"Mr. Aric adalah anonim yang menyumbang dana terbesar untuk pembangunan S.E Association. Aku dengar juga, Joy Holding's Company menawarkan kontrak kerja sama denganmu, selepas masa kerjamu di S.E Association selesai. Laboratorium percobaan manusia yang dijaga oleh paman gendutmu itu juga bagian dari rahasia gelap Joy Group, lantas kau membuat pemberontakan dengan melaporkan pemilik Joy Holding's Company atas kasus kematian Nona Marina? Apa yang kau dapat dari itu, Mr. Harry?" Pria itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ringan mengambil sebuah botol wine di sudut ruangan. Tak ada suara yang datang dari pria itu. Baik Harry maupun Mate Xavier sama-sama diam membisu selepas semua kalimat itu lolos dari celah bibir Mate.
"Rahasia Alexa," jawabnya memungkaskan keheningan. Aktivitas Mate yang baru saja ingin menuang wine di dalam gelas terhenti. Ia melirik ke belakang punggungnya. Di sana ada Harry yang terus saja tersenyum gila. Ia memainkan ujung rokok yang tak kunjung din
Dia adalah Mate Xavier. Seorang pria tampan dengan mata yang sudah tak lagi berfungsi dengan baik. Satu matanya harus ditutup dengan pengguna pirate eye patch yang terbuat dari kulit ular asli. Sedikit aneh memang, jaksa dikenal sebagai seseorang yang sehat secara raga dan rohani, tetapi Mate Xavier lain. Keunikan ada di dalam matanya itu. Ia dikenal sebagai si jaksa mata satu, penghantar untuk pada pendosa masuk ke dalam neraka penghakiman. Jika Mate Xavier menghindari kasus yang berhubungan dengan S.E Association atau Naxious Luciano, maka organisasi itu pun demikian. Tak ada yang berani kalau sudah menyentuh nama si jaksa mata satu ini. Semua akan kalah telak dalam sidang yang pertama. Penghakiman seorang jaksa bernama Mate Xavier tak pernah main-main. Hukuman yang dijatuhkan dari segala tuntutan yang diperintahkan dan diputuskan oleh pria ini pun tak bisa dianggap remeh dan tak boleh di pandang sebelah mata. Semuanya mengerikan!Namun, jangan salah! Wajah Ma
"Kenapa datang ke perusahaanku, Wriston?" Alexa menyela hening di antara keduanya. Sebuah kafe kecil yang cukup modern di bangun tepat di sisi bangunan Joy Holding's Company menjadi tempat yang dipilih oleh Alexa juga Wriston untuk saling bertemu satu sama lain. Wriston tak berucap sepatah katapun untuk saat ini. Ia masih menatap ke arah wajah cantik milik Alexa. Pesonanya tak pernah purna. Abadi melekat di atas paras cantik itu. Alexa bak seorang siluman yang tak pernah menua. Semua yang ada di dalam wajah itu benar-benar sama dan tak berubah sedikit. Hanya caranya merias wajah yang sedikit lain. Mata dan bibirnya benar-benar mencerminkan sosok wanita urban yang berkelas. Pesona Alexa tertuju pada bibir dan mata indahnya itu."Jika tak ada yang ingin kau katakan, maka aku akan pergi sekarang." Alexa berdecak mengakhiri kalimatnya. Ia tak begitu menyukai kehadiran Wriston yang menyela aksinya di depan wartawan dan awak media. Pria itu menjadi seorang super hero yang membawa A
"Kau yakin dokumen ini berasal dari pengacara Harry Tyler Lim, Mr. Mate?" Seseorang menyela lamunannya. Ia menarik fokus pria tampan yang baru saja ingin menutup panggilan suara yang ia lakukan bersama si rekan kerja. Kiranya sudah hampir satu jam lamanya, Mr. Mate mengganggu aktivitas si rekan kerja dengan membuat panggilan suara dengannya. Tujuannya hanya satu ... pria itu ingin memastikan semua dokumen dan barang bukti yang dikirimkan oleh Harry siang tadi adalah valid. Semuanya bisa naik ke persidangan dengan surat perintah penangkapan yang sah. Mate tak mau melakukan kesalahan di awal kariernya tahun ini. Sudah lama ia tak berperang di dalam pengadilan mahkota di London. Selama ini dirinya bekerja di kota seberang sebagai jaksa penuntut umum yang dikirim khusus di tempat itu. Cukup lama, hingga akhirnya ia bisa datang kembali ke tempat ini."Apa maksudmu? Sudah aku katakan, semua soft file dan dokumen yang ada padamu sekarang berasal dari pengacara kondang bernama Harry
