Hildan menyahut dengan cepat, "Bagaimana kalau kita pergi dulu? Rasanya nggak terlalu aman kalau berada di sini.""Jangan khawatir, aku datang kemari untuk menangani mereka. Kalian nggak perlu khawatir," kata Surya menenangkan.Namun, Josef dan Hildan masih terlihat khawatir.Surya tersenyum sambil berkata, "Jangan takut. Kalian berdua sudah mengurus masalah ini dengan baik. Nanti aku akan memberi kalian promosi dan kenaikan gaji.""Aku khawatir nggak bisa menunggu sampai hari itu datang," balas Hildan dengan panik.Melihat ini, Betran tersenyum dan menyela, "Apa yang kamu khawatirkan? Jangan lupa kalau kalian adalah orang Konsorsium Pelita. Apa kita nggak bisa menangani beberapa orang udik?""Kalau kita berada di Kota Juwana, kita memang nggak akan takut pada apa pun. Tapi tempat ini jauh di pegunungan yang terpencil. Aku benar-benar takut aku akan mati dengan cara yang nggak diketahui," sahut Josef.Surya berkata dengan suara yang dalam, "Jangan khawatir, orang-orang akan datang beso
Larut malam, di Taman Satia.Hadi menatap pria botak dengan kaki patah itu sambil mendengarkan laporannya, lalu menjadi marah.Bahkan di wilayahnya sendiri, masih ada orang yang berani menyerang anak buahnya. Hal ini merupakan provokosi terhadap wibawanya. Jika orang-orang ini tidak ditangani, kelak siapa lagi yang akan takut padanya?Dalam kemarahan, Hadi hanya bisa membangunkan Norman.Norman baru saja melakukan penerbangan ganda dan tidur dengan sangat nyenyak. Jadi, ketika dibangunkan, dia merasa sangat marah."Jam berapa sekarang? Apakah kamu sudah gila?" omel Norman dengan kesal.Hadi hanya bisa menunduk dan berkata, "Pak, salah satu dari dua pendatang itu sangat pandai bertarung. Anak buahku kalah dengan telak.""Sangat kuat?" tanya Norman dengan tidak percaya.Hadi menggertakkan gigi, lalu menjawab, "Ya, aku juga nggak menyangka akan begitu. Kalau aku mengetahuinya, aku pasti akan menyiapkan lebih banyak orang."Norman berpikir keras. Setelah beberapa saat, dia perlahan berkata
Betran tersenyum. Mereka berdua pun kembali ke kamar masing-masing, kemudian berbaring dan tertidur....Keesokan paginya.Setelah Surya dan Betran bangun, mereka memanggil Josef dan Hildan untuk makan.Namun, ketika mereka pergi ke kedai sarapan, pemilik kedai menolak menjual kepada mereka.Betran bertanya dengan bingung, "Keterlaluan sekali, bukankah kami juga memberimu uang?""Aku tahu kalian orang baik, tapi kalian sudah menyinggung Hadi. Kalau aku menjualnya kepada kalian, aku nggak akan bisa membuka kedai kecil ini," jawab pemilik kedai itu tak berdaya.Surya menggelengkan kepalanya, kemudian bertanya, "Apakah dia sekuat itu?""Kalian adalah orang luar dan nggak paham dengan situasinya. Siapa di seluruh Kota Kastanya yang nggak takut ketika melihat Hadi? Beberapa nyawa yang sudah hilang di tambangnya, tapi dia masih aman dan sehat. Siapa yang berani macam-macam dengannya?"Surya terdiam dan kehilangan nafsu makannya.Saat ini, wanita gila itu berkeliaran di sini lagi.Melihat hal
Hadi yang tak memiliki persiapan apa-apa langsung digigit lengannya. Dia berteriak kesakitan sambil berusaha melepaskan wanita gila itu.Namun, siapa sangka wanita gila itu justru tidak mau melepaskannya, hanya menggigit Hadi dengan sekuat tenaga.Hadi merasa sangat kesakitan. Karena terlalu marah, dia pun meninju hidung wanita gila itu dengan penuh amarah.Terdengar suara hantaman yang keras. Mulut dan hidung wanita gila itu mulai berdarah, tetapi dia tetap tidak melepaskan Hadi.Hadi menjerit kesakitan. Orang-orang di sebelahnya mulai menyadari apa yang terjadi. Mereka dengan cepat melangkah maju untuk menarik wanita gila itu, lalu meninju dan menendangnya.Namun, pada saat ini, Surya melangkah maju, lalu melemparkan anak buah Hadi dan menarik wanita gila itu kembali.Hadi berdiri dengan sangat menyedihkan.Ternyata kali ini, wanita gila itu sudah menggigit sepotong daging dari lengan Hadi.Hadi kesakitan dan juga merasa sangat marah. Dia memegangi area yang terluka sambil melompat-l
"Kamu ..." ujar Norman dengan sangat marah.Surya melanjutkan, "Norman, apa kamu tahu kalau Hadi telah menambang secara ilegal selama bertahun-tahun?"Masalah ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kota ini sejak lama, tetapi tidak ada yang mampu menyinggung mereka berdua, jadi tidak ada yang berani mengatakan apa pun.Namun, kini setelah Surya mengungkapnya di siang bolong, orang-orang juga ingin tahu bagaimana Norman dan Hadi akan menjawab pertanyaan tersebut.Norman yang marah, perlahan-lahan mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres.Orang-orang yang bahkan tidak dia pandang sebelumnya, kini menatapnya dengan kekuatan tak terlihat dan membuatnya merasa makin terintimidasi.Hadi tidak pernah menyangka bahwa orang-orang murahan yang biasanya dia pandang sebagai tikus belaka, mulai berani menatap langsung ke arahnya sekarang.Keduanya saling memandang, Norman tahu jika ini terus berlanjut, sesuatu mungkin akan terjadi.Jadi, Norman menarik napas dalam-dalam dan berteriak, "Ru
Hadi yang tercengang pun buru-buru menghampiri Norman. "Ada apa ini, Pak?" tanya Hadi sambil gemetar ketakutan.Norman bahkan merasa lebih bingung lagi. Dia tidak melapor pada atasan ataupun memanggil bala bantuan. Namun, kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang kemari?Setelah dipikir-pikir, Norman merasa bahwa kebetulan para pemimpin kabupaten datang untuk melakukan inspeksi.Jika demikian, hal tersebut belum tentu merupakan hal yang buruk. Norman mempunyai sandaran di pemerintahan kabupaten. Upeti yang diberikannya setiap tahun tidak sedikit. Jika tidak, bagaimana mungkin Norman bisa menjadi penguasa di tempat ini selama bertahun-tahun?Selama mereka adalah orang-orang dari kabupaten, Norman hanya perlu menyapa mereka saja dan kumpulan orang-orang yang sulit diatur itu akan segera dibubarkan. Kemudian, Surya dan yang lainnya akan ditangkap, lalu masalah ini pun akan selesai.Setelah itu, Norman akan memberikan setengah dari 100 miliar yang disitanya kepada atasan. Dengan begitu, ten
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Norman dengan ngeri.Pada saat itu, Hadi juga ikut ditekan ke tanah dan diborgol dengan cara yang sama."Apa ... apa yang kalian lakukan? Kalian salah orang. Aku ini orangnya Pak Norman," teriak Hadi dengan bingung.Pada saat ini, pemuda itu tersenyum sinis. Dia mengeluarkan kartu identitasnya, lalu melambai-lambaikannya. "Aku Raka Kuswara, petugas khusus Pengawas Kedisiplinan Kota Juwana. Kami menerima laporan kalau Norman dicurigai melakukan kejahatan yang serius. Sekarang, kami akan membawanya kembali untuk diperiksa.""Aku Yenny, kapten Pusat Pasukan Layanan Khusus Kota Juwana yang membantu Pengawas Kedisiplinan dalam menangani kasus ini. Hadi dicurigai memimpin kelompok preman, menambang secara ilegal dan kejahatan lainnya. Sekarang, dia ditahan secara sah dan akan menjalani pemeriksaan."Semua orang langsung tercengang begitu kedua orang tersebut menunjukkan identitasnya masing-masing. Butuh waktu lama bagi orang-orang untuk tersadar kembali. Bera
Raka langsung berkata, "Semua hal yang berhubungan dengan Bos pasti akan kami lakukan dengan cepat. Ini semua menyangkut prestise 'kan, Bos?""Kenapa kamu datang sendiri?" Surya mengira jika cukup bagi Yenny untuk mengirim tim yang terdiri dari banyak orang. Namun, Surya tidak menyangka jika Yenny tetap saja datang sendiri ke tempat ini.Yenny mengangkat bahu sambil berkata, "Akhir-akhir ini aku merasa sangat jengkel. Jadi, aku keluar untuk menenangkan hati."Surya memperhatikan sekeliling, masih ada banyak orang yang tidak mau membubarkan diri. Dia pun berkata kepada Yenny. "Katakan sesuatu kepada mereka, agar mereka mau segera membubarkan diri."Yenny menyodok Raka. Raka pun mendekati Surya. Kemudian, Raka berbalik menghadap semua orang dan berkata, "Kalian tenang saja, kami pasti akan membereskan kejahatan di sini. Kami akan menciptakan lingkungan hidup yang damai dan bahagia. Sekarang, semua orang silakan kembali ke rumah masing-masing. Kalau ada yang ingin kalian laporkan atau ada