Share

Bab 2 Dia Kembali

Penulis: Renita April
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 12:16:02

“Biar aku yang bekerja.”

Terserah saja dalam hati Tasya berkata demikian. Matanya mulai sayu, ia mengantuk dan keadaan tubuh ini bisa dibilang telah pasrah pada keadaan.

Sementara itu, Rangga tersenyum. Ia menuntaskan diri dengan bergerak cepat hingga memuntahkan semua cairan kental dalam rahim Tasya. Napas pria itu naik turun. Ia masih terengah dalam tubuh berkeringat, meski kamar ini ada pendingin ruangan.

Rangga memandang Tasya yang sudah terlelap. Ia puas karena berhasil mengambil keperawanan wanita di sampingnya ini. Namun, setengah dari dirinya merasa malam ini tidak ada gunanya.

Pakaian yang berserakan segera diambil. Rangga memakai kembali bajunya, lalu mengambil cek dari saku jas. Ia menuliskan nominal uang yang telah disepakati.

"Uang mengubah segalanya," ucap Rangga. Karena cantik, ia menambahkan uang tip sebanyak 50 juta. Total harga malam ini 550 juta. Rangga juga berpesan agar Tasya meminum pil pencegah kehamilan ketika ia sudah bangun tidur nanti.

Rangga segera keluar dari kamar. Berjalan seperti biasa sampai ia menemukan pengawal yang setia menunggu.

"Kita langsung pulang saja, Don."

"Siap, Tuan." Doni bergegas membukakan pintu mobil untuk Rangga, lalu mempersilakannya.

Mobil segera melaju ketika Rangga dan Doni telah berada di dalam. Kendaraan roda empat ini menuju kediaman keluarga Saputra. Salah satu orang terkaya di negara Nordem.

Sementara di kamar hotel, Tasya terbangun. Ia tidak melihat pria yang bersamanya tadi. Sebagai ganti, ia melihat cek senilai 550 juta.

Tasya mengambil cek itu. Sekarang hanya ada kesedihan. Tasya tidak menyangka ia menjual dirinya pada lelaki asing demi melunasi utang orang lain.

***

"Ambil uangmu!" Tasya melempar ransel berisi uang senilai 500 juta kepada rentenir. Pagi-pagi rentenir sudah datang berkunjung. "Aku ingin serah terima."

Si Botak tertawa, lalu memeriksa uang di dalam tas. Ia menghitungnya lebih dulu. "Uangnya pas. Ini surat utangnya."

Tasya mengambil surat itu secara kasar. Karena surat jaminan ini, ia terjebak oleh utang yang besar.

"Jika kau kembali memberi utang kepada Juna, aku akan melaporkanmu kepada polisi."

"Tenang, itu tidak akan terjadi. Juna itu beruntung dapat istri sepertimu." Lagi-lagi Botak tertawa.

Mendengarnya sungguh membuat Tasya muak. Rentenir ini selama beberapa hari selalu meneror hingga tetangga sekitar tahu apa yang Tasya alami sekarang.

"Pergi dari rumahku." Bila melihat lebih lama lagi, Tasya mungkin akan membunuh pria ini.

Karena pria inilah, dia menjual keperawanannya.

"Kalau begitu, kami permisi. Senang bekerja sama denganmu." Si Botak mengajak seluruh anak buahnya meninggalkan rumah Tasya.

Utang sudah lunas, tetapi Tasya masih berada dalam kesedihan yang teramat sangat. Ia ditipu oleh orang yang dicintainya. Keberadaan suaminya tidak diketahui. Berkali-kali Tasya mencoba menghubungi Juna, bahkan mencari ke tempat yang biasa pria itu singgahi, hasilnya nihil.

Tasya dan Juna sama-sama sudah tidak punya orang tua. Juna bekerja sebagai satpam bank, dan Tasya sendiri beralih-alih pekerjaan. Pertama dari kasir supermarket, pelayan restoran, hingga kini ia harus kembali mencari kerja untuk menyambung hidup.

