"Dalton?"Surya mengernyitkan kening sambil bertanya, "Pak Edmund, bukankah Dalton adalah pemimpin Organisasi Pembunuh Naga? Kenapa dia bisa menargetkan Oberon?"Hamdan berkata, "Ya, Pak Edmund. Oberon bukanlah seorang kultivator Klan Naga, kenapa Dalton bisa mengincarnya?"Saat mendengar ini, Edmund tampak terkejut. Dia menggelengkan kepala sambil berkata, "Aku juga nggak mengerti tentang hal ini. Tapi, aku pikir Dalton pasti punya alasannya sendiri untuk melakukan hal itu. Surya, pikirkan baik-baik, apa Dalton mengetahui tentang hubunganmu dengan Oberon?""Terakhir kali, ketika Dalton dan Daina datang, dia menganggap kamu sebagai kultivator Klan Naga. Kalau dia tahu tentang hubunganmu dengan Oberon, mungkin dia akan menggunakan Oberon sebagai umpan untuk menjebakmu.""Ini!"Surya tiba-tiba menyadari keseriusan situasinya. Dia berkata dengan cemas, "Memang benar. Terakhir kali saat Oberon diculik, aku dan Hamdan pergi menyelamatkannya. Pada akhirnya, kami disergap oleh Organisasi Pemb
"Pak Edmund!"Saat mendengar ini, Surya merasa terharu. Namun, Edmund justru berbalik memunggungi Surya, matanya memancarkan kilatan dingin. Bagaimanapun juga, jika Edmund ingin menangani masalah ini, dia hanya perlu mengeluarkan satu perintah saja.Meski Oberon sudah menarik perhatian Dalton, berdasarkan pengamatan beberapa hari ini, Organisasi Pembunuh Naga sangat menghormati Edmund. Jadi, Edmund yakin mereka tidak akan berani bertindak melawan dirinya secara terang-terangan.Oleh karena itu, Edmund sebenarnya bisa menyelamatkan Oberon. Namun, Edmund yang bisa menduduki posisi sebagai penguasa kota di Kota Utama Barker tentu punya kemampuan yang tidak biasa. Dalam tiga bulan ini, Edmund yakin tidak akan ada masalah besar yang terjadi, sehingga janji yang dulu diberikan kepada Surya menjadi hal yang paling penting.Membagi kekuasaan Kota Utama Barker?Memikirkan hal ini saja membuat Edmund merasa lucu. Jika Surya benar-benar diberikan wewenang untuk mengelola setengah dari Kota Utama
Surya bertanya, "Kalau begitu, menurutmu apa yang harus kita lakukan?"Hamdan mendekatkan dirinya ke telinga Surya, membisikkan beberapa kata. Surya mengangguk, lalu berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita akan lakukan seperti yang kamu katakan."Segera setelah itu, Surya dan Hamdan kembali ke Keluarga Christo. Begitu mereka masuk ke kediaman, seorang pelayan berlari dengan terburu-buru, lalu berkata dengan cemas, "Pak, kamu akhirnya kembali. Kepala keluarga dari Keluarga Alvaro datang pagi ini dan sudah menunggu di ruang tamu selama beberapa waktu.""Alvaro?"Surya dan Hamdan saling melempar pandang. Keduanya tidak tahu mengapa Keluarga Alvaro tiba-tiba berkunjung. Hamdan berkata, "Biarkan dia menunggu sebentar. Aku akan menemuinya dalam lima belas menit.""Baik, Pak."Pelayan itu masuk untuk melaporkan, sementara Surya dan Hamdan masuk ke ruang kerja dengan cepat. Hamdan mengambil kertas dan pena, lalu menulis sebuah surat. Setelah itu, mereka keluar dari ruang kerja, memanggil seorang
"Huh."Connor tersenyum simpul, melanjutkan, "Organisasi Pembunuh Naga membawa orang-orang mereka untuk menyerbu kediaman penguasa Kota Utama Barker pada malam hari. Pada akhirnya, mereka mendapat hukuman yang memang sudah seharusnya. Dalton itu berani datang ke Kota Utama Barker, jadi kalau dia datang cari mati, kita harus memberinya pelajaran."Surya berujar, "Aku juga sudah lama ingin memberi pelajaran pada Dalton. Pak Connor, kami bisa setuju untuk pergi bersama ke Keluarga Hilton untuk mendapatkan beberapa koin emas. Tapi setelah masalah ini selesai, kami berharap Pak Connor bisa bekerja sama dengan kami untuk menghadapi Dalton."Hamdan yang sudah bisa menebak pemikiran Surya ikut menimpali, "Ya, memang seharusnya begitu. Pak Connor, apa kamu bersedia?""Tentu saja aku setuju. Jadi, sekarang ayo kita pergi ke Keluarga Hilton untuk merampas beberapa koin emas," ujar Connor.Connor membawa Surya dan Hamdan ke kediaman Keluarga Hilton. Di pintu gerbang kediaman, dua penjaga yang meli
