Hadi yang tak memiliki persiapan apa-apa langsung digigit lengannya. Dia berteriak kesakitan sambil berusaha melepaskan wanita gila itu.Namun, siapa sangka wanita gila itu justru tidak mau melepaskannya, hanya menggigit Hadi dengan sekuat tenaga.Hadi merasa sangat kesakitan. Karena terlalu marah, dia pun meninju hidung wanita gila itu dengan penuh amarah.Terdengar suara hantaman yang keras. Mulut dan hidung wanita gila itu mulai berdarah, tetapi dia tetap tidak melepaskan Hadi.Hadi menjerit kesakitan. Orang-orang di sebelahnya mulai menyadari apa yang terjadi. Mereka dengan cepat melangkah maju untuk menarik wanita gila itu, lalu meninju dan menendangnya.Namun, pada saat ini, Surya melangkah maju, lalu melemparkan anak buah Hadi dan menarik wanita gila itu kembali.Hadi berdiri dengan sangat menyedihkan.Ternyata kali ini, wanita gila itu sudah menggigit sepotong daging dari lengan Hadi.Hadi kesakitan dan juga merasa sangat marah. Dia memegangi area yang terluka sambil melompat-l
"Kamu ..." ujar Norman dengan sangat marah.Surya melanjutkan, "Norman, apa kamu tahu kalau Hadi telah menambang secara ilegal selama bertahun-tahun?"Masalah ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kota ini sejak lama, tetapi tidak ada yang mampu menyinggung mereka berdua, jadi tidak ada yang berani mengatakan apa pun.Namun, kini setelah Surya mengungkapnya di siang bolong, orang-orang juga ingin tahu bagaimana Norman dan Hadi akan menjawab pertanyaan tersebut.Norman yang marah, perlahan-lahan mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres.Orang-orang yang bahkan tidak dia pandang sebelumnya, kini menatapnya dengan kekuatan tak terlihat dan membuatnya merasa makin terintimidasi.Hadi tidak pernah menyangka bahwa orang-orang murahan yang biasanya dia pandang sebagai tikus belaka, mulai berani menatap langsung ke arahnya sekarang.Keduanya saling memandang, Norman tahu jika ini terus berlanjut, sesuatu mungkin akan terjadi.Jadi, Norman menarik napas dalam-dalam dan berteriak, "Ru
Hadi yang tercengang pun buru-buru menghampiri Norman. "Ada apa ini, Pak?" tanya Hadi sambil gemetar ketakutan.Norman bahkan merasa lebih bingung lagi. Dia tidak melapor pada atasan ataupun memanggil bala bantuan. Namun, kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang kemari?Setelah dipikir-pikir, Norman merasa bahwa kebetulan para pemimpin kabupaten datang untuk melakukan inspeksi.Jika demikian, hal tersebut belum tentu merupakan hal yang buruk. Norman mempunyai sandaran di pemerintahan kabupaten. Upeti yang diberikannya setiap tahun tidak sedikit. Jika tidak, bagaimana mungkin Norman bisa menjadi penguasa di tempat ini selama bertahun-tahun?Selama mereka adalah orang-orang dari kabupaten, Norman hanya perlu menyapa mereka saja dan kumpulan orang-orang yang sulit diatur itu akan segera dibubarkan. Kemudian, Surya dan yang lainnya akan ditangkap, lalu masalah ini pun akan selesai.Setelah itu, Norman akan memberikan setengah dari 100 miliar yang disitanya kepada atasan. Dengan begitu, ten
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Norman dengan ngeri.Pada saat itu, Hadi juga ikut ditekan ke tanah dan diborgol dengan cara yang sama."Apa ... apa yang kalian lakukan? Kalian salah orang. Aku ini orangnya Pak Norman," teriak Hadi dengan bingung.Pada saat ini, pemuda itu tersenyum sinis. Dia mengeluarkan kartu identitasnya, lalu melambai-lambaikannya. "Aku Raka Kuswara, petugas khusus Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana. Kami menerima laporan kalau Norman dicurigai melakukan kejahatan yang serius. Sekarang, kami akan membawanya kembali untuk diperiksa.""Aku Yenny, kapten Pusat Pasukan Layanan Khusus Kota Juwana yang membantu Pengawas Kedisiplinan dalam menangani kasus ini. Hadi dicurigai memimpin kelompok preman, menambang secara ilegal dan kejahatan lainnya. Sekarang, dia ditahan secara sah dan akan menjalani pemeriksaan."Semua orang langsung tercengang begitu kedua orang tersebut menunjukkan identitasnya masing-masing. Butuh waktu lama bagi orang-orang untuk tersadar kembali. Bera
