"Aku cari Morgan," ucap Surya.Seorang pria buru-buru bertanya, "Siapa nama Anda?""Surya Pratama.""Maaf, Pak Surya. Kami nggak kenal dengan Anda, mohon dimaklumi."Surya tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa."Kedua orang ini harusnya merupakan pengawal Morgan.Sejujurnya, di tempat ini, Hotel Juwana adalah hotel milik pemerintah. Keamanan di sini sebenarnya cukup baik.Oleh karena itu, Morgan hanya membawa dua pengawal saja.Kalau tidak, berdasarkan status yang Morgan punya, ke mana pun dia pergi, keamanannya pasti akan ketat.Kedua orang itu segera membuka pintu, salah satu di antaranya membawa Surya masuk ke dalam ruangan.Begitu masuk disambut oleh lobi, bukit dan kolam buatan, dekorasi sekeliling sangat indah.Setelah melewati lobi, di belakang ada sebuah ruangan.Tempat ini hanya bisa dimasuki oleh orang yang memiliki status istimewa yang sebenarnya di Kota Juwana.Ruangan VIP nomor 888.Ruangan ini tidak pernah dipergunakan oleh orang luar.Keduanya membuka pintu ruangan, Morg
Namun, Leonard langsung mengerti.Orang itu sepertinya sudah mencari masalah dengan Surya.Leonard sontak tertawa sinis dalam hatinya.Bahkan Leonard tak berani membuat Surya marah, si Toriq ini malah berani mencari masalah dengannya, benar-benar sudah bosan hidup."Begitu ya, biar aku temani ke sana saja."Leonard segera menerima tugas ini tanpa ragu.Begitu ada kesempatan mencari muka di depan Surya, maka Leonard harus memanfaatkannya dengan baik.Surya tersenyum tipis dan berkata, "Ya sudah."Saat bicara, Surya berdiri begitu juga dengan Leonard. Surya berkata kepada Hendra dan juga Morgan, "Pak Hendra, Morgan, kalian duduk dulu. Kami berdua mau pergi ke luar sebentar."Morgan juga merupakan orang lama, dia tahu apa yang akan dilakukan oleh Surya.Morgan tersenyum tipis dan mengangguk.Hendra hanya menggelengkan kepala, dia tertawa dan berkata, "Kalian ini, cepat kembali ke sini, ya!"Keduanya mengangguk dan meninggalkan ruangan.Saat ini, Hendra melihat ke arah Morgan, dia tertawa
Bisa membuat Leonard memanggil seseorang dengan panggilan "sahabat" di seluruh Provinsi Andaru ini paling hanya ada beberapa orang saja.Toriq bisa duduk hingga di posisinya sekarang ini juga karena kepintarannya.Saat mendengar ucapan ini, Toriq langsung menyadari kalau dia telah berbuat kesalahan besar.Dalam keadaan panik, Toriq membungkukkan badannya ke arah Surya dan berkata, "Maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku sudah nggak sopan kepadamu. Aku merasa bersalah, sekali lagi maafkan aku. Aku harap kamu memaafkan kesalahnku yang nggak tahu apa-apa. Jangan memasukkan masalah ini ke dalam hati."Pada saat ini Toriq sudah benar-benar ketakutan.Siapa yang akan menyangka kalau pemuda yang dia temui di lift ternyata adalah sahabat Leonard.Masalah seperti ini kemungkinannya lebih rendah daripada menang lotre.Akan tetapi, Toriq malah dipertemukan oleh hal seperti ini. Apalagi nada bicara Toriq ketika di lift sangat tidak bersahabat.Toriq dalam masalah besar.Semakin dipikirkan semakin m
Toriq menggertakan giginya dan memaki, "Sialan, kamu lihat sendiri Pak Leonard sampai datang ke sini barusan. Apa yang bisa kulakukan?"Ramli sontak tak berani berbicara.Benar juga, Leonard sudah datang secara langsung, siapa lagi yang masih bisa menolong mereka?Saat ini, Ramli ingin sekali menampar dirinya sendiri.Mulutnya tidak bisa dijaga, kenapa dia harus selalu memamerkan kekayaanya.Rasa penyesalan yang amat mendalam membuat Ramli hampir saja meninggal di tempat.Setelah beberapa saat kemudian, Toriq bangkit berdiri dan berkata, "Hari ini aku hanya bisa pergi meminta maaf, kalau nggak, aku akan benar-benar dalam masalah."Ramli buru-buru berkata, "Pergi ke mana? Bagaimana meminta maaf?""Ruang VIP 888, kalau nggak ke mana lagi?" ujar Toriq menahan amarahnya."Aku takut," ujar Ramli.Toriq memelototi Ramli dan berkata, "Sialan, sekarang kamu sudah takut? Terlambat! Ayo ikut denganku. Kalau mereka nggak memaafkan kita, tunggu saja pembalasan dariku. Sebelum aku berakhir, aku aka
