Beranda / Rumah Tangga / Togetherness / 7| Almost perfect

Share

7| Almost perfect

Penulis: syriuzy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-04 02:39:16

Pagi pagi berangkat ke tempat Kerja Lila hanya menggunakan kendaraan ojek online, ketika pulang dia sama sekali tak ada tumpangan. Keberuntungan berpihak kepada Lila, sepertinya hanya untuk hari ini Lila diberikan tumpangan gratis dari Sena. Sebenarnya Lila bisa mengendarai mobil ataupun montor, namun apalah daya tak ada satupun kendaraan itu berada di apartemen Samuel. Sungguh Lila tidak mengharapkan tumpangan dari Samuel pagi tadi, jika memang Samuel memberikan tumpangan kepadanya maka Lila akan menolak karena mengingat perdebatan dia dan Samuel pagi tadi, biasalah menghindari suasana tidak nyaman. Lila hanya ingin yang terbaik, dia juga menghormati hubungan suaminya dan Anne.

Lalu sekarang? Lila diberikan tumpangan cuma cuma dari Sena, gadis itu mengatakan bahwa mereka satu arah dan hanya berjarak beberapa meter dari apartemen Samuel. Berakhir paksaan dan Lila sudah terpojokkan oleh Sena akhirnya dia pun menyanggupinya. Sena sudah berjuang membujuk seharusnya Lila yang diberi tumpangan gratis langsung menyanggupi bukan? Ya, begitulah perasaan tidak enaknya terlalu melekat dalam jiwa.

Kini mereka sekarang berada di depan toko kue Moceka. Setelah jam menunjuk angka 4 sedangkan bos memerintahkan sudah mulai beres beres diangka itu dan mengusir halus pelanggan ketika jam hampir mendekati angkat tiga puluh yang artinya mereka sudah benar benar tidak melayani apapun. Mereka menyelesaikan semuanya setelah angka menunjuk setengah lima, tepat di jam pulang. Sena sekarang berusaha memundurkan montornya itu setelah kelelahan melayani para pelanggan, namun melihat adanya mobil hitam didepan gerbang Moceka membuatnya terdiam dan menatap Lila bingung.

"Lah, kak Lila udah dijemput?" tanya Sena sembari menunjuk mobil hitam didepan gerbang.

Jari Sena mengarahkan matanya menatap mobil hitam berhenti tepat didepan toko, dia menyerngit begitu dalam lalu menyipitkan matakan agar tahu plat nomor terpasang di mobil tersebut. Lila tahu itu bukan milik keluarganya. Ia hafal betul bagaimana bentukan mobil milik keluarganya hingga saudara saudara ayah dan bundanya namun untuk mobil itu Lila sangat yakin bukan untuk menjemputnya. Kini Lila yang bergantian menatap Sena.

"Aku bareng kamu aja Sen. Kayaknya itu bukan jemputan aku, mungkin pacar kamu mau ngomong sesuatu," jawab Lila penuh keyakinan, dia tahu bahwa itu seseorang yang hendak menemui Sena karena dilihat lihat mobilnya kali ini terlihat sangat 'berbeda'. Mana ada orang sekaya itu ingin menjemputnya?

"Bukan kak, aku nggak punya pacar soalnya." Ucapan Sena tak kalah menyakinkan dari Lila sampai membuat Lila terkejut.

"Lah."

"Suami kak Lila kalik, atau mungkin saudaranya kak Lila," lanjut Sena.

Lila menggelengkan kepalanya reflek. Dia memang tidak hafal mobil milik Samuel namun Lila tahu bentukan mobil Samuel yang sangat berbeda dari mobil hitam itu. Lila pikir bahwa Samuel juga hanya mempunyai satu mobil yang terparkir di apartemen. Walaupun Lila tahu Samuel mampu membeli mobil yang dilihatnya sekarang, tapi itu terlihat bukan sosok Samuel. Pria itu terlihat sederhana. Sebentar, atau Lila yang tidak mengetahui bahwa suaminya mempunyai dua mobil?

"Bukan Sen. Soalnya suami aku mobilnya bukan itu, kalo saudara juga aku hafal platnya. Itu saudara kamu mungkin, coba kamu temuin dulu." Lila masih tetap mengelaknya. Dia takut jika dia menghampiri orang itu akan terlihat bodoh karena bukan dirinyalah yang diinginkan.

"Bukan juga kak Lila, platnya kakak aku b4bi sama punya papa su942ddy," ucap Sena berterus terang. Mimik mukanya juga terlihat frustasi akibat Lila yang susah diajak kompromi.

