Home / Romansa / Touch Me then Marry me / [PAGE 1] FIRST TIME HE TOUCH MY BODY

Share

Touch Me then Marry me
Touch Me then Marry me
Author: kikie azure

[PAGE 1] FIRST TIME HE TOUCH MY BODY

Author: kikie azure
last update Last Updated: 2021-03-08 17:26:19

"Mana pilihan kamu?" tanya seorang Ibu-ibu berparas awet muda nan cantik yang saat ini tengah duduk didepan anak tunggalnya sambil menatap tajam.

"Serius nih ma pilihan buat Jeje cuman itu aja?" tanya balik Jeanica, ia tak kalah cantik dari Ibunya

"Je.. umur kamu itu udah dua puluh tujuh! Ini waktunya kamu menikah." Sosok bernama Helena atau biasa di panggil Helen itu semakin menekankan kata menikah pada kalimat yang barusan ia lontarkan. "Mama ni ya di umur dua tujuh udah rawat kamu, waktu itu umur kamu udah tiga tahun. Nah kamu? Umur segini belum nikah-nikah!" cercanya lagi.

Jeje memandang masam, jujur ia juga ingin menikah seperti para karyawannya. Hanya saja ia lebih menyukai karirnya yang hingga akhirnya bisa sesukses sekarang.

"Sekarang hari Rabu.. Mama tunggu info kamu satu minggu lagi. Putuskan, kamu mau ikut balik ke Jakarta, mau menikah dengan pacar kamu atau mau mama titipin ke sahabat mama. Oke?"

Jeje tak merespon. Ia memandang kepergian Helen yang mulai berjalan menjauh darinya, memasuki mobil dan kemudian hilang begitu saja pergi ke tempat yang dituju. Ia kembali memasuki tempat kerjanya yang tak lain adalah miliknya sendiri, beberapa karyawannya tampak sibuk sedang melayani para pengunjung. Yah, Jeje adalah seorang designer yang lebih fokus mendesign dress maupun gaun pengantin. Ada beberapa yang berupa baju dan celana juga. Karya-karya sudah mendunia, tak jarang ada artis maupun aktor menggunakan dress yang ia keluarkan dengan harga jutaan.

Jeje menekan layar handphone-nya, mengirim suatu pesan yang ia tujukan pada orang yang sudah menemaninya hampir setahun ini.

Jeje : pulang kerja jam berapa?

Semenit, lima menit, setengah jam. Tak ada balasan. Hingga akhirnya lebih dari satu jam sebuah teks tertera di layar HP-nya.

Nicolas : Habis magrib sayang, kenapa?

Jeje : Aku mau ketemu, kangen.

Nicolas : Oke, aku jemput di rumah kamu ya jam tujuhan.

Jeje : iya...

Ia kembali meletakkan handphone-nya pada saku dress yang ia kenakan. Dipandanginya hasil jerih payahnya diusia yang masih terbilang muda untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Rumah tingkat yang ia beli hasil dari jerih payahnya bertahun-tahun bisa ia gunakan sebagai pameran dress-dress karya buatannya sendiri di lantai satu, sedangkan di lantai dua khusus untuk ruang istirahatnya. Jeje adalah bos yang baik, sehingga ia juga memperbolehkan para karyawannya yang jumlahnya belasan orang termasuk para penjahit dan pramuniaga tersebut untuk menginap jika pulang terlalu malam karena banyak pesanan.

"Murung aja, Je?" sapa Vella, ia adalah salah satu pegawai Jeje. Vella dan Jeje bisa dibilang sahabat dekat, mereka sudah berteman sejak kuliah semester awal. Vella juga orang kepercayaan Jeje yang saat ini memegang masalah keuangan di tempat Jeje.

"Iya Vel," dengusnya.

"Ngapain ibu Negara kesini?" tanya Vella sambil sedikit menggoda. Jeje selalu memanggil mamanya dengan sebutan ibu Negara, sehingga Vella suka mengikuti.

