Saat ini Julianto berdiri, menghampiri mereka berdua, lalu berkata dengan dingin, "Bunga, jangan main-main. Jangan lupakan saudaramu."Surya membalas, "Haha, orang-orang kelas atas selalu bermain dengan trik-trik kelas rendah.""Apa yang kamu katakan?" tanya Julianto dengan tajam sambil mendekati Surya.Saat ini, Bunga berkata, "Pak Julianto, Pak Aksha adalah juru bicaraku. Kalau kamu ingin aku meminta maaf, sebaiknya kamu bersikap sopan."Julianto tiba-tiba menunjukkan tatapan tajam di matanya. Namun, dia segera tertawa sembari berkata, "Oke, mari kita bersiap untuk memulai acaranya. Aku yakin semua orang sudah nggak sabar menunggu."Kemudian, dia berbalik untuk kembali duduk di tempat duduknya. Namun, dia sudah memikirkan bagaimana cara menyiksa Surya setelah konferensi pers berakhir.Julianto mendengus dingin, melambai pada pembawa acara yang juga merupakan artis di bawah naungan Perusahaan Film Yogu. Segera, pembawa acara berjalan ke podium, lalu berkata dengan mikrofon, "Para tamu
Wajah Julianto tiba-tiba berubah muram.Julianto mencibir, lalu berkata, "Jadi, kamu mengatakan kalau Shelly menjebak Bunga, tapi bukti apa yang kamu punya? Kalau kamu nggak bisa memberikan bukti, itu sudah membuktikan kalau Bunga memang menyebarkan fitnah tentang Shelly. Kamu hanya bicara omong kosong, berusaha membingungkan orang."Julianto tentu saja sudah tahu tentang kutukan itu.Namun, Julianto juga tahu bahwa tidak ada yang akan memercayai hal seperti itu. Jadi, Aksha tidak mungkin bisa memberikan bukti.Tanpa adanya bukti, ini akan semakin menegaskan fakta bahwa Bunga memfitnah Shelly. Mari kita lihat apa yang akan dia katakan.Saat memikirkan hal ini, Julianto tidak tahan untuk memuji kecerdasannya.Pada saat ini, Surya berkata perlahan, "Pada saat itu, Bunga dan Shelly menandatangani kontrak dengan Perusahaan Film Yogu pada saat yang sama. Shelly takut Bunga akan menjadi lebih populer darinya, jadi dia membawa sebuah kalung, lalu menemui Asyim yang belajar ilmu sihir hitam. D
Banyak wartawan yang berusaha berbicara dalam waktu bersamaan, meminta Surya memberikan nomor telepon itu.Namun, Surya berkata sambil tersenyum, "Semuanya, harap bersabar. Kalau Julianto dan Shelly menolak mengakuinya, aku pasti akan memberi kalian nomor Gana dan kapten agen khusus setempat agar kalian bisa memeriksanya."Setelah mengatakan ini, semua orang pada dasarnya cenderung memihak Surya dan Bunga. Bagaimanapun juga, apa yang mereka katakan sangatlah meyakinkan, tapi Julianto dan Shelly masih terdiam sampai sekarang.Pada saat ini, Julianto yang melihat situasi mulai tak terkendali, berkata dengan keras, "Bunga, aku nggak tahu di mana kamu menemukan orang gila ini. Dia hanya bicara omong kosong di sini. Aku beri tahu padamu, kalau kamu memfitnah Shelly dan Perusahaan Film Yogu, kamu benar-benar nggak akan mampu menanggung konsekuensinya.""Haha, kebenarannya sudah terungkap, jadi kamu mulai mengancam lagi, ya?" Surya tersenyum menghina. Dia bahkan menyalakan rokok, lalu mulai m
Saat ini, wajah Julianto sudah berubah sangat muram. Dia menatap Surya, lalu berkata pada Elga, "Pertama-tama, hancurkan dia dulu. Kemudian, penjarakan dia dan Bunga bersama dengan Berlin. Aku mau bersenang-senang dengan mereka.""Benar, kita nggak boleh memberi mereka kesempatan. Para bajingan ini benar-benar membuatku kesal." Shelly berteriak dengan marah dari samping.Awalnya, Shelly berpikir bahwa ini adalah konferensi pers permintaan maaf yang akan meningkatkan popularitasnya, memungkinkan dia untuk menunjukkan wajahnya di hadapan publik.Namun, Shelly tidak menyangka bahwa semua akan berakhir seperti ini. Semua ini hampir membuatnya meledak karena amarah. Jika tidak memikirkan citranya, Shelly sudah akan naik ke podium untuk mencakar wajah Bunga.Saat ini, Elga berkata, "Pak Julianto, tolong mundur. Semuanya tolong jaga jarak aman."Julianto mendengus dingin, membawa Shelly dan yang lainnya mundur sejauh beberapa puluh meter.Pada saat ini, Elga meraung, energi spiritual melonjak
