Share

Bab 3 Tak Jera

Penulis: Renita April
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 12:16:37

Rangga Saputra, seorang CEO muda berusia 30 tahun yang merupakan pebisnis serta keturunan dari keluarga konglomerat. Dia dijuluki sebagai Titan Kapitalis. Ini karena Rangga mendominasi bisnis, keuangan, serta koneksi yang begitu luas. Ditambah dia dikaruniai fisik tampan.

“Astaga!”

Tasya memalingkan wajah, dan langsung pergi saat merasa pria itu melihat ke arahnya. Hatinya berkata jika pria itu adalah orang berbahaya. 

Tidak ada yang berjalan lancar. Tasya merasa kesialan terus saja menghampiri. Ini sudah 30 hari semenjak Juna kabur dari sisinya.

Karena tidak mendapatkan apa-apa, Tasya segera pulang. Ia akan mencari pekerjaan lewat internet saja. Umurnya masih 25 tahun, ia masih punya kesempatan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. 

Ya, buat apa diratapi lagi orang yang sudah pergi. Hidup terus berlanjut.

Sesampainya di rumah, Tasya berbaring di atas tempat tidur kecil miliknya sembari mencari lorongan pekerjaan.

Namun, tiba-tiba telinga Tasya mendengar suara langkah kaki karena memang rumah di sini berdekatan dan tetangga banyak yang berlalu lalang. Jadi, Tasya tidak menghiraukannya. Ia fokus pada layar ponsel.

Sementara di luar rumah, tetangga yang melihat seorang pria berdiri di depan rumah Tasya, kembali bertanya-tanya.

"Apa itu rentenir lagi? Kasihan sekali Tasya. Dia ditagih rentenir terus," ucap tetangga sebelah kiri rumah Tasya.

"Eh, Bu. Sepertinya itu suami Tasya. Wah, bakal seru nih."

"Serius kamu?"

"Iya, dia itu Juna."

Pria ini memang Juna setelah kabur selama 1 bulan, dia malah kembali lagi. Tangan Juna takut mengetuk pintu rumah, tetapi di sinilah tempatnya kembali.

"Tasya pasti sangat marah. Bagaimana aku menjelaskannya?" Juna garuk-garuk kepala. Saat kabur tinggal pergi saja. Sekalinya kembali, ia harus menyampaikan beragam alasan. Juna memberanikan diri, ia ketuk pintu rumah Tasya beberapa kali.

Tasya yang berada di kamar, mendengar ketukan pintu beberapa kali. Dengan malasnya, ia beranjak dari kasur.

"Siapa?" tanya Tasya. Sebelum itu, ia mengintip dari balik tirai. Keningnya berkerut, yang ada malah tetangga julid itu berlalu lalang di depan rumahnya. "Mau apa mereka?" Tasya mulai emosi. Ia memutar anak kunci, lalu membuka pintu. Ia terperanjat kaget. "Juna!"

"Juna!" teriak Tasya. "Tega sekali kau."

Tasya memukul pria ini sekuat tenaga. Setelah semua masalah ia bereskan, Juna baru kembali.

"Sayang, kita masuk dulu. Malu dilihat tetangga." Juna lekas menarik Tasya masuk, lalu menutup pintu rapat.

"Kau ... bagaimana bisa kau menipuku?!" Tasya menampar Juna saking kesalnya. Tidak cukup sampai di situ, ia kembali memukulnya.

"Dengarkan aku dulu, Tasya. Ada alasan kenapa aku pergi," ucap Juna, mencoba menenangkan istrinya ini.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Juna. Alasan apa lagi yang ingin pria ini utarakan? Semua sudah jelas kalau Juna hanya ingin memanfaatkannya.

"Bajingan! Beraninya kau meminjam namaku sebagai jaminan utang. Kau tidak waras, hah!?"

"Cukup, Tasya! Aku ini suamimu."

Plak!

Tasya menampar Juna sekali lagi. "Tamparan ini agar kau sadar kalau aku sangat muak denganmu. Pergi dari rumahku!"

"Dengarkan dulu alasanku, Sayang. Kumohon." Juna memelas.

"Aku tidak butuh alasan darimu. Yang jelas kau sudah menipuku. Apa kau tahu betapa takutnya aku, Juna? Mereka meneror, mereka ingin mengambil organ tubuhku jika aku tidak membayar semua hutang-hutangmu."

