Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Lampu jalanan tak indah kalau siang datang menyapa. Udara semakin panas. Suasana yang tercipta di kala musim panas datang hanyalah cuaca yang terik dengan tetesan keringat yang membasahi setiap kening dan pelupuk mata. Alexa membuka jendela pintu mobil. Ia membiarkan udara masuk ke dalam mobilnya. Kalau kecepatan yang seperti ini, maka udara akan terasa sedikit sejuk, toh juga ia sudah bosan dengan udara dingin buatan yang keluar dari dari lama AC mobil. Sekali-kali sebelum akhirnya ia harus kembali pada kesibukannya nanti. Mobil ini akan membawa dirinya masuk ke dalam bangunan Joy Holding's Company dan memulai sebuah aktivitas menjadi seorang pemimpin gedung kosmetik terbesar di London. Ia tak lagi bisa bersantai selepas semua yang sudah terjadi.
"Anda benar-benar tak ingin dihantarkan ke rumah sakit untuk mengobati luka itu, Nona Alexa?" tanyanya dengan ringan. Pria yang duduk di sisi kursi kemudi mulai menoleh ke
Sepasang peep toe melangkah dengan pijakan yang ringan. Membawa tubuh seorang wanita muda untuk datang ke dalam bangunan utama yang agung berdiri di tengah padatnya Kota London. Sambutan hangat diberikan untuk kedatangan si bos besar. Namanya diagungkan dengan segala bentuk prestasi yang tiada duanya. Wanita karier yang 'menampar' banyak laki-laki yang dulu meremehkannya di masa lampau, Sherina Alexander Lansonia adalah si arogan yang punya kekuasaan di sini. Bahkan selepas kematian sang kakak, namanya tak surut sedikitpun meskipun sempat diterpa kabar miring pasal mangkirnya wanita muda itu dari pemakaman Alice Lansonia kemarin.Media memang belum mengerumuni bangunan ini, semuanya belum mendapatkan kepastian kapan Joy Holding's Company kembali beroperasi selepas libur di malam peresmian Puncak Camaraderie kala itu. Jika semua sudah tahu kalau perusahaan ini kembali beroperasi, maka media akan mulai menyerbu Alexa untuk mencecar wanita muda itu dengan rib
Layar besar yang ada di depannya menjadi fokus utama untuk Alexa siang ini. Fokusnya tak bisa benar-benar ia kerahkan untuk adegan rapat yang dibuat oleh pegawainya kemarin. Kabarnya, mereka akan kembali memulai untuk mengembangkan produk yang digadang-gadang akan menjadi citra baru untuk Joy Holding's Company. Kosmetik dengan seluruh harapan wanita yang ada di dalamnya. Perawatan yang pas untuk semua jenis kulit orang-orang Inggris. Mulai dari peremajaan kulit, anti aging, hingga perawatan kulit yang sudah hancur sebab ribuan jerawat datang menghantam permukaannya. Alexa menjanjikan semua kepuasan pelanggan untuk produk terbarunya nanti. Tak akan ada komentar jahat yang menyertai kalau produk ini benar-benar diluncurkan bulan depan."Kami akan memberikan warna kemasan yang lebih cerah sebab ini adalah musim panas, Nona Alexa. Kami berharap produk ini bisa mewakili keceriaan yang ada di musim panas tahun ini. Kami mengembangkan semua bahan dan melakukan uj
"Aku mengalami kecelakaan," ucapnya tiba-tiba. Membaut orang-orang yang ada di sekitar Alexa mulai memandangi satu sama lain. Mencoba untuk memastikan bahwa apa yang didengarnya olehnya juga didengar oleh orang lain. Tak ada yang keliru dalam mendengarkan saat ini. "Itu sebabnya wajah Anda terluka?" tanya seorang wartawan dengan nada ringan. Ia terus saja mendesak Alexa untuk bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kepalanya. Selepas persemian Puncak Camaraderie, pusat mata dunia tak pernah beralih dari wajah bangunan Joy Holding's Company, apapun yang terjadi pada Alexa tentu akan menguras rasa ingin tahu pada awak media. "Aku tak ingin membicarakan pasal kecelakaan itu. Apapun yang terjadi padaku kemarin, adalah hak yang salah sebab terlambat datang ke pemakaman kakakku sendiri." Alexa mulai menunduk wajahnya. Ia memundurkan langkah kaki dan mulai membungkukkan badannya di depan media. Lensa kamera mulai memotret.