"Nyuruh gue balik ke Jakarta," ceritnya.

"Hah? Kenapa?"

"Tau kan berita di TV yang kemarin ada pembunuhan berantai, target para cewek-cewek muda dilingkungan kita?"

"Oh yang korbannya ada empat cewek kemarin?" tanya Vella lagi.

Jeje mengangguk. "Gara-gara itu, mama gue khawatir. Jadi gue disuruh balik ke Jakarta. Kalau gue nggak balik kesana, gue harus secepatnya nikah sama si Nico."

"Nikah?" Vella terbelalak.

Jeje mengangguk. "Kalau nikah kan gue ada yang jaga. Kalau gue balik, gue nggak mau soalnya nanti gue bisa LDR sama Nico."

Vella mengangguk tanda mengerti. "Iya sih, kalau lo balik Jakarta nanti lo LDR sama Nico."

"Nggak ada pilihan lagi?" tanya Vella.

"Ada.. jadi gue mau dititipin di rumah sahabatnya ibu Negara."

"Tapi kalau lo ke Jakarta, ini butik siapa yang jaga?" tanya Vella lagi.

Jeje hanya mengangkat bahu, ia juga tidak mengerti dengan jalan pemikiran orang tuanya yang memang bisa di bilang protektif terhadapnya. "Dijual mungkin, pindah ke Jakarta."

"Hufth.. apa lo tinggal di rumah temen ibu Negara aja?"

Jeje menggelengkan kepala. "Nggak enak kali, Vel.. sungkan."

"Iya sih..."

Pembicaraan mereka terus berlanjut, seiring berjalannya waktu sesuai dengan janji pacarnya, malam itu Nico berada didepan rumah Jeje. Rumah sekaligus butik yang masih menyala terang benderang pertanda masih buka. Saat malam tiba, pengunjung semakin banyak berdatangan yang mayoritas memang adalah kaum wanita.

"Jeje mana?" tanya Nico, ketika turun dari mobil dan langsung berpapasan dengan Vella sehabis beli lalapan bersama staff lainnya.

"Jeje... itu tuh," tunjuknya saat melihat Jeje kini dengan sangat anggun dan modisnya berjalan kearah mereka.

Tampak di mata Nico kini pacarnya itu sedang menggunakan dress berkancing sampai bagian perut berwarna biru dongker, sedangkan bagian bawah dress menggambang layaknya rok anak SD. Rambut Jeje tergerai rapi, wajahnya hanya ia beri sedikit makeup agar tidak tampak pucat.

"Vel, gue tinggal dulu ya."

Vella mengangguk.

"Yuk Vel," pamit Nico, dokter tampan berusia tiga puluh tahun. Nico memang lebih tua tiga tahun di banding Jeje. Mereka pertama kali bertemu saat Jeje yang tiba-tiba masuk rumah sakit karena Typus, saat itu Nico yang merawatnya hingga terjadilah cinta lokasi diantara mereka.

Ya siapa yang tidak jatuh cinta dengan Jeje? Badannya tinggi semampai, langsing berkaki jenjang, kulitnya putih bagaikan susu, halus bagaikan sutra, wajahnya tidak bisa jika hanya di bilang cantik, ia sangat cantik dengan mata bulatnya, bulu mata panjangnya, hidung mancung dan bibir tipisnya, di tambah dengan dagunya yang lincip alami ia tampak seperti member girlband Korea.

Nico duduk di kursi kemudi, Jeje duduk disebelah dan mereka mulai pergi meninggalkan rumah Jeje. Wajah Nico tampak lelah dan kusut, mungkin karena dua hari ini ia tidak pulang ke rumah akibat banyaknya pasien berdatangan.

"Aku mau beli pizza," pinta Jeje sambil menengok manja pada pacar disebelahnya.

