Tangan lentik khas perempuan itu mencoba membukakan pintu Apartemen kembali untuk kedua kalinya dalam sehari. Perempuan cantik masih menggunakan dress korea mengira dari awal bahwa yang datang kali ini adalah suaminya. Ketika mereka berhadapan, membuat tebakannya benar adanya. Dua insan itu saling menatap beberapa detik tanpa salah satu diantara mereka tersenyum seperti kejadian tadi pagi. Perlu diingatkan sejak awal tidak ada yang spesial antara keduanya.
Menantu yang baru saja memiliki nama marga dibelakang Hayden itu dengan sadar diri menyingkirkan tubuhnya untuk memberi jalan tunggal pertama cucu Hayden. Magnolia Kenina tahu betul bahwa sang suami segera ingin bertemu dengan tamunya, dan ia tak diperbolehkan untuk menghalangi. Lila tidak ada niat untuk menyambut mereka ataupun melihat mereka bermesraan didepannya, Lila memilih pergi dari kawasan menuju ke dapur apartemen. Dia akan membuatkan jus jeruk untuk keduanya sebagai formalitas.Setelah Lila nanti memberikan jus tersebut kepada mereka, Lila berniat langsung menghilang demi menghindari kejadian kejadian yang tak diinginkan seperti diacuhkan ataupun hal negatif lainnya walaupun dia diajak untuk bergabung bersama. Tetapi Lila yang keras kepala terus sadar diri posisinya bahwa dia bukan orang spesial Samuel Hayden. Spesial ya? Maksudnya hubungan keduanya yang cenderung sangat awkward, canggung dan terlalu kaku. Magnolia Kenina memang istri sah seorang Samuel, tetapi baginya istri hanyalah status saja dan entah sampai kapan ia akan berhenti beranggapan seperti itu.Lila memang tidak mudah menentukan sesuatu, tetapi dia juga seorang introvert yang sangat menyukai suatu hal dalam kesendirian apalagi ketika apartemen yang ditempatinya sekarang sepi, baterainya akan terisi penuh. Lila bisa berbicara kepada orang, dia bisa bergaul hanya saja Lila juga mudah lelah jika ada banyak orang disekitarnya. Baterai interaksinya mudah habis dan bisa terisi penuh ketika dia sendiri. Gadis ini bisa merasa cocok dengan orang maka dia akan bertahan sangat lama bahkan Lila juga bisa bersikap konyol mengikuti orang tersebut. Dan untuk kali ini, dia belum merasa ada kecocokan dengan Samuel serta tamunya. Dia malas membuka topik, dan lebih senang memutuskan topik tersebut."Lila cantik ya Sam? Pantes aja ngegas banget buat nikahin dia." Lila dapat mendengarnya dengan jelas bagaimana perempuan itu memujinya, suara bicaranya tidak terlalu tinggi atau mungkin karena pendengarannya sangat peka? Dia mencoba tidak mempedulikannya.Bukannya menjawab pertanyaan sang tamu, Samuel lebih memperhatikan lekat bagaimana surai panjang serta wajah cantik ditambah manis tepatri pada tamunya. Demi apapun, bahkan tidak akan bisa seorang wanita menandingi kecantikan gadis itu termasuk Lila sekaligus. Samuel dari dulu memang hanya terpaku bagaimana kehidupan tamunya sekarang. Dari segala hal yang pernah ia temui hanyalah perempuan ini berhasil membuatnya selalu terkagum kagum setiap waktu. Contohnya saja ketika perempuan ini berbicara, nadanya yang lembut namun tersirat makna cemburu membuat Samuel hanya bisa tersenyum kecil."Nggak usah cemburu Anne, aku tetep pilih kamu walaupun aku udah punya istri sekalipun," ujar Samuel penuh keyakinan, dia berucap dengan menatap Anne menyakinkan seberapa dia sungguh sungguh."Kesannya kamu egois Sam dan itu nggak baik, cuman kalau sikap kamu nggak egois gini aku mau ditempatin dimana?" Wanita yang bernama Anne itu menghembuskan nafasnya diakhir kalimatnya. Anne memegang