"Jika sudah selesai dengan urusanmu, kemarilah. Aku punya sesuatu yang harus didiskusikan." Pria yang baru saja duduk selepas menyantap mie instan itu kini mulai melambaikan tangannya untuk pria yang masih berdiri dan diam tak bersuara sepatah katapun. Jujur saja, Harry masih belum bisa benar-benar berpikir jernih untuk apa yang dikatakan oleh Alexa padanya. Siapa yang membunuh Alice Lansonia? Dirinya? Tidak! Harry bukan orang bodoh yang bisa dibohongi dengan mudahnya. Ia sudah bertahun-tahun menjadi seorang pengacara, S.E. Association memberikan banyak pengalaman berharga untuk hidup Harry hingga saat ini.
"Harry ...." Ace kembali memanggil namanya. Mencoba untuk membuat Harry menoleh dan menatap ke arahnya dengan fokus. Bukan lagi Alexa, toh juga selepas wanita itu berkata 'nglantur' sana sini tak tentu arah dan tujuannya dengan diselingi air mata yang jatuh sangat deras, wanita itu kehilangan kesadarannya. Badannya terasa dingin dengan wajah yang mulai
Kepulan asap rokok mulai mengudara. Tatapan mata pria tampan itu terus saja terarah pada danau besar yang ada di depannya. Ia memilih menyendiri, tak ad seorangpun yang menemaninya saat ini. Ia meninggalkan Ace di sana, pria berambut ikal itu masih sibuk mengumpulkan bukti-bukti yang diminta oleh sang paman perihal pria bernama Cristiano Bo Dalbert. Dokter Lim meminta seluruh catatan baik legal maupun ilegal tentang seorang pria tampan berwajah asing yang tiba-tiba saja muncul selepas semua masalah semakin runyam. Parahnya, ia berasal dari tempat yang paling mengerikan di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.Hanya ada satu yang membayangi pikirannya saat ini, perihal seorang pria tua yang tak pantas disebut sebagai manusia. Pria sialan itu membawa pergi ibu dari sang kekasih beberapa tahun yang lalu. Sebab itulah, Harry memutuskan untuk menyetujui apapun yang dikatakan oleh pamannya dan masuk bergabung dalam organisasi gila bernama S.E Association. Ia tak habis p
"Harry ... boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Alexa mulai menyela pria yang ada di sisinya untuk kesekian kalinya. Ia mengabaikan segala kalimat yang muncul dari celah bibir pria yang ada di sisinya itu. Harry tak akan benar-benar bisa mengerti dirinya, begitu juga sebaliknya. Benar kata pepatah, yang mengerti apa kemauan kita dan bagaimana cara kira berpikir untuk melawan dunia adalah diri kita sendiri. Mempercayai orang lain adalah sebuah kesalahan untuk memulai kehancuran dalam hidup. Alexa menerapkan semua itu hingga saat ini. Bahkan pada sang ayahanda, ia tak mau memberikan sebuah kepercayaan. Permintaan Mr. Aric padanya pasal memulai hubungan kerja sama dengan Naxious Luciano pun belum diindahkan olehnya sampai sekarang. Kematian Alice Lansonia, sang kakak, mungkin akan menjadi tolakan terbesar untuk Alexa tak ikut campur ke dalam lingkup bangunan induk Joy Group. Tak ada lagi yang harus dikhawatirkan olehnya, siapa yang akan menyayanginya sekarang? Alice Palace mungkin akan
Sang mentari mulai keluar dari persembunyiannya. Sinarnya agung menyeruak di balik dedaunan hijau yang menjadi payung peneduh untuk pria tua itu. Ia tak sendiri. Seorang pengawal setia duduk sesekali berdiri kalau dipanggil oleh Mr. Aric Joy untuk datang dan mengambilkan sesuatu. Pria itu sedang merenungi apa yang terjadi padanya saat ini. Sang putri tertua meninggal dunia dengan cara yang tak wajar. Keadannya tragis dan mengenaskan. Parahnya lagi, sang putri kedua, Sherina Alexander Lansonia, melihat semua itu dengan sepasang mata telanjang. Hatinya hancur kala Alexa mangkir dari pemakaman sang kakak. Wanita itu menghilang selama satu hari penuh. Ia mencoba untuk menghubungi Mr. Chloe, si pria tua sekretaris pribadi sang putri. Pria itu pun juga enggan berbicara pasal keberadaan Alexa. Katanya, baru kali ini Nona Alexa sulit untuk dihubungi. Bahkan, ia mematikan ponsel dan memutuskan segala bentuk komunikasinya terhadap Mr. Chloe.Mr. Aric tak bisa berbic