"Aku mandi dulu ya, kita ke rumah ku dulu. Habis itu berangkat beli pizza," kata Nico dengan penuh kasih sayang. Nico sangat mencintai Jeje, walau mereka jarang bertemu akibat jadwal padat Nico.. Nico selalu perhatian dan memang posesif pada Jeje karena ia sadar jika banyak cowok diluar sana yang mengincar Jeanica.

"Iya.. ke rumah kamu dulu." Jeje mengangguk mengiyakan karena bukan kali pertama ia pergi ke rumah Nico kemudian bertemu dengan kedua orang tua Nico. Selama hampir satu tahun pacaran, bisa di bilang Jeje sering main ke rumah Nico, bahkan ia sering berbelanja dengan Mama Nico yang profesinya juga sebagai dokter. Yup, keluarga Nico semuanya dokter. Mamanya dokter mata, papanya dokter paru dan kakak Nico yang perempuan adalah dokter kecantikan. Hanya saja kakak Nico yang bernama Nikita itu sudah punya rumah sendiri sehingga di rumah hanya ada Nico dan orang tua Nico.

Tak seberapa lama mengemudi, Nico sampai didepan rumah. Ia memarkir mobilnya didepan gerbang karena memang mereka akan keluar lagi membeli pizza saat Nico sudah mandi. Dua dewasa itu memasuki rumah dengan santainya, padahal Jeje sangat deg-degan karena ia ingin memberitahukan perihal pernikahan pada pacarnya itu.

Rumah Nico dua lantai, lantai satu bagian utama ada ruang tamu, yang jika belok ke kanan terdapat ruang keluarga. Jeje duduk disalah satu sofa empuk panjang menghadap kearah telivisi. Nico menyalakan tombol power hingga televisi dirumahnya menyala.

"Mama Papa kamu mana?" tanya Jeje sambil melihat kearah Nico.

"Oh.. mama papa lagi pelatihan di luar kota," jawab Nico dengan entengnya, membuat mata Jeje terbelalak.

"Sampai kapan?" tanyanya sedikit grogi.

"Minggu depan baru pulang hari Rabu."

Jeje menelan ludahnya. "Berarti kita cuman berdua?"

Mendengar pertanyaan Jeje, Nico spontan tertawa terbahak-bahak. "Iya sama siapa lagi? Udah deh.. aku mandi dulu ya, nggak usah mikir macam-macam," jelas Nico kemudian pergi ke kamar mandi.

Pikian Jeje tak karuan, jika ia tau Nico sendirian di rumah ia tak akan pernah mau diajak ke rumah Nico. Mereka memang berpacaran cukup lama, namun baru kali ini Jeje bisa satu ruangan dengan Nico dan hanya berdua. Saat berkencan, mereka lebih sering untuk ngopi di kafe, nonton film atau jalan-jalan. Jeje berusaha tenang, ia yakin Nico tidak akan berbuat macam-macam padanya. Ya, selama hubungan mereka berdua terjadi hal paling maksimal yang Nico lakukan adalah berciuman bibir dengan Jeje.

Jeje memencet-mencet tombol remote mencari-cari saluran yang ia inginkan sampai pada akhirnya sebuah acara TV yang ia suka muncul dilayar. Sambil menunggu Nico dan menenggelamkan rasa khwatirnya, ia mencoba serius menonton acara Running Man tersebut. Tak lama menonoton, ia langsung tertawa terbahak-bahak seakan-akan kekhwatirannya hilang begitu saja.

"Hahhaaha...," tawanya sendiri sampai terpingkal-pingkal saat sebuah adegan yang ia rasa lucu masuk ke dalam otaknya dan tawanya meledak.

