Warning Mature 18+
Bab ini mengandung adegan dewasa yang tidak cocok dibaca untuk usia di bawah 18 tahun.Jika tidak nyaman dengan adegan ranjang, silakan lompat pada bab selanjutnya.Jari jemari panjang itu terus membelai lembut permukaan pipi tirus milik wanita yang ada di bawah jangkauannya. Pria bertubuh kekar dengan keadaan telanjang bulat itu terus saja mencoba untuk menarik pandangan Alexa agar mulai menatapnya dengan benar. Luis berharap, sang kekasih mau menikmati apapun yang dilakukan oleh dirinya saat ini. Setiap belaian, ciuman, dan lumatan mesra yang ia lakukan di atas tubuh Alexa diharapkan mampu membangkitkan gairah dan napsu wanita yang terus saja diam enggan menatap ke arahnya. Alexa tak mau menikmatinya, hanya Luis yang melakukan itu dengan penuh gairah dan napsu di dalam diri. Ia tak mudah membangkitkan rasa itu di dalam diri Alexa.
Kini ia mulai membenamkan wajahnya tepat di sela-sela belahan dada wanita yang ada di bawahnya. Menjulurkan
Harry setia menunggu di tempatnya. Pria itu duduk di sisi pohon besar sembari memainkan dedaunan kering yang gugur meskipun ini bukan musim gugur. Ranting sudah tak kuasa lagi menahan semua dedaunan kering berwarna cokelat tua ini. Tanah menjadi tempat tinggal baru, dengan embusan udara panas yang menyapu dan menerbangkannya ke tempat lain. Fokus Harry sesekali tercuri dengan itu. Ia tak lagi menatap makam baru dengan taburan bunga yang masih segar, tetapi menoleh ke sana kemari dengan membawa sedikit penyesalan di dalam hatinya. Ace benar, Alexa tak akan datang ke makam Alice siang-siang begini. Mentari yang menyeruak di sela-sela dedaunan rimbun di atasnya seakan memberikan sebuah tamparan pada Harry, bahwa siang yang begitu panas dan menyengat ini adalah sebuah penghalang utama untuk Alexa bisa datang ke tempat umum seperti ini. Seharunya ia pergi bersama dengan Ace dan Dokter Lim tadi, dengan begitu Harry tak harus mencari transportasi untuk pulang ke rumah.
"Kenapa membawanya ke sini?" Ace berbisik-bisik pada pria yang baru saja memasukkan semua obat-obatan merah ke dalam kotak untuk diberikan pada Alexa. Memang, menjadi sebuah kebiasaan untuk Harry dan Ace selepas menggunakan sesuatu maka keduanya tak langsung mengembalikan itu kembali pada tempatnya. Mereka akan membiarkannya berserakan di tempat lama. Kalau-kalau masing-masing dari keduanya mulai membutuhkannya, maka mereka akan kalang kabut dan kebakaran jenggot seperti ini. Harry tak ingin Alexa menunggu terlalu lama. Ia sudah berjanji akan mengobati wajah wanita muda itu kalau kau ikut dengannya. Meninggalkan Alexa dengan wajah dan ekspresi seperti itu hanya akan membuat dirinya merasa bersalah saja.Harry masih ingat dengan pesan sang paman. Ia berkata kalau Alexa adalah tanggung jawab dari si gempal tua sedikit menyebalkan itu. Katanya juga, jika Alexa terluka maka kedudukannya di dalam Joy Group's juga akan menghilang begitu saja. Seiring dengan keselamatan wanita muda
"Jika sudah selesai dengan urusanmu, kemarilah. Aku punya sesuatu yang harus didiskusikan." Pria yang baru saja duduk selepas menyantap mie instan itu kini mulai melambaikan tangannya untuk pria yang masih berdiri dan diam tak bersuara sepatah katapun. Jujur saja, Harry masih belum bisa benar-benar berpikir jernih untuk apa yang dikatakan oleh Alexa padanya. Siapa yang membunuh Alice Lansonia? Dirinya? Tidak! Harry bukan orang bodoh yang bisa dibohongi dengan mudahnya. Ia sudah bertahun-tahun menjadi seorang pengacara, S.E. Association memberikan banyak pengalaman berharga untuk hidup Harry hingga saat ini."Harry ...." Ace kembali memanggil namanya. Mencoba untuk membuat Harry menoleh dan menatap ke arahnya dengan fokus. Bukan lagi Alexa, toh juga selepas wanita itu berkata 'nglantur' sana sini tak tentu arah dan tujuannya dengan diselingi air mata yang jatuh sangat deras, wanita itu kehilangan kesadarannya. Badannya terasa dingin dengan wajah yang mulai
Kepulan asap rokok mulai mengudara. Tatapan mata pria tampan itu terus saja terarah pada danau besar yang ada di depannya. Ia memilih menyendiri, tak ad seorangpun yang menemaninya saat ini. Ia meninggalkan Ace di sana, pria berambut ikal itu masih sibuk mengumpulkan bukti-bukti yang diminta oleh sang paman perihal pria bernama Cristiano Bo Dalbert. Dokter Lim meminta seluruh catatan baik legal maupun ilegal tentang seorang pria tampan berwajah asing yang tiba-tiba saja muncul selepas semua masalah semakin runyam. Parahnya, ia berasal dari tempat yang paling mengerikan di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.Hanya ada satu yang membayangi pikirannya saat ini, perihal seorang pria tua yang tak pantas disebut sebagai manusia. Pria sialan itu membawa pergi ibu dari sang kekasih beberapa tahun yang lalu. Sebab itulah, Harry memutuskan untuk menyetujui apapun yang dikatakan oleh pamannya dan masuk bergabung dalam organisasi gila bernama S.E Association. Ia tak habis p