Lila menahan tawanya setelah menyadari plat mobil kakak Sena dan papanya, Lila juga terkejut hingga membulatkan mata sempurna. Tidak pernah menduga bahwa ada orang yang benar benar memasang plat nomor mobil sedikit nyeleneh (?) Bukan lagi sedikit namun sangat aneh. Apapun motivasi mereka, Lila patut apresiasi bapak dan anak tersebut sudah berbuat berbeda dari yang lain. Lila jadi ingin meminta tanda tangan resmi dari mereka.

Tapi sebentar, jika bukan saudara Sena atau orang terdekat Sena lalu mobil itu milik siapa? Tidak mungkin pula ada seorang pangeran tiba tiba menjemputnya dan berkata dia akan merebut Lila dari suaminya bukan? Enyahlah pikiran pikiran bodoh Lila ini. Bukan pula mobil bosnya, karena Lila dan Sena tahu bahwa bosnya sudah berangkat kekantor lainya sedari siang. Lalu orang itu siapa? Jangan jangan hanyalah orang jail.

"Noh kak, beneran suami kak Lila," kata Sena melirik sedikit seorang pria keluar dari mobilnya.

Lila terdiam beberapa detik mencerna kejadian yang tidak diinginkannya tadi pagi namun akan segera terjadi sore ini. Lila sedikit terkejut melihat Samuel keluar dari mobilnya tanpa melihat kearah mereka. Pria itu abai, lebih sibuk menatap handphone dan Lila kembali melihat Sena dengan pandangan bersalah. Dia menyesal sudah mengajak ribut Sena dan menghabiskan tenaga pikiran hanya untuk memikirkan pelakunya. Lila dapat melihat Sena menghembuskan nafasnya, setelah beberapa kali ini.

Lila menatap kembali suami yang sama sekali tidak ingin ia lihat ketampanannya itu, dia bimbang harus memilih siapa untuk dijadikan bahan tumpangan sore ini. Besarnya usaha yang Lila keluarkan ingin menghindari sosok Samuel tetapi seolah olah dunia sudah menjodohkannya sejak awal bahwa mereka akan selalu bertemu sepanjang hari, setiap waktu, setiap detik. Benar benar kenyataan cukup sulit untuk diterima, tetapi begitulah takdirnya.

"Benerkan kak? Aku tuh nggak salah nebak," ucap anak gadis tersebut mampu membuat Lila terkekeh. Dia memegangi kedua tangan milik Sena untuk memberi keyakinan kepada gadis itu.

"Maaf ya sen, aku beneran nggak tahu." Sungguh Lila merasa bersalah.

"Mmm, Bentar dulu ya aku mau pergi ketemu sama kak Sam." Sena menganggukan kepalanya dan Lila pergi untuk menemui pria itu. Benar benar memberanikan diri untuk menemuinya.

Kedua insan berbeda jenis kelamin yang sekarang sudah sah menjadi sepasang suami istri tengah saling menatap, berhadapan hadapan agar mampu mengutarakan apa yang mereka keluh kesah-kan. Tetapi keadaan yang memaksa mereka tampak berbeda dari pasangan yang lainnya hingga pihak perempuanlah harus memulai obrolan mereka terlebih dahulu, padahal ego dari pihak perempuan kini cukup tinggi untuk disentuh. Namun berusaha sebisa mungkin tidak mengedepankan egonya dan memilih untuk mengalah.

"Kenapa kak Sam jemput aku? Bukannya ini masih jam kantor ya?" tanya Lila baik baik, dia juga baru saja membuka jam di benda pipih tersebut untuk memperjelas bahwa sekarang bukanlah jam pulang Samuel. Terlihat bagaimana sikapnya mampu membuat Samuel merasa tidak nyaman hingga akhirnya Samuel hanya tersenyum tidak enak.

"Gue pulang lebih awal hari ini buat ambil berkas yang ketinggalan di apart, toh juga searah kan sama rumah?" Ajaknya begitu berbaik hati seperti suami suami di drama Korea serta tokoh fiksi di AU Twitter ataupun Novel novel dibeli Lila. Gadis itu menghembuskan nafasnya pasrah, jika sudah seperti ini dia sebagai pihak yang lemah apakah harus tetap menerimanya?

"Bener sih, tapi aku udah_" perkataanya terpotong, tanda tanda bahwa Lila tidak akan ada tumpangan gratis dari Sena kembali.

"Kak Lila, aku duluan ya udah di telefon mama nih soalnya." Lila membuka mulutnya begitu lebar hingga membuat huruf o.

Apa apaan ini bukankah Sena juga memihak takdirnya? Benar bukan tebakannya tadi? Lila menghembuskan nafasnya. Dengan perasaan tidak ikhlas, Lila menganggukan kepalanya lemah. Dia menahan frustasi didalam jiwa raganya agar bisa menahan Sena untuk tidak segera pergi dari tempat kerja mereka. Lila ingin berlari terbirit birit mengejar Sena dan memohon kembali diberi tumpangan gratis. Benar benar takdir yang sangat menyebalkan, pikir Lila.