"Serius amat, nonton apa?" tanya Nico tiba-tiba duduk tepat di sebelah Jeje.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
jamilshop jamilah
kalimat sebelah jeje ini emang ending episode 1 ka ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 2] MOVING

    Jeje masih terbayang akan hal-hal yang ia lakukan dengan kekasihnya kemarin malam."Mau kemana, Vel?" tanya Jeje di malam hari saat Vella siap bepergian padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam."Em.. ke temen aku," jawabnya, sambil duduk disebelah Jeje."Naik apa?""Taksi..""Hati-hati udah malam, balik sini nggak?""Kayaknya besok pagi aja aku balik Je, kamu berani kan sendiri?"Jeje mengangguk."Eh gimana kemarin udah bilang si Nico kalau mau nikah?"Jeje mengangguk lagi sambil tersenyum."Hasilnya?""Dia bakal bicara ke ortunya minggu depan, pas ortunya pulang."Vella tersenyum lega. "Syukurlah... Oh iya Je, aku pergi dulu ya..."Jeje mengangguk, ia memandang kepergian Vella. ****Jeje duduk bersebelahan dengan Nico. Didalam mobil Nico, Jeje merasakan dinginnya hawa AC mobil ditengah derasnya hujan yang sedang mengguyur jalanan. Sebuah lagu genre Jazz mengalun menemani suasana, sedikit membangunkan keheningan yang ada.Wajah Jeje tampak kesal, bagaimana tidak kes

    Last Updated : 2021-03-08
  • Touch Me then Marry me   [PAGE 3] SERUMAH SAMA COWOK ASING

    Pukul 18.00..Bola mata Jeje tak bisa luput dari sosok yang sangat ia sering lihat di Koran, tempat keramaian ketika ada music festival, dan televisi saat berjumpa dengan anak dari Lorensia yang bernama Arion.Tubuhnya tinggi berotot, kulitya putih, matanya tajam, hidungnya mancung dan ukuran bibirnya pas dengan porsi wajah tampannya ditambah ia berwajah nakal. Sumpah, Arion begitu tampan. Jika diibaratkan wajahnya dengan seorang actor bernama Lee Jong Suk. Kini Arion duduk di sofa depannya, bersebelahan dengan suami dari Loren yang bernama Benny."Jadi maksud kalian, dia tidur disini?" tanya Rion lagi, yang kesekian kalinya.Loren mengangguk. "Please.. ya sayang ya?" rayu Loren, bergelut manja pada anak tunggalnya.Jeje yang duduk seorang diri didepan mereka menahan tawa."Ma.. kan banyak kamar kosong di hotel, ada kamar kosong juga di apartemen.. kenapa nggak bukain satu kek buat dia. Kenapa harus sama Rion?"Rion tampak bingung dengan pemikiran kedua orang tuanya."Rion, kalau emang

    Last Updated : 2021-03-08
  • Touch Me then Marry me   [PAGE 4] HE KISS ME

    Rion duduk didalam mobil, memandang Jeje dan Vella yang sedang berbincang di parkiran diskotik elite kota. Dua cewek itu sedang berdiri bersandar di mobil Vella yang terparkir tak jauh dari mobil Rion."Oh... dia anaknya tante Loren?"Jeje mengangguk. "Iya...""Jadi lo serumah sama si ganteng itu?""Iyalah Vel, kan itu anaknya.""Kalau si Nico tau.. dia bisa cemburu."Jeje tersenyum."Nico udah balas chat lo belum?"Jeje menggelengkan kepala. "Udah beberapa hari ini dia jarang chat, kayaknya marah masihan sama gue.""Hufth... dasar cowok. Sama aja."Ia tertawa kecil. "Namanya juga cowok, serba salah.""Cowok gue juga gitu, ngambekan," cerita Vella."Cowok yang mana? Kan cowok lo banyak," tanya Jeje penasaran."Ada pokoknya salah satu dari mereka.. Yaudah lo pulang sana, nggak enak sama tante Loren."Jeje mengangguk. "Yaudah, bye."Jeanica Lovera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam mobil yang Rion kendarai. Saat Jeje masuk mobil, Rion segera mengemudikan mobilnya ditengah gelapnya

