan badannya di depan media. Lensa kamera mulai memotret.
Kapal berlayar. Bukan hubungan dua insan yang bisa saling menyatukan dua rasa yang sama tujuannya. Kapal besar itu membawa banyak kesedihan untuk meninggalkan London. Alexa tak bisa mempertahankan apapun lagi. Bangunannya runtuh, dirinya menjadi buronan dengan kedua orang tua yang sudah mendekam di dalam penjara. Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Pasrah dan terkesan menyerah, tetapi laju kapal ini menjanjikan sebuah kehidupan yang baru.Wanita itu duduk di sisi kapal. Ia menatap laut lepas dengan ombak sedang yang bergulung di depannya. Matanya masih sayu, kakinya sesekali terasa begitu nyeri sebab ia belum mendapatkan pengobatan yang benar-benar layak. Pertolongan pertama yang dilakukan oleh Zia juga Dokter Lim tak bisa banyak membantunya sekarang. Katanya, yang terpenting peluru sudah keluar dari dalam kakinya. Jadi ia tak perlu mengkhawatirkan apapun sekarang ini.Duduk merenung seorang diri, sebelum akhirnya Harry menghampi
Alexa terus meneteskan air matanya. Ia hanya bisa menatap dengan sayu bangunan besar miliknya yang hancur lebur sebab bom meledak dari atas Puncak Camaraderie. Ia tak menyangka kalau inilah akhir dari kisah hidup Alexa. Wanita itu benar-benar tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Isak tangis yang keluar bukan hanya sebab menahan rasa sakit yang ada di kaki kirinya, tetapi juga rasa sakit selepas kehilangan semua yang ia bangun selama sepuluh tahun terakhir. Semuanya hancur begitu saja, Mate dan Daniel benar-benar bajingan gila yang tak punya hati. Ia hanya adalah dua pria bodoh yang terlalu larut dalam dendam dan emosinya di masa lalu."Alexa ...." Mate berjongkok. Ia menarik rambut pendek wanita yang ada di depannya. Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat wajah cantik itu menangis tersedu-sedu. Air mata itu mengisyaratkan kemenangan untuk dirinya. "Kau tahu ... dimana Xena dan Wriston meninggal?" tanyanya berbasa-basi. Alexa tak menjawab itu. Ia hany
"Mr. Luis Ambrosius, Anda ditangkap atas pembunuhan Mr. Joe Franky. Anda berhak diam atau menyewa pengacara." Sial! Seseorang melaporkan dirinya. Kini bukti ada di depan mata, Luis tak bisa mengelak apapun lagi. Seseorang menyimpan bukti ini dengan cara yang aman selama ini, hingga ia lupa bahwa ada orang lain selain dirinya. Luis bukan orang yang memotong jari jemari milik Mr. Joe, ia hanya membunuh pria itu juga membunuh mata-mata yang dikirimkan oleh Alexa lalu menyayat telinganya. Luis membenci anggota tubuh yang mempunyai dosa. Itu sebabnya ia melakukan hal itu. Ia tak bisa berbicara apapun selepas rekaman video amatir menampilkan betapa kejamnya ia membunuh dua orang sekaligus dalam satu malam. Kiranya, orang inilah yang ada di tempat kejadian malam itu. Ia muncul pada akhirnya. "Kau tak ingin berbicara apapun lagi, Mr. Luis?" Seorang detektif mencoba untuk menggali informasi darinya. Membuat pria yang ada di depannya itu berbicara. Luis sedari tadi han
-Laboratorium BioCell, Dokter Lim, London, Inggris-Suasana riuh, kedatangan beberapa polisi yang cukup mengejutkan Dokter Lim tak bisa dibendung lagi. Semuanya menerobos masuk, tak ada satu ruangan pun yang tak dijamah oleh mereka. Seseorang melaporkan laboratorium ini. Bukan sebab penelitian gila yang mencuat ke permukaan, tetapi sebuah laporan yang mengatakan bahwa ruangan ini menyimpan potongan jari jemari milik Mr. Joe dan seorang bocah malang bernama Daniel Denan Ambrosius. Tentu, itu adalah potongan jari manusia yang ilegal. Tak ada perjanjian untuk menempatkan itu di dalam bangunan Dokter Lim. Sekarang pria itu tahu, mengapa Mr. Cristiano datang waktu itu. Pria itu hanya ingin memastikan bahwa jarinya masih ada di dalam laboratorium ini. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan bangunan ini.Dokter Lim hanya bisa pasrah. Ia tak bisa mengelak dan tak bisa berbicara banyak lagi. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan dua polisi yang menjaga di belakan