prinsip, 'bahagiakan lah dirimu terlebih dahulu, dan barulah kamu membahagiakan orang lain.' Memang terkesan egois, tetapi dia butuh akan kalimat itu untuk prinsip hidupnya. Apakah dia salah?"Mama sama papa ngerestuin hubungan kalian?" lanjut Anne yang masih ingin tahu bagaimana jalan cerita mereka bisa menikah.Samuel diam saja, dia memikirkan bagaimana sikap orang tuanya saat dia melamar Lila. Samuel sedikit tidak peka dengan perubahan perubahan wajah dari orang tuanya, dan ia baru memikirkan apakah salah satunya ada yang tidak ikhlas dia menikah dengan Lila tetapi melihat bagaimana bundanya selalu tersenyum melihat menantunya Samuel menjadi yakin bahwa bundanya sudah merestui. Sedangkan ayahnya sangat antusias ketika Samuel menikah dengan Lila, bukankah keduanya bisa dikatakan merestui hubungannya? Tetapi mengingat bisa terjadi perubahan membuat Samuel harus memutar otaknya kembali."Ya gitu, aku nggak tahu apa yang mereka pikirin tapi sewaktu waktu orang bisa berubah jadi aku nggak bisa yakin apakah Mama sama Papa merestuinya," jawabnya ambigu. Tetapi dengan jawaban yang seperti itu, Sam sangat jelas menangkap respon wajah Anne menahan sesuatu yang ganjal disana."Anne, ada waktunya aku bakalan sama kamu. Aku yakin banget untuk kedepannya kita bakalan bareng lagi apalagi kamu sekarang mau ngelanjutin S 2 disana, aku takut kamu keganggu.""Hal itu nggak bisa jadi patokan kamu buat nggak ngomong baik baik sama Mama ataupun Papa. Sam, kita hidup bareng udah berapa tahun sih? Aku tau kamu takut buat ditolak kan sama mereka?" tanya kembali Anne setelah menahan semua kekecewaan yang ia pendam selama enam hari ini, dan baru di tanyakan-nya sekarang. Bayangkan saja, selama enam hari dia tahu pernikahan kekasihnya dari kakak Samuel bukan dari Samuel-nya sendiri.Walaupun mereka dirundung rindu setelah tiga bulan tidak bertemu tetapi Samuel juga menguatkan hatinya untuk menerima ledakan ledakan dari Anne diakhir. Samuel akui, disini salahnya karena tidak memberi tahu Anne sejak awal tetapi jika dia juga memberitahukannya sejak awal maka Anne tetap akan menolak perjodohannya berakhir pula Samuel dengan segala kenekatannya menikahi Lila.Samuel memperhatikan bagaimana raut kekecewaan sangat jelas tepatri di wajah Anne sekarang dan kali ini Samuel sangat menyesali perbuatannya untuk tidak berbicara dengan Anne. Sejak awal juga dia tidak berani untuk sekedar melamar Anne atau memperjelas statusnya tujuh tahun yang lalu dan Samuel sendiri membuat masalah baru dengan menikahi Lila. Kali ini Samuel tidak akan mencoba menahan pergi Anne seperti yang dahulu dahulu, jika amarah gadis itu meredam dia akan baru bertindak."Aku minta maaf sekali lagi Anne, cuman dengan pernikahan ini bisa membuat hubungan kita bertahan lebih lama lagi," jelas Samuel."Sampai kapan? Dengan kamu terus menjeda, aku yakin nggak akan lama ini kamu bakalan cinta sama Lila, aku sangat yakin akan hal itu Sam." Anne mencoba menahan air matanya yang hampir keluar, dia memastikan bahwa Samuel tidak akan melihat bagaimana se-menderitanya dia. Samuel tetap mendengarkannya, dia menghormati Anne yang sedang marah dengannya."Selama ini aku butuh kepastian dari kamu, banyak diluaran sana yang ngejar ngejar aku tapi aku sendiri yang mempertahankan kamu sampai saat ini." nada bicara Anne berubah bergetar.Samuel menggelengkan kepalanya menolak sumpah serapah Anne. Demi apapun, dia akan tetap setia kepada perempuan itu walaupun dirinya sudah menikah. Dirinya hanya tidak berani