    Last Updated : 2021-03-08
  • Touch Me then Marry me   [PAGE 5] SEBUAH FAKTA

    Pukul 20.30..."Mau kemana?" tanya Rion, melihat Jeje yang kini sedang memakai Shirt dress putih, berkancing, dengan panjang di atas lutut."Ke rumah bentar, ada yang ketinggalan," jawabnya terburu-buru sambil memakai sandal."Gue anter?""Nggak usah, naik taksi. Nanti taksinya gue suruh tunggu soalnya cuman ambil barang," katanya masih dengan wajah gembira karena sudah berbaikan dengan Nico."Barang apa sih? Penting banget?" tanya Rion yang juga memakai kaos rumahan berwarna putih sedikit ketat."Charger.. hehe.""Kan charger gue ada, pea!""Ya kan HP kamu Samsung Note, aku Iphone! Bego!" balas Jeje."Oh iya lupa," ucap malu Rion. "Beneran nggak mau gue anter?""Enggak.. duh, bentar aja kok. Bye..."Rion menggelengkan kepala, ia tak menyangka baru seminggu ia tinggal bersama dengan Jeje ia bisa seakrab dan senyaman ini.Jeje duduk di kursi belakang sopir sambil memendangi gelapnya malam. Sejak tadi raut wajahnya happy, seperti tak ada permasalahan lagi yang menggumpal pada hati dan ot

    Last Updated : 2021-03-08
  • Touch Me then Marry me    [PAGE 6] TOUCH ME

    Pukul 23.20...Air mata Jeje masih membekas dipipi, faktanya ia menangis lagi karena luka itu. Ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, ketika didapatinya cowok berwajah tampan itu kini sedang duduk diatas kasur bermain HP kemudian menatapnya terkejut.Mata Rion menyipit, ia melihat Jeje berdiri dan berjalan kearahnya.Jeje duduk disebelah Rion. Rion tak mengerti apa maksud Jeje kali ini."Aku harus gimana?" tanyanya dengan tatapan menyedihkan."Maksud kamu apa?" tanya Rion."Kamu suka kan sama aku?""Kamu mancing aku?" tanya Rion lagi. Mata Rion begitu tegang.Jeje tak menjawab."Jeje?"Jeje hanya menundukkan kepalanya dan menatap Rion dengan tatapan pilu. "Kamu.. kamu suka aku kan?"Rion tak menjawab."Kamu nggak tertarik sama aku?" tanya Jeje sudah seperti orang gila."Je! Jangan salahin aku kalau aku nggak bisa lepasin kamu," terang Rion.Jeje menggelengkan kepala. "Kamu bisa tanggung jawab kan sama perasaan aku?" tanyanya penuh percaya.Mendengar pertanyaan Jeje, Rion mengangg

    Last Updated : 2021-03-08
  • Touch Me then Marry me   [PAGE 7] MARRY ME

    Berjam-jam Rion mencoba menenangkan Jeje hingga akhirnya pukul sebelas malam Jeje tertidur dipelukannya. Ia pandangi gadis yang kini tengah menggunakan baju yang belum terganti sejak tadi, kekesalannya masih tertimbun saat mengingat betapa kasarnya Jeje diperlakukan oleh salah seorang dokter rumah sakit swasta itu. Rasanya hendak sekali lagi Rion menghantam wajah Nico, bahkan jika perlu Rion akan menghajar Nico sampai cacat.Meski ia belum tau apa yang terjadi antara Nico dan Jeje karena Jeje tidak mau bercerita, ia mencoba mengalah. Seperti biasa, cowok tampan itu tidak memaksa Jeje untuk bercerita walau rasa penasarannya begitu tinggi. Rion tau Jeje sangat lelah hari ini, bahkan untuk mengganti baju saja Jeje tak sempat. Jeje hanya menangis dipeluknya berjam-jam hingga tertidur dengan wajah lelah seperti saat ini. ****Pagi hari menyapa, Rion membuka kedua matanya. Dengan nyawa yang belum terkumpul seutuhnya, ia melihat sosok Jeje yang masih tertidur pulas. Tak tega membangunkan Jej

    Last Updated : 2021-03-09
  • Touch Me then Marry me   [PAGE 8] MARRY ME - ENDING