Surat lamaran yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari masih tersimpan rapi. Tasya kembali mengganti tanggalnya. Ia mendapat kabar jika ada perusahaan yang mencari office girl. Jadi, Tasya akan ke sana siang ini juga.

Ia teringat uang sisa yang diberikan oleh pria itu. Masih ada 50 juta. Untuk sementara Tasya dapat memakainya sebagai keperluan sehari-hari.

Setelah berganti pakaian dan menyiapkan segala sesuatunya, Tasya keluar dari rumah. Ini sudah pukul 11 siang, Tasya akan pesan taksi online saja untuk mempersingkat waktu.

"Tasya, kau mau ke mana?" tanya seorang wanita paruh baya. Dia tinggal di sebelah rumah. 

Waktu Tasya ingin minta tolong saat rentenir itu mengacak-acak rumahnya, tidak ada satu pun tetangga yang mau.

"Suamimu belum juga pulang? Ke mana dia?” lanjut si tetangga. “Aduh, masa baru menikah sudah kabur saja.” Ia tertawa kecil. “Jangan-jangan kau sudah tidak perawan lagi, makanya suamimu kabur."

Deg!

"Tutup mulutmu!" bentak Tasya. Ia tidak terima, teringat apa yang ia telah ia lakukan kemarin utnuk bertahan hidup. "Kau tahu apa, hah?"

"Ya, ampun, Tasya. Ibuku kan cuma tanya." Wanita seumuran Tasya muncul. “Tidak perlu marah. Kecuali kalo memang benar~”

Ah, anak dan ibu ini memang senang sekali bergosip.

"Ibumu sangat sibuk mengurus hidup orang lain. Saat aku minta tolong, kalian satu pun tidak ada yang keluar."

Si ibu mendengus. "Siapa yang mau berurusan dengan rentenir itu? Kami juga memikirkan nyawa sendiri."

Padahal bisa saja wanita ini menelepon polisi atau memanggil siapa saja untuk membantunya. Tasya lelah, lebih baik ia diam saja.

Saat taksi online sudah tiba di depan gang rumahnya, ia segera pergi tanpa pamitan.

"Aduh, tidak sopan sekali! Main pergi saja.”

Tasya mengabaikan komentar si ibu paruh baya itu.

Ada yang lebih penting yang harus ia urus.

Selama 45 menit perjalanan, Tasya tiba di perusahaan Urban Haven Corp. Ia meminta izin satpam menemui bagian adminstrasi perusahaan ini.

Untungnya satpam ini baik. Tasya diantar menuju bagian depan agar bisa mengutarakan niatnya melamar pekerjaan.

"Sayang sekali, Mbak. Sudah ada yang isi. Baru seminggu yang lalu karyawannya masuk," ucap wanita bagian recepsionist dengan lemah lembut.

"Aku terlambat." Tasya memandang luas perusahaan ini. Kalau bukan karena kemelut hidupnya, pasti pekerjaan ini bisa ia dapatkan. Perusahaan ini besar. Sudah pasti gaji yang didapat pun begitu mahal. "Apa boleh surat lamarannya ditinggal dulu? Siapa tahu ada lowongan lagi."

Wanita ini mengangguk. "Baiklah ... kalau ada lowongan lagi, kami langsung beritahu."

"Terima kasih." Tasya melangkah gontai. Kesempatan itu terlewat begitu saja.

"Tuan CEO datang. Siap menyambut!"

Tasya kaget karena suara itu. Ia menoleh ke belakang di mana karyawan, termasuk resepsionis berbaris rapi. Tasya pun bergegas keluar, bertepatan dengan mobil hitam yang baru saja berhenti.

Sejenak Tasya memerhatikan kendaraan mewah itu. Seorang pria bersetelan jas bergegas membukakan pintu, lalu mempersilakan penumpang di dalam untuk turun.