"Maafkan aku, Sayang. Aku memang salah, dan aku kembali karena ingin bertanggung jawab atas semua perbuatan yang kulakukan."

"Bertanggung jawab kau bilang? Bagaimana caranya, Juna!?" Sorot mata tajam Tasya menusuk hingga ke dalam hati Juna. Siapa pun pasti akan marah. 

"Kau pergi ke mana, Juna?" Tasya bertanya lagi ketika Juna tak kunjung menjawab.

"Aku ke luar kota untuk menenangkan diri. Aku salah, Sayang. Aku tidak berpikir panjang. Itu sebabnya, aku kembali dan akan bertanggung jawab. Aku bersedia menjual salah satu ginjalku untuk melunasi utang-utang itu. Sisa uangnya bisa kita buat untuk usaha."

Dengan mudahnya Juna berkata demikian. Andai dia datang dua hari yang lalu, maka Tasya tidak akan mengorbankan dirinya.

"Mana perhiasanku?" Tasya mengulurkan tangan.

"Perhiasan?" Juna yakin ia akan dimarahi lagi. "A-aku menjualnya untuk biaya hidup."

Tubuh Tasya merosot jatuh ke lantai. Di sini ia menangis, bahkan berteriak. Tega sekali Juna memperlakukannya seperti ini.

"Sayang, maafkan aku. Kumohon. Aku janji akan menebus semua kesalahanku." Juna bersujud dan berkali-kali memohon ampun pada Tasya. "Aku pergi sekarang. Aku bakal bawa uangnya."

"Sebaiknya kau urus perceraian kita." Tasya mengatakan itu, meskipun dalam hatinya masih tersisa perasaan untuk pria ini. Tapi ia sudah telanjur sakit hati.

Juna menggeleng mendengar ucapan Tasya tersebut. "Aku mencintaimu, Tasya. Bagaimana bisa kau meminta perceraian dariku?” Juna menggengam tangan istrinya. “Jangan begitu. Aku … aku sudah berubah. Aku akan membahagiakanmu.”

“Omong kosong. Lepaskan tanganku!” Tasya melangkah pergi. 

"Sayang! Ini buktinya. Ini uang yang kupunya.” Juna menahan Tasya bersamanya. “Aku baru saja dapat pekerjaan dengan gaji yang lumayan." 

Juna mengeluarkan uang senilai 3 juta rupiah. “Lihat.”

"Dari mana kau dapatkan uang ini?" Tasya menatap selidik.

"Ini uang muka. Aku akan bekerja sebagai pengantar alat berat. Aku mungkin jarang pulang karena harus mengantar alat tersebut ke luar kota. Sayang ... kita mulai dari awal lagi. Aku mencintaimu," ucap Juna. “Aku janji aku akan bekerja keras untuk melunasi utang itu.”

Tasya memandang Juna. Mungkin satu kesempatan bisa untuk memulai kembali hubungan ini. Tasya mengambil uang yang disodorkan oleh Juna.

"Aku sudah melunasi hutang itu," ucap Tasya.

Juna terkejut. "Kau dapat uang dari mana?"

"Kau tidak perlu tahu. Ini kesempatan terakhirmu, Juna. Jika kau kembali berhutang, aku akan benar-benar menceraikan dirimu."

"Aku janji padamu, Sayang. Aku pergi dulu karena malam ini aku harus bekerja."

"Tapi, kau baru kembali."

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, tetapi pekerjaan memanggilku. Pulang nanti, kita habiskan waktu bersama." Juna mengecup kening Tasya, kemudian pergi lagi.

Yang bisa Tasya lihat hanya kepergian suaminya saja. Bahkan ia belum tahu dari siapa suaminya ini mendapat pekerjaan. Juna terlalu terburu-buru.

Keluar dari rumah istrinya, Juna mengeluarkan uang 12 juta dari kantongnya. Ia sengaja membual karena uang ini akan ia pakai untuk bersenang-senang.

"Bagaimana, kau sudah berikan semua uangmu?" tanya Toni, kawan Juna.

"Enak saja. Ini uangku, dan aku bekerja untuk mendapatkannya."

"Kukira kau sangat mencintai istrimu itu."