"Oh ya, ya. Hati hati ya Sen," ucap Lila ketika Sena sudah jauh dari jarak mereka.

"Yaudah ayo, nungguin apalagi?" tanya Samuel, melihat Lila sama sekali tidak ada yang perlu dimasalahkan lagi.

Lila menerbitkan senyuman paling indah untuk menyetujui ajakan Samuel. Berbeda dengan hatinya yang sudah menyumpah serapahi berbagai hewan untuk suaminya. Apalagi bayangan bayangan menyeramkan terlintas dalam otak Lila untuk

***

"Gimana tadi kerjanya, lancar kan?" Pertanyaan itu terbit begitu saja ketika pasangan suami istri itu sampai didepan pintu apartemen yang mereka tempati.

Terbesit dalam pikiran Samuel bahwa Lila sama sekali tidak menyukai ajakannya untuk pulang bersama. Senyuman yang Lila pancarkan ketika tersenyum kepada rekan kerja sore tadi begitu tulus dan saat bersama dirinya berbeda, penuh terpaksa. Memang senyuman yang Lila miliki sangat indah menurut Samuel, tetapi Samuel dapat mengartikan jelas bagaimana Lila tidak menyukai adanya dirinya. Jujur saja, Samuel terganggu dan ia ingin memperbaiki hubungan mereka walaupun tidak dianggap sebagai suaminya, namun bukankah menjadi temannya saja mustahil?

Agar Samuel bisa lebih mencairkan suasana rumah tangga mereka, dia harus mencoba berbagai hal. Seperti bertanya setiap mereka pulang kerja ataupun memulai obrolan ringan, contohnya saja sekarang. Samuel mengerti, karena kebiasaan yang terus terlaksana jika keesokan harinya ada perpisahan bukankah perpisahan itu akan terbilang baik baik saja? Samuel ingin menciptakan hal tersebut lebih mudah, hingga ketika mereka berpisah tak ada namanya rasa dendam dan perpisahan menyakitkan secara pihak. Walaupun akan sulit.

"Iya lancar." Samuel menganggukan kepalanya mendengar jawaban kurang mengenakan dari Lila. Benar benar gadis itu tak ingin memulai.

"Kak Samuel gimana kerjanya? Lancar juga?" tanya kembali Lila kini menatapnya.

Kepalanya mengangguk begitu semangat mendapati respon positif dari perempuan itu. Benar benar perempuan sulit untuk ditebak, pikir Samuel. Adanya respon itu seperti membuka lebar agar hubungan dimulai lebih baik lagi. Pernikahan mereka yang sangat buruk memang mempengaruhi semuanya, hingga kebebasan yang akan dimulai cukup sulit. Apalagi dengan sifat Lila diluar nalar, kadang pertanyaannya a namun ternyata jawaban yang keluar adalah J atau Z bukan b lagi.

Samuel pernah dekat dengan beberapa perempuan yang sifatnya sulit ditebak. Mereka semuanya hampir sama dengan Anne termasuk jejeran perempuan perempuan spontanitas tetapi tetap berhati hati. Tidak seperti Lila, tiba tiba bisa marah dan menahan kesabarannya walaupun sudah diujung batas. Gadis itu menahan semuanya sendiri, tetapi ketika ingin meledak, semuanya akan terlontarkan dalam satu waktu dan lebih rinci, tidak terbelit belit menggunakan kode kode seperti perempuan diluar sana hingga sang pria pun sulit memahami kemauannya.

"Sedikit ada masalah, tapi habis ini gue langsung selesain," jawab Samuel sembari tersenyum. Dia cukup yakin memberikan jawaban itu walaupun niatnya bekerja entah kedepannya bagaimana jika sudah memasuki kamar.

"Kalo semisal lu ada masalah di kerjaan ngomong aja ke gue, barang kali masih ada lowongan pekerjaan dan nggak susah susah buat masuk apalagi daftar." Samuel menawarkannya karena mengetahui bagaimana sistem kerja dalam Moceka begitu berat. Bosnya Moceka adalah teman bisnisnya sendiri, dan pola kerja mereka itu disama ratakan berbeda dari pola kerja perusahaannya. Sangat berat untuk seukuran Lila yang baru saja lulus. Samuel hanya takut jika nanti salah satu keluarganya tahu Lila bekerja dalam perusahaan tersebut maka dialah yang akan di dapati sanksi dari keluarganya.

"Aku pribadi seneng banget sih kak udah keterima di Moceka, ada kemungkinan juga aku bakalan betah kerja disana," jawab Lila tak kalah menyakinkan.

