Keduanya masuk ke ruang tamu vila yang di dalamnya memang sangat unik.Belum lagi dekorasinya yang mewah, terdapat juga meja teh yang sangat luas. Ada dua wanita cantik bergaun yang sedang membuat teh, sementara dua wanita cantik lainnya berdiri di depan pintu untuk menjadi pelayan.Norman dan Hadi duduk di tepi meja teh, sementara wanita cantik itu segera menyajikan teh berkualitas tinggi yang sudah diseduh kepada mereka.Hadi bertanya dengan penuh perhatian, "Pak, apa ada perintah?""Hari ini, dua orang dari Konsorsium Pelita datang lagi," jawab Norman sambil menyesap teh dan mengerutkan kening.Hadi menyahut dengan acuh tak acuh, "Biarkan saja mereka datang. Di tanah yang kecil ini, siapa yang kita takuti?""Lebih baik berhati-hati. Menurutku kedua pendatang baru ini nggak sederhana. Kita harus bersikap kejam," kata Norman.Hadi tertegun, lalu menyahut, "Buat mereka menghilang?""Nggak bisa begitu. Kalau mereka menghilang, Konsorsium Pelita pasti akan mengirim seseorang kembali.
Surya berdiri, berjalan mengitari ruangan kecil itu, lalu berkata perlahan, "Berantas mereka sepenuhnya.""Baiklah, aku akan membunuh Hadi sekarang juga, tapi Norman adalah seorang pejabat, jadi aku nggak pantas untuk membunuhnya, 'kan?" tanya Betran.Surya melirik Hadi sambil menjawab, "Kita adalah negara yang diatur oleh hukum."Betran tidak bisa berkata-kata, sementara Surya mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.Setelah beberapa saat, suara Raka terdengar dari seberang, "Kak, kenapa kamu nggak mengajakku pergi juga?""Berhenti bicara omong kosong, aku punya tugas untukmu.""Cepat katakan, cepat katakan," sahut Raka dengan tidak sabar."Orang yang bertanggung jawab di Kota Kastanya ini benar-benar nggak berguna. Dia bukan hanya menahan uang 100 miliar yang kita sumbangkan, bahkan juga menjadi payung pelindung orang-orang jahat setempat. Bicaralah kepada tim penyelidik dan minta mereka untuk mengirim kelompok mereka kemari. Lebih baik lagi, minta Yenny mengirim Pasukan Lay
Hildan menyahut dengan cepat, "Bagaimana kalau kita pergi dulu? Rasanya nggak terlalu aman kalau berada di sini.""Jangan khawatir, aku datang kemari untuk menangani mereka. Kalian nggak perlu khawatir," kata Surya menenangkan.Namun, Josef dan Hildan masih terlihat khawatir.Surya tersenyum sambil berkata, "Jangan takut. Kalian berdua sudah mengurus masalah ini dengan baik. Nanti aku akan memberi kalian promosi dan kenaikan gaji.""Aku khawatir nggak bisa menunggu sampai hari itu datang," balas Hildan dengan panik.Melihat ini, Betran tersenyum dan menyela, "Apa yang kamu khawatirkan? Jangan lupa kalau kalian adalah orang Konsorsium Pelita. Apa kita nggak bisa menangani beberapa orang udik?""Kalau kita berada di Kota Juwana, kita memang nggak akan takut pada apa pun. Tapi tempat ini jauh di pegunungan yang terpencil. Aku benar-benar takut aku akan mati dengan cara yang nggak diketahui," sahut Josef.Surya berkata dengan suara yang dalam, "Jangan khawatir, orang-orang akan datang beso
Larut malam, di Taman Satia.Hadi menatap pria botak dengan kaki patah itu sambil mendengarkan laporannya, lalu menjadi marah.Bahkan di wilayahnya sendiri, masih ada orang yang berani menyerang anak buahnya. Hal ini merupakan provokosi terhadap wibawanya. Jika orang-orang ini tidak ditangani, kelak siapa lagi yang akan takut padanya?Dalam kemarahan, Hadi hanya bisa membangunkan Norman.Norman baru saja melakukan penerbangan ganda dan tidur dengan sangat nyenyak. Jadi, ketika dibangunkan, dia merasa sangat marah."Jam berapa sekarang? Apakah kamu sudah gila?" omel Norman dengan kesal.Hadi hanya bisa menunduk dan berkata, "Pak, salah satu dari dua pendatang itu sangat pandai bertarung. Anak buahku kalah dengan telak.""Sangat kuat?" tanya Norman dengan tidak percaya.Hadi menggertakkan gigi, lalu menjawab, "Ya, aku juga nggak menyangka akan begitu. Kalau aku mengetahuinya, aku pasti akan menyiapkan lebih banyak orang."Norman berpikir keras. Setelah beberapa saat, dia perlahan berkata