untuk berbicara kepada orang tuanya, tetapi Samuel juga mencoba belajar untuk mengungkapkannya kepada mereka. Samuel hanya butuh sedikit keberanian dengan menjedanya beberapa waktu, setelah dia sudah mempunyai tekad yang kuat dia berjanji akan melamar Anne."Pukul aku sekarang demi tenangin kamu. Aku emang seberengsek itu buat kamu Anne," ungkapnya.Bukannya berniat memukul Samuel untuk melampiaskan semua amarahnya, tetapi pria itu melihat Anne berdiri dari tempat duduknya. Dari yang Samuel lihat sekarang, Anne akan mencoba pergi dari apartemennya sedangkan Samuel masih ingin menyelesaikan masalahnya sekarang. Ini keputusan yang sulit baginya, tetapi dia menghormati Anne untuk pergi."Aku mau izin pergi dari apartemen, nggak kayak yang aku janjiin kemarin. Kapan kapan kalo hati aku udah tenang baru aku nginep disini," ujar Anne, sebelumnya dia menghapus air matanya sudah memenuhi pelupuk matanya.Samuel tidak mencegahnya sama sekali ketika Anne melewatinya. Dia hanya mampu menatap kedepan meratapi kesalahan besar yang dia miliki sekarang. Bahkan dia tidak mampu menjawab ucapan pamitan dari Anne karena dia terlalu malu kepada dirinya. Samuel menghargai Anne sekarang, tetapi ketika semuanya sudah mereda dia akan mencoba membujuk perempuan itu agar terus bersamanya, Samuel juga memaksa orang tuanya agar Anne bisa tinggal bersamanya.Sedangkan perempuan yang berniat membawakan jus kepada tamu rumah mereka serta Samuel hanya bisa terdiam sejak mereka berdebat diawal perbincangan mereka. Dia berpikir, hanya sia sia ketika membawakan jus itu kepada mereka bisa saja pertengkaran keduanya semakin rumit dan parah lagi. Magnolia Kenina Hayden hanya bisa terdiam menyimak bagaimana pertengkaran sepasang kekasih itu tetapi disini hatinya juga sedikit tersentil ketika pernikahannya dijadikan alasan untuk mempertahankan hubungan gelap antara Samuel dan Anne. Dan Lila baru tersadar dia menjadi korban keegoisan Samuel Hayden, suaminya sendiri."Lila, nanti malam gue aja yang masak. Lo nggak usah masak nanti malam," suruh Samuel setengah berteriak dan itu dapat didengar Lila masih terdiam di depan jusnya sedari tadi.***Memikirkan bagaimana hubungan Samuel dan Anne membuat Lila sakit kepala sekarang. Lila tidak tahu mereka dekat sudah berapa lama, tetapi ketika mendengar perdebatan mereka nampaknya hampir dua dekade. Mereka sulit mempublikasikan hubungannya kepada orang tua mereka masing masing, tetapi bodohnya sang pria malah melamar dirinya untuk dijadikan benteng untuk menutupi hubungan mereka. Jika Samuel tidak mempunyai masalah kepada Anne ataupun pihak keluarga perempuan seharusnya pria itu berani melamar Anne seperti saat Samuel melamar dirinya. Ada kesalahan dalam hubungan mereka hingga Samuel sendiri bersikap seperti itu.Samuel juga tidak memikirkan dampak negatif yang akan diterima Lila kedepannya apalagi jika masalah hubungan mereka terbongkar, perempuan itu memberenggut kesal. Kini dirinya juga harus menanggung serta menyembunyikan hubungan Samuel dari mertuanya dan orang tuanya. Lila tidak tahu pasti apa yang akan pria itu lakukan kepada pernikahan mereka ketika Samuel sudah benar benar berani melamar langsung Anne tetapi ada keyakinan dihatinya bahwa dia akan diceraikan. "Lila, makanannya udah jadi," ucap Samuel dari balik pintu kamarnya, merusak lamunan Lila begitu saja.Lila tahu betul bahwa Samuel masih memikirkan bagaimana kondisi kekasihnya tetapi Samuel sendiri masih tetap masak makam malam, Lila juga tahu Samuel masih