    "Kalian mau nikah?" tanya Benny tak percaya di keesokan harinya setelah kemarin Jeje dan Rion berhubungan sampai kelewat batas.Jeje dan Rion yang duduk bersebelahan mengangguk.Loren tertawa senang, wajahnya sangat gembira mendengar permintaan Rion dan Jeje di hari pertama saat ia kembali untuk menjemput Jeje. "Yasudah. Urus pernikahan kalian sekarang, secepatnya! Mama setuju!""Tapi Jeje belum bilang ke mama, te..," jelas Jeje."Yaudah.. nggak papa, pasti mama papa kamu setuju. Biar tante yang urus, yang penting kalian cepat menikah dan mama punya cucu! Oke?"Benny tertawa terbahak-bahak melihat kegembiraan pada diri istrinya. "Tapi kenapa kok tiba-tiba pengen nikah?"Jeje terdiam, wajahnya kaku."Rion cinta sama dia, Pa," jawab Rion.Benny menaikkan alisnya. "Jangan-jangan kalian....""Bu.. bukan om! Bukan yang seperti om pikirin," sahut Jeje ketakutan.Melihat ekspresi Jeje, spontan kedua orang tua Rion tertawa lepas.Rion ikut tertawa melihat tingkah laku Jeje. "Hahaha.. yasudah,

    Last Updated : 2021-03-09

Latest chapter

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 8] MARRY ME - ENDING

    "Kalian mau nikah?" tanya Benny tak percaya di keesokan harinya setelah kemarin Jeje dan Rion berhubungan sampai kelewat batas.Jeje dan Rion yang duduk bersebelahan mengangguk.Loren tertawa senang, wajahnya sangat gembira mendengar permintaan Rion dan Jeje di hari pertama saat ia kembali untuk menjemput Jeje. "Yasudah. Urus pernikahan kalian sekarang, secepatnya! Mama setuju!""Tapi Jeje belum bilang ke mama, te..," jelas Jeje."Yaudah.. nggak papa, pasti mama papa kamu setuju. Biar tante yang urus, yang penting kalian cepat menikah dan mama punya cucu! Oke?"Benny tertawa terbahak-bahak melihat kegembiraan pada diri istrinya. "Tapi kenapa kok tiba-tiba pengen nikah?"Jeje terdiam, wajahnya kaku."Rion cinta sama dia, Pa," jawab Rion.Benny menaikkan alisnya. "Jangan-jangan kalian....""Bu.. bukan om! Bukan yang seperti om pikirin," sahut Jeje ketakutan.Melihat ekspresi Jeje, spontan kedua orang tua Rion tertawa lepas.Rion ikut tertawa melihat tingkah laku Jeje. "Hahaha.. yasudah,

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 7] MARRY ME

    Berjam-jam Rion mencoba menenangkan Jeje hingga akhirnya pukul sebelas malam Jeje tertidur dipelukannya. Ia pandangi gadis yang kini tengah menggunakan baju yang belum terganti sejak tadi, kekesalannya masih tertimbun saat mengingat betapa kasarnya Jeje diperlakukan oleh salah seorang dokter rumah sakit swasta itu. Rasanya hendak sekali lagi Rion menghantam wajah Nico, bahkan jika perlu Rion akan menghajar Nico sampai cacat.Meski ia belum tau apa yang terjadi antara Nico dan Jeje karena Jeje tidak mau bercerita, ia mencoba mengalah. Seperti biasa, cowok tampan itu tidak memaksa Jeje untuk bercerita walau rasa penasarannya begitu tinggi. Rion tau Jeje sangat lelah hari ini, bahkan untuk mengganti baju saja Jeje tak sempat. Jeje hanya menangis dipeluknya berjam-jam hingga tertidur dengan wajah lelah seperti saat ini. ****Pagi hari menyapa, Rion membuka kedua matanya. Dengan nyawa yang belum terkumpul seutuhnya, ia melihat sosok Jeje yang masih tertidur pulas. Tak tega membangunkan Jej