"Selamat datang, Tuan."

Pria di dalam mobil, keluar. Pandangan Tasya lekat ke arah lelaki yang memakai kacamata hitam serta setelan jas mahal. Lelaki ini terlihat familiar.

"Bukankah dia pria itu?" Tasya ingat sekarang. “Rangga Saputra?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Jangan2 di terima ntar Tasya kerja
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Nah Tasya ketemu lagi Rangga Saputra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 3 Tak Jera

    Rangga Saputra, seorang CEO muda berusia 30 tahun yang merupakan pebisnis serta keturunan dari keluarga konglomerat. Dia dijuluki sebagai Titan Kapitalis. Ini karena Rangga mendominasi bisnis, keuangan, serta koneksi yang begitu luas. Ditambah dia dikaruniai fisik tampan.“Astaga!”Tasya memalingkan wajah, dan langsung pergi saat merasa pria itu melihat ke arahnya. Hatinya berkata jika pria itu adalah orang berbahaya. Tidak ada yang berjalan lancar. Tasya merasa kesialan terus saja menghampiri. Ini sudah 30 hari semenjak Juna kabur dari sisinya.Karena tidak mendapatkan apa-apa, Tasya segera pulang. Ia akan mencari pekerjaan lewat internet saja. Umurnya masih 25 tahun, ia masih punya kesempatan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ya, buat apa diratapi lagi orang yang sudah pergi. Hidup terus berlanjut.Sesampainya di rumah, Tasya berbaring di atas tempat tidur kecil miliknya sembari mencari lorongan pekerjaan.Namun, tiba-tiba telinga Tasya mendengar suara langkah kaki karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 4 Jebakan

    Juna kembali ke rumah pada malam harinya. Ia tidak enak hati karena tidak memberi kabar pada istrinya ini, terlebih ingin meminta uang kepada Tasya. Bisa-bisa ia di usir dari rumah ini. Ia memandang istrinya. Dalam otaknya tercetus ide di luar nalar. Dari awal pernikahan, Juna belum menyentuh Tasya dan itu artinya, istrinya ini masih perawan. Keraguan masih berada dalam hati Juna. Ia tidak mungkin melakukan ini, tetapi bila uangnya tidak disetor, maka nyawanya bisa jadi taruhan. Toni pernah mengatakan kalau barang ini milik orang yang berkuasa dan memiliki bawahan yang bisa menghilangkan hidup seseorang. Harus dengan alasan apa Juna membujuk Tasya nanti. Ia dalam kebingungan sekarang. Tasya sudah baik padanya. Mereka juga sudah menjadi pasangan suami istri. Menjerumuskan istri ke pelukan pria lain bukankah keterlaluan? Ah! Juna menggaruk kepalanya. Tiba-tiba terasa pusing karena memikirkan masalah ini. "Ada apa? Sejak kembali kau diam saja," ucap Tasya. "Tidak apa-apa, Sayang. A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 5 Dia Lagi

    Juna seakan tidak rela, tetapi ia sudah berjanji akan memberikan Tasya kepada pria lain. Meski sudah memantapkan diri tetap saja rasanya rugi menyerahkan kehormatan istrinya. "Ah, sialan!" Juna mengumpat.Sopir taksi melirik Juna dan Tasya yang tengah dalam keadaan tanda tanya. Pria ini jadi curiga. "Kau lihat apa? Dia istriku," ucap Juna, dengan pandangan tajam"Maaf, Tuan. Kita akan segera sampai ke tujuan." Bagaimana tidak curiga jika wanita itu seperti terkena obat yang mengandung zat afrodisiak. Tasya merasa gelisah. Ia mulai membuka kancing baju yang dipakai, tetapi Juna mencegahnya. Bisa gawat kalau istrinya sampai membuka baju di mobil. "Cepat sedikit, Pak." Juna kewalahan kalau begini. "Iya, Tuan." Sopir mempercepat laju kendaraan. Untungnya tempat yang dituju masih satu kawasan dengan Midnight Club. Hanya perlu 10 menit sampai mobil ini tiba di hotel bintang lima. Juna juga sudah mengirim pesan kepada Doni agar menunggu di loby. Benar saja kalau Doni memang menunggu k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 1 Terpaksa Jual Diri