"Aku memang mencintainya, tetapi tidak bodoh. Kita antar dulu barangnya, baru setelah itu bersenang-senang."

Juna tidak tahu barang apa yang ia antar. Yang jelas kotak-kotak itu milik seseorang. Setelah barang tersebut di antar, ia harus menyetor uang dari nilai barang tersebut, dan di situlah Juna baru mendapat komisinya.

Watak penjudi memang sulit untuk dihilangkan. Berhari-hari Juna tidak pulang dan ia juga tidak menghubungi Tasya.

Barang diantar, tetapi uang tersebut belum disetor oleh Juna. Malah uang itu dipakai untuk taruhan slot. Juna semakin tersesat.

"Sial. Uangnya kurang 70 juta." Juna menepuk keningnya sendiri. Bagaimana caranya ia mengatakan ini kepada Toni jika uang setorannya kurang? Bila dipotong komisi, maka uang tersebut kurang sekitaran 55 juta lagi.

Pesan dari Toni tentang uang itu tiba. Juna harus putar otak untuk mendapatkan uang malam ini juga karena besok ia harus menyetor uang itu.

"Aku harus minta uang pada Tasya," gumam Juna, karena waktu itu istrinya bisa melunasi hutang sebesar 500 juta. “Dia pasti punya uang.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Jangan2 Juna pengantar barang haram
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Dasar suami jahat ..... Udah Tasya cerai aja lah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 4 Jebakan

    Juna kembali ke rumah pada malam harinya. Ia tidak enak hati karena tidak memberi kabar pada istrinya ini, terlebih ingin meminta uang kepada Tasya. Bisa-bisa ia di usir dari rumah ini. Ia memandang istrinya. Dalam otaknya tercetus ide di luar nalar. Dari awal pernikahan, Juna belum menyentuh Tasya dan itu artinya, istrinya ini masih perawan. Keraguan masih berada dalam hati Juna. Ia tidak mungkin melakukan ini, tetapi bila uangnya tidak disetor, maka nyawanya bisa jadi taruhan. Toni pernah mengatakan kalau barang ini milik orang yang berkuasa dan memiliki bawahan yang bisa menghilangkan hidup seseorang. Harus dengan alasan apa Juna membujuk Tasya nanti. Ia dalam kebingungan sekarang. Tasya sudah baik padanya. Mereka juga sudah menjadi pasangan suami istri. Menjerumuskan istri ke pelukan pria lain bukankah keterlaluan? Ah! Juna menggaruk kepalanya. Tiba-tiba terasa pusing karena memikirkan masalah ini. "Ada apa? Sejak kembali kau diam saja," ucap Tasya. "Tidak apa-apa, Sayang. A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 5 Dia Lagi

    Juna seakan tidak rela, tetapi ia sudah berjanji akan memberikan Tasya kepada pria lain. Meski sudah memantapkan diri tetap saja rasanya rugi menyerahkan kehormatan istrinya. "Ah, sialan!" Juna mengumpat.Sopir taksi melirik Juna dan Tasya yang tengah dalam keadaan tanda tanya. Pria ini jadi curiga. "Kau lihat apa? Dia istriku," ucap Juna, dengan pandangan tajam"Maaf, Tuan. Kita akan segera sampai ke tujuan." Bagaimana tidak curiga jika wanita itu seperti terkena obat yang mengandung zat afrodisiak. Tasya merasa gelisah. Ia mulai membuka kancing baju yang dipakai, tetapi Juna mencegahnya. Bisa gawat kalau istrinya sampai membuka baju di mobil. "Cepat sedikit, Pak." Juna kewalahan kalau begini. "Iya, Tuan." Sopir mempercepat laju kendaraan. Untungnya tempat yang dituju masih satu kawasan dengan Midnight Club. Hanya perlu 10 menit sampai mobil ini tiba di hotel bintang lima. Juna juga sudah mengirim pesan kepada Doni agar menunggu di loby. Benar saja kalau Doni memang menunggu k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 1 Terpaksa Jual Diri