"Harry ... boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Alexa mulai menyela pria yang ada di sisinya untuk kesekian kalinya. Ia mengabaikan segala kalimat yang muncul dari celah bibir pria yang ada di sisinya itu. Harry tak akan benar-benar bisa mengerti dirinya, begitu juga sebaliknya. Benar kata pepatah, yang mengerti apa kemauan kita dan bagaimana cara kira berpikir untuk melawan dunia adalah diri kita sendiri. Mempercayai orang lain adalah sebuah kesalahan untuk memulai kehancuran dalam hidup. Alexa menerapkan semua itu hingga saat ini. Bahkan pada sang ayahanda, ia tak mau memberikan sebuah kepercayaan. Permintaan Mr. Aric padanya pasal memulai hubungan kerja sama dengan Naxious Luciano pun belum diindahkan olehnya sampai sekarang. Kematian Alice Lansonia, sang kakak, mungkin akan menjadi tolakan terbesar untuk Alexa tak ikut campur ke dalam lingkup bangunan induk Joy Group. Tak ada lagi yang harus dikhawatirkan olehnya, siapa yang akan menyayanginya sekarang? Alice Palace mungkin akan
Sang mentari mulai keluar dari persembunyiannya. Sinarnya agung menyeruak di balik dedaunan hijau yang menjadi payung peneduh untuk pria tua itu. Ia tak sendiri. Seorang pengawal setia duduk sesekali berdiri kalau dipanggil oleh Mr. Aric Joy untuk datang dan mengambilkan sesuatu. Pria itu sedang merenungi apa yang terjadi padanya saat ini. Sang putri tertua meninggal dunia dengan cara yang tak wajar. Keadannya tragis dan mengenaskan. Parahnya lagi, sang putri kedua, Sherina Alexander Lansonia, melihat semua itu dengan sepasang mata telanjang. Hatinya hancur kala Alexa mangkir dari pemakaman sang kakak. Wanita itu menghilang selama satu hari penuh. Ia mencoba untuk menghubungi Mr. Chloe, si pria tua sekretaris pribadi sang putri. Pria itu pun juga enggan berbicara pasal keberadaan Alexa. Katanya, baru kali ini Nona Alexa sulit untuk dihubungi. Bahkan, ia mematikan ponsel dan memutuskan segala bentuk komunikasinya terhadap Mr. Chloe.Mr. Aric tak bisa berbic
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Lampu jalanan tak indah kalau siang datang menyapa. Udara semakin panas. Suasana yang tercipta di kala musim panas datang hanyalah cuaca yang terik dengan tetesan keringat yang membasahi setiap kening dan pelupuk mata. Alexa membuka jendela pintu mobil. Ia membiarkan udara masuk ke dalam mobilnya. Kalau kecepatan yang seperti ini, maka udara akan terasa sedikit sejuk, toh juga ia sudah bosan dengan udara dingin buatan yang keluar dari dari lama AC mobil. Sekali-kali sebelum akhirnya ia harus kembali pada kesibukannya nanti. Mobil ini akan membawa dirinya masuk ke dalam bangunan Joy Holding's Company dan memulai sebuah aktivitas menjadi seorang pemimpin gedung kosmetik terbesar di London. Ia tak lagi bisa bersantai selepas semua yang sudah terjadi."Anda benar-benar tak ingin dihantarkan ke rumah sakit untuk mengobati luka itu, Nona Alexa?" tanyanya dengan ringan. Pria yang duduk di sisi kursi kemudi mulai menoleh ke
Sepasang peep toe melangkah dengan pijakan yang ringan. Membawa tubuh seorang wanita muda untuk datang ke dalam bangunan utama yang agung berdiri di tengah padatnya Kota London. Sambutan hangat diberikan untuk kedatangan si bos besar. Namanya diagungkan dengan segala bentuk prestasi yang tiada duanya. Wanita karier yang 'menampar' banyak laki-laki yang dulu meremehkannya di masa lampau, Sherina Alexander Lansonia adalah si arogan yang punya kekuasaan di sini. Bahkan selepas kematian sang kakak, namanya tak surut sedikitpun meskipun sempat diterpa kabar miring pasal mangkirnya wanita muda itu dari pemakaman Alice Lansonia kemarin.Media memang belum mengerumuni bangunan ini, semuanya belum mendapatkan kepastian kapan Joy Holding's Company kembali beroperasi selepas libur di malam peresmian Puncak Camaraderie kala itu. Jika semua sudah tahu kalau perusahaan ini kembali beroperasi, maka media akan mulai menyerbu Alexa untuk mencecar wanita muda itu dengan rib