Keyakinan Lila membuat Samuel cukup puas. Samuel bisa bisa saja membicarakan baik baik kepada bos Lila itu agar pekerjaan Lila dipermudah dan tidak membuat beban pikiran dirinya, akan hal hal buruk terjadi di masa depan apalagi dimarahi pihak keluarganya karena tidak bisa menjaga istrinya sendiri. Tetapi Samuel tahu, potensi Lila untuk mengembangkan sesuatu itu sangat besar hingga terlihat bagaimana wajah kepemimpinan milik Lila.

"Its okay kalo semisal lu seneng, semoga aja betah," ungkapnya.

Samuel duduk tepat disebelah Lila. Mereka berdua menyempatkan diri untuk menonton acara tv sore ini. Pekerjaan rumah sudah mereka selesaikan sejak pagi, dan semuanya terlihat rapi. Keadaan sangat cocok untuk bersantai. Sebenarnya duduk berdua didepan TV seperti sekarang bukanlah rencana mereka. Lila juga tampak tak ingin menghindari Samuel secara terang terangan bahkan dia hanya diam saja saat didekati Samuel.

"Tapi setelah gue pikir pikir lagi kalo semisal kita satu kantor kayaknya orang kantor bakalan tahu, nambah masalah juga ya?" celetuk Samuel tiba tiba, membuat Lila mempersatukan kerutan kerutan di dahinya.

Kerutan kerutan di dahi Lila tidak meninggalkan jejak aib sama sekali, masih terlihat cantik seperti biasanya. Mereka saling menatap dengan pandangan yang berbeda, yang satu mengagumi. Yang satunya cukup tercengang. Suasana canggung mulai terbentuk ketika Samuel mengalihkan pandangan kearah lain demi mengindari kontak mata. Yang tidak ingin Samuel mulai namun dialah yang memulainya kembali.

Alih alih memikirkan pernyataan kurang ajar keluar dari mulutnya, Samuel malah mengagumi pahatan sempurna dimiliki oleh Lila. Samuel takut lama kelamaan dia bukan lagi mengagumi sifat dan sikap Lila, namun bisa mengagumi kecantikan yang Lila punya. Jika mungkin Lila mendaftarkan diri menjadi model internasional, Samuel yakin Lila akan lolos seleksi. Yang menjadi timbul pertanyaan adalah Samuel tidak sadar bahwa ada bidadari cantik tidur dirumahnya selama beberapa hari ini?

Semuanya buyar begitu saja ketika Lila tak sengaja menggelindingkan buah jeruk dibawah kakinya. Samuel kembali ke dunia nyata secara paksa. Dia mencoba menyadarkan diri bahwa ada sosok kekasih yang tak kalah cantik dari istrinya, bukankah selama bertahun tahun ini Samuel selalu mengagumi sosok Anne bukan wanita lain? Ada apa dengan pikirannya yang hampir saja dirusak oleh Lila hanya kisaran beberapa detik. Samuel mengatur lamunannya agar dia tidak terlihat bodoh.

"Itu juga jadi masalah, aku takut Anne semakin tambah terganggu sama kita yang sekantor." gadis itu tetap memikirkan Anne yang dijadikan suaminya hal yang pertama.

Bab terkait

  • Togetherness   8| Suddenly angry?

    ["Kamu baik baik aja kan?"] Terdengar pertanyaan jelas bunda Lila-Indira lewat handphone yang digenggamnya sekarang. Terdengar dari suara itu mengkhawatirkan anak tunggalnya yang jauh dari jangkauannya. Lila hanya mampu tersenyum pedih, dia rindu dengan bundanya. Magnolia Kenina hanya bisa menganggukan kepalanya walaupun Indira tidak tahu anggukan ragu itu. Dibilang baik baik saja juga tidak, keadaanya sekarang diantara tengah tengah buruk dan baik baik saja. Lila sebagai anak yang tidak mau orang tuanya khawatir hanya bisa berpura pura didepan mereka, dan rela berbohong demi keadaan yang ada. Demi keselamatan suami dan ayahnya yang takut dipermalukan itu, Lila tidak sanggup untuk berbicara jujur kepada Indira karena dia tahu bahwa setelahnya semua akan kacau. Apalagi yang harus dilakukannya jika bukan mengalah."Baik baik aja bunda, Kak Sam baik banget sama aku. Kalian nggak salah pilih lagi," ucap Lila penuh kebohongan, bahkan dia menyelipkan nada bahagia disana sampai membuat Indi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Togetherness   9| Starting to grow?