  • Touch Me then Marry me    [PAGE 6] TOUCH ME

    Pukul 23.20...Air mata Jeje masih membekas dipipi, faktanya ia menangis lagi karena luka itu. Ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, ketika didapatinya cowok berwajah tampan itu kini sedang duduk diatas kasur bermain HP kemudian menatapnya terkejut.Mata Rion menyipit, ia melihat Jeje berdiri dan berjalan kearahnya.Jeje duduk disebelah Rion. Rion tak mengerti apa maksud Jeje kali ini."Aku harus gimana?" tanyanya dengan tatapan menyedihkan."Maksud kamu apa?" tanya Rion."Kamu suka kan sama aku?""Kamu mancing aku?" tanya Rion lagi. Mata Rion begitu tegang.Jeje tak menjawab."Jeje?"Jeje hanya menundukkan kepalanya dan menatap Rion dengan tatapan pilu. "Kamu.. kamu suka aku kan?"Rion tak menjawab."Kamu nggak tertarik sama aku?" tanya Jeje sudah seperti orang gila."Je! Jangan salahin aku kalau aku nggak bisa lepasin kamu," terang Rion.Jeje menggelengkan kepala. "Kamu bisa tanggung jawab kan sama perasaan aku?" tanyanya penuh percaya.Mendengar pertanyaan Jeje, Rion mengangg

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 5] SEBUAH FAKTA

    Pukul 20.30..."Mau kemana?" tanya Rion, melihat Jeje yang kini sedang memakai Shirt dress putih, berkancing, dengan panjang di atas lutut."Ke rumah bentar, ada yang ketinggalan," jawabnya terburu-buru sambil memakai sandal."Gue anter?""Nggak usah, naik taksi. Nanti taksinya gue suruh tunggu soalnya cuman ambil barang," katanya masih dengan wajah gembira karena sudah berbaikan dengan Nico."Barang apa sih? Penting banget?" tanya Rion yang juga memakai kaos rumahan berwarna putih sedikit ketat."Charger.. hehe.""Kan charger gue ada, pea!""Ya kan HP kamu Samsung Note, aku Iphone! Bego!" balas Jeje."Oh iya lupa," ucap malu Rion. "Beneran nggak mau gue anter?""Enggak.. duh, bentar aja kok. Bye..."Rion menggelengkan kepala, ia tak menyangka baru seminggu ia tinggal bersama dengan Jeje ia bisa seakrab dan senyaman ini.Jeje duduk di kursi belakang sopir sambil memendangi gelapnya malam. Sejak tadi raut wajahnya happy, seperti tak ada permasalahan lagi yang menggumpal pada hati dan ot

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 4] HE KISS ME

    Rion duduk didalam mobil, memandang Jeje dan Vella yang sedang berbincang di parkiran diskotik elite kota. Dua cewek itu sedang berdiri bersandar di mobil Vella yang terparkir tak jauh dari mobil Rion."Oh... dia anaknya tante Loren?"Jeje mengangguk. "Iya...""Jadi lo serumah sama si ganteng itu?""Iyalah Vel, kan itu anaknya.""Kalau si Nico tau.. dia bisa cemburu."Jeje tersenyum."Nico udah balas chat lo belum?"Jeje menggelengkan kepala. "Udah beberapa hari ini dia jarang chat, kayaknya marah masihan sama gue.""Hufth... dasar cowok. Sama aja."Ia tertawa kecil. "Namanya juga cowok, serba salah.""Cowok gue juga gitu, ngambekan," cerita Vella."Cowok yang mana? Kan cowok lo banyak," tanya Jeje penasaran."Ada pokoknya salah satu dari mereka.. Yaudah lo pulang sana, nggak enak sama tante Loren."Jeje mengangguk. "Yaudah, bye."Jeanica Lovera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam mobil yang Rion kendarai. Saat Jeje masuk mobil, Rion segera mengemudikan mobilnya ditengah gelapnya

