Satu putaran, dua putaran, tiga putaran, tiga setengah putaran!Setelah melihat ini, semua orang berseru kaget dan bertepuk tangan. Pada saat itu, Surya memilih untuk berhenti, karena angka tersebut sudah melampaui tiga putaran Herbert. Oleh karena itu, selama Surya bisa membuat waktu mundur dua putaran, dia akan memenangkan pertandingan.Pada saat itu, Surya hanya butuh setengah menit untuk mencapai tiga setengah putaran. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Surya sudah melebihi Herbert.Semua orang menaruh harapan pada Surya. Namun, meskipun Surya bisa mengendalikan jarum jam untuk bergerak maju, dia belum pernah membuat waktu bergerak mundur sebelumnya. Oleh karena itu, hal ini masih merupakan sesuatu yang baru bagi Surya.Namun, karena masih ada empat setengah menit tersisa, Surya merasa yakin bisa melewati tantangan ini dengan mudah dan meraih posisi pertama.Saat itu, Herbert memandang Silvan dengan tatapan penuh penyesalan. Silvan tidak mengatakan apa-apa, hanya menoleh melihat Su
"Sekarang, aku mengumumkan bahwa pemenang dari pertandingan ini adalah Surya. Mulai sekarang, Surya adalah pelayanku."Surya menghela napas lega setelah mendengar ini. Kemudian, dia mengangkat tangan untuk menghapus keringat di dahinya, berlutut dengan satu kaki, lalu berkata, "Surya mmeberi hormat pada Pak Silvan.""Bangunlah."Silvan membantu Surya berdiri, kemudian membawanya kembali ke Kuil Ruang dan Waktu. Di dalam kuil yang tenang itu, Surya melihat poros alam semesta. Itu adalah sebuah model poros alam semesta yang dibungkus oleh kaca berbentuk silinder besar.Meskipun hanya sebuah model, semua galaksi di alam semesta memiliki representasi debu di dalam model ini. Debu-debu tersebut terus berputar mengelilingi poros alam semesta, tampak sangat menakjubkan.Silvan berkata, "Surya, menjadi pelayanku berarti kamu harus mengikuti aku ke berbagai alam semesta yang berbeda, mencegah berbagai kejadian tak terduga, serta memperbaiki kerusakan dalam ruang. Kamu sebaiknya mempersiapkan di
Pada saat itu, Surya dan Silvan tiba-tiba muncul. Hamdan yang terkejut pun berseru, "Pak!"Surya menatap Edmund, lalu berkata, "Edmund, rencanamu nggak akan terwujud lagi."Setelah mengatakan itu, tubuh Surya bergerak dengan cepat untuk mencengkeram leher Edmund, lalu mengangkatnya ke udara. Sebuah kekuatan meledak di telapak tangannya, membuat Edmund hancur menjadi debu.Ketika Hamdan melihat Surya dengan mudah membunuh Edmund, dia berkata dengan terkejut, "Pak, kenapa kekuatanmu tiba-tiba meningkat berkali-kali lipat? Kamu!""Tempat ini bukan tempat yang aman untuk berlama-lama di sini. Senior Hamdan, ikutlah denganku dulu. Nanti di ruang atas aku akan menjelaskan semuanya," ujar Surya.Surya segera membawa Hamdan dengan bantuan Silvan. Mereka bertiga kembali ke ruang atas. Setelah Hamdan menyesuaikan diri dengan gravitasi yang ratusan kali lebih besar, dia mendengarkan penjelasan Surya tentang segala sesuatunya. Hamdan mengusap air matanya, berlutut dengan satu kaki, lalu berkata, "
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m