Wanita paruh baya itu tercengang.Tak lama kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Celine, ayo kita pergi. Setelah ayahmu pulang, baru kita perlihatkan wajah aslinya biar ayahmu tersadar."Celine bangkit, menatap Surya sembari memaki, "Kamu nggak akan pernah sukses dengan mengandalkan cara kotor, dasar sampah!"Setelah itu, kedua wanita itu pergi, meninggalkan Surya sendirian.Untungnya Surya datang atas undangan Budi, jika tidak, mungkin mereka sudah menyuruh anak buah mengusirnya.Surya menggeleng sambil tersenyum, apa kedua wanita itu bahkan tidak percaya pada suami dan ayah mereka?Atau mereka belum menyadari masalah yang dihadapi Grup Horman?Pendeknya Surya merasa Budi bisa mengoperasikan perusahaan sebesar itu, pasti bukanlah orang bodoh.Selanjutnya, Surya memejamkan mata dan bermeditasi, menunggu dalam diam.Hingga setengah jam kemudian, seorang pria paruh baya masuk dengan tergesa-gesa.Surya membuka matanya.Pria itu berusia lima puluhan tahun, berperawakan agak gemuk, den
"Omong kosong apa yang kalian bicarakan?" marah Budi. "Beliau adalah Bos Besar Kota Juwana, metodenya luar biasa, beraninya kalian mengatai Pak Surya seperti itu?" sambungnya lagi."Ayah, siapa yang meracunimu? Sadarlah, aku mohon," kata Celine dengan wajah memelas.Fitri juga menangis sambil berkata, "Kamu bukannya cari cara menyelamatkan anak kita, malah memberikan pusaka keluarga ke orang lain, apa yang kamu pikirkan? Apa kamu benar-benar sudah pikun?"Budi menggeleng penuh amarah, lalu menunjuk kedua wanita itu dan berkata, "Masih berani kalian bilang begitu? Perusahaan jadi seperti ini gara-gara pembuat onar itu! Jangankan menyelamatkannya, aku bahkan ingin membunuhnya."Sambil berbicara, budi tiba-tiba memuntahkan darah.Celine dan Fitri ketakutan, mereka segera memapah Budi dan menanyakan keadaannya.Budi melambaikan tangannya, kembali duduk, lalu menjelaskan, "Mereka menginginkan 4 triliun, dari mana kita punya uang sebanyak itu? Ditambah lagi Keluarga Chandra, Keluarga Binoto
Saat ini, Bobby menatap Surya, bertanya dengan arogan, "Pak Surya, kalau boleh tahu, kamu dari sekte mana? Gurumu master dari mana?"Surya menjawab disertai tawa, "Bukan dari sekte mana pun, juga nggak punya guru.""Hehe .... Tanpa sekte maupun guru, benar-benar berani. Nggak takut malu-maluin ataupun kehilangan nyawa?" respons Bobby dengan nada dingin.Sebelum Surya bicara, Fitri langsung menyela, "Benar kata Bobby. Ada orang yang nggak sadar diri, menipu sampai Keluarga Horman, berani sekali.""Aku sarankan kamu kembalikan barang kami dan segera pergi dari sini, jangan sampai aku bertindak kasar," sambungnya lagi dengan nada dingin.Surya mengamati mereka, sepertinya karena sudah punya bala bantuan yang kuat, dirinya sudah tidak dianggap lagi.Dia mendengus dingin, memandang Budi dan berkata, "Kalau begitu, barangnya kukembalikan, aku pamit dulu."Budi segera mencegat, "Jangan, Pak Surya. Kita diskusikan bersama."Surya sudah bangkit dari duduk, tapi saat ini Fitri menyela, "Budi, ka
"Bobby!"Martono murka melihat putranya tewas dalam sekali pukulan.Dia memelototi Vincent, berteriak marah, "Kembalikan nyawa anakku!"Sebilah pedang panjang tiba-tiba terbentuk di tangan Martono, energi spiritual mengepul keluar dari tubuhnya, dia langsung menebas Vincent dengan pedang itu.Udara menderu bergemuruh, tanah retak terpotong oleh energi pedang.Kekuatan pedang ini sungguh menakjubkan.Namun, Vincent hanya tersenyum dingin, kemudian bangkit dan memukul dengan telapak tangannya.Energi spiritual yang menakutkan memenuhi aula, membuat semua orang membeku.Energi spiritual jejak telapak tangan langsung menghancurkan energi spiritual pedang milik Martono dan mengenainya.Ah ....Martono menjerit kesakitan, sama seperti putranya, dia juga terhempas keluar, membentur kuat di dinding, suara berdebum terdengar, lalu terjatuh ke tanah.Namun, Martono adalah master Alam Spiritual, dia tidak tewas. Meski begitu, dia setengah mati, terbaring sekarat di tanah.Keluarga Horman sangat t