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 3] SERUMAH SAMA COWOK ASING

    Pukul 18.00..Bola mata Jeje tak bisa luput dari sosok yang sangat ia sering lihat di Koran, tempat keramaian ketika ada music festival, dan televisi saat berjumpa dengan anak dari Lorensia yang bernama Arion.Tubuhnya tinggi berotot, kulitya putih, matanya tajam, hidungnya mancung dan ukuran bibirnya pas dengan porsi wajah tampannya ditambah ia berwajah nakal. Sumpah, Arion begitu tampan. Jika diibaratkan wajahnya dengan seorang actor bernama Lee Jong Suk. Kini Arion duduk di sofa depannya, bersebelahan dengan suami dari Loren yang bernama Benny."Jadi maksud kalian, dia tidur disini?" tanya Rion lagi, yang kesekian kalinya.Loren mengangguk. "Please.. ya sayang ya?" rayu Loren, bergelut manja pada anak tunggalnya.Jeje yang duduk seorang diri didepan mereka menahan tawa."Ma.. kan banyak kamar kosong di hotel, ada kamar kosong juga di apartemen.. kenapa nggak bukain satu kek buat dia. Kenapa harus sama Rion?"Rion tampak bingung dengan pemikiran kedua orang tuanya."Rion, kalau emang

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 2] MOVING

    Jeje masih terbayang akan hal-hal yang ia lakukan dengan kekasihnya kemarin malam."Mau kemana, Vel?" tanya Jeje di malam hari saat Vella siap bepergian padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam."Em.. ke temen aku," jawabnya, sambil duduk disebelah Jeje."Naik apa?""Taksi..""Hati-hati udah malam, balik sini nggak?""Kayaknya besok pagi aja aku balik Je, kamu berani kan sendiri?"Jeje mengangguk."Eh gimana kemarin udah bilang si Nico kalau mau nikah?"Jeje mengangguk lagi sambil tersenyum."Hasilnya?""Dia bakal bicara ke ortunya minggu depan, pas ortunya pulang."Vella tersenyum lega. "Syukurlah... Oh iya Je, aku pergi dulu ya..."Jeje mengangguk, ia memandang kepergian Vella. ****Jeje duduk bersebelahan dengan Nico. Didalam mobil Nico, Jeje merasakan dinginnya hawa AC mobil ditengah derasnya hujan yang sedang mengguyur jalanan. Sebuah lagu genre Jazz mengalun menemani suasana, sedikit membangunkan keheningan yang ada.Wajah Jeje tampak kesal, bagaimana tidak kes

  • Touch Me then Marry me   [PAGE 1] FIRST TIME HE TOUCH MY BODY

    "Mana pilihan kamu?" tanya seorang Ibu-ibu berparas awet muda nan cantik yang saat ini tengah duduk didepan anak tunggalnya sambil menatap tajam."Serius nih ma pilihan buat Jeje cuman itu aja?" tanya balik Jeanica, ia tak kalah cantik dari Ibunya"Je.. umur kamu itu udah dua puluh tujuh! Ini waktunya kamu menikah." Sosok bernama Helena atau biasa di panggil Helen itu semakin menekankan kata menikah pada kalimat yang barusan ia lontarkan. "Mama ni ya di umur dua tujuh udah rawat kamu, waktu itu umur kamu udah tiga tahun. Nah kamu? Umur segini belum nikah-nikah!" cercanya lagi.Jeje memandang masam, jujur ia juga ingin menikah seperti para karyawannya. Hanya saja ia lebih menyukai karirnya yang hingga akhirnya bisa sesukses sekarang."Sekarang hari Rabu.. Mama tunggu info kamu satu minggu lagi. Putuskan, kamu mau ikut balik ke Jakarta, mau menikah dengan pacar kamu atau mau mama titipin ke sahabat mama. Oke?"Jeje tak merespon. Ia memandang kepergian Helen yang mulai berjalan menjauh da

DMCA.com Protection Status