"Pemilik gedung Shan Entertainment ditemukan tewas gantung diri di dalam apartemen pribadinya. Sebuah surat ditinggalkan oleh Nona Xena Alodie Shan terkait dengan beban yang sedang ia tanggung saat ini. Kasusnya masih didalami oleh pihak kepolisian, Nona. Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti untuk saat ini. "Alexa memejamkan matanya. Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Ia memberikan kode pada pria yang ada di sisinya untuk segera membuka pintu mobil. Ia akan pergi menjenguk jenazah si kawan lama.Senja yang buruk, dirinya tak habis pikir jikalau semuanya terjadi begitu cepat. Alexa dan Xena bahkan belum bisa kembali bertemu selepas waktu itu. Percakapan mereka terhenti dan komunikasi mulai putus begitu saja. Ia terkejut, meksipun dasarnya Alexa enggan peduli. Ia benar-benar tak peduli dengan apa yang menimpa Xena, tetapi tetap saja. Bunuh diri? Xena bukan orang bodoh yang akan melakukan itu.&n
"Kepercayaan bisa mengubah orang baik menjadi orang jahat?" Tawa ringan muncul dari celah bibir wanita cantik yang baru saja meletakkan pantatnya di atas kursi. Pandangan wajahnya tak pernah luput dari pria berjenggot tipis yang baru saja mengundangnya untuk datang. Ia terkejut, saat sang kekasih membawanya pergi ke tempat pria asing yang sukses membuat Xena Alodie Shan terperangah tak percaya. Baiklah, jika Mate Xavier masih hidup. Xena menonton berita saat pria itu menjebloskan Alexa ke dalam penjara. Ia juga mulai percaya saat media menyebut dirinya sebagai si jaksa mata satu yang kompeten. Kiranya, mata itulah yang melambangkan bahwa pria ini benar-benar Mate Xavier yang datang dari masa lalu."Lagian, kau benar-benar Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya lagi. Kali ini bukan hanya pria bertubuh kekar yang duduk di sisi meja yang mendapatkan perhatian Xena, tetapi juga sang kekasih. Alexa benar, pria ini dikendalikan oleh seseorang. Wriston tak benar-benar
"Aku datang untuk memberikan sesuatu padamu, Alexa." Harry mengimbuhkan. Pria itu kembali membuat pernyataan yang cukup menyita fokus milik Alexa saat ini. Wanita itu menoleh dan mengarahkan pandangan matanya untuk Harry. Ia menunggu pria itu melanjutkan kalimatnya saat ini."Kau masih ingat dengan Mr. Daniel Denan Ambrosius?" tanyanya dengan ringan. Sukses membuat Alexa sejenak membuka matanya, pria itu membuat seluruh aktivitas milik Alexa terhenti begitu saja."Kakak dari kekasihmu, Luis.""Aku sudah putus dengannya." Alexa menjawab. Kembali melanjutkan aktivitasnya dan beranjak pergi dari posisinya sekarang ini. Ia berjalan kembali ke arah kursi dan meja besar tempatnya mengambil air putih untuk Harry. Ia duduk di sana dengan rapi. Menunggu Harry untuk datang menghampiri dirinya."Ada apa dengan kakak Luis? Kau menemukannya?" kekeh Alexa dengan nada ringan. Menatap ke arah pria yang baru saja duduk dan meletakkan pantatnya di atas kursi. "Sudah aku ka
Tersenyum manis, itulah yang dilakukan oleh Alexa dengan terus menatap ke arah rumah besar yang ada di depannya. Ia puas, bukan puas sebab sudah menyakiti hati wanita hamil yang terlihat malang saat ia menceritakan semuanya. Alexa adalah seorang gadis malang yang punya kisah masa lalu yang buruk. Ibunya adalah seorang selir, mati di tangan raja yang sudah meminangnya. Kakak dan ibu tirinya bersekongkol untuk hidup di atas penderita Alexa dan rasa sakit hatinya. Kisah ia persingkat, Alexa tak mau banyak berbasa-basi hanya untuk memperpanjang kalimat dan durasi berkunjung ke rumah istri Mate Xavier. Hal mengejutkan yang membuat air mata jatuh dari tempat persembunyiannya adalah kala Alexa berkata bahwa Mate adalah pria berengsek yang hampir memperkosa dirinya. Ia juga mengkhianati cinta dan kepercayaan Alexa dengan tidur bersama sahabatnya sendiri, Xena. Kiranya, Alexa punya satu alasan yang jelas mengapa ia menusuk mata Mate dan mendorongnya ke dalam sungai dengan aliran air yang sed
Sobraine Black Russians menjadi fokus pandangan pria gempal yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Ia duduk bersandar tepat pada sofa besar yang di sisi ruangan. Pandangan matanya fokus menuju tepat ke arah pria muda yang ada di depannya. Harry Tyler Lim datang menyela fokus dan pekerjaan pria tua satu ini. Ia menghentikan aktivitasnya dan mulai fokus pada Harry yang baru saja melemparkan setumpuk kertas yang dikaitkan menjadi satu. Kiranya Harry datang membawa sebuah informasi untuknya. Ekspresi wajah yang tak mendukung, kiranya pria itu sedang memendam amarah yang menggebu-gebu di dalam hatinya saat ini. Harry datang dengan setumpuk dokumen yang berisi beberapa informasi aneh untuknya. Dokter Lim tak tahu apa tujuan dan maksud si ke ponakan datang dengan ekspresi wajah seperti itu."Duduklah, jangan hanya diam saja di sana. Katakan apa yang ingin kau katakan sekarang ini, Harry. Jangan membuatku banyak menunggu." Dokter Lim memprotes, membuat Harry menghentikan sejena