Betran tersenyum. Mereka berdua pun kembali ke kamar masing-masing, kemudian berbaring dan tertidur....Keesokan paginya.Setelah Surya dan Betran bangun, mereka memanggil Josef dan Hildan untuk makan.Namun, ketika mereka pergi ke kedai sarapan, pemilik kedai menolak menjual kepada mereka.Betran bertanya dengan bingung, "Keterlaluan sekali, bukankah kami juga memberimu uang?""Aku tahu kalian orang baik, tapi kalian sudah menyinggung Hadi. Kalau aku menjualnya kepada kalian, aku nggak akan bisa membuka kedai kecil ini," jawab pemilik kedai itu tak berdaya.Surya menggelengkan kepalanya, kemudian bertanya, "Apakah dia sekuat itu?""Kalian adalah orang luar dan nggak paham dengan situasinya. Siapa di seluruh Kota Kastanya yang nggak takut ketika melihat Hadi? Beberapa nyawa yang sudah hilang di tambangnya, tapi dia masih aman dan sehat. Siapa yang berani macam-macam dengannya?"Surya terdiam dan kehilangan nafsu makannya.Saat ini, wanita gila itu berkeliaran di sini lagi.Melihat hal
Hadi yang tak memiliki persiapan apa-apa langsung digigit lengannya. Dia berteriak kesakitan sambil berusaha melepaskan wanita gila itu.Namun, siapa sangka wanita gila itu justru tidak mau melepaskannya, hanya menggigit Hadi dengan sekuat tenaga.Hadi merasa sangat kesakitan. Karena terlalu marah, dia pun meninju hidung wanita gila itu dengan penuh amarah.Terdengar suara hantaman yang keras. Mulut dan hidung wanita gila itu mulai berdarah, tetapi dia tetap tidak melepaskan Hadi.Hadi menjerit kesakitan. Orang-orang di sebelahnya mulai menyadari apa yang terjadi. Mereka dengan cepat melangkah maju untuk menarik wanita gila itu, lalu meninju dan menendangnya.Namun, pada saat ini, Surya melangkah maju, lalu melemparkan anak buah Hadi dan menarik wanita gila itu kembali.Hadi berdiri dengan sangat menyedihkan.Ternyata kali ini, wanita gila itu sudah menggigit sepotong daging dari lengan Hadi.Hadi kesakitan dan juga merasa sangat marah. Dia memegangi area yang terluka sambil melompat-l
"Kamu ..." ujar Norman dengan sangat marah.Surya melanjutkan, "Norman, apa kamu tahu kalau Hadi telah menambang secara ilegal selama bertahun-tahun?"Masalah ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kota ini sejak lama, tetapi tidak ada yang mampu menyinggung mereka berdua, jadi tidak ada yang berani mengatakan apa pun.Namun, kini setelah Surya mengungkapnya di siang bolong, orang-orang juga ingin tahu bagaimana Norman dan Hadi akan menjawab pertanyaan tersebut.Norman yang marah, perlahan-lahan mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres.Orang-orang yang bahkan tidak dia pandang sebelumnya, kini menatapnya dengan kekuatan tak terlihat dan membuatnya merasa makin terintimidasi.Hadi tidak pernah menyangka bahwa orang-orang murahan yang biasanya dia pandang sebagai tikus belaka, mulai berani menatap langsung ke arahnya sekarang.Keduanya saling memandang, Norman tahu jika ini terus berlanjut, sesuatu mungkin akan terjadi.Jadi, Norman menarik napas dalam-dalam dan berteriak, "Ru
Hadi yang tercengang pun buru-buru menghampiri Norman. "Ada apa ini, Pak?" tanya Hadi sambil gemetar ketakutan.Norman bahkan merasa lebih bingung lagi. Dia tidak melapor pada atasan ataupun memanggil bala bantuan. Namun, kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang kemari?Setelah dipikir-pikir, Norman merasa bahwa kebetulan para pemimpin kabupaten datang untuk melakukan inspeksi.Jika demikian, hal tersebut belum tentu merupakan hal yang buruk. Norman mempunyai sandaran di pemerintahan kabupaten. Upeti yang diberikannya setiap tahun tidak sedikit. Jika tidak, bagaimana mungkin Norman bisa menjadi penguasa di tempat ini selama bertahun-tahun?Selama mereka adalah orang-orang dari kabupaten, Norman hanya perlu menyapa mereka saja dan kumpulan orang-orang yang sulit diatur itu akan segera dibubarkan. Kemudian, Surya dan yang lainnya akan ditangkap, lalu masalah ini pun akan selesai.Setelah itu, Norman akan memberikan setengah dari 100 miliar yang disitanya kepada atasan. Dengan begitu, ten