"Bagaimana jika dunia tahu tentang ini ... Alexa dan Luis adalah sepasang kekasih yang sudah membunuh kakaknya sendiri. Kalian benar-benar cocok, Alexa. Harus kuakui, kalian benar-benar pandai dalam berakting. Aku bisa memberikan nilai sempurna untuk itu, Alexa." Kalimat itu terus saja berputar di dalam kepalanya. Suara dan wajah Wriston saat mengatakannya pun tak luput dari memori yang ada di dalam ingatannya. Semua masih kental dan masih melekat di dalam sana. Kiranya Alexa memang diam membisu, tetapi di dalam pikiran dan benaknya sedang riuh juga bergemuruh. Pria itu sudah sukses membuat Alexa tak tenang sore ini. Perjalanannya menuju rumah Nona Zia ditemani dengan hati yang was-was. Wriston berkata, bahwa Mr. Daniel Denan Ambrosius masih hidup. Pria itu masih memijakkan kakinya di atas tanah dan masih menghirup udara yang sama dengannya. Namun, bagaimana mungkin? Alexa memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa pria itu sudah menjemput ajalnya. Ia sudah tak ada lagi di dunia
"Kenapa kau membunuhnya, Nona?" Pria gempal yang ada di depannya mulai mengintrogasi. Ia menatap Alexa dengan penuh fokus dan keseriusan yang ada di dalam dirinya saat ini. Alexa tersenyum ringan. Ia diam dengan tatapan yang ringan. Alexa bersandar pada kursi besi yang menyangga tubuh agar tak jatuh di atas lantai. Ruang interogasi yang sedikit gelap. Hanya ada satu lampu gantung dengan string besi yang terus saja bergoyang kalau angin meniupnya. Udara tak cukup banyak di tempat ini. Alexa baru sekali masuk ke sini dalam seumur-umur ia hidup dan melakukan banyak kejahatan. Baru kali ini, seorang polisi menangkapnya dan membawanya ke dalam ruang interogasi yang tak ada nyaman-nyamannya sedikitpun."Aku tak membunuhnya, Sir. Sudah berapa kali aku katakan, bahwa aku tak memberikan racun itu juga tak membunuh Mrs. Marina." Alexa menjawab. Nadanya masih tenang dan santai. Ia menjawab semuanya dengan jujur. Bukan ia pelakunya!"Lagian, bukan
"Kenapa membiarkan aku di dalam penjara?!" Alexa mulai menatap pria yang ada di depannya. Harry adalah si berengsek gila yang mempermainkan dirinya saat ini. Seharunya, ia berkata sesuatu yang bisa meringankan dirinya hingga Alexa boleh untuk kembali ke rumahnya. Namun, apa ini? Harry hanya diam menjadi penonton di saat setiap kalimat yang dilontarkan untuk menyudutkan Alexa datang dari celah bibir Mr. Frank. Jika hingga besok tak ada bukti yang bisa menyanggah semua tuduhan yang mengarah pada Alexa, maka ia akan menjadi tersangka sementara. Pakaian tahanan akan melekat di atas tubuhnya. Beberapa hari ke depan selepas itu, sidang akan dilaksanakan. Jika Alexa kalah, maka ia akan mendekam di dalam penjara selama beberapa tahun ke depan."Harry!" Emosi mulai memuncak. Wanita muda itu menggebrak meja yang ada di depannya. Hanya ada Harry juga dirinya di dalam ruangan ini. CCTV yang mengawasi mereka hanya bisa merekam gambar, tak bisa menampilkan suara apapun. Jadi, jika Alexa in
"Maafkan aku, Nona Alexa. Kali ini aku pasti membuatmu kecewa besar." Pria tua yang ada di depannya tiba-tiba saja membungkukkan badan lalu bersimpuh di depan Alexa. Ia menundukkan kepalanya tak kuasa menatap wajah wanita yang sudah memberikan banyak kenyamanan untuk dirinya selama ini.Alexa tak berucap banyak. Ia hanya diam membisu sembari sesekali membuang tatapan juga memalingkan wajahnya. Harry keluar dari dalam ruangan kunjungan ini, kini digantikan oleh seorang pria dengan jas mahal yang membalut tubuhnya. Ia datang dengan membawa banyak penyesalan untuk Alexa. Ia sudah gagal dalam mengemban tugas untuk menjaga dan melindunginya dalam keadaan apapun dan situasi seperti apapun."Kenapa kau menyetujui dua surat perjanjian itu tanpa menunggu keputusan dariku?" tanya Alexa padanya. Mr. Chloe mulai mengangkat wajahnya. Ia menatap Alexa yang diam menunggu jawaban pasti keluar dari celah bibir merah muda itu."Duduklah dan mari berbincang dengan benar," imbuh Al
"Aku menyuruhmu datang kemarin sore, tetapi baru datang sekarang. Kau meremehkan diriku, Nona Zia?" Alexa menatapnya dengan tatapan tajam. Mencoba untuk mencuri pandangan gadis cantik yang terus memaksa matanya untuk berkeliling menatap seluruh penampilan Alexa pagi ini. Sungguh mengejutkan. Ia sudah merasa aneh kala pagi ini datang ke kantor dan Mr. Chloe lah yang mengawali semuanya seorang diri. Pria tua itu mengatur semuanya dengan baik. Ia berkata pada semua orang yang ada di depannya dan seluruh pegawai kantor bahwa Alexa sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota sejak kemarin sore. Semuanya mendadak. Tak ada yang tahu juga tak ada yang bisa memprediksikan hal itu. Mungkin pemimpin mereka akan kembali lagi satu minggu dari sekarang paling lama. Jadi semua tugas dan semua kewajiban dilimpahkan kepadanya.Sungguh kebohongan yang mulus dan halus. Semuanya terasa begitu licin. Tak ada yang bertanya juga tak ada yang curiga. Bukan hal aneh lagi kalau