    Tatapannya terkunci pada satu titik wanita hampir memborbardir seluruh hatinya. Dia dapat melihat perasaan rindunya yang terbalaskan setelah berbulan bulan, ingin memeluk pun rasanya masih tak nyaman. Mereka masih saling diam tanpa ingin membuka pembicaraan. Pria itu hampir menjerit serta meronta agar sang wanita tidak marah lagi dan memaafkan kesalahannya, dia muak. Namun bagaimana cara mendapatkan cara instan agar wanitanya itu memberikan belas kasih kepadanya?Kejadian saling tatap menatap itu terhenti. Samuel Atlanta Hayden memilih untuk menatap kearah lain dan tidak memperhatikan wanita cantik didepannya, setelan yang dipakai mereka cukup membuat minat orang melihatnya, mereka memang cukup menonjol. Dia bingung bagaimana memulai percakapan canggung itu, tidak langsung ke inti ataupun banyak basi basi, keduanya Anne tidak menyukainya. Samuel mencari cara agar percakapan mereka berjalan lancar, tanpa adanya sebuah keributan, sekecil mungkin Samuel menghindarinya. "Kamu inget kejadi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Togetherness   10| Suspective

    Antara jam sebelas siang sampai pukul dua siang memang cocok untuk beristarahat, apalagi jika kantor adalah milik sendiri, pekerjaan pun akan lebih santai lagi. Samuel menggunakan keuntungannya dalam hal ini, dia seorang bos perusahaan besar namun masih ingin tetap fleksibel dalam bekerja, pria yang sudah mempunyai istri serta kekasih itu sedikit tidak menyukai peraturan kantor namun para karyawannya harus didisiplinkan. Memang begitulah Samuel, siang ini pun dirinya masih duduk santai bersama kedua temannya di kafe dekat kantornya padahal waktu sudah menunjukan pukul dua siang kurang lima belas menit yang artinya jam makan siang habis. "Jadi lu nanti mau ngedate? sama siapa?" Pertanyaan keluar pertama kali setelah mereka terdiam akibat Regan mengatakan bahwa dirinya akan pergi bersama seorang wanita sepulang bekerja nanti. Mereka cukup terkejut Regan membicarakan soal kekasih atau wanita yang dekat dengannya, mungkin hampir lima tahun lamanya. "Ini firstime Regan nge-date lagi kayak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Togetherness   11| Tali

    "Li nggak usah repot repot bawain bekal Sam, soalnya aku sama Sam mau makan bareng nanti siang," Suara Anne dari ruang keluarga membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. Lila memang berniat membuatkan dua bekal untuk Anne dan Samuel, namun kali ini mengurungan niatnya itu dengan tersenyum simpul. Bangun jam setengah lima langsung membuat lawuk untuk tiga bekal, sedikit membuang tenaganya di pagi hari tetapi mendapati suara Anne, dia hanya mampu menatap bekalnya. Beruntung belum membuat satu bekal lagi untuk dirinya. Kini Lila bingung harus memberikan bekalnya untuk siapa? Senna pun tidak mungin karena gadis itu membawanya sendiri. Dia masih tersenyum simpul menatap keduanya. Lalu memasukan kedua bekal itu kedalam tas khusus dengan cepat.Melihat Anne duduk memakai sepatu serta menyiapkan keperluan tas yang akan dibawa, sudah dipastikan bahwa Anne akan ikut bekerja bersama Samuel. Wanita itu datang sejak tadi malam, sesudah malam menyedihkan antara dirinya dan Samuel, dia mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Togetherness   12| Alasannya

    "Random banget kak nanyain kayak gitu. Emangnya aku keliatan suka sama kak Sam," tanya Lila terkekeh namun tak ada unsur gugup sama sekali disana. Wanita itu justru santai saat ditanyai Samuel. Samuel menggelengkan kepalanya. Dia memastikan hal itu memang tidak terjadi. Ketakutan terbesar pertama bagi dirinya adalah akan menyakiti Lila kembali, beribu ribu maaf untuk gadis itu tidaklah cukup. Magnolia Kenina sudah banyak berkorban demi keegoisannya. Namun juga sebelumnya, Samuel lebih takut jika ia yang mencintai Lila terlebih dahulu. Gadis itu sangat mudah membuat orang nyaman. *Samuel menatap gelas berisi kopi itu dengan sendu. Sudah berbulan bulan dirinya belum mengunjungi adiknya, berbulan bulan itu ia juga terasa rindu dengan sang adik. Ketika melihat sosok gadis yang sedang berjalan jalan mengelilingi apartemen setiap malam maupun paginya membuat Samuel semakin mengingat adiknya. Sosok kecil dan cerdas sudah tujuh tahun meninggalkan Samuel, hingga hari harinya terasa begitu ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Togetherness   13| Arah dan tujuan, mereka bingung