Pada saat ini, Surya mendengus dingin, lalu melakukan gerakan dengan tangannya. Julianto langsung tertarik oleh kekuatan yang sangat besar sebelum tertangkap di tangan Surya.Sebelum Julianto bisa mengatakan apa-apa, Surya menendangnya, membuat salah satu kakinya patah.Julianto meraung kesakitan, lalu Surya dengan santai mematahkan satu lengan pria itu lagi.Julianto menjerit lagi, hampir pingsan karena kesakitan.Setelah itu, Surya melemparkan Julianto ke lantai, lalu menatap Shelly dan yang lainnya dengan tatapan dingin.Saat ini, Shelly tampak sangat ketakutan. Dia menutup mulutnya sambil gemetaran di sudut.Beberapa bos besar di bawah naungan Grup Yogu pun terlihat panik, tak tahu harus melakukan apa.Kemudian, Surya berkata perlahan, "Inilah yang terjadi kalau kalian menindas orang lain dengan kekuatan kalian. Ingat, di dunia ini ada banyak orang yang lebih kuat dari kalian. Sampah seperti kalian bukanlah apa-apa di hadapanku."Kata-kata Surya terdengar sangat sombong, tapi semua
Entah kenapa semua menghela napas lega. Pada saat yang bersamaan, mereka juga seperti ikan yang akan mati kehausan, lalu mulai bernapas dengan berat setelah kembali ke sungai.Saat ini, Berlin muncul di aula dengan kawalan dua pria kuat."Kakak."Bunga menangis seraya berlari, lalu memeluk kakaknya. Setelah itu, dia melihat kakaknya dari atas ke bawah untuk memeriksa apakah kakaknya terluka atau tidak.Berlin tersenyum tipis sambil membelai kepala adiknya dan berkata menenangkan, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."Melihat kakaknya hanya mengalami luka ringan, Bunga akhirnya merasa lega. Dia menyeka air matanya, kemudian berkata, "Senior Surya sudah datang, dia ada di sana."Kemudian, Bunga menunjuk ke arah Surya.Berlin juga menebak bahwa adiknya kemungkinan besar mengundang Surya untuk datang. Karena jika tidak, bagaimana mungkin Julianto bisa melepaskannya begitu saja.Bagaimanapun, sebelumnya Julianto mengancam bahwa Berlin tidak akan bisa keluar hidup-hidup jika tidak menyerahk
Namun, pada akhirnya, Shelly justru takut untuk bersaing dengan Bunga dan memperlakukan Bunga dengan cara yang begitu tercela. Hal ini membuat Bunga merasa sangat sedih.Kini setelah Shelly berakhir seperti ini, Bunga akhirnya bernapas lega dan merasa sangat puas.Saat ini, Surya tertawa, lalu berdiri. Dia berjalan keluar bersama Bunga dan juga Berlin.Setelah ketiga orang itu pergi, Julianto tiba-tiba menunjukkan tatapan garangnya dan berteriak, "Aksha, Bunga, aku bersumpah aku bukan manusia kalau nggak membunuh kalian."Sementara itu, setelah mereka kembali ke hotel, Berlin dan Bunga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Surya sampai Surya merasa sedikit sungkan.Akhirnya, Bunga berkata kepada kakaknya, "Aku sudah berjanji untuk memberikan setengah saham industri Keluarga Lasmani kepada Senior. Kakak, kamu nggak merasa keberatan, 'kan?"Bagaimanapun, Berlin adalah presdir Grup Lasmani, jadi Bunga masih perlu membicarakan hal ini dengannya.Ketika Berlin mendengar
Pria tua ini tidak lain adalah Karno Sudarjo yang merupakan kepala keluarga Sudarjo saat ini. Karno memiliki kekayaan bersih ratusan triliun dan merupakan seorang pebisnis sejati. Karno adalah pria berkuasa yang dapat memengaruhi segalanya di Kota Yogu.Keluarga Sudarjo memiliki sejarah ratusan tahun di Kota Yogu. Siapa pun yang memiliki status tinggi di Kota Yogu harus menjaga rasa hormat yang cukup ketika bertemu dengan Karno.Karena Keluarga Sudarjo pasti memiliki kekuatan yang besar dengan Grup Yogu sebagai perusahaan utamanya. Mereka juga telah menorehkan prestasi besar di industri film dan televisi, industri logistik, manufaktur dan bidang lainnya.Lalu sejak sepuluh tahun yang lalu, Karno memiliki pandangan ke depan untuk menyerahkan sebagian sahamnya dan membiarkan Pemerintah Kota Yogu yang memegang saham tersebut.Dengan cara ini, tidak ada lagi yang berani menyentuh Grup Yogu. Grup Yogu pun selalu berdiri tegak di Kota Yogu dan menjadi yang terdepan.Di hati masyarakat Kota Y
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di