Dalam lima tahun berikutnya, Surya setiap hari berlatih teknik untuk mengambil barang tak bertuan dari Lautan Ruang. Karena Surya berlatih di dalam dimensi naga terperangkap, laju waktu di dalamnya seratus kali lebih cepat daripada dunia luar. Jadi, lima tahun di luar sama dengan lima ratus tahun di dimensi naga terperangkap.Setelah lima ratus tahun berlatih, kemampuan Lautan Ruang dari Cincin Naga Api telah meningkat dari tingkat dasar ke tingkat menengah, memungkinkan Surya untuk mengambil dua barang tak bertuan dari Lautan Ruang setiap harinya.Pada hari pendaftaran resmi untuk Kompetisi Pemilihan Pelayan penjaga ruang, suasana di tempat kompetisi sangat tenang. Pada akhirnya, hanya lima puluh orang yang mendaftar. Sebenarnya, jika bukan karena pertempuran antara para kultivator ahli dengan Tanpa Malam, jumlah pendaftar akan lebih banyak. Hayden sebelumnya memperkirakan ada sekitar seribu orang yang akan mendaftar.Sekarang, hanya lima puluh orang yang mendaftar, yang sebenarnya se
Percobaan pertama langsung berakhir dengan kegagalan. Energi pria itu sama sekali tidak bisa menarik bola energi hitam. Dia melihat telapak tangannya, mengerutkan kening sambil bergumam, "Ini ... bagaimana mungkin?"Kemudian, pria itu mengganti jenis aura energinya sebelum mencoba lagi. Kali ini, bola energi hitam terpengaruh, perlahan mendekati tangan kanannya. Akhirnya, dia berhasil mengendalikannya dalam waktu lima menit.Pada percobaan ketiga, pria itu menyesuaikan kondisinya, berhasil menguasai bola energi hitam dalam waktu tiga setengah menit.Kultivator kedua mencoba tiga kali. Dua kali pertama berakhir dengan kegagalan. Pada percobaan ketiga, dia akhirnya berhasil mengendalikan bola energi hitam dalam waktu enam menit.Orang ketiga memerlukan waktu tujuh menit.Orang keempat memerlukan waktu lima menit.Orang kelima memerlukan waktu lima setengah menit....Para peserta berikutnya yang berjumlah sekitar dua puluh orang, semuanya membutuhkan waktu lebih dari lima menit untuk mel
"Baiklah."Surya menyetujui ajakannya. Kemudian, dia pergi bersama Herbert ke sebuah kedai minum. Mereka memesan dua gelas bir. Herbert menatap Surya yang duduk di depannya sambil berkata, "Apa kamu yakin bisa menyelesaikan tiga tes itu? Meskipun hari ini kamu lolos tes pertama, masih ada dua tes lagi. Aku rasa nanti kamu mungkin nggak akan seberuntung sekarang.""Kamu juga sama, Herbert. Jadi, apa kamu ingin aku mundur dari kompetisi ini?" tanya Surya."Hanya ada satu tempat, jadi aku berharap kamu bisa menyerah dengan sukarela," balas Herbert.Surya menatap Herbert dengan tatapan serius sembari berkata, "Semua orang tahu kalau hanya ada satu tempat, bukan hanya aku. Kalau kamu berharap menang dengan membujukku mundur, coba dulu dengan orang lain.""Kalau semua orang bersedia mundur, aku juga akan mundur. Kalau nggak, aku akan tetap bertanding hingga hari final," lanjut Surya."Sepertinya kamu memang keras kepala. Kalau begitu, kita lihat saja nanti. Ayo, kita minum."Surya mengangkat
"Kali ini terjadi perubahan besar seperti ini. Aku rasa, masalah ini mungkin belum selesai. Surya, ke depannya kita berdua harus berhati-hati.""Aku mengerti, Pak Hayden."Keesokan harinya, semua peserta yang lolos seleksi kembali datang ke arena pertandingan. Silvan berdiri di samping kolam renang besar sambil memegang sebuah manik hitam kecil yang seukuran kacang hijau. Dia berkata, "Sebentar lagi, aku akan melempar manik hitam ini ke dalam air. Manik hitam ini akan terus bergerak di bawah air. Setiap orang hanya memiliki waktu sepuluh menit serta satu kesempatan.""Kalau bisa menangkap manik hitam ini dalam waktu sepuluh menit, waktu akan dicatat. Orang yang terbaik akan dipilih untuk masuk seleksi. Kalau nggak, kalian akan dieliminasi. Untuk ujian kali ini, hanya sepuluh kultivator yang akan terpilih.""Sekarang, mari kita mulai."Setelah berkata demikian, Silvan melempar manik hitam itu ke dalam air. Manik hitam itu menyelam ke dalam air, bergerak seperti ikan kecil. Manik itu ber