    Berjalan ber-iringan, mereka melewati beberapa nisan nisan yang berjajar rapi. Samuel tak hentinya sesekali melirik paras cantiknya Lila kala sore ini. Terpaan angin begitu kencang berhasil membuat jari jari manis menyingkirkan anak rambutnya. Warna langit orange hampir berganti dengan biru tua sedikit ke abu abuan itu membuat mereka harus mengakhiri sesi kerinduan kepada sang pemilik nisan bernama Reejila. Tidak terasa sudah dua jam mereka duduk dan berbincang bincang sedikit untuk menghabiskan masa kerinduan kepada Reejila. Beberapa fakta pun Samuel peroleh pada sore hari ini dan berhasil membuatnya bungkam. Fakta yang seharusnya ia tidak terima, dan mengapa harus orang itu dilindungi oleh kedua gadis yang sudah menjadi korban. Mengapa jika benar benar orang itu bukan pelakunya namun hatinya masih terasa tidak ikhlas untuk menerima? Apakah sudah terlalu tertutup dari luka batinnya. "Sejak kapan Reejila cerita ke lu kalo dia suka sama Hessa?" tanya Samuel memecah keheningan diantara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Togetherness   14| Mencari sebuah solusi

    Bunyi decapan memenuhi ruangan bak musik yang mengalun merdu, menambah romantisasi pada malam redup. Mata yang saling terpejam, dan beberapa kali mengubah posisi tangan mereka dari tekuk hingga pundak, mencari cari posisi yang nyaman. Rasa manis dari benda kenyal itu, Samuel benar benar menikmatinya, tidak, mereka sama sama menikmatinya. Di keadaan sadar tanpa rasa khilaf sesaat. Tangannya bergerak sedikit menuntut Tanpa sadar, menarik untuk semakin mendekatkan Lila agar mereka tidak berjauhan. Gadis itu hanya pasrah pada kungkungan suaminya. Beberapa kali ia mendorong untuk diberikan jeda bernafas, namun setelahnya Samuel melanjutkan sesinya. Malam itu pihak pria tidak bisa lagi menghentikan tatapan pesonanya pada istrinya, dia ingin dekat dengan gadis itu untuk beberapa saat. Menciptakan kedekatan yang sempat berjarak hingga terasa jauh, dimana yakinnya tidak bisa digapai. Tetapi, Samuel pun merasakan Lila dapat diraih dengan mudah, beberapa kali mereka berbicara membuat nyaman sat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Togetherness   15| Membara

    Tempat huninya masih redup sedikit remang remang karena pencahayaan dari tamannya. Sepi yang mendominasi ruangan dan dinginnya karena pendingin ruangan hidup sejak pagi. Sang pria celingukan mencari seseorang yang sudah satu tempat tinggal bersamanya selama dua bulan lebih ini. Beberapa kali mengecek namun keadaan mengatakan yang sebenarnya bahwa istrinya masih belum pulang. Tangannya bergerak untuk menghidupkan lampu demi menemaninya pada kesepian. Samuel Atlanta Hayden tidak tahu mengapa, dan dimana istrinya itu pergi bahkan menghubunginya saja tidak. Berjam jam Samuel menunggu Lila didepan tokonya, hingga pukul sembilan malam dan ia sempat bolak balik untuk mencari beberapa makanan serta minuman namun tak ada jejak istrinya yang berdiri sembari menyapa seperti biasanya. Memang Samuel salah sudah menjemput Lila hingga telat satu jam lebih, mungkin gadis itu lupa dan lebih memilih untuk mencari ojek online. Samuel mencoba membuka benda pipih itu untuk memastikan ulang apakah Lila me

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19

Bab terbaru

  • Togetherness   19 | Another mission from the enemy

    Langkah kaki pria itu ia perhatikan sampai menutup pintu apartemen rapat. Samuel pergi setelah pamit untuk mengecek bukti dan mereka terpisah untuk malam ini. Pikirannya berkelana kejadian kejadian malam itu, sampai tak sadar bahwa handphone-nya bergetar. Lila langsung merogoh kantung celananya setelah ia sadar. Nomor tidak diketahui tercetak disana, tanpa tahu alasannya, jarinya mengangkat begitu mudah. "Hal-" "Magnolia Kenina Hayden." Suara itu.Jari kakinya mengetuk ngetuk lantai tak sadar, ludahnya begitu kelu ketika ingin ia telan, sekujur badannya begitu lemas sekarang. Suara itu mengingatkannya kepada orang yang telah meneror Lila serta Ree tujuh tahun lalu, sudah lama sekali bahkan Lila hampir melupakannya dan sekarang suara itu kembali lagi dengan keadaan yang berbeda, lebih bahagia tentunya dan itu membuat Lila dilanda gelisah. Nafasnya sampai berhembusan tak terkendali, ia mencoba menahan sesuatu yang ingin keluar. ["Sekarang sudah merasa puas karena berhasil mendapatka

  • Togetherness   18 | what is jealousy?