    “Bayar utangmu kalau mau selamat!”“Bukan aku yang punya utang! Cari saja dia kalau kalian mau dilunasi, jangan menagihnya padaku!”“Juna itu suamimu, kan? Dia punya utang 500 juta padaku! Kalau bukan kau yang bayar, lalu siapa, hah?!”Ekspresi Tasya Prameswari mengeras mendengar itu. Ia berhenti mencoba menghalangi orang-orang yang mengacak-acak isi rumahnya atas perintah pria mengerikan di hadapannya saat ini.“Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan dia,” kata Tasya dingin. Teringat pengkhianatan suaminya.Bagaimana tidak? Ia ditipu mentah-mentah oleh pria itu!Tasya sebelumnya sudah berpacaran dengan Juna selama 3 tahun, hingga akhirnya mereka menikah. Sayangnya, Tasya tidak tahu apa yang ada di balik kata-kata manis suaminya itu.Belum malam pertama, Juna malah kabur dengan membawa uang serta perhiasannya.Ternyata pria itu punya utang sebesar 500 juta karena kalah judi. Sebagai jaminannya, ia melimpahkan utang itu kepada Tasya."Jangan membodohiku! Kau masihlah istri sah dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 2 Dia Kembali

    “Biar aku yang bekerja.”Terserah saja dalam hati Tasya berkata demikian. Matanya mulai sayu, ia mengantuk dan keadaan tubuh ini bisa dibilang telah pasrah pada keadaan.Sementara itu, Rangga tersenyum. Ia menuntaskan diri dengan bergerak cepat hingga memuntahkan semua cairan kental dalam rahim Tasya. Napas pria itu naik turun. Ia masih terengah dalam tubuh berkeringat, meski kamar ini ada pendingin ruangan.Rangga memandang Tasya yang sudah terlelap. Ia puas karena berhasil mengambil keperawanan wanita di sampingnya ini. Namun, setengah dari dirinya merasa malam ini tidak ada gunanya.Pakaian yang berserakan segera diambil. Rangga memakai kembali bajunya, lalu mengambil cek dari saku jas. Ia menuliskan nominal uang yang telah disepakati."Uang mengubah segalanya," ucap Rangga. Karena cantik, ia menambahkan uang tip sebanyak 50 juta. Total harga malam ini 550 juta. Rangga juga berpesan agar Tasya meminum pil pencegah kehamilan ketika ia sudah bangun tidur nanti.Rangga segera keluar d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 5 Dia Lagi

    Juna seakan tidak rela, tetapi ia sudah berjanji akan memberikan Tasya kepada pria lain. Meski sudah memantapkan diri tetap saja rasanya rugi menyerahkan kehormatan istrinya. "Ah, sialan!" Juna mengumpat.Sopir taksi melirik Juna dan Tasya yang tengah dalam keadaan tanda tanya. Pria ini jadi curiga. "Kau lihat apa? Dia istriku," ucap Juna, dengan pandangan tajam"Maaf, Tuan. Kita akan segera sampai ke tujuan." Bagaimana tidak curiga jika wanita itu seperti terkena obat yang mengandung zat afrodisiak. Tasya merasa gelisah. Ia mulai membuka kancing baju yang dipakai, tetapi Juna mencegahnya. Bisa gawat kalau istrinya sampai membuka baju di mobil. "Cepat sedikit, Pak." Juna kewalahan kalau begini. "Iya, Tuan." Sopir mempercepat laju kendaraan. Untungnya tempat yang dituju masih satu kawasan dengan Midnight Club. Hanya perlu 10 menit sampai mobil ini tiba di hotel bintang lima. Juna juga sudah mengirim pesan kepada Doni agar menunggu di loby. Benar saja kalau Doni memang menunggu k

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 4 Jebakan

    Juna kembali ke rumah pada malam harinya. Ia tidak enak hati karena tidak memberi kabar pada istrinya ini, terlebih ingin meminta uang kepada Tasya. Bisa-bisa ia di usir dari rumah ini. Ia memandang istrinya. Dalam otaknya tercetus ide di luar nalar. Dari awal pernikahan, Juna belum menyentuh Tasya dan itu artinya, istrinya ini masih perawan. Keraguan masih berada dalam hati Juna. Ia tidak mungkin melakukan ini, tetapi bila uangnya tidak disetor, maka nyawanya bisa jadi taruhan. Toni pernah mengatakan kalau barang ini milik orang yang berkuasa dan memiliki bawahan yang bisa menghilangkan hidup seseorang. Harus dengan alasan apa Juna membujuk Tasya nanti. Ia dalam kebingungan sekarang. Tasya sudah baik padanya. Mereka juga sudah menjadi pasangan suami istri. Menjerumuskan istri ke pelukan pria lain bukankah keterlaluan? Ah! Juna menggaruk kepalanya. Tiba-tiba terasa pusing karena memikirkan masalah ini. "Ada apa? Sejak kembali kau diam saja," ucap Tasya. "Tidak apa-apa, Sayang. A