kelelahan karena baru saja pulang kerja. Entah bagaimana hasil masakan pria itu nantinya Lila tidak memikirkannya, tetapi jika Lila sudah diperintah seperti ini dia akan tetap melaksanakannya juga. Toh Lila akan mencari alasan apa untuk menolak keputusan dari Samuel.Tangannya menggapai gagang pintu untuk dibuka. Lila cukup terkejut ketika menemukan Samuel berada didepannya sekarang, dia kira pria itu akan pergi ke dapur atau sudah makan terlebih dahulu. Wajah pria itu menunjukan bagaimana malang nasibnya hari ini. Lila juga tidak memaksa Samuel untuk memasak, mereka bisa beli menggunakan aplikasi tetapi lagi lagi Lila tidak mempunyai waktu untuk menolak Samuel."Sebaiknya kak Samuel istirahat aja setelah ini, biar yang beresin dapur aku aja nanti." Lila mengikuti pria itu dari belakang."Nggak usah, biar gue aja yang beresin. Lo pasti kecapean dari pagi beresin apart sampai sebersih ini sekarang," ucap Samuel masih bisa menolak halus tolakan Lila.Samuel berjanji kepada Lila sebelum berangkat ke kantor tadi siang, semua pekerjaan rumah ketika malam dia saja yang melakukannya. Lila juga sudah menolak dengan baik baik karena tak enak hati, tetapi pria itu masih tetap kekeuh kepada pendiriannya seperti yang terlihat baru saja. Tetap saja nantinya Lila akan memaksa untuk membereskannya sendiri.Di satu sisi Lila mencoba menahan amarahnya ketika berhadapan langsung dengan Samuel. Sejak hari pertama pernikahan mereka, dia mencoba tidak bertanya mengapa pria itu ingin menikahinya dan sekarang Lila tahu jawabannya walaupun masih ingin bertanya mengapa dia yang dijadikan korban. Apalagi mendengar jawaban spontan dari Samuel tadi membuat Lila ingin meledakan kekesalannya. Apakah Lila salah jika melakukan hal itu? Dia butuh keadilan dari Samuel untuk tidak menjadikan dirinya sebagai tumbal menutupi hubungannya dengan Anne.Sesampainya di meja makan, mereka saling berhadap hadapan. Yang biasanya diisi oleh satu orang tetapi kini sudah diisi oleh dua orang sepasang suami istri. Suasananya pun cenderung sedikit mendukung daripada dua malam terakhir, namun masih tetap diisi kebisuan masing masing. Satunya tengah mengambil lauk itu mempunyai banyak pikiran karena kekasihnya dan satunya yang ingin mengambil nasi tengah menahan amarah serta kekesalan kepada sang pria."Lo denger semua perdebatan antara gue sama Anne tadi?" Tanya Samuel yang membuat Lila langsung menatapnya dengan pandangan tidak dimengerti oleh Samuel.Respon diamnya semakin membuat Samuel yakin bahwa Lila mendengar semuanya. Lila ingin memberikan respon menolak juga dirinya merasa hal itu tidak berguna dan memilih jujur dari kediamannya. Inti permasalahan dalam pernikahan mereka gadis itu juga mendengarkannya lantas untuk apa dirinya berbohong hanya demi egonya yang merasa tersakiti dijadikan sebuah penutup aib mereka. Untuk kali ini Lila akan menyampaikan semua keluh kesah dihatinya, dia tidak akan memendamnya seperti beberapa hari ini. Walaupun Samuel akan lebih banyak pikiran pun Lila tidak akan mempedulikannya. Dia memikirkan sejak kemarin, mengapa harus dia yang dijadikan benteng untuk mereka? Lila tahu bahwa pernikahan itu adalah takdirnya, menjelaskan sedikit kepada dirinya juga Lila merasa tak berguna. Pikirannya akan selalu mendoktrin bahwa ini takdir yang telah merusak masa depannya. Di satu sisi untuk mengikhlaskan pun rasanya sulit. Lila pikir, bagaimana pria yang tengah memandanginya sekarang dengan mudah melamarnya se