    “Bayar utangmu kalau mau selamat!”“Bukan aku yang punya utang! Cari saja dia kalau kalian mau dilunasi, jangan menagihnya padaku!”“Juna itu suamimu, kan? Dia punya utang 500 juta padaku! Kalau bukan kau yang bayar, lalu siapa, hah?!”Ekspresi Tasya Prameswari mengeras mendengar itu. Ia berhenti mencoba menghalangi orang-orang yang mengacak-acak isi rumahnya atas perintah pria mengerikan di hadapannya saat ini.“Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan dia,” kata Tasya dingin. Teringat pengkhianatan suaminya.Bagaimana tidak? Ia ditipu mentah-mentah oleh pria itu!Tasya sebelumnya sudah berpacaran dengan Juna selama 3 tahun, hingga akhirnya mereka menikah. Sayangnya, Tasya tidak tahu apa yang ada di balik kata-kata manis suaminya itu.Belum malam pertama, Juna malah kabur dengan membawa uang serta perhiasannya.Ternyata pria itu punya utang sebesar 500 juta karena kalah judi. Sebagai jaminannya, ia melimpahkan utang itu kepada Tasya."Jangan membodohiku! Kau masihlah istri sah dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 5 Dia Lagi

    Juna seakan tidak rela, tetapi ia sudah berjanji akan memberikan Tasya kepada pria lain. Meski sudah memantapkan diri tetap saja rasanya rugi menyerahkan kehormatan istrinya. "Ah, sialan!" Juna mengumpat.Sopir taksi melirik Juna dan Tasya yang tengah dalam keadaan tanda tanya. Pria ini jadi curiga. "Kau lihat apa? Dia istriku," ucap Juna, dengan pandangan tajam"Maaf, Tuan. Kita akan segera sampai ke tujuan." Bagaimana tidak curiga jika wanita itu seperti terkena obat yang mengandung zat afrodisiak. Tasya merasa gelisah. Ia mulai membuka kancing baju yang dipakai, tetapi Juna mencegahnya. Bisa gawat kalau istrinya sampai membuka baju di mobil. "Cepat sedikit, Pak." Juna kewalahan kalau begini. "Iya, Tuan." Sopir mempercepat laju kendaraan. Untungnya tempat yang dituju masih satu kawasan dengan Midnight Club. Hanya perlu 10 menit sampai mobil ini tiba di hotel bintang lima. Juna juga sudah mengirim pesan kepada Doni agar menunggu di loby. Benar saja kalau Doni memang menunggu k

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 4 Jebakan

    Juna kembali ke rumah pada malam harinya. Ia tidak enak hati karena tidak memberi kabar pada istrinya ini, terlebih ingin meminta uang kepada Tasya. Bisa-bisa ia di usir dari rumah ini. Ia memandang istrinya. Dalam otaknya tercetus ide di luar nalar. Dari awal pernikahan, Juna belum menyentuh Tasya dan itu artinya, istrinya ini masih perawan. Keraguan masih berada dalam hati Juna. Ia tidak mungkin melakukan ini, tetapi bila uangnya tidak disetor, maka nyawanya bisa jadi taruhan. Toni pernah mengatakan kalau barang ini milik orang yang berkuasa dan memiliki bawahan yang bisa menghilangkan hidup seseorang. Harus dengan alasan apa Juna membujuk Tasya nanti. Ia dalam kebingungan sekarang. Tasya sudah baik padanya. Mereka juga sudah menjadi pasangan suami istri. Menjerumuskan istri ke pelukan pria lain bukankah keterlaluan? Ah! Juna menggaruk kepalanya. Tiba-tiba terasa pusing karena memikirkan masalah ini. "Ada apa? Sejak kembali kau diam saja," ucap Tasya. "Tidak apa-apa, Sayang. A

