Surya terdiam untuk waktu yang lama. Bunga tampak sedikit gemetar, seperti bunga yang menunggu untuk dihancurkan oleh badai. Dia merasa bersemangat, tapi juga sedikit takut. Ada sedikit harapan juga dalam ketakutannya. Berbagai emosi bercampur aduk. Bunga bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya.Pada saat ini, Surya bangkit, memberikan selimut untuk Bunga, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku mau berlatih, kamu tidurlah dengan nyenyak. Ada hal penting yang harus dilakukan besok, jadi kamu harus istirahat dengan baik."Setelah mengatakan itu, Surya pergi ke ruang tamu. Pada saat itu, Bunga baru melihat dengan jelas bahwa Surya bahkan tidak melepas pakaiannya.Begitu banyak emosi seperti malu, kecewa, juga berbagai perasaan lainnya muncul dalam hatinya. Dia memakai selimut untuk menutupi tubuhnya, merasa panas seperti demam tinggi.Dengan demikian, Surya duduk diam di ruang tamu, lalu bermeditasi sepanjang malam. Hingga pukul sebelas siang, Bunga masih belum keluar dari kamar.S
Saat ini Julianto berdiri, menghampiri mereka berdua, lalu berkata dengan dingin, "Bunga, jangan main-main. Jangan lupakan saudaramu."Surya membalas, "Haha, orang-orang kelas atas selalu bermain dengan trik-trik kelas rendah.""Apa yang kamu katakan?" tanya Julianto dengan tajam sambil mendekati Surya.Saat ini, Bunga berkata, "Pak Julianto, Pak Aksha adalah juru bicaraku. Kalau kamu ingin aku meminta maaf, sebaiknya kamu bersikap sopan."Julianto tiba-tiba menunjukkan tatapan tajam di matanya. Namun, dia segera tertawa sembari berkata, "Oke, mari kita bersiap untuk memulai acaranya. Aku yakin semua orang sudah nggak sabar menunggu."Kemudian, dia berbalik untuk kembali duduk di tempat duduknya. Namun, dia sudah memikirkan bagaimana cara menyiksa Surya setelah konferensi pers berakhir.Julianto mendengus dingin, melambai pada pembawa acara yang juga merupakan artis di bawah naungan Perusahaan Film Yogu. Segera, pembawa acara berjalan ke podium, lalu berkata dengan mikrofon, "Para tamu
Wajah Julianto tiba-tiba berubah muram.Julianto mencibir, lalu berkata, "Jadi, kamu mengatakan kalau Shelly menjebak Bunga, tapi bukti apa yang kamu punya? Kalau kamu nggak bisa memberikan bukti, itu sudah membuktikan kalau Bunga memang menyebarkan fitnah tentang Shelly. Kamu hanya bicara omong kosong, berusaha membingungkan orang."Julianto tentu saja sudah tahu tentang kutukan itu.Namun, Julianto juga tahu bahwa tidak ada yang akan memercayai hal seperti itu. Jadi, Aksha tidak mungkin bisa memberikan bukti.Tanpa adanya bukti, ini akan semakin menegaskan fakta bahwa Bunga memfitnah Shelly. Mari kita lihat apa yang akan dia katakan.Saat memikirkan hal ini, Julianto tidak tahan untuk memuji kecerdasannya.Pada saat ini, Surya berkata perlahan, "Pada saat itu, Bunga dan Shelly menandatangani kontrak dengan Perusahaan Film Yogu pada saat yang sama. Shelly takut Bunga akan menjadi lebih populer darinya, jadi dia membawa sebuah kalung, lalu menemui Asyim yang belajar ilmu sihir hitam. D
Banyak wartawan yang berusaha berbicara dalam waktu bersamaan, meminta Surya memberikan nomor telepon itu.Namun, Surya berkata sambil tersenyum, "Semuanya, harap bersabar. Kalau Julianto dan Shelly menolak mengakuinya, aku pasti akan memberi kalian nomor Gana dan kapten agen khusus setempat agar kalian bisa memeriksanya."Setelah mengatakan ini, semua orang pada dasarnya cenderung memihak Surya dan Bunga. Bagaimanapun juga, apa yang mereka katakan sangatlah meyakinkan, tapi Julianto dan Shelly masih terdiam sampai sekarang.Pada saat ini, Julianto yang melihat situasi mulai tak terkendali, berkata dengan keras, "Bunga, aku nggak tahu di mana kamu menemukan orang gila ini. Dia hanya bicara omong kosong di sini. Aku beri tahu padamu, kalau kamu memfitnah Shelly dan Perusahaan Film Yogu, kamu benar-benar nggak akan mampu menanggung konsekuensinya.""Haha, kebenarannya sudah terungkap, jadi kamu mulai mengancam lagi, ya?" Surya tersenyum menghina. Dia bahkan menyalakan rokok, lalu mulai m