"Menurutmu?" tanya Agung dengan ketus.Budi menggeleng sembari berkata pada istrinya, "Waktu itu aku nggak setuju memberikan saham sebesar itu ke si pembuat onar itu! Setiap hari kamu merengek, cepat atau lambat juga akan diberikan padanya. Aku nggak tahan mendengarnya dan memberikan saham itu, sekarang, dia diam-diam menjual sahamnya, Keluarga Horman tamat!"Saat ini Fitri tertegun, tidak berani melawan lagi, dia hanya memandang suaminya tak berdaya dan bersembunyi.Celine juga tidak berani menyombongkan diri lagi, hanya berdiri gemetaran.Situasi sekarang benar-benar di luar kendali, dia sudah kehilangan akal sehatnya sejak tadi.Tiba-tiba, Budi teringat akan sesuatu.Dia buru-buru menatap Surya, lalu memohon, "Pak Surya, Anda akan membantuku, 'kan? Bicaralah, bisakah Anda menyelesaikannya?"Perubahan yang terus terjadi membuat Budi hampir melupakan keberadaan Surya.Dalam keadaan putus asa, tiba-tiba dia teringat bahwa dia telah menggunakan tripod perunggu sebagai imbalan atas bantu
Di tengah teriakan Keluarga Horman, Surya mendengus, lalu balas meninju.Tinju keduanya bertabrakan, suara gemuruh meledak, menimbulkan turbulensi energi spiritual dan menciptakan angin kencang di ruang tamu.Semua orang terkejut.Vincent berteriak keras, seketika tubuhnya terbakar dengan api energi spiritual yang menakutkan, tekanan energi spiritual yang menyesakkan pun menyapu ruang tamu.Di tangannya, sebuah kapak raksasa terbentuk.Api energi spiritual pada kapak raksasa membara, bahkan terus bergulir.Sementara ruang tamu mulai diselimuti ketakutan yang tak terlihat, semua orang mulai gemetar, rasanya roh mereka hampir keluar dari tubuh.Vincent bisa merasakan kekuatan Surya, dia tidak lagi menahan diri dan segera melepaskan medannya."Penghalang Menakutkan."Di bawah Penghalang Menakutkan miliknya, jiwa lawan akan merasakan ketakutan yang tidak diketahui.Begitu rasa takut muncul, langkah selanjutnya adalah dibantai olehnya.Setelah memperluas medannya, Vincent berlari menyerbu S
Dengan panik dia berkata, "Hati-hati kalau bicara, aku ini Kepala Biro.""Memangnya kenapa kalau Kepala Biro? Duduk!" teriak Surya.Wendy gemetaran, lalu duduk dengan patuh.Agung dan lainnya juga terlihat kesulitan.Kekuatan Surya membuat mereka terpaksa menurut padanya.Sementara wajah pengawal mereka sudah pucat pasi, kaki mereka lemas hingga tak sanggup berdiri lagi.Saat ini, Vincent yang terluka parah terbaring di tanah, tiga keluarga besar tak berkutik dan Wendy tercengang.Bisa dikatakan masing-masing dari mereka dalam bahaya.Ini adalah hasil yang dicapai Surya dengan kekuatannya.Sementara Celine dan Fitri memandang Surya seolah melihat malaikat, mata mereka berbinar.Terlebih lagi Budi, dia menatap Surya tanpa bisa berkata-kata.Meskipun dia tidak tahu Surya memintanya menunggu apa, dia tahu situasi sudah berbalik.Setidaknya, orang-orang ini sudah bersedia duduk dan berbicara baik-baik dengannya.Saat ini, Surya mengeluarkan sebatang rokok, dia menatap Celine sembari bertan
Namun, saat ini mana berani mereka berbicara?Perbuatan mereka sangat memalukan.Melihat mereka hanya terdiam, Surya langsung berteriak, "Cepat jawab!"Jiwa ketiga orang itu seakan disambar petir.Mental Santo yang pertama ambruk, dia menangis dan meraung,"Aku jawab, aku jawab. Setengah tahun yang lalu, kami bertiga menghasut Tristan untuk berjudi di Homasen, kami membuat jebakan agar dia kehilangan 4 triliun. Setelah kehabisan uang, dia menjual sahamnya kepada kami, kemudian Vincent menemui kami agar membiarkannya terus bermain, hingga membuatnya berutang 1 triliun, kemudian, inilah yang terjadi."Amarah Budi meledak-ledak hingga hampir muntah darah.Benar saja, mereka memasang jebakan dari setengah tahun lalu untuk menjebak putranya.Salah Tristan juga yang tidak kompeten, sehingga tertipu.Dia hampir saja menghancurkan Keluarga Horman, kerja kerasnya selama separuh hidup ini.Hanya dia yang tahu pengorbanan dan penderitaan yang dialami selama ini.Benar-benar pembuat onar.Celine d