    Rambutnya yang tergerai hari ini terkucir rapi namun sedikit di modifikasi dengan memakai pita hitam lucu memanjang. Bajunya tidak terlalu mencolok hanya menggunakan blazer berwarna nude berlengan pendek sedikit pas dibadannya, dan rok rampel putih tak sampai mata kaki, alas kakinya menggunakan sneakers putih. Gadis itu tampak celingukan mencari seseorang, Samuel bisa melihatnya dari atas ruangannya memang kaca transparan berwarna hitam. Matanya sejak tadi fokus melihat laporan secara reflek bisa berpindah menatap Lila dari bawah dan sayangnya gadis yang baru saja memiliki nama belakang Hayden itu sangat cantik walaupun penampilannya sederhana sekalipun. Orang orang dibawah anehnya juga langsung me-notice bahwa Lila seorang tamu penting untuknya padahal belum ada pengumuman apapun kepada karyawannya agar disambut baik. Matanya tak mau melepas sedikitpun dan tidak menampik lagi bahwa penampilan anggun Lila ini memang seperti dari keluarga penting, old money sesungguhnya. Terbesit pe

  • Togetherness   17 | what are the doubts?

    "Kalo beneran suka lu samperin dia, bukannya menghindar dan pergi keluar kota gini." "Goblok kalo lu kayak gini, kayak anak kecil." Sudah beberapa kali Samuel mendapatkan cercaan dari temannya dan bersikap seolah olah tidak peduli. Padahal dirinya ingin sekali mengikuti saran temannya untuk menasehati Lila agar tidak jalan dengan teman prianya itu, tapi tindakannya hanya ingin mendiamkan perempuan itu sampai Lila sadar dengan sendirinya. Mondar mandir menjadi orang tersibuk di dunia ini agar pikirannya tidak terfokus pada wanita yang baru saja menjadi istri sah nya. Ya, keadaannya cukup kacau setelah mendapatkan kabar bahwa Lila baru saja nge-date dengan orang yang bernama Hessa hessa itu. Pria itu memilih untuk membaca beberapa kasus baru di perusahaannya, dan rapat akan diadakannya setelah pulang dari holiday-nya bersama Anne. Kesibukan yang dibuatnya sendiri semata hanya untuk menghindari istrinya saja. Dan melihat itu semua Emil hanya menggelengkan kepalanya sudah tidak habi

  • Togetherness   16 | Semakin

    Atas perintah bosnya kemarin, ketua investigasi rahasia milik keluarga Hayden bertindak untuk mencari kejanggalan pada tempat lokasi petilas kebakaran tujuh tahun yang lalu. Beberapa dari mereka juga diperintahkan untuk mencari beberapa orang yang sempat dicurigai dan hampir dijadikan tersangka. Sekitar lima orang melancarkan aksinya masuk kedalam bangunan kosong itu serta merta mengecek dan mencari suatu barang. Sedangkan ketua mereka mengintai anak buahnya dari luar ruangan dan mengawasi keadaan sekitar. Keterlambatan dalam tujuh tahun lalu harus dicari kembali satu persatu dan tentunya membuat lebih pusing para pencarinya. Kasusnya sudah terpendam bahkan pelaku pasti sudah melarikan diri sejauh mungkin dan berusaha menutupi kasus itu secara baik baik. Atas perintah ketua pemilik Theo'sa mereka rela mengulik kembali dalam dalam masalah ini, dan melakukan berbagai cara yang terbaik.Suara dering telfon terdengar dari jarak kurang lebih lima meter, Ketua investigasi itu menoleh. Ia se

  • Togetherness   15| Membara

    Tempat huninya masih redup sedikit remang remang karena pencahayaan dari tamannya. Sepi yang mendominasi ruangan dan dinginnya karena pendingin ruangan hidup sejak pagi. Sang pria celingukan mencari seseorang yang sudah satu tempat tinggal bersamanya selama dua bulan lebih ini. Beberapa kali mengecek namun keadaan mengatakan yang sebenarnya bahwa istrinya masih belum pulang. Tangannya bergerak untuk menghidupkan lampu demi menemaninya pada kesepian. Samuel Atlanta Hayden tidak tahu mengapa, dan dimana istrinya itu pergi bahkan menghubunginya saja tidak. Berjam jam Samuel menunggu Lila didepan tokonya, hingga pukul sembilan malam dan ia sempat bolak balik untuk mencari beberapa makanan serta minuman namun tak ada jejak istrinya yang berdiri sembari menyapa seperti biasanya. Memang Samuel salah sudah menjemput Lila hingga telat satu jam lebih, mungkin gadis itu lupa dan lebih memilih untuk mencari ojek online. Samuel mencoba membuka benda pipih itu untuk memastikan ulang apakah Lila me