Raka langsung berkata, "Semua hal yang berhubungan dengan Bos pasti akan kami lakukan dengan cepat. Ini semua menyangkut prestise 'kan, Bos?""Kenapa kamu datang sendiri?" Surya mengira jika cukup bagi Yenny untuk mengirim tim yang terdiri dari banyak orang. Namun, Surya tidak menyangka jika Yenny tetap saja datang sendiri ke tempat ini.Yenny mengangkat bahu sambil berkata, "Akhir-akhir ini aku merasa sangat jengkel. Jadi, aku keluar untuk menenangkan hati."Surya memperhatikan sekeliling, masih ada banyak orang yang tidak mau membubarkan diri. Dia pun berkata kepada Yenny. "Katakan sesuatu kepada mereka, agar mereka mau segera membubarkan diri."Yenny menyodok Raka. Raka pun mendekati Surya. Kemudian, Raka berbalik menghadap semua orang dan berkata, "Kalian tenang saja, kami pasti akan membereskan kejahatan di sini. Kami akan menciptakan lingkungan hidup yang damai dan bahagia. Sekarang, semua orang silakan kembali ke rumah masing-masing. Kalau ada yang ingin kalian laporkan atau ada
Surya menatap Betran untuk waktu yang lama sebelum perlahan berkata, "Kamu memang pandai berhitung.""Lagi pula, tambang emas itu di mana pun tempatnya, akan sia-sia saja kalau nggak dikelola dengan baik," kata Betran sambil tertawa garing.Surya berpikir sejenak, kemudian menatap Raka dan Yenny.Raka tersenyum sambil berkata, "Idemu bagus juga. Aku bisa menghubungi pihak yang berwenang untuk meminta izin. Selama penambangannya dilakukan secara legal dan wajar, aku rasa nggak akan ada masalah."Karena Raka sudah bicara seperti itu, pengajuan izin penambangan emas tersebut tidak akan ada masalah lagi.Surya berpikir sejenak. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan Betran itu memang masuk akal. Oleh karena itu, dia pun berkata, "Oke. Setelah makan, ayo kita pergi untuk melihat tambang emasnya."Semua orang mengangguk. Setelah makan, meninggalkan Josef dan Hildan, mereka berempat pergi ke lokasi tambang emas.Mengenai interogasi terhadap Norman dan Hadi, mereka cukup menyerahkannya kepada tim
Selama sebulan ini, Constantin telah melewati berbagai tempat di Kota Juwana dan menggunakan Cermin Sihir untuk membentuk Bola Cahaya ini. Dia bisa melihat berbagai tempat dan bangunan yang pernah dilewatinya hanya dengan menggerakkan posisi Bola Cahaya itu.Setelah beberapa saat, dia pun mengernyit dan berkata, "Padahal dia sudah terkontaminasi, di mana dia bersembunyi?"...Di Pulau Aora, di dalam kamar Rosa.Rosa keluar untuk berkeliling satu putaran. Kemudian, dia kembali ke kamar dan menutup pintunya. Dia menekankan kedua tangannya di lantai, lalu mengalirlah energi spiritual yang kuat. Energi tersebut membentuk sebuah batasan yang memisahkah kamarnya dengan dunia luar.Setelah itu, Rosa mengeluarkan sebuah benda seperti kaset dan meletakkannya di atas meja. Lalu, dia memasukkan energi spiritual ke dalam kaset itu.Kaset itu menampilkan ukiran-ukiran yang misterius dan memancarkan cahaya berwarna biru.Setelah beberapa menit, muncul empat sosok di tengah cahaya biru tersebut.Di a
"Hehe, abaikan saja ucapanku," ucap pria trendi sambil mengangkat bahunya.Di saat ini, Rosa tertawa dan berkata, "Baiklah, terima kasih atas waktunya, tetua sekalian, sampai jumpa."Rosa menarik energi spiritual dan menyimpan kasetnya, kemudian berkata, "Semakin dilihat, semakin mirip. Kalau benar-benar keturunan Ketua, apakah benar-benar ada rubah tua yang mau menyerahkan posisi ketua?"...Di dalam kantor Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural, Naka sedang melakukan panggilan yang terenkripsi."Pak, terdeteksi kejanggalan, kekuatannya sangat mirip dengan Ajaran Dewa Darah.""Utusan ketujuh sudah menyelinap ke Kota Juwana, dia akan segera bergerak.""Mungkin kekuatanku dan Pak Surya nggak akan cukup untuk melawan utusan, kami perlu bantuan," ucap Naka."Nggak ada bantuan. Suruh Surya yang urus, kamu bertanggung jawab untuk mengawasi. Aku ingin dia mengerahkan seluruh atribut dan juga kekuatannya.""Ini sangat berbahaya ..." ucap Naka."Memang sangat berbahaya, tap