Samuel memperhatikan bagaimana penampilan Lila pagi ini. Sebenarnya tidak hanya itu yang mampu membuatnya keluar dari kamar tempat ternyamannya tetapi aroma hidangan menguar masuk Indra penciuman Samuel sejak pagi tadi, karena perutnya sudah berteriak teriak sejak tadi meminta untuk diisi akhirnya mengalah melawan egonya sendiri tidak mampu bertemu dengan Lila. Pertama kali yang Samuel lihat, gadis itu seperti akan pergi ke suatu tempat karena pakaiannya yang cukup kasual. Samuel melangkahkan kakinya mendekati meja dapur yang Lila tempati mencoba untuk tidak peduli. Suasana diantara mereka canggung bahkan terbilang cukup parah daripada awal pernikahan mereka. Pagi pagi sebelumnya Lila sudah mulai ramah untuk menyapa Samuel, tetapi pagi ini Samuel sama sekali tidak mendapatkan senyuman dari wajah ayu Lila. Samuel tidak mempermasalahkannya, dia juga mewajarkan bahwa Lila harus bersikap seperti itu kepadanya. Samuel sadar bahwa apa yang dimintanya tadi malam adalah permintaan paling bere
Pagi pagi berangkat ke tempat Kerja Lila hanya menggunakan kendaraan ojek online, ketika pulang dia sama sekali tak ada tumpangan. Keberuntungan berpihak kepada Lila, sepertinya hanya untuk hari ini Lila diberikan tumpangan gratis dari Sena. Sebenarnya Lila bisa mengendarai mobil ataupun montor, namun apalah daya tak ada satupun kendaraan itu berada di apartemen Samuel. Sungguh Lila tidak mengharapkan tumpangan dari Samuel pagi tadi, jika memang Samuel memberikan tumpangan kepadanya maka Lila akan menolak karena mengingat perdebatan dia dan Samuel pagi tadi, biasalah menghindari suasana tidak nyaman. Lila hanya ingin yang terbaik, dia juga menghormati hubungan suaminya dan Anne. Lalu sekarang? Lila diberikan tumpangan cuma cuma dari Sena, gadis itu mengatakan bahwa mereka satu arah dan hanya berjarak beberapa meter dari apartemen Samuel. Berakhir paksaan dan Lila sudah terpojokkan oleh Sena akhirnya dia pun menyanggupinya. Sena sudah berjuang membujuk seharusnya Lila yang diberi tumpa
["Kamu baik baik aja kan?"] Terdengar pertanyaan jelas bunda Lila-Indira lewat handphone yang digenggamnya sekarang. Terdengar dari suara itu mengkhawatirkan anak tunggalnya yang jauh dari jangkauannya. Lila hanya mampu tersenyum pedih, dia rindu dengan bundanya. Magnolia Kenina hanya bisa menganggukan kepalanya walaupun Indira tidak tahu anggukan ragu itu. Dibilang baik baik saja juga tidak, keadaanya sekarang diantara tengah tengah buruk dan baik baik saja. Lila sebagai anak yang tidak mau orang tuanya khawatir hanya bisa berpura pura didepan mereka, dan rela berbohong demi keadaan yang ada. Demi keselamatan suami dan ayahnya yang takut dipermalukan itu, Lila tidak sanggup untuk berbicara jujur kepada Indira karena dia tahu bahwa setelahnya semua akan kacau. Apalagi yang harus dilakukannya jika bukan mengalah."Baik baik aja bunda, Kak Sam baik banget sama aku. Kalian nggak salah pilih lagi," ucap Lila penuh kebohongan, bahkan dia menyelipkan nada bahagia disana sampai membuat Indi
Tatapannya terkunci pada satu titik wanita hampir memborbardir seluruh hatinya. Dia dapat melihat perasaan rindunya yang terbalaskan setelah berbulan bulan, ingin memeluk pun rasanya masih tak nyaman. Mereka masih saling diam tanpa ingin membuka pembicaraan. Pria itu hampir menjerit serta meronta agar sang wanita tidak marah lagi dan memaafkan kesalahannya, dia muak. Namun bagaimana cara mendapatkan cara instan agar wanitanya itu memberikan belas kasih kepadanya?Kejadian saling tatap menatap itu terhenti. Samuel Atlanta Hayden memilih untuk menatap kearah lain dan tidak memperhatikan wanita cantik didepannya, setelan yang dipakai mereka cukup membuat minat orang melihatnya, mereka memang cukup menonjol. Dia bingung bagaimana memulai percakapan canggung itu, tidak langsung ke inti ataupun banyak basi basi, keduanya Anne tidak menyukainya. Samuel mencari cara agar percakapan mereka berjalan lancar, tanpa adanya sebuah keributan, sekecil mungkin Samuel menghindarinya. "Kamu inget kejadi