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 3 Tak Jera

    Rangga Saputra, seorang CEO muda berusia 30 tahun yang merupakan pebisnis serta keturunan dari keluarga konglomerat. Dia dijuluki sebagai Titan Kapitalis. Ini karena Rangga mendominasi bisnis, keuangan, serta koneksi yang begitu luas. Ditambah dia dikaruniai fisik tampan.“Astaga!”Tasya memalingkan wajah, dan langsung pergi saat merasa pria itu melihat ke arahnya. Hatinya berkata jika pria itu adalah orang berbahaya. Tidak ada yang berjalan lancar. Tasya merasa kesialan terus saja menghampiri. Ini sudah 30 hari semenjak Juna kabur dari sisinya.Karena tidak mendapatkan apa-apa, Tasya segera pulang. Ia akan mencari pekerjaan lewat internet saja. Umurnya masih 25 tahun, ia masih punya kesempatan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ya, buat apa diratapi lagi orang yang sudah pergi. Hidup terus berlanjut.Sesampainya di rumah, Tasya berbaring di atas tempat tidur kecil miliknya sembari mencari lorongan pekerjaan.Namun, tiba-tiba telinga Tasya mendengar suara langkah kaki karena

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 2 Dia Kembali

    “Biar aku yang bekerja.”Terserah saja dalam hati Tasya berkata demikian. Matanya mulai sayu, ia mengantuk dan keadaan tubuh ini bisa dibilang telah pasrah pada keadaan.Sementara itu, Rangga tersenyum. Ia menuntaskan diri dengan bergerak cepat hingga memuntahkan semua cairan kental dalam rahim Tasya. Napas pria itu naik turun. Ia masih terengah dalam tubuh berkeringat, meski kamar ini ada pendingin ruangan.Rangga memandang Tasya yang sudah terlelap. Ia puas karena berhasil mengambil keperawanan wanita di sampingnya ini. Namun, setengah dari dirinya merasa malam ini tidak ada gunanya.Pakaian yang berserakan segera diambil. Rangga memakai kembali bajunya, lalu mengambil cek dari saku jas. Ia menuliskan nominal uang yang telah disepakati."Uang mengubah segalanya," ucap Rangga. Karena cantik, ia menambahkan uang tip sebanyak 50 juta. Total harga malam ini 550 juta. Rangga juga berpesan agar Tasya meminum pil pencegah kehamilan ketika ia sudah bangun tidur nanti.Rangga segera keluar d

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 1 Terpaksa Jual Diri

    “Bayar utangmu kalau mau selamat!”“Bukan aku yang punya utang! Cari saja dia kalau kalian mau dilunasi, jangan menagihnya padaku!”“Juna itu suamimu, kan? Dia punya utang 500 juta padaku! Kalau bukan kau yang bayar, lalu siapa, hah?!”Ekspresi Tasya Prameswari mengeras mendengar itu. Ia berhenti mencoba menghalangi orang-orang yang mengacak-acak isi rumahnya atas perintah pria mengerikan di hadapannya saat ini.“Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan dia,” kata Tasya dingin. Teringat pengkhianatan suaminya.Bagaimana tidak? Ia ditipu mentah-mentah oleh pria itu!Tasya sebelumnya sudah berpacaran dengan Juna selama 3 tahun, hingga akhirnya mereka menikah. Sayangnya, Tasya tidak tahu apa yang ada di balik kata-kata manis suaminya itu.Belum malam pertama, Juna malah kabur dengan membawa uang serta perhiasannya.Ternyata pria itu punya utang sebesar 500 juta karena kalah judi. Sebagai jaminannya, ia melimpahkan utang itu kepada Tasya."Jangan membodohiku! Kau masihlah istri sah dar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status