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 3 Tak Jera

    Rangga Saputra, seorang CEO muda berusia 30 tahun yang merupakan pebisnis serta keturunan dari keluarga konglomerat. Dia dijuluki sebagai Titan Kapitalis. Ini karena Rangga mendominasi bisnis, keuangan, serta koneksi yang begitu luas. Ditambah dia dikaruniai fisik tampan.“Astaga!”Tasya memalingkan wajah, dan langsung pergi saat merasa pria itu melihat ke arahnya. Hatinya berkata jika pria itu adalah orang berbahaya. Tidak ada yang berjalan lancar. Tasya merasa kesialan terus saja menghampiri. Ini sudah 30 hari semenjak Juna kabur dari sisinya.Karena tidak mendapatkan apa-apa, Tasya segera pulang. Ia akan mencari pekerjaan lewat internet saja. Umurnya masih 25 tahun, ia masih punya kesempatan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik. Ya, buat apa diratapi lagi orang yang sudah pergi. Hidup terus berlanjut.Sesampainya di rumah, Tasya berbaring di atas tempat tidur kecil miliknya sembari mencari lorongan pekerjaan.Namun, tiba-tiba telinga Tasya mendengar suara langkah kaki karena

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 2 Dia Kembali

    “Biar aku yang bekerja.”Terserah saja dalam hati Tasya berkata demikian. Matanya mulai sayu, ia mengantuk dan keadaan tubuh ini bisa dibilang telah pasrah pada keadaan.Sementara itu, Rangga tersenyum. Ia menuntaskan diri dengan bergerak cepat hingga memuntahkan semua cairan kental dalam rahim Tasya. Napas pria itu naik turun. Ia masih terengah dalam tubuh berkeringat, meski kamar ini ada pendingin ruangan.Rangga memandang Tasya yang sudah terlelap. Ia puas karena berhasil mengambil keperawanan wanita di sampingnya ini. Namun, setengah dari dirinya merasa malam ini tidak ada gunanya.Pakaian yang berserakan segera diambil. Rangga memakai kembali bajunya, lalu mengambil cek dari saku jas. Ia menuliskan nominal uang yang telah disepakati."Uang mengubah segalanya," ucap Rangga. Karena cantik, ia menambahkan uang tip sebanyak 50 juta. Total harga malam ini 550 juta. Rangga juga berpesan agar Tasya meminum pil pencegah kehamilan ketika ia sudah bangun tidur nanti.Rangga segera keluar d

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Bab 1 Terpaksa Jual Diri

    “Bayar utangmu kalau mau selamat!”“Bukan aku yang punya utang! Cari saja dia kalau kalian mau dilunasi, jangan menagihnya padaku!”“Juna itu suamimu, kan? Dia punya utang 500 juta padaku! Kalau bukan kau yang bayar, lalu siapa, hah?!”Ekspresi Tasya Prameswari mengeras mendengar itu. Ia berhenti mencoba menghalangi orang-orang yang mengacak-acak isi rumahnya atas perintah pria mengerikan di hadapannya saat ini.“Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan dia,” kata Tasya dingin. Teringat pengkhianatan suaminya.Bagaimana tidak? Ia ditipu mentah-mentah oleh pria itu!Tasya sebelumnya sudah berpacaran dengan Juna selama 3 tahun, hingga akhirnya mereka menikah. Sayangnya, Tasya tidak tahu apa yang ada di balik kata-kata manis suaminya itu.Belum malam pertama, Juna malah kabur dengan membawa uang serta perhiasannya.Ternyata pria itu punya utang sebesar 500 juta karena kalah judi. Sebagai jaminannya, ia melimpahkan utang itu kepada Tasya."Jangan membodohiku! Kau masihlah istri sah dar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status