"Mr. Aric adalah anonim yang menyumbang dana terbesar untuk pembangunan S.E Association. Aku dengar juga, Joy Holding's Company menawarkan kontrak kerja sama denganmu, selepas masa kerjamu di S.E Association selesai. Laboratorium percobaan manusia yang dijaga oleh paman gendutmu itu juga bagian dari rahasia gelap Joy Group, lantas kau membuat pemberontakan dengan melaporkan pemilik Joy Holding's Company atas kasus kematian Nona Marina? Apa yang kau dapat dari itu, Mr. Harry?" Pria itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ringan mengambil sebuah botol wine di sudut ruangan. Tak ada suara yang datang dari pria itu. Baik Harry maupun Mate Xavier sama-sama diam membisu selepas semua kalimat itu lolos dari celah bibir Mate."Rahasia Alexa," jawabnya memungkaskan keheningan. Aktivitas Mate yang baru saja ingin menuang wine di dalam gelas terhenti. Ia melirik ke belakang punggungnya. Di sana ada Harry yang terus saja tersenyum gila. Ia memainkan ujung rokok yang tak kunjung din
Dia adalah Mate Xavier. Seorang pria tampan dengan mata yang sudah tak lagi berfungsi dengan baik. Satu matanya harus ditutup dengan pengguna pirate eye patch yang terbuat dari kulit ular asli. Sedikit aneh memang, jaksa dikenal sebagai seseorang yang sehat secara raga dan rohani, tetapi Mate Xavier lain. Keunikan ada di dalam matanya itu. Ia dikenal sebagai si jaksa mata satu, penghantar untuk pada pendosa masuk ke dalam neraka penghakiman. Jika Mate Xavier menghindari kasus yang berhubungan dengan S.E Association atau Naxious Luciano, maka organisasi itu pun demikian. Tak ada yang berani kalau sudah menyentuh nama si jaksa mata satu ini. Semua akan kalah telak dalam sidang yang pertama. Penghakiman seorang jaksa bernama Mate Xavier tak pernah main-main. Hukuman yang dijatuhkan dari segala tuntutan yang diperintahkan dan diputuskan oleh pria ini pun tak bisa dianggap remeh dan tak boleh di pandang sebelah mata. Semuanya mengerikan!Namun, jangan salah! Wajah Ma
"Kenapa datang ke perusahaanku, Wriston?" Alexa menyela hening di antara keduanya. Sebuah kafe kecil yang cukup modern di bangun tepat di sisi bangunan Joy Holding's Company menjadi tempat yang dipilih oleh Alexa juga Wriston untuk saling bertemu satu sama lain. Wriston tak berucap sepatah katapun untuk saat ini. Ia masih menatap ke arah wajah cantik milik Alexa. Pesonanya tak pernah purna. Abadi melekat di atas paras cantik itu. Alexa bak seorang siluman yang tak pernah menua. Semua yang ada di dalam wajah itu benar-benar sama dan tak berubah sedikit. Hanya caranya merias wajah yang sedikit lain. Mata dan bibirnya benar-benar mencerminkan sosok wanita urban yang berkelas. Pesona Alexa tertuju pada bibir dan mata indahnya itu."Jika tak ada yang ingin kau katakan, maka aku akan pergi sekarang." Alexa berdecak mengakhiri kalimatnya. Ia tak begitu menyukai kehadiran Wriston yang menyela aksinya di depan wartawan dan awak media. Pria itu menjadi seorang super hero yang membawa A
"Kau yakin dokumen ini berasal dari pengacara Harry Tyler Lim, Mr. Mate?" Seseorang menyela lamunannya. Ia menarik fokus pria tampan yang baru saja ingin menutup panggilan suara yang ia lakukan bersama si rekan kerja. Kiranya sudah hampir satu jam lamanya, Mr. Mate mengganggu aktivitas si rekan kerja dengan membuat panggilan suara dengannya. Tujuannya hanya satu ... pria itu ingin memastikan semua dokumen dan barang bukti yang dikirimkan oleh Harry siang tadi adalah valid. Semuanya bisa naik ke persidangan dengan surat perintah penangkapan yang sah. Mate tak mau melakukan kesalahan di awal kariernya tahun ini. Sudah lama ia tak berperang di dalam pengadilan mahkota di London. Selama ini dirinya bekerja di kota seberang sebagai jaksa penuntut umum yang dikirim khusus di tempat itu. Cukup lama, hingga akhirnya ia bisa datang kembali ke tempat ini."Apa maksudmu? Sudah aku katakan, semua soft file dan dokumen yang ada padamu sekarang berasal dari pengacara kondang bernama Harry
"Bagaimana jika dunia tahu tentang ini ... Alexa dan Luis adalah sepasang kekasih yang sudah membunuh kakaknya sendiri. Kalian benar-benar cocok, Alexa. Harus kuakui, kalian benar-benar pandai dalam berakting. Aku bisa memberikan nilai sempurna untuk itu, Alexa." Kalimat itu terus saja berputar di dalam kepalanya. Suara dan wajah Wriston saat mengatakannya pun tak luput dari memori yang ada di dalam ingatannya. Semua masih kental dan masih melekat di dalam sana. Kiranya Alexa memang diam membisu, tetapi di dalam pikiran dan benaknya sedang riuh juga bergemuruh. Pria itu sudah sukses membuat Alexa tak tenang sore ini. Perjalanannya menuju rumah Nona Zia ditemani dengan hati yang was-was. Wriston berkata, bahwa Mr. Daniel Denan Ambrosius masih hidup. Pria itu masih memijakkan kakinya di atas tanah dan masih menghirup udara yang sama dengannya. Namun, bagaimana mungkin? Alexa memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa pria itu sudah menjemput ajalnya. Ia sudah tak ada lagi di dunia