Saat ini, wajah Julianto sudah berubah sangat muram. Dia menatap Surya, lalu berkata pada Elga, "Pertama-tama, hancurkan dia dulu. Kemudian, penjarakan dia dan Bunga bersama dengan Berlin. Aku mau bersenang-senang dengan mereka.""Benar, kita nggak boleh memberi mereka kesempatan. Para bajingan ini benar-benar membuatku kesal." Shelly berteriak dengan marah dari samping.Awalnya, Shelly berpikir bahwa ini adalah konferensi pers permintaan maaf yang akan meningkatkan popularitasnya, memungkinkan dia untuk menunjukkan wajahnya di hadapan publik.Namun, Shelly tidak menyangka bahwa semua akan berakhir seperti ini. Semua ini hampir membuatnya meledak karena amarah. Jika tidak memikirkan citranya, Shelly sudah akan naik ke podium untuk mencakar wajah Bunga.Saat ini, Elga berkata, "Pak Julianto, tolong mundur. Semuanya tolong jaga jarak aman."Julianto mendengus dingin, membawa Shelly dan yang lainnya mundur sejauh beberapa puluh meter.Pada saat ini, Elga meraung, energi spiritual melonjak
Pada saat ini, Surya mendengus dingin, lalu melakukan gerakan dengan tangannya. Julianto langsung tertarik oleh kekuatan yang sangat besar sebelum tertangkap di tangan Surya.Sebelum Julianto bisa mengatakan apa-apa, Surya menendangnya, membuat salah satu kakinya patah.Julianto meraung kesakitan, lalu Surya dengan santai mematahkan satu lengan pria itu lagi.Julianto menjerit lagi, hampir pingsan karena kesakitan.Setelah itu, Surya melemparkan Julianto ke lantai, lalu menatap Shelly dan yang lainnya dengan tatapan dingin.Saat ini, Shelly tampak sangat ketakutan. Dia menutup mulutnya sambil gemetaran di sudut.Beberapa bos besar di bawah naungan Grup Yogu pun terlihat panik, tak tahu harus melakukan apa.Kemudian, Surya berkata perlahan, "Inilah yang terjadi kalau kalian menindas orang lain dengan kekuatan kalian. Ingat, di dunia ini ada banyak orang yang lebih kuat dari kalian. Sampah seperti kalian bukanlah apa-apa di hadapanku."Kata-kata Surya terdengar sangat sombong, tapi semua
Entah kenapa semua menghela napas lega. Pada saat yang bersamaan, mereka juga seperti ikan yang akan mati kehausan, lalu mulai bernapas dengan berat setelah kembali ke sungai.Saat ini, Berlin muncul di aula dengan kawalan dua pria kuat."Kakak."Bunga menangis seraya berlari, lalu memeluk kakaknya. Setelah itu, dia melihat kakaknya dari atas ke bawah untuk memeriksa apakah kakaknya terluka atau tidak.Berlin tersenyum tipis sambil membelai kepala adiknya dan berkata menenangkan, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."Melihat kakaknya hanya mengalami luka ringan, Bunga akhirnya merasa lega. Dia menyeka air matanya, kemudian berkata, "Senior Surya sudah datang, dia ada di sana."Kemudian, Bunga menunjuk ke arah Surya.Berlin juga menebak bahwa adiknya kemungkinan besar mengundang Surya untuk datang. Karena jika tidak, bagaimana mungkin Julianto bisa melepaskannya begitu saja.Bagaimanapun, sebelumnya Julianto mengancam bahwa Berlin tidak akan bisa keluar hidup-hidup jika tidak menyerahk
Namun, pada akhirnya, Shelly justru takut untuk bersaing dengan Bunga dan memperlakukan Bunga dengan cara yang begitu tercela. Hal ini membuat Bunga merasa sangat sedih.Kini setelah Shelly berakhir seperti ini, Bunga akhirnya bernapas lega dan merasa sangat puas.Saat ini, Surya tertawa, lalu berdiri. Dia berjalan keluar bersama Bunga dan juga Berlin.Setelah ketiga orang itu pergi, Julianto tiba-tiba menunjukkan tatapan garangnya dan berteriak, "Aksha, Bunga, aku bersumpah aku bukan manusia kalau nggak membunuh kalian."Sementara itu, setelah mereka kembali ke hotel, Berlin dan Bunga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Surya sampai Surya merasa sedikit sungkan.Akhirnya, Bunga berkata kepada kakaknya, "Aku sudah berjanji untuk memberikan setengah saham industri Keluarga Lasmani kepada Senior. Kakak, kamu nggak merasa keberatan, 'kan?"Bagaimanapun, Berlin adalah presdir Grup Lasmani, jadi Bunga masih perlu membicarakan hal ini dengannya.Ketika Berlin mendengar