  • Togetherness   14| Mencari sebuah solusi

    Bunyi decapan memenuhi ruangan bak musik yang mengalun merdu, menambah romantisasi pada malam redup. Mata yang saling terpejam, dan beberapa kali mengubah posisi tangan mereka dari tekuk hingga pundak, mencari cari posisi yang nyaman. Rasa manis dari benda kenyal itu, Samuel benar benar menikmatinya, tidak, mereka sama sama menikmatinya. Di keadaan sadar tanpa rasa khilaf sesaat. Tangannya bergerak sedikit menuntut Tanpa sadar, menarik untuk semakin mendekatkan Lila agar mereka tidak berjauhan. Gadis itu hanya pasrah pada kungkungan suaminya. Beberapa kali ia mendorong untuk diberikan jeda bernafas, namun setelahnya Samuel melanjutkan sesinya. Malam itu pihak pria tidak bisa lagi menghentikan tatapan pesonanya pada istrinya, dia ingin dekat dengan gadis itu untuk beberapa saat. Menciptakan kedekatan yang sempat berjarak hingga terasa jauh, dimana yakinnya tidak bisa digapai. Tetapi, Samuel pun merasakan Lila dapat diraih dengan mudah, beberapa kali mereka berbicara membuat nyaman sat

  • Togetherness   13| Arah dan tujuan, mereka bingung

    Berjalan ber-iringan, mereka melewati beberapa nisan nisan yang berjajar rapi. Samuel tak hentinya sesekali melirik paras cantiknya Lila kala sore ini. Terpaan angin begitu kencang berhasil membuat jari jari manis menyingkirkan anak rambutnya. Warna langit orange hampir berganti dengan biru tua sedikit ke abu abuan itu membuat mereka harus mengakhiri sesi kerinduan kepada sang pemilik nisan bernama Reejila. Tidak terasa sudah dua jam mereka duduk dan berbincang bincang sedikit untuk menghabiskan masa kerinduan kepada Reejila. Beberapa fakta pun Samuel peroleh pada sore hari ini dan berhasil membuatnya bungkam. Fakta yang seharusnya ia tidak terima, dan mengapa harus orang itu dilindungi oleh kedua gadis yang sudah menjadi korban. Mengapa jika benar benar orang itu bukan pelakunya namun hatinya masih terasa tidak ikhlas untuk menerima? Apakah sudah terlalu tertutup dari luka batinnya. "Sejak kapan Reejila cerita ke lu kalo dia suka sama Hessa?" tanya Samuel memecah keheningan diantara

  • Togetherness   12| Alasannya

    "Random banget kak nanyain kayak gitu. Emangnya aku keliatan suka sama kak Sam," tanya Lila terkekeh namun tak ada unsur gugup sama sekali disana. Wanita itu justru santai saat ditanyai Samuel. Samuel menggelengkan kepalanya. Dia memastikan hal itu memang tidak terjadi. Ketakutan terbesar pertama bagi dirinya adalah akan menyakiti Lila kembali, beribu ribu maaf untuk gadis itu tidaklah cukup. Magnolia Kenina sudah banyak berkorban demi keegoisannya. Namun juga sebelumnya, Samuel lebih takut jika ia yang mencintai Lila terlebih dahulu. Gadis itu sangat mudah membuat orang nyaman. *Samuel menatap gelas berisi kopi itu dengan sendu. Sudah berbulan bulan dirinya belum mengunjungi adiknya, berbulan bulan itu ia juga terasa rindu dengan sang adik. Ketika melihat sosok gadis yang sedang berjalan jalan mengelilingi apartemen setiap malam maupun paginya membuat Samuel semakin mengingat adiknya. Sosok kecil dan cerdas sudah tujuh tahun meninggalkan Samuel, hingga hari harinya terasa begitu ha

  • Togetherness   11| Tali

    "Li nggak usah repot repot bawain bekal Sam, soalnya aku sama Sam mau makan bareng nanti siang," Suara Anne dari ruang keluarga membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. Lila memang berniat membuatkan dua bekal untuk Anne dan Samuel, namun kali ini mengurungan niatnya itu dengan tersenyum simpul. Bangun jam setengah lima langsung membuat lawuk untuk tiga bekal, sedikit membuang tenaganya di pagi hari tetapi mendapati suara Anne, dia hanya mampu menatap bekalnya. Beruntung belum membuat satu bekal lagi untuk dirinya. Kini Lila bingung harus memberikan bekalnya untuk siapa? Senna pun tidak mungin karena gadis itu membawanya sendiri. Dia masih tersenyum simpul menatap keduanya. Lalu memasukan kedua bekal itu kedalam tas khusus dengan cepat.Melihat Anne duduk memakai sepatu serta menyiapkan keperluan tas yang akan dibawa, sudah dipastikan bahwa Anne akan ikut bekerja bersama Samuel. Wanita itu datang sejak tadi malam, sesudah malam menyedihkan antara dirinya dan Samuel, dia mengataka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status