Awalnya, Groot hanya menganggap ini sebagai lelucon dari Connor. Namun, kini wajahnya sudah berubah muram. Kemarahan terpancar dari matanya saat dia berteriak, "Connor, beraninya kamu menyerangku!""Kalau nggak, menurutmu untuk apa kami datang mencarimu? Groot, terimalah serangan pedangku," ujar Connor.Connor menusukkan pedangnya dengan cepat. Namun, Groot segera menghindar ke samping, menghindari serangan Connor, lalu menendang dada Connor dengan keras.Groot menggunakan momentum itu untuk melompat mundur, lalu mendarat dengan aman. Connor menggosok dadanya sembari berkata, "Kenapa kalian masih diam saja? Ayo serang!"Surya dan Hamdan saling pandang, lalu menyerang Groot dari kiri dan kanan secara bersamaan. Saat melihat ini, Groot menunjukkan senyum dingin, lalu berujar, "Dasar kultivator bodoh, berani-beraninya kalian melawanku."Groot mengucapkan mantra, lalu tiba-tiba sebuah tangki air meledak. Air di dalamnya bergerak cepat seperti naga yang berenang, datang ke sisi Groot.Saat
Groot berlutut dengan lututnya menyentuh tanah. Angin hitam di sekelilingnya menghilang dalam sekejap, sementara dadanya naik turun dengan cepat. Groot mendongak menatap Surya. Pada saat ini, Surya terlihat sangat menakutkan, seperti dewa kematian yang turun dari langit.Pada saat itu, terdengar suara dingin dari tenggorokan Surya. Dia berkata dengan nada dingin, "Groot, kamu hanya seekor semut di mataku. Kalau kamu berani nggak menghormatiku lagi, aku pasti akan membunuhmu."Seluruh tubuh Groot gemetaran, seolah-olah dia baru saja mendengar sesuatu yang membuatnya takut. Groot menunjukkan ekspresi tidak percaya, kemudian dia terus-menerus membenturkan kepalanya ke tanah, meminta maaf dengan tulus sambil berkata, "Pak ... Pak, maafkan aku."Connor melihat Groot yang berlutut di tanah, lalu mengalihkan tatapan melihat Surya yang berdiri di sana. Keningnya berkerut, tidak tahu apa yang sebenarnya ditakuti oleh Groot. Harus diketahui bahwa Groot adalah seorang prajurit sejati. Dia tidak a
Tiga orang itu bersama-sama menuju Danau Parsin. Kali ini, mereka terbang di udara dan hanya memerlukan sepuluh menit untuk tiba di Danau Parsin.Danau Parsin terletak di antara dua gunung bersalju. Gunung-gunung tersebut selalu tertutup es sepanjang tahun, sementara Danau Parsin tidak pernah membeku. Danau ini seperti cermin terang yang terpasang di atas bumi.Ketiganya mendarat di tepi danau. Surya mendongak, melihat sebuah perahu kayu di atas permukaan danau. Pakaian di bagian tubuh atas Oberon sudah dilucuti, sementara dirinya diikat pada tiang layar dengan tali. Pada saat ini, dia sedang berteriak keras."Dalton, bunuh saja aku kalau kamu bisa!" teriaknya.Dalton tampak berdiri di atas perahu kayu sambil memegang sebuah seruling bambu di tangannya. Dia meniup seruling tersebut dengan ekspresi tenang, menghasilkan suara merdu yang mengalun keluar. Saat melihat ini, Connor berkata dengan marah, "Dalton, kamu masih sempat memainkan seruling bambu. Kalau kamu nggak segera melepaskan O
"Bagus sekali. Kalau begitu, mari kita mulai sekarang," balas Dalton.Setelah mengatakan ini, Dalton membuat bola hitam di tangan kanannya. Aura hitam melingkar, membuat bola tersebut makin membesar, hingga mengeluarkan aura dingin. Kemudian, Dalton mengendalikan bola itu dengan kedua tangannya, melemparkannya ke Danau Parsin.Dalam sekejap saja, air di Danau Parsin membeku dengan cepat. Bunga-bunga es berwarna putih mengelilingi permukaan air. Detik berikutnya, terbentuklah sebuah lapisan es di atas danau. Lapisan es yang mengembang itu langsung mengangkat perahu kecil ke atas.Pada saat yang sama, bunga-bunga es merayap naik ke atas perahu, membuat seluruh perahu tertutup oleh lapisan es dengan cepat. Bahkan Oberon yang diikat di tiang layar pun tertutup oleh lapisan es, seperti kepompong ulat sutra.Mata Surya tampak memerah saat melihat ini. Dia berteriak, "Dalton, apa yang mau kamu lakukan?""Huh."Dalton berkata dengan nada dingin, "Surya, terakhir kali kamu mengalahkanku karena
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di