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Lampu jalanan tak indah kalau siang datang menyapa. Udara semakin panas. Suasana yang tercipta di kala musim panas datang hanyalah cuaca yang terik dengan tetesan keringat yang membasahi setiap kening dan pelupuk mata. Alexa membuka jendela pintu mobil. Ia membiarkan udara masuk ke dalam mobilnya. Kalau kecepatan yang seperti ini, maka udara akan terasa sedikit sejuk, toh juga ia sudah bosan dengan udara dingin buatan yang keluar dari dari lama AC mobil. Sekali-kali sebelum akhirnya ia harus kembali pada kesibukannya nanti. Mobil ini akan membawa dirinya masuk ke dalam bangunan Joy Holding's Company dan memulai sebuah aktivitas menjadi seorang pemimpin gedung kosmetik terbesar di London. Ia tak lagi bisa bersantai selepas semua yang sudah terjadi."Anda benar-benar tak ingin dihantarkan ke rumah sakit untuk mengobati luka itu, Nona Alexa?" tanyanya dengan ringan. Pria yang duduk di sisi kursi kemudi mulai menoleh ke
Sepasang peep toe melangkah dengan pijakan yang ringan. Membawa tubuh seorang wanita muda untuk datang ke dalam bangunan utama yang agung berdiri di tengah padatnya Kota London. Sambutan hangat diberikan untuk kedatangan si bos besar. Namanya diagungkan dengan segala bentuk prestasi yang tiada duanya. Wanita karier yang 'menampar' banyak laki-laki yang dulu meremehkannya di masa lampau, Sherina Alexander Lansonia adalah si arogan yang punya kekuasaan di sini. Bahkan selepas kematian sang kakak, namanya tak surut sedikitpun meskipun sempat diterpa kabar miring pasal mangkirnya wanita muda itu dari pemakaman Alice Lansonia kemarin.Media memang belum mengerumuni bangunan ini, semuanya belum mendapatkan kepastian kapan Joy Holding's Company kembali beroperasi selepas libur di malam peresmian Puncak Camaraderie kala itu. Jika semua sudah tahu kalau perusahaan ini kembali beroperasi, maka media akan mulai menyerbu Alexa untuk mencecar wanita muda itu dengan rib
Layar besar yang ada di depannya menjadi fokus utama untuk Alexa siang ini. Fokusnya tak bisa benar-benar ia kerahkan untuk adegan rapat yang dibuat oleh pegawainya kemarin. Kabarnya, mereka akan kembali memulai untuk mengembangkan produk yang digadang-gadang akan menjadi citra baru untuk Joy Holding's Company. Kosmetik dengan seluruh harapan wanita yang ada di dalamnya. Perawatan yang pas untuk semua jenis kulit orang-orang Inggris. Mulai dari peremajaan kulit, anti aging, hingga perawatan kulit yang sudah hancur sebab ribuan jerawat datang menghantam permukaannya. Alexa menjanjikan semua kepuasan pelanggan untuk produk terbarunya nanti. Tak akan ada komentar jahat yang menyertai kalau produk ini benar-benar diluncurkan bulan depan."Kami akan memberikan warna kemasan yang lebih cerah sebab ini adalah musim panas, Nona Alexa. Kami berharap produk ini bisa mewakili keceriaan yang ada di musim panas tahun ini. Kami mengembangkan semua bahan dan melakukan uj
"Aku mengalami kecelakaan," ucapnya tiba-tiba. Membaut orang-orang yang ada di sekitar Alexa mulai memandangi satu sama lain. Mencoba untuk memastikan bahwa apa yang didengarnya olehnya juga didengar oleh orang lain. Tak ada yang keliru dalam mendengarkan saat ini. "Itu sebabnya wajah Anda terluka?" tanya seorang wartawan dengan nada ringan. Ia terus saja mendesak Alexa untuk bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kepalanya. Selepas persemian Puncak Camaraderie, pusat mata dunia tak pernah beralih dari wajah bangunan Joy Holding's Company, apapun yang terjadi pada Alexa tentu akan menguras rasa ingin tahu pada awak media. "Aku tak ingin membicarakan pasal kecelakaan itu. Apapun yang terjadi padaku kemarin, adalah hak yang salah sebab terlambat datang ke pemakaman kakakku sendiri." Alexa mulai menunduk wajahnya. Ia memundurkan langkah kaki dan mulai membungkukkan badannya di depan media. Lensa kamera mulai memotret.
"Mr. Aric adalah anonim yang menyumbang dana terbesar untuk pembangunan S.E Association. Aku dengar juga, Joy Holding's Company menawarkan kontrak kerja sama denganmu, selepas masa kerjamu di S.E Association selesai. Laboratorium percobaan manusia yang dijaga oleh paman gendutmu itu juga bagian dari rahasia gelap Joy Group, lantas kau membuat pemberontakan dengan melaporkan pemilik Joy Holding's Company atas kasus kematian Nona Marina? Apa yang kau dapat dari itu, Mr. Harry?" Pria itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ringan mengambil sebuah botol wine di sudut ruangan. Tak ada suara yang datang dari pria itu. Baik Harry maupun Mate Xavier sama-sama diam membisu selepas semua kalimat itu lolos dari celah bibir Mate."Rahasia Alexa," jawabnya memungkaskan keheningan. Aktivitas Mate yang baru saja ingin menuang wine di dalam gelas terhenti. Ia melirik ke belakang punggungnya. Di sana ada Harry yang terus saja tersenyum gila. Ia memainkan ujung rokok yang tak kunjung din