Antara jam sebelas siang sampai pukul dua siang memang cocok untuk beristarahat, apalagi jika kantor adalah milik sendiri, pekerjaan pun akan lebih santai lagi. Samuel menggunakan keuntungannya dalam hal ini, dia seorang bos perusahaan besar namun masih ingin tetap fleksibel dalam bekerja, pria yang sudah mempunyai istri serta kekasih itu sedikit tidak menyukai peraturan kantor namun para karyawannya harus didisiplinkan. Memang begitulah Samuel, siang ini pun dirinya masih duduk santai bersama kedua temannya di kafe dekat kantornya padahal waktu sudah menunjukan pukul dua siang kurang lima belas menit yang artinya jam makan siang habis. "Jadi lu nanti mau ngedate? sama siapa?" Pertanyaan keluar pertama kali setelah mereka terdiam akibat Regan mengatakan bahwa dirinya akan pergi bersama seorang wanita sepulang bekerja nanti. Mereka cukup terkejut Regan membicarakan soal kekasih atau wanita yang dekat dengannya, mungkin hampir lima tahun lamanya. "Ini firstime Regan nge-date lagi kayak
"Li nggak usah repot repot bawain bekal Sam, soalnya aku sama Sam mau makan bareng nanti siang," Suara Anne dari ruang keluarga membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. Lila memang berniat membuatkan dua bekal untuk Anne dan Samuel, namun kali ini mengurungan niatnya itu dengan tersenyum simpul. Bangun jam setengah lima langsung membuat lawuk untuk tiga bekal, sedikit membuang tenaganya di pagi hari tetapi mendapati suara Anne, dia hanya mampu menatap bekalnya. Beruntung belum membuat satu bekal lagi untuk dirinya. Kini Lila bingung harus memberikan bekalnya untuk siapa? Senna pun tidak mungin karena gadis itu membawanya sendiri. Dia masih tersenyum simpul menatap keduanya. Lalu memasukan kedua bekal itu kedalam tas khusus dengan cepat.Melihat Anne duduk memakai sepatu serta menyiapkan keperluan tas yang akan dibawa, sudah dipastikan bahwa Anne akan ikut bekerja bersama Samuel. Wanita itu datang sejak tadi malam, sesudah malam menyedihkan antara dirinya dan Samuel, dia mengataka
"Random banget kak nanyain kayak gitu. Emangnya aku keliatan suka sama kak Sam," tanya Lila terkekeh namun tak ada unsur gugup sama sekali disana. Wanita itu justru santai saat ditanyai Samuel. Samuel menggelengkan kepalanya. Dia memastikan hal itu memang tidak terjadi. Ketakutan terbesar pertama bagi dirinya adalah akan menyakiti Lila kembali, beribu ribu maaf untuk gadis itu tidaklah cukup. Magnolia Kenina sudah banyak berkorban demi keegoisannya. Namun juga sebelumnya, Samuel lebih takut jika ia yang mencintai Lila terlebih dahulu. Gadis itu sangat mudah membuat orang nyaman. *Samuel menatap gelas berisi kopi itu dengan sendu. Sudah berbulan bulan dirinya belum mengunjungi adiknya, berbulan bulan itu ia juga terasa rindu dengan sang adik. Ketika melihat sosok gadis yang sedang berjalan jalan mengelilingi apartemen setiap malam maupun paginya membuat Samuel semakin mengingat adiknya. Sosok kecil dan cerdas sudah tujuh tahun meninggalkan Samuel, hingga hari harinya terasa begitu ha