Leonard juga sangat kesal.Orang seperti Toriq ini bukan hanya telah mencari masalah dengan Surya, sekarang dia juga sampai membuat Hendra menceramahi Leonard.Apa dia tahu seberapa menyeramkannya ucapan dari Hendra?Itu adalah kritik yang langsung disampaikan kepada Leonard!Tak akan ada yang sanggup menerima kritik dari Hendra.Tepat pada saat ini, pintu ruangan terbuka. Toriq dan Ramli berjalan dengan cemas serta gelisah.Ramli sama sekali tak berani mendongakkan kepalanya, dia terus menunduk menatapi kakinya.Sementara ketika Toriq melihat tetua yang duduk di antara orang-orang ini, dia pun langsung ketakutan hingga hampir mengompol."Bukankah itu adalah Hendra Wijaya sang Pahlawan Negara?"Sebagai departemen yang berada di level cukup tinggi, Toriq juga tahu dan kenal dengan orang seperti Hendra.Hanya saja, Toriq tak pernah punya kesempatan untuk bertemu dengannya.Namun, sekarang pemuda itu duduk di samping senior yang menyeramkan ini.Bisa duduk berdampingan dengan orang sepert
Setelah beberapa saat kemudian, Surya tersenyum tipis, lalu menuangkan teh untuk dirinya sendiri dan meminumnya."Sejak kapan?"Saat ini, Revia menundukkan kepalanya dan berkata, "Sebelum aku bersembunyi di Pulau Aora. Saat itu, mereka sebenarnya sudah merencanakan agar aku bisa mendekatimu dan memberikan mereka intel, sebagai gantinya mereka akan berhenti mengejar dan membunuhku.""Apa kamu menyetujuinya?""Ya, kamu seharusnya juga tahu kalau organisasi pembunuh nggak akan membiarkan seorang pembunuh berkhianat. Semua pengkhianat akan dikejar sampai mereka mati. Aku juga nggak ada pilihan lain dan menyetujuinya.""Lalu, kenapa sekarang kamu malah memberitahuku?" Surya duduk dengan santai dan menatap Revia.Revia tertawa getir, lalu berkata, "Sebenarnya, aku merasa kalau kemungkinanmu untuk menang lebih besar, jadi aku berkata apa adanya."Surya terdiam sejenak."Mereka memberitahumu secara terang-terangan kalau mereka akan membunuhku?""Nggak, hanya saja mereka belakangan ini terus me
Raka membayangkan bila dirinya mempunyai kemampuan seperti Surya, itu pasti sangat luar biasa.Seiring berjalannya waktu, Raka memiliki kebiasaan mendengarkan cerita Surya.Asalkan ada kesempatan, Raka pasti akan meminta Surya bercerita.Surya tertawa, mereka makan bersama sembari minum dan berbincang. Surya menceritakan apa yang terjadi di Homasen secara garis besar.Hanya saja, Surya tidak menceritakan apa yang tidak ingin dia ceritakan.Usai mendengar cerita Surya, Raka sontak seperti menantikan sesuatu.Yenny juga terus memberikan pujian.Terutama saat pertandingan melawan Tirta.Surya menceritakannya dengan santai, tetapi saat mendengar kekuatan yang dimiliki Penghalang Iblis, mereka pun bisa membayangkan bagaimana sengitnya pertarungan itu.Hanya Linda yang memandang Surya dengan ekspresi khawatir, dia sangat mengkhawatirkan Surya.Surya menenangkan Linda, memberitahunya bahwa dia baik-baik saja.Linda hanya menghela napas dalam hati.Linda tahu kalau Surya juga terpaksa melakuka
Hidung Raka lebam, seluruh wajahnya bengkak dan tak ada satu bagian pun yang terlihat baik-baik saja.Yenny terlihat puas dan sombong, dia duduk dengan raut wajah yang mentertawakan.Raka mengangkat gelas, lalu langsung meminum dua gelas dan berkata dengan kesal, "Tunggu saja, suatu hari nanti aku pasti akan mengalahkanmu!""Aku khawatir kamu nggak akan bisa mengalahkanku. Dasar nggak berguna." Yenny mengambil kepala bebek dan memakannya dengan puas.Surya hanya tertawa.Mereka berdua sudah menjadi kultivator, mereka juga telah mencapai Alam Energi Sejati tahap awal.Akan tetapi, Yenny punya pengalaman bela diri, sehingga Raka masih belum mampu mengalahkannya hingga dihajar sampai babak belur seperti ini.Raka kesal, dia meletakkan gelasnya dan berkata, "Kalau aku masih minum denganmu, anggap saja aku nggak berguna!"Raka memelototi Yenny, kemudian pergi dengan emosi.Yenny tersenyum dengan puas.Saat ini, Linda berkata, "Yenny, kamu kan lebih tua, harus belajar mengalah kepada Raka."