Karena dia tidak sabar, dia hanya memilih untuk menyerang secara sembarangan, melepaskan energi untuk menyerang berbagai bagian permukaan air. Akhirnya, meskipun percikan air terbang ke mana-mana, manik hitam itu tetap tidak terlempar keluar dari air. Karena melebihi batas waktu sepuluh menit, dia langsung dieliminasi.Peserta ketiga sudah belajar dari pengalaman peserta pertama dan kedua. Dia berdiri di sana, mengamati selama dua menit untuk menentukan jalur gerakan manik hitam di bawah air. Kemudian, dia mulai melepaskan energi untuk menyerang. Akhirnya, pada waktu delapan setengah menit, dia berhasil menyelesaikan pertandingan.Selanjutnya, para kultivator yang naik ke arena meniru cara peserta pertama dan ketiga. Di antara mereka, lima orang berhasil mencatat waktu, sementara yang lain tereliminasi.Kemudian, peserta nomor 17,18, serta 19 naik ke arena. Mereka adalah dua kultivator mantra dan satu kultivator jimat. Ketiganya tidak meniru cara para kultivator sebelumnya, melainkan m
Herbert tampaknya bisa melihat keinginan yang terpendam dalam hati Surya. Dia melanjutkan, "Pak Surya, kamu harus ingat kalau penjaga ruang nggak punya perasaan. Mereka menekan kehendak mereka sendiri untuk melayani kehendak alam semesta. Segala tindakan mereka adalah peristiwa yang tak terhindarkan dalam jalannya alam semesta ini.""Ini berarti mereka nggak akan memberi perlakuan istimewa padamu atau pun padaku. Meskipun aku tahu ini terdengar kejam, aku juga tahu kalau impianmu adalah kembali ke masa lalu untuk mencegah sebuah bencana, Pak Surya. Tapi mohon maaf, aku harus mengatakan kalau hal itu hampir nggak mungkin terjadi.""Melayani penjaga ruang seperti melayani kehendak alam semesta. Hal-hal yang sudah ditakdirkan oleh kehendak alam semesta nggak akan mudah untuk diubah. Oleh karena itu, menjadi pelayan penjaga ruang hanya akan menghapus emosi dan kehendak seorang kultivator, menjadikannya pelayan dari kehendak alam semesta, hingga pada akhirnya diperbudak."...Di perjalanan
Pada hari ketiga, di tempat kompetisi.Dari sepuluh peserta, sembilan orang sudah berada di arena, hanya tinggal Surya yang belum muncul. Saat ini, waktu menuju bahwa penutupan arena hanya tersisa satu menit.Silvan berdiri di atas panggung, matanya menyapu para peserta di bawah. Ketika pandangannya jatuh pada Herbert, sebersit rasa puas terpancar di mata Herbert yang kemudian mengangguk kecil pada Silvan.Namun, pada saat itu terdengar suara langkah kaki. "Maaf semuanya, aku terlambat." Surya masuk ke dalam arena dari luar, melihat orang-orang di dalam, lalu tersenyum simpul.Saat itu, petugas penjaga menutup arena. Mata Silvan tampak menunjukkan kilat dingin sekejap, lalu menghilang. Kemudian, Silvan memandang Surya sambil berkata, "Karena kamu sudah datang, bergabunglah dengan yang lain.""Baik, Pak Silvan."Surya bergerak cepat. Dalam sekejap, dia muncul di belakang peserta kesembilan, lalu mengambil kartu nomor 10 yang tersisa.Ketika Surya memperlihatkan kartu nomor kepada Silvan
Jam tersebut dibuat secara khusus, hanya dapat bergerak melalui peningkatan kecepatan aliran waktu, sehingga jarum pada jam akan berputar. Dalam kecepatan aliran waktu yang setara dengan dunia luar, jarum jam tidak akan bergerak sedikit pun.Ketika peserta pertama keluar dari ruang kubus, dia sudah kelelahan dan berkeringat deras. Begitu keluar, dia langsung terkulai di tanah.Kemudian, peserta kedua memasuki ruang kubus. Dengan kekuatan pikirannya, jarum jam bergerak maju tiga perempat putaran dan mundur seperempat putaran.Untuk peserta ketiga, jarum jam bergerak maju satu putaran dan mundur seperempat putaran.Untuk peserta keempat, jarum jam bergerak maju satu putaran dan mundur setengah putaran.Untuk peserta kelima, jarum jam bergerak maju satu setengah putaran dan mundur setengah putaran....Delapan peserta sudah mengikuti pertandingan secara bergantian. Kini, giliran peserta kesembilan, Herbert."Selanjutnya, peserta nomor sembilan, Herbert